Bab 18

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

"Bukan di rumah ini,tapi kau yang antarkan makan siang beliau ke perusahaan "

Perkataan bik Asih kembali membuat semua nya terkejut,mereka ngak menyangka kalau Henny yang akan mengantarkan makan siang tuan muda nya disana. Pasti nya ada banyak mata yang akan melihat Henny, mereka benar-benar sangat iri.

"Pakailah pakaian terbaik mu,kau akan diantar oleh supir"

Setelah mengatakan hal itu,bik Asih langsung berjalan keluar dari dapur membuat semua orang mendekati Henny dan bertanya-tanya pada nya.

"Ya ampun hen,kau beruntung sekali "

"Kau bisa menaklukan tuan muda ya,bagaimana cara nya? Kasih tau kami dong "

"Apa kau memberikan tubuh mu pada nya ? Sehingga tuan muda kecanduan pada tubuh nu ini "

Ucapan semua pelayan disana membuat nya terdiam,dia juga berpikiran mengenai hal itu. Tapi mungkin karena keistimewaan dirinya yang bisa bersentuhan dengan tuan muda nya ,makanya dia mendapatkan hal baik seperti ini .

Ngak mungkin Henny mengatakan mengenai penyakit tuan muda nya ,dia juga ngak mau semua orang membicarakan hal itu. Baik Farel atau pun kedua orang tua nya sudah begitu baik pada nya ,sehingga dia yakin kalau ucapan dari semua nya akan hilang dengan sendiri nya . Yang terpenting, dia ngak akan terpengaruh dan menebalkan telinga nya saja .

Henny menyiapkan bekal makanan didalam kotak yang sudah disiapkan,kemudian dia menyusun makan siang di meja makan untuk kedua orang tua Farel.

"Kenapa masih disini ? Tuan muda pasti sudah lapar,biarkan yang disini di kerjakan oleh yang lain " ucap bik Asih membuat nyonya Devtra mengernyitkan dahi nya karena bingung.

"Ada apa bik? Tuan muda minta apa ?" tanya Nyonya besar pada bik Asih dengan penasaran,karena sangat jarang sekali Farel menelpon kerumah dan meminta sesuatu saat sedang bekerja.

"Tuan muda ingin minta diantarkan makan siang nyonya,Henny yang akan mengantarkan nya" jawab bik Asih dengan sebelah mata nya yang mengerling ke arah nyonya Devtra membuat nyonya Devtra tersenyum,dia yakin jika ada sesuatu tapi dia ingin menunggu bik Asih yang menjelaskan nya.

"Hhmmm....baiklah,sekarang lebih baik kau pergi . Jangan sampai Farel lama menunggu dan kelaparan " ucap Nyonya Devtra sambil menghabiskan mulai makan.

Henny hanya menganggukan kepala nya kemudian menunduk dan pergi dari sana, dia ke kamar nya untuk mengganti pakaian yang lebih baik. Pakaian yang baru dia beli tapi belum pernah dipakai nya, lebih tepat nya . Pakaian yang dibelikan oleh ibu nya.

Ya,ibu nya yang sering membelikan pakaian untuk nya juga anak nya dengan uang milik ibu nya . Terkadang Henny merasa ngak enak,bukan nya memberikan pada orang tua nya tapi malah sering dikasih.

Sementara itu,dimeja makan nyonya dan tuan besar Wardana terkejut setelah dijelaskan oleh bik Asih mengenai sikap Farel yang cemburu pada Aditya. Mereka terbilang senang,apalagi Henny bisa menerima Farel dan berusaha mengobati penyakit nya yang aneh.

"Kenapa Farel mau pulang ?" tanya Nyonya Devtra yang penasaran.

"Saya juga ngak tau nya,kata Adit sih setelah membicarakan mengenai Henny yang mau saya jodohkan dengan Adit" jawab bik Asih.

"Mau nya di biarkan pulang saja bik, saya mau tau apa yang mau dilakukan oleh Farel" ucap Nyonya Devtra.

