Enam bulan sudah berlalu , Dina dan Ella semakin tambah Akrab . Dina banyak belajar dari Ella tentang bertahan hidup tanpa adanya orang tua. Bahkan saat ini Dina selalu memasak bergantian dengan Ella. Dina juga sudah pandai mengatur keuangan sehingga dagang onlinenya semakin besar , ibu ibu di komplek kontrakannya sering membantu dan diberi upah oleh Dina , sementara Ella saat ini mempunyai kesibukan di kantor , Dina belum tahu jika Ella satu kantor dengan kakaknya , Ella hanya bilang bekerja sampingan di kantor Anderson secara freelance, jadi kadang masuk kadang ngga , makanya Dina tidak curiga sama sekali . Sesekali Ella menggoda Dina untuk pulang ke rumahnya namun Dina masih enggan , karena merasa dirinya akan dijodohkan lagi pikirnya . Namun Dina belum membuktikannya. Dina terlanjur betah bersama Ella.
Rencana Dina mau membeli sepeda motor , agar bisa kesana kemari dengan mudah dan itu disetujui oleh Ella, mereka berdua akhirnya nyari motor bekas di salah satu dealer terdekat , Ella menyarankan motor matic aja yg bisa angkut barang dengan mudah kalo pas belanja , akhirnya Dina membeli motor meong yg harganya miring dan uangnya cukup.
Ella masih berpenampilan seperti dulu masih pakai kacamata , tapi untuk kulit sekarang terlihat bersih ngga bau matahari. Kata orang sini mah.
Ketika mau membayar , Dina dipanggil seseorang
": Sheila..." seorang laki laki datang dan memanggil Dina pakai Sheila. Dina menoleh karena merasa dipanggil. Namun acuh karena , Dina merasa muak dikejar kejar terus.
"Sheila...kemana saja selama ini ?" kata lelaki dengan kulit sawo matang , wajahnya sih mirip Andy lau , tapi menurut ku sih engga banget , mending Alex lah batin Ella upss
"Sheila...kenapa diem aja sih ?" Dina masih diem dan tetap membayar di kasir dealer motor tersebut , Dina langsung keluar dan menyeret Ella dari tempat itu , menuju kendaraan yg dibeli kemudian menunjukkan kwitansi dan Dina menerima perlengkapan STNK dan BPKB kendaraannya kemudian memasukkan ke tas selempang nya.
" Sheila ..." orang itu masih mengejar hingga keluar dealer motor itu , Dina diam sejenak.
" Sheila...kita sudah dijodohkan lho " kata laki laki itu mencoba memberitahu Shella bahwa ia sudah dijodohkan dengannya.
" Gue...sama elo ?" kata Dina dengan emosi sambil melototi lelaki itu.
" gue rasa lu salah orang deh , soalnya bokap gue kaga setuju tuh " kata Dina dengan yakin dan laki laki itu melotot.
" kaga percaya... ?.. , telpon bokap gue Sono !" Dina masih yakin akan hal itu
" tapi kita sudah dijodohin " kata lelaki itu masih ngeyel masalah perjodohan itu.
" dan gue maksa "
" kalo gue gak mau "
" Lo akan tahu siapa gue "
" ya udah siapa Lo ?"
" suiit...bawa perempuan ini ?" kata lelaki itu terhadap beberapa orang yg berperawakan tegap disana.
Dina bergidik begini ketemu orang yg suka maksa.
" La..." Dina menoleh Ella yg dari tadi diam saja.
" La..." mencolek
" takut kan Lo..." lelaki itu tersenyum seakan sudah menang akan permainannya.
" bawa..." perintah laki laki itu, sehingga 3 orang tegap yg datang itu akan segera menarik tangan Dina untuk dibawa ke mobil , namun....
" berani pegang jadi urusan gue " kata Ella masih tetap berdiri di samping Dina .
Keempatnya tertawa melihat Ella mengatakan itu , salah satunya nekat menarik Dina , sebelum Dina dipegang untuk ditarik.
" ahhhh...." tangan kanan orang itu sudah melambai dan dipegangi tangan kirinya sambil menunduk , langsung ditendang oleh Ella, orang itu terpental ke jalan.
2 Orang lainnya langsung langsung menyerbu Ella, tapi belum sempat melangkah , Ella sudah melompat melayangkan tendangan ke arah leher salah satunya, dan berbalik kembali menendang satunya lagi , dua duanya langsung tumbang , Ella langsung melangkah menuju orang yg memerintahkan tadi dan menendang kakinya hingga bertekuk lutut.
