DOR!!"
suara tembakan kembali terdengar, Luna yang berada di tempat itu dia langsung mencari tempat untuk bersembunyi sedangkan orang-orang yang ada di jalan mereka langsung berhamburan menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Beberapa orang yang ada di jalanan mereka masih tetap melanjutkan perkelahian mereka, entah apa yang mereka perebutkan namun yang jelas mereka masih mempertahankan sesuatu.
Kalian harus menyerah, jika kalian tidak mau menyerah akan kupastikan kalian mati mengenaskan di sini!" seru beberapa pria.
"Paman, lebih baik paman menelpon polisi. tidak akan aman jika kita berada di sini, kelihatannya mereka benar-benar mulai tidak sejalan." ucap Yuan.
"Kelihatannya mereka dari kelompok para preman jalanan, Tuan." jawab Paman Ding.
"Telepon polisi, suruh mereka kemari. kasihan orang-orang yang ada di sini mereka akan mati mengenaskan karena peluru yang menyasar." ucap Yuan.
Paman Ding menelpon pihak kepolisian karena memang di wilayah itu sangat terkenal beberapa preman jalanan yang selalu membuat rusuh. mereka tidak segan-segan untuk melukai bahkan mereka juga tidak segan-segan untuk menghabisi siapapun.
"Kalau aku tidak segera kembali ke tempat kakek, bisa-bisa pria itu akan mengomel panjang lebar." Luna memperkirakan peluang untuk dia bisa melarikan diri dari tempat itu. perkelahian para preman di jalanan itu membuat para pengguna jalan kabur kocar-kacir.
"Dasar Pria brengsek, mereka selalu saja membuat keributan seperti ini." Luna menatap beberapa orang yang berkelahi di jalanan.
Di tempat itu mungkin ada sekitar 10 sampai 20 lebih orang yang sedang berkelahi, Luna terus mencari celah untuk melewati jalan itu. jika dia kembali ke butik itu tidak mungkin karena mungkin dia baru kembali malam.
"Orang-orang seperti mereka itu harusnya diberi pelajaran." Luna menatap sebuah besi yang mungkin panjangnya sekitar 50 cm tergelatak di pinggir jalan.
Gadis itu tersenyum menatap Batang besi yang ada di samping jalan. "Baiklah kalau begitu lebih baik sedikit memberi pelajaran daripada diam di sini menunggu mereka pergi." ucap Luna.
"Kamu mau apa Nona?" tanya beberapa gadis sekolah SMA.
"Aku mau memberi mereka pelajaran sedikit, kalian jangan kemana-mana ya. Kalau kalian mencoba bergerak kalian bisa jadi aspal jalanan." ucap Luna.
"Jangan nona, jangan. jangan ke sana nanti kamu akan terluka." beberapa siswa mencoba untuk menghentikan Luna.
"Aku harus segera pergi dari sini, kakekku sedang menungguku kelihatannya dia dalam masalah." jawab Luna.
Seorang gadis berjalan di antara mobil yang sudah tidak tentu arah, Luna mengikat rambutnya kemudian berjalan melewati beberapa orang yang sedang bersembunyi di dalam atau di belakang mobil.
"Lihatlah, wanita itu mau ke mana." ucap seorang pria.
"Entahlah." jawab pria yang lain.
Yuan melihat seorang gadis berjalan mendekati beberapa preman yang sedang berkelahi, tatapan matanya terus tertuju padanya.
"Apa yang dia lakukan oleh Gadis itu? kenapa dia berjalan ke arah preman yang berkelahi?" Yuan terus menatap Luna.
Setelah berjalan begitu santai Luna langsung berlari, dia mengangkat batang besi yang ada di tangannya. "Dasar kalian pengganggu!!" teriak Luna. Seketika gadis itu menggerakkan tangannya, dia mulai memukul entah siapa teman entah siapa lawan.
Satu per satu para preman itu ditendang, dihajar dipukul dengan besi bahkan Gadis itu juga membanting beberapa preman.
"Siapa kamu? beraninya kamu melawan kami!!" teriak beberapa preman.
"Dengar ya tuan, kamu sudah membuat jalanan macet. Aku harus segera kembali, aku harus segera pulang. kalian ini punya otak tidak! berkelahi di jalanan seperti ini!!" teriak Luna dengan sangat keras sembari memiting leher salah satu preman.
"Beraninya kamu melawan geng kami?!" seru beberapa preman.
"Tentu saja aku berani melawan kalian, memangnya siapa kalian?" tanya Luna.
Seorang gadis cantik menggertak beberapa preman yang ada di jalanan, orang-orang yang sedang bersembunyi itu mereka nampak takjub. Dalam hati mereka seharusnya malu dengan gadis muda itu, dia datang melawan para preman yang menghadang jalanan sedangkan mereka malah asik bersembunyi.
