"Oh.. preman yang ada di jalanan itu ya, paman?" tanya Luna.
"Iya, paman melihatmu menghajar mereka." jawab paman Ding.
Yuan terus menatap luna, tapi ketika Luna menoleh menatapnya Yuan langsung memalingkan wajahnya.
"Lebih baik kita segera kembali ke tempat kita, paman. Aku tidak mau berada di sini lama-lama."
"Baik, Tuan. Paman Ding yang kemudian masuk ke dalam mobil.
"Ketus banget itu pria, seperti dia itu pria paling tampan saja." cibir Luna yang kemudian membersihkan pakaiannya.
"Wah nona ini benar-benar sangat hebat, kamu bisa mengalahkan mereka. Kamu Memang luar biasa." beberapa orang memuji Luna.
"Kamu itu kan pria, ngapain ngumpet pakai muji-muji aku segala." Luna yang kemudian memainkan matanya.
"Maklum, Nona kan ada pistol. Jadi kami takut ditembak nanti matikan." si pria tersenyum menatap Luna.
"Pria sepertimu itu tidak ada harganya sama sekali, Kalau bersama kekasihmu mungkin kekasihmu lebih dulu ditembak. Setelah itu kamu melarikan diri." perkataan Luna benar-benar menghina si pria.
Beberapa polisi menangkap beberapa preman yang tersisa.
"Kamu lagi!" Patrick melihat Luna berada di tempat kejadian.
"Kok pak polisi ada di sini? dunia ini sempit banget sih." kesal Luna saat melihat komandan Patrick ada di sana.
"Cantik-cantik kok galak." Patrick menyindir Luna sembari menatap gadis itu.
"Dengar ya pak polisi, aku itu anti digoda anti sama rayuan. Maaf ya aku harus segera kembali." ucap Luna kembali yang kemudian berjalan menuju motornya.
"Wanita itu cantik banget ya pak polisi." puji salah satu pria.
"Jangan macam-macam, dia itu sudah punya orang." Patrick yang kemudian memukul lengan salah satu pria.
"Akhirnya Luna pergi dari tempat itu, dia melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan super.
"Dia harus segera sampai di tempat kakeknya karena dia takut terjadi sesuatu kepada pria tua itu.
"Ini alamatnya ya?" ucap Luna saat melihat sebuah bangunan yang ada di depannya.
Mansion besar dengan pagar yang mengelilingi tempat itu.
"Kamu mencari siapa, Nona?" tanya penjaga keamanan mansion.
"Aku ingin menemui kakekku yang ada di sini, katanya dia sedang bersama Tuan Han." jawab Luna.
Penjaga keamanan mention itu menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kamu tidak berbohong kan?" tanya si pria.
"Ngapain juga aku berbohong, Aku kemari karena aku ditelepon oleh kakekku. nih gak percaya amat sih, kalau aku tidak sabaran mungkin tubuhmu itu akan ku tendang." jawab Luna.
"Kalau begitu aku akan menelpon Tuan dahulu." ucap si pria.
Luna mencibir kan bibirnya, penjaga keamanan mansion itu menelpon Tuan Han. setelah beberapa detik kemudian penjaga keamanan membuka pintu gerbang rumah besar itu.
Ngomong-ngomong ternyata Yuan sudah sampai terlebih dahulu, satu menit lebih cepat dari Luna. setelah Luna sampai di tempat itu dia memarkirkan motornya, dia membuka helm yang dipakai kemudian masuk.
"Apakah Tuan ada di rumah?" tanya Luna kepada salah satu pelayan yang baru keluar.
"Oh ya, tuan sudah menunggu anda Nona." jawab Salah satu pelayan yang mempersilahkan Luna masuk.
Saat baru memasuki rumah besar itu si kembar juga baru sampai di mansion, karena Hana meminta dua bocah itu untuk menenangkan diri agar mata sembab mereka tidak dilihat oleh papanya.
"Dengar ya, jika sampai kalian bilang kepada papa Kalian tadi aku memukul kalian, lihat saja besok aku akan memukul kalian lebih keras lagi." berulang kali Hana mengancam dua bocah kecil itu.
"Kalian mengerti!" bentak Hana.
Xioran dan Xiaomi menganggukkan kepalanya, mereka begitu takut dengan wanita yang berstatus sebagai kekasih papa mereka.
Dengan begitu bangganya Hana memasuki tempat itu seolah Mansion itu adalah rumahnya, dia selalu memperlakukan para pembantu yang ada di sana seperti makhluk yang tidak berguna sama sekali.
"Di mana Tuan besar?" tanya Hana.
"Tuan besar sedang berbicara dengan tamu, Nona." jawab Salah satu pelayan.