" lapor polisi keempat kawanan ini mau melakukan penculikan , ada cctv segera laporkan "
Dan benar saja tak berselang lama beberapa polisi datang dan menangkapnya .
Ella kemudian menginformasikan ke Naomi minta tolong untuk urus orang itu dan jangan mudah dilepas.
Dina sempat gemetaran karena kejadian ini, kemudian memeluk Ella.
" dah yuk pulang " kata Ella mengajak Dina untuk pulang.
Sesampainya mereka dirumah kontrakannya Dina masih diem saja . Karena kejadian ini seperti menjadikan Dina trauma jika bepergian. Dina duduk dipojok ruangan kontrakan Ella.
" kenapa hem ?" Ella mendekati Dina dan duduk disebelah Dina. Dina langsung memeluk dan menangis sejadi jadinya.
Setelah beberapa saat Dina menangis , kemudian melerai pelukannya dari Ella.
" Kenapa hem ..?" Ella memandang Dina
" Lalu gue harus gimana La ..?"
" ya Lo harus segera bangun, panggil kurir paket ...noh..!" tunjuk Ella memakai dagunya ke arah tumpukan paket yg belum dikirim Dina.
" isss...." Dina malah nyengir tapi masih sesenggukan karena sisa tangis. Dan kemudian bangkit mengambil ponsel dan memanggil kurir paket langganan untuk mengirim paketannya.
" kok gue jadi pengen pulang ya !?" Dina sambil berfikir memastikan akan perjodohan itu dengan kebenarannya.
" ya udah pulang , sekalian memastikan perjodohan Lo itu bener kaga.." Ella mendukung karena memang ingin , agar Dina pulang untuk memberi kabar ke orang tuanya . Walaupun sering Ella sendiri memberitahukan keadaan Dina ke Alden dan kemudian di sampaikan ke orang tua mereka.
" Tapi temenin " kata Dina yg sedikit agak ragu
" is...ya udah " akhir keputusan Ella untuk menemani Dina menemui orang tuanya.
Sore harinya Dina benar benar mengajak Ella kerumah orang tuanya. Dengan mengendarai motor Dina yg baru walau bekas , tapi Dina merasa bangga karena bisa membeli memakai uang sendiri.
Sesampainya di gerbang rumahnya, Dina berhenti karena gerbang ditutup oleh Security rumahnya. Security mendatangi Dina dan Ella , karena merasa tidak mengenal orang yg memakai motor dan berhenti didepan gerbang , sementara wajahnya memakai masker .
" maaf neng , mau cari siapa...?" tanya Security itu kepada Dina dan Ella. Dina membuka helm dan maskernya.
" Mang Kosim..." kata Dina dan membuat Security itu melongo.
" Non Sheila..." yg di panggil mang Kosim bergegas membukakan pintu gerbang rumahnya.
Tampak didepannya sebuah rumah mewah dan besar , walau tak sebesar milik Ella, peninggalan ayahnya , namun rumah Dina tampak begitu sejuk dan nyaman.
" silahkan masuk neng...dah lama mang Diman nggak kete neng..." kata mang Diman sambil memperhatikan penampilan Sheila saat ini sangat berbeda dengan yg dulu , dan dibelakang Sheila ada seorang gadis berkacamata sedikit agak tinggi dari Sheila.
" makasih mang..." Dina atau Sheila masuk mendorong motornya sampai di samping teras rumahnya sambil menarik Ella agar mengikutinya. Padahal Ella masih sibuk memperhatikan rumah dan sekeliling rumah Sheila.
Sheila menarik ke samping rumah dan mengetuk pintu bertepatan seseorang dari dalam rumah membuka pintu.
" Assalamualaikum ma "
" waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh... Sheila....!" Sheila dan mamanya berpelukan dan keduanya menangis . Kemudian mama Sheila mempersilahkan Ella masuk sambil menarik Sheila.
Tangis mereka mengundang orang yg di rumah , Art yg tahu nona mudanya pulang tampak tersenyum tapi ikut meneteskan air matanya. Papa ya Sheila belum pulang dari kantornya. Beberapa saat mereka meluapkan rasa rindu mereka hingga tak menyadari keberadaan Ella.
" maaf ma....ini Ella temen Sheila " kemudian mamanya sambil tersenyum menjabat tangan Ella
" Saya mamanya Sheila, mama Dita..."
" saya Ella Tante..." Ella mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan mama Dita dengan takzim. Kemudian Art datang menyediakan minuman untuk mereka bertiga.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Oi Min
ngerti rak tor.....Sheila dan Ella itu nama q??nama q Sheila tp sejak kecil di panggil nya Ella ma orang 2
2024-04-07
0
Anonymous
lanjut
2023-10-22
3