Sesampainya alamat yg dituju , Ella celingukan karena tempat itu tutup . Memang tujuan utamanya agar tahu tempat itu . Datanglah seorang pria paruh baya menyapanya.
" maaf neng , neng cari siapa kesini " tanpa basa basi Security itu menanyakan keberadaan Ella ditempat kantor pengacara yg ia jaga.
" maaf pak , saya mau cari pak Budiman ada ?" Ella mencoba bertanya tentang orang yg dicarinya itu sesuai pesan nenek Ais waktu itu.
" wah pak Budiman sudah tidak disini neng maaf , kalau boleh tahu ada keperluan apa ya ?"
Ella agak canggung , mau menceritakan hal yg sangat pribadi itu , akhirnya Ella sekedar basa basi saja dan segera pergi dari tempat itu.
*****
Sementara Security itu masih mengamati gerak gerik Ella yg pergi menjauh dari kantornya itu.
" siapa gadis itu mencari pak Budiman , dari caranya bicara seperti ada keperluan pribadi sepertinya , sementara pak Budiman sudah sangat lama tidak di negara ini , bahkan kabarnya pun tidak pernah terdengar" Security bermonolog sendiri akan kedatangan Ella di kantor yg tutup hari ini karena hari Minggu.
" ah lupa nanya nama gadis itu , siapa tahu ini penting..... , ya sudahlah " akhirnya Security itu membiarkan semua yg dia ketahui hari ini .
Memang desas desus , tentang pak Budiman yg menghilang tanpa kabar , membuat seisi kantor itu bertanya tanya , hingga ada info bahwa pak Budiman ada diluar negeri , entah apa yg dia kerjakan.
****
Hari sudah sore , Ella yg masih dalam perjalanan mampir ke minimarket sekedar mencari kebutuhan tiap bulannya . Kemudian lanjutkan perjalanan menuju kontrakan.
" lho Ella , ngapain sampai kesini , nyariin gue ?" Sosok perempuan yg Ella kenal menegurnya ketika baru berhenti di depan kontrakannya. Dia adalah Sheila Faradina Gunawan. Entah kenapa ia maunya dipanggil Dina bukan Sheila.
Ella memang akrab dengan gadis itu , yg sering ngobrol bareng ketika istirahat maupun pulang kuliah, di parkiran mereka berpisah karena katanya rumah Dina Deket dengan kampus , dan mereka belum tahu tempat tinggal masing masing.
" lhah lo sendiri ngapain disini Din...? Kok didepan kontrakan gue ?" Kata Ella terhadap Dina teman kampusnya.
" Elo ....? ngontrak disini...? " tanya Dina agak kaget karena ia merasa selama ini selalu menghindar jika ada yg mau bersamanya pulang bareng.
" lhah belakangmu itu kontrakan gue Din..!"
Sambil menunjuk pintu dibelakang Dina yg berwarna coklat muda dan masih tertutup.
" jadi kita tetanggaan...?" Dina masih belum yakin jika ia bertetanggaan dengan Ella.
Sebenarnya Ella juga kaget kenapa ada Dina di kontrakannya.
" lhah elo dimana kamarnya ?" Sambil menaruh motor bututnya didepan kontrakan .
Ella masih belum yakin dengan kebenaran dari temannya itu.
" Tuh , sebelah Lo..!" Dina menunjuk kamar sebelah kamar Ella tepat di samping kanan Ella.
" waaaa...kita tetanggaan " ,mereka berpelukan seakan teman lama yg lama tidak bertemu kemudian mereka masuk ke kontrakan Ella.
Kontrakan Ella masih belum banyak terisi , kompor dan peralatan masak masih minim baru beberapa hari yg lalu Ella belanja memakai sisa uang tabungannya.
Kemudian Ella mengambil sayuran yg ia beli tadi pagi , dan kemudian memasaknya.
" elu bisa masuk La...?" Dina penasaran karena Ella, memotong bumbu dan sayuran , serta tempe dan telor untuk digoreng .
" dikit , gue harus hemat , karena tabungan gue menipis.
Dina akhirnya membantu , walau urusan masak memasak ia sama sekali tidak pernah.
Bahkan pertama kali Ella melihat seakan Dina jijik dengan sayuran kangkung yg mau Ella tumis.
Ella sempat curiga , jangan jangan Dina ini anak orang kaya yg menyamar.
Tapi Ella, masa bodo dengan hal itu , yg penting tidak merugikan dirinya.
" elo , jarang masak yah...?" Celetuk Ella karena merasa penasaran.
" hehe...iy La ...belum terbiasa " jawabnya agak canggung karena Dina merasa di intimidasi oleh Ella.
" ya udah , sambil belajar , gue juga bukan orang yg pinter masak , yg penting bisa perut kenyang " Ella yg sudah terbiasa memasak untuk nenek Ais menjawab apa adanya , dan Ella merasa mempunya temen saat ini.
Hingga malam tiba , Dina pulang ke kontrakan sebelah dan Ella kembali mengingat pencariannya terhadap pak Budiman. Kemudian ia melihat kembali kartu nama yg ia temukan di tas milik nenek Ais.
Ella jadi teringat dengan ponsel nenek Ais , ia buka kembali tas nya untuk mengambil ponsel tersebut .
Ponsel jadul itu mati daya , Ella tidak bisa mengisi daya baterai tersebut. Ella kemudian keluar kontrakan menuju counter hp untuk membeli charger ponsel tersebut.
Ella mendapat charger yg tidak semestinya , karena itu sudah jadul , charger kodok Ella beli agar bisa mengisi daya ponsel nenek Ais.