"Adit bilang ,ada rapat yang ngak bisa ditunda lagi dengan Mr,Bee tapi tuan muda malah ngak perduli dan ingin pulang makanya Adit berpura-pura kalau Henny mau datang mengantarkan makan siang " jelas Bik Asih.

Nyonya Devtra hanya bisa menganggukan kepala nya ,dia senang melihat anak nya mulai tertarik dengan wanita. Apalagi dia yakin kalau Henny pasti bisa membuat kan nya seorang keturunan untuk mereka, lebih baik nya. Farel menyukai nya, jadi sangat lah mudah untuk menyatukan kedua nya .

Henny sudah bersiap-siap didapur ,dia mengambil kotak bekal yang ada di meja dapur kemudian berjalan keluar untuk menemui supir pribadi keluarga Wardana yang sudah menunggu nya disana.

Henny tersenyum tipis sebelum akhirnya masuk kedalam mobil,beberapa pria yang berjaga didepan rumah keluarga Wardana pun mulai menggosipkan Henny dan Farel. Mereka tidak menyangka jika tuan muda nya menyukai pembantu, padahal masih banyak wanita yang cantik dan seksi juga kaya yang selalu mengejar-ngejar cinta nya.

Ngak ada yang tau mengenai penyakit alergi nya Farel,hanya orang-orang terdekat nya sehingga banyak yang suka bergosip begitu saja.

Tak lama mobil yang membawa Henny sampai didepan gedung tinggi perusahaan keluarga Wardana, Henny sedikit gugup karena ini pertama kali nya dia akan masuk dan berjalan menuju ruangan boss perusahaan.

"Pak....anda ngak turun? Saya masuk dengan siapa ?" tanya Henny yang merasa gugup .

"Ya masuk aja neng,disana kan ada bagian resepsionis. Kamu tanya saja ruangan pak Farel " jawab pria paruh baya yang selalu setia mengantarkan anggota keluarga Wardana.

"Trus kalau saya ngak tau ruangan nya gimana pak ?" tanya Henny lagi yang merasa sedikit takut .

"Ya ampun Henny,nanti kan diantarkan sama mereka ke ruangan tuan muda,karena ngak sembarangan orang bisa masuk kesana " jelas pak supir dengan sèdikit kesal.

Henny hanya ber oh saja dan turun dari mobil,dia berjalan dengan langkah kaki yang terasa berat. Banyak yang memperhatikan nya,apalagi saat ini adalah saat makan siang . Jadi sebagian karyawan sudah berjalan keluar menuju kantin perusahaan atau cafe didepan perusahaan itu.

Henny mendekati meja yang tak jauh dari pintu masuk,dia melihat ada beberapa wanita yang sedang duduk disana. Dengan tersenyum ramah,Henny mulai bertanya sambil sesekali memperhatikan sekeliling nya

"Permisi bu,saya ingin bertemu dengan tuan muda Farel" ucap Henny dengan sopan dan ramah

Ketiga wanita didepan nya menatap ke arah Henny ,memperhatikan nya dari atas hingga kebawah. Menelisik tubuh Henny yang terbilang berisi dan seksi dimata mereka,mereka jadi iri tapi kemudian mereka mengernyitkan dahi nya karena bingung .

"Saya pembantu dirumah keluarga Wardana, saya disuruh mengantarkan makan siang tuan muda " jelas Henny,dia tau sekali pandangan mata ketiga wanita didepan nya ini makanya dia langsung menjelaskan nya tanpa perduli tatapan rendah mereka karena memang dia seorang pembantu dan bagi nya ngak masalah akan hal itu.

"Oooh....ayo ikut saya " ucap salah satu wanita yang kini berdiri dan berjalan lebih dulu, dia menuju lift yang tak jauh dari sana sedangkan Henny mengikuti nya dari belakang sambil terus menatap sekeliling nya dan memperhatikan nya.