"Seharusnya kalian malu, kalian bersembunyi sedangkan Gadis itu melawan para preman." ucap beberapa wanita.
"Memangnya kenapa kami harus melawan mereka?" tanya beberapa pria.
"Dasar kalian itu para pria tidak punya harga diri, kalian itu tidak pantas dipanggil pria. Harusnya kalian itu memakai pakaian wanita!" para wanita mencibir para pria yang sedang bersembunyi.
Yuan yang dari tadi melihat Apa yang dilakukan Luna, dia keluar dari mobilnya. Dia membuka jas hitamnya kemudian melipat lengan bajunya.
"Apa yang akan tuan lakukan?" tanya paman Ding.
"Paman dengar sendiri kan apa yang dikatakan oleh para wanita itu? memang seharusnya kita malu sebagai pria kita bersembunyi sedangkan seorang gadis kelihatannya melawan mereka sendirian." jawab Yuan.
"Tuan ingin melawan mereka?" tanya paman Ding.
Yuan tersenyum, Itu artinya dia akan melakukannya. Yuan adalah tipe seorang pria yang tidak ingin tersangkut masalah apapun, Namun berbeda kali ini, dari tadi tatapan matanya menatap seorang gadis yang tidak takut sama sekali. Dia melawan beberapa preman yang sudah membuat keributan.
"Paman mau di sini atau ikut sama aku?" tanya Yuan.
"Tentu saja saya ikut sama Tuan." jawab Paman ding.
Seorang pria yang ada di belakang tubuh Luna berjalan perlahan-lahan, dia ingin melumpuhkan Luna dari belakang. Namun dari gerakan yang dilakukan oleh salah satu preman Luna bisa merasakan dan mendengarnya dengan sangat jelas. Ketika pria itu ingin memukul Luna dengan sesuatu, salah satu kaki Luna langsung menendang pria itu dengan sangat keras.
BUGG..
"Dasar wanita tidak tahu diri!" teriak beberapa preman.
Entah teman entah lawan mereka langsung melawan Luna, Yuan yang ada di sana juga langsung membantu gadis muda yang tiba-tiba melawan beberapa preman itu.
"Seharusnya kalian malu melawan seorang wanita." ucap Yuan yang tiba-tiba membantu Luna.
Dua pria melawan beberapa preman jalanan membantu Luna.
"Seharusnya kalian itu tidak melakukan kesalahan seperti ini, kalian para pria brengsek tidak tahu diri." ucap Luna.
Gerakan Luna begitu gesit, dia memutar tubuhnya kemudian menendang berulang kali ke tubuh beberapa preman. tiga orang itu melawan preman-preman yang tadi berkelahi di jalanan, tak berselang lama suara sirine mobil polisi mulai terdengar.
"Polisi!" seru Beberapa preman.
"Tenang saja." pemimpin salah satu kelompok preman menenangkan anak buahnya.
Sebuah senyum di tunjukkan oleh ketua preman, senyum penuh arti saat dia melihat Luna.
"Selamat tinggal, cantik." ucap si pria yang langsung pergi bersama anak buahnya.
"Heh.. heh..," hembusan nafas Luna.
"Kamu tidak apa-apa, nona?" tanya paman Ding.
"Tidak, tuan." jawab Luna.
Luna menoleh mendapat dua pria yang membantunya, satu pria lebih muda sedangkan yang satunya sudah berusia. ketika paman Ding melihat sosok yang ada di depannya... Betapa terkejutnya pria tua itu ketika melihat gadis muda itu adalah gadis yang mengejar pencopet di jalanan.
Sekarang dia bertemu lagi, masih di jalanan menghajar beberapa preman.
"Kamu?" ucap paman Ding sembari menunjuk Luna.
"Apa paman mengenal saya?" tanya Luna.
"Bukankah kamu adalah gadis yang mengejar pencuri tadi pagi?" tanya paman Ding.
"Kok Paman bisa tahu?" tanya Luna kembali.
'Tentu saja aku tahu, soalnya tadi aku ada di sekitar tempat itu." jawab paman Ding.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*Air mata dan pembalasan
*Isteri bar-bar bos mafia 2
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alanna Th
tanpa k 2 kakek mrk tahu" cucu" bhkn cicit" sdh brtemu luna 🤫😂🤣😘💖
2023-11-21
0
Nor Azlin
bukan itu aja paman ding kerana luna juga yang menyelamatkan anak2 majikan mu itu yah ...semoga rencana penjodohan berjalan dengan mulus deh😂😂😂😂 kalau paman ding tau yang luna juga penyelamat buat anak bos nya pasti terbongkar ulah nya hana yah biar tau rasa si hana itu dasar perempuan ular...lanjut kan thor
2023-11-19
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Luna gak sabaran ya kurang bagus juga
2023-10-23
0