Sekitar 1 jam an , Ella tidak sabar menunggu , ia memasang kembali baterai tersebut ke ponselnya dan kemudian dinyalakan.
Ada beberapa notifikasi panggilan tak terjawab begitu banyak .
Diamati nama nomor telepon yg tertera di ponsel tersebut , hanya satu yg ia dapat dengan nama Adrian , yg entah siapa itu orang dan bagaimana wajahnya
Kemudian Ella mencoba memanggil nomor tersebut dengan ponsel nenek Ais.
" Halo BI , assalamualaikum..!"
Jawabnya ketika ponsel tersebut diangkat oleh orang yg bernama Adrian tersebut.
" maaf ini cucunya nenek Ais , Ella .
Nenek Ais sudah meninggal 2 Minggu lalu , ponsel nenek saya yg bawa sekarang "
Ella memberitahukan keadaan yg sebenarnya kepada Adrian yg berada di telepon itu. Ia kemudian menginformasikan bahwa ia tidak ditempat nenek Ais saat ini namun Ella tidak bercerita tentang kalung liontin dan nama pak Budiman, sengaja ia lakukan khawatir untuk berjaga jaga.
" baik besok saya akan menemui tuan di kafe yg dimaksud pukul 15 tepat
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ".
Ella menutup ponsel milik nenek Ais yg sudah terputus.
Dari sambungan telepon tersebut tidak ada kata yg berarti menurut Ella , kemudian Ella merebahkan badannya dan tidur , karena hari telah malam.
Pagi harinya Ella melihat Dina tampak begitu heboh , karena bangun kesiangan jadi kebingungan ketika mau naik angkot menuju kampusnya.
" udah bareng gue aja Din..." tawaran Ella membuat lega Dina, namun melihat motor jadul milik Ella jadi sedikit ragu.
" kenapa tuan putri , ngga mau naik bebek gue ?"
Dina agak canggung karena hal itu , akhirnya mau ngga mau Dina bonceng bebek milik Ella.
Terlihat Dina belum terbiasa dengan kendaraan motor. Akhirnya Ella memaksa duduk dibelakangnya , seakan mereka adalah sepasang kekasih.
Hingga waktu kepulangan dari kampus Dina sudah menghilang , padahal mau Ella ajak untuk menemaninya ke kafe tempat janjiannya Ella dengan Pak Adrian.
Ella dengan pakaian sederhana kaos lengan panjang dan celana levis kesukaannya , menuju ke tempat dimana pak Adrian menunggu.
Nyatanya pak Adrian belum terlihat di cafe itu.
Ella menunggu sambil memesan es cappucino.
Beberapa saat kemudian seorang laki laki paruh baya mendatanginya , sejenak mengamati Ella
" maaf benar ini dengan non Ella, yg tadi malam menelepon saya " tanya laki laki itu sambil menelisik , seakan begitu asing baginya.
" benar tuan saya ella yg tadi malam telepon " Ella sedikit ragu dengan orang tersebut karena dari pengalamannya nama Adrian adalah orang kantoran atau yg terlihat mapan , tapi ini yg datang adalah laki laki gondrong dan badannya tatoan , seperti seorang preman.
" maaf non jangan panggil saya tuan , saya hanyalah orang kecil non , panggil nama saja non , saya merasa tidak enak hati " kata Adrian merendah , karena dihadapannya ini anak dari bos besarnya dahulu .
" boleh panggil bang.. ?" Kata Ella yg sedikit penasarannya karena Adrian selalu memanggilnya "non" kepadanya.
" boleh non" kata Adrian merasa tak enak hati.
" Tapi jangan juga panggil saya non bang "
" saya merasa tidak enak non , saya hanya orang kecil " lagi lagi Adrian merendah karena ia tahu , keluarga dari orang dihadapannya adalah orang yg kecil hati , terutama keluarga dari ibunya.
" bang boleh saya tahu , hubungan saya dengan nenek Aisyah?" Rasa penasaran Ella tentang Nenek Aisyah yg mengaku bukan nenek kandungnya itu ingin ia kuak agar semua bisa jadi jelas.
" maaf non kalau untuk itu saya tidak mempunyai wewenang , karena saya hanyalah anak buah , yg wewenang mungkin pimpinan kami , Jelas Adrian setelah paman Parta meninggal " jelas Adrian yg tidak mau menjelaskan siapa keluarga dari Kakek Parta dan nenek Aisyah bagi Ella.
" Lalu siapa pimpinanmu itu bang ?" Ella penasaran tentang perkataan dari Adrian saat ini.
" Dia adalah tuan Leon , tapi saat ini dia tidak disini , dia sedang dirumah sakit di kota T " wilayah barat kota ini , Adrian menceritakan kondisi Tuan Leon saat ini , yg lumpuh dah harus insentif ke rumah sakit untuk pemeriksaan . Walau hasil selalu nihil tapi ia terus berusaha , karena merasa ada tugas yg belum diselesaikan. Dan Adrian juga bercerita jika Leon tidak pernah dan tidak mau melihat wajah Ella, semua dia serahkan ke Adrian, agar kerahasiaannya tetap terjaga.
" baik saya akan kesana , ikut bang Adrian untuk mendapatkan petunjuk " kata Ella meyakinkan diri , agar permasalahannya bisa segera terselesaikan.
Adrian sendiri membawa mobil sehingga mereka berdua menggunakan mobil itu untuk menuju tempat Tuan Leon itu. Sementara motor milik Ella dititipkan di kafe itu
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
X'tine
Ella.. nie anak org berada..
2023-12-15
3
Marwakuy
anak dari bos nya terdahulu??
2023-12-15
1
StAr 1086
anak orang kaya....
2023-11-19
0