"Baiklah kalau begitu, sekarang kalian ganti baju mereka. ingat dandani mereka dengan sangat baik seperti biasanya." perintah Hana.
"Baik, Nona." jawab beberapa pelayan.
"Tak ada suara yang keluar dari mulut si kembar, mereka mengikuti salah satu pelayan yang membawa mereka ke dalam kamar. di ruang keluarga Luna sedang berbicara dengan kakek Lu dan Tuan Han.
"Kamu dari mana saja Luna? kenapa lama sekali?" tanya kakek Lu.
"Ada sedikit masalah di jalan, kakek." jawab Luna.
"Kamu tidak melakukan kebiasaan mu kan?" tanya kakek Lu.
"Apaan sih kek." jawab Luna.
"Kebiasaan mu itu tidak bisa dirubah sama sekali, kamu ini seorang perempuan cari hobi yang lain. kakek Lu terus menceramahi cucunya.
"Kamu ini apaan sih Lu, kamu tidak boleh berkata seperti itu sama calon menantuku dong." ucap lirih Tuan Han.
"Selamat sore Paman." Hana mendatangi Tuan Han yang sedang berbicara dengan kakek Lu.
Tak Ada jawaban yang dikeluarkan oleh kakek Han, dia hanya menganggukkan kepalanya sembari memalingkan wajahnya. pria itu memang tidak suka dengan kehadiran Hana, dari raut wajah dan cara bicaranya saja Tuan Han tahu kalau wanita itu bukan wanita baik-baik. Apalagi setiap kali Tuan Han membicarakan Hana dengan kedua cucunya si kembar langsung menunjukkan raut wajah yang begitu sedih.
"Kelihatannya Paman ada tamu ya?" tanya Hana saat melihat Luna dan kakeknya.
"Kamu jangan berbicara seperti orang yang sudah mengenal baik denganku, Hana. Kamu hanyalah sekretaris putraku, jadi jangan mencampuri urusanku." Tuan Han langsung menunjukkan status Hana.
"Dasar pria tua tidak tahu diri, lihat aja kalau aku sudah menikah dengan Yuan aku pasti akan menyingkirkan mu. Aku tidak peduli harus membunuhmu atau bagaimanapun. Kamu ini dasar pria tua sudah bau tanah tapi masih berani ingin menantang ku."
Hana begitu memimpikan kehidupan glamor dari keluarga Han, seribu cara akan dia lakukan untuk bisa masuk ke dalam keluarga itu.
"Siapa dia Han?" tanya kakek Lu.
"Dia sekretaris putraku." jawab tuan Han.
"Maaf tuan, Sebenarnya saya bukan sekretarisnya saja. Saya juga adalah kekasih dari Tuan Yuan." ucap Hana dengan begitu percaya diri.
Seketika kedua mata Tuan Han melotot di depan calon wanita yang akan dijodohkan kepada putranya. malah Hana mengatakan hal itu.
"Jaga mulutmu, Hana. lebih baik kamu pergi dari sini, dasar wanita tidak tahu diri!" bentak Tuan Han yang membuat kakek Lu dan Luna saling menatap.
"Paman Han tidak usah marah seperti itu, lagi pula Putra kakek kan laki-laki dan dia adalah perempuan Kenapa tidak boleh?" tanya Hana.
"Aku tidak mau mempunyai menantu seperti dia." jawab tegas Tuan Han di depan Hana.
Raut wajah kesal ditunjukkan Hana kepada tuan Han, setiap kali pria itu menunjukkan ketidaksukaan kepada Hana bagaimanapun caranya. Hana mendekati Tuan Han pria itu memang selalu menunjukkan ketidaksukaan sama sekali, walaupun seperti itu Yuan tidak pernah menyebutkan Hana sebagai kekasihnya. Namun Hana sendiri yang selalu mengaku sebagai kekasih Yuan.
"Ada apa Ayah?" tanya Yuan yang sudah turun ke bawah.
Tatapan mata Yuan dan Luna saling beradu pandang, mereka saling menatap bahkan mereka juga saling terkejut satu sama lain.
"Kamu." ucap bersamaan Yuan dan Luna.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Air mata dan pembalasan
*Isteri bar-bar bos mafia 2
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Hana kepedean ngaku" pacarnya Yuan 👎👎👎👎
2023-10-23
0
Rahma Inayah
semoga luna bs membantu ank2 yuan dr kekerasan yg di lakukan oleh hana kpd ank2 yuan Xiomi dan xioañdra klu gk slh.dan luna bs memberi peljaran bahkan lbh apa yg tlh hana lakukan pd ank2 yuan dan semoga yuan mengetahui nya
2023-10-22
1