Liontin
" apa !!! Nenek masuk rumah sakit ??" seorang gadis yg baru saja keluar gedung Universitas ternama di ibu kota menerima telepon dan tergesa gesa menuju tempat parkir.
" baik , saya segera menuju UGD rumah sakit BI.. " jawabnya kembali , kemudian menutup teleponnya.
Gadis yg baru menginjak usia 18 tahun dan baru saja mendaftarkan kuliah di universitas ternama di kota ini dengan jalur beasiswa yg ia dapat . Daniella Liontin B.A.Y
Hingga usia 18 tahun ini , ia tidak mengetahui apa arti B.A.Y itu.
Gadis dengan tinggi 157 cm dan berat badan 56 kg , rambut dicat hitam terurai dibawah bahu , dan kacamata sedikit tebal , melajukan sepeda motor milik almarhum kakeknya yg masih terawat , menuju rumah sakit . Dimana sang nenek diberitahukan masuk Rumah sakit oleh bibi Odah tetangganya.
" Bagaimana keadaanya bibi " tanya Ella kepada bibi Odah , tetangga neneknya itu.
" masih ditangani dokter , karena jantungnya semakin lemah " bibi Odah menjelaskan kronologi neneknya itu hingga masuk rumah sakit.
Seorang dokter keluar dari ruangan UGD dan Ella segera menghampirinya.
" Bagaimana dok keadaan nenek saya ...? " tanyanya sambil melirik ke dalam ruangan itu.
" Adik yg bernama Ella ? ditunggu neneknya didalam , ia mau bicara dengan adik " jelas dokter wanita paruh baya itu , kemudian melangkah pergi meninggalnya Ella yg masih didepan pintu.
Ia kemudian masuk
" Nenek...!"
" sini nak...Nenek mau bicara " dengan nafas tersengal, nenek Ais melanjutkan bicaranya.
" maafkan nenek nak...sebenarnya nenek dan almarhum kakek bukanlah keluarga kandung Ella , dulu ibumu menitipkan Ella kepada nenek . Karena kondisi ibumu yg sangat lemah dan akhirnya meninggal ...uuhuuukk.."
" Nenek bicara apa...?" Ella terbata ketika mengatakan itu dan baru hari ini mengetahuinya.
" Dengarkan nenek nak..!"
" tetaplah berpenampilan seperti itu , kacamata itu dan sering seringlah terkena sinar matahari agar kulitmu tidak terlihat aslinya.... uuhuuukk.."
tubuh nenek mengejang, nafasnya tersengal , dan layar monitor menampakkan garis lurus.
perawat yg berada di ruangan itu langsung memberikan tindakan kejut jantung.
Setelah beberapa saat kembali tenang dan nenek melanjutkan perkataannya.
" di lemari kamar nenek , didalam tas hitam ada liontin dari ibumu... uuhuuukk...!"
Nafasnya kembali memburu dan tersengal.
" nenek pasti sembuh !" Ella sejak tadi masih mengingat dan meniti tiap kalimat yg nenek ucapkan .
" waktuku tidak lama nak...hah..hah...hah...!"
" ambilah dan pakailah , dan temui pak Budiman !"
Napas nenek Ais tersengal dan tubuhnya mengejang.
" catat kematian pukul 13:25 " kata dokter yg beberapa saat lalu datang untuk turut serta menangani.
" innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un 3x"
Ella menangis tersedu , belum lama telah mengetahui jika nenek dan kakek yg selama ini selalu menyayanginya ternyata bukan nenek kandung dan entah . Itu yg dipikirkannya saat ini.
Bibi Odah yg tadinya diluar ruangan masuk dan segera berhamburan memeluk Ella dan menenangkannya. Saat ini Ella hanya sendiri . Kakek Parta dan nenek Ais tidak mempunyai anak . Maka ketika Bu Susan datang dan membawa Ella saat itu yg masih usia seminggu , menjadi anugerah kebahagiaan sendiri bagi kakek Parta dan Nenek Ais.
" yg sabar La.... Allah lebih sayang sama nenek " bibi Odah masih memeluk Ella , bulir air matanya ikut mengalir seperti Ella, Ia sudah lama bertetanggaan dengan nenek Ais .
Ella dibantu bibi Odah mengurus jenazah nenek Ais. Dan rencananya dimakamkan langsung hari ini.
Bibi Odah menghubungi suaminya untuk memberitahukan tentang nenek Ais.
Ia segera mengkonfirmasi ke warga , bergotong royong untuk pemakaman nenek Ais.
Mobil ambulan yg mereka tumpangi tiba dirumah nenek Ais ,
Warga membantu untuk prosesi pemakaman hari ini.
Hingga sore tiba pemakaman telah selesai . Nenek Ais dimakamkan dekat dengan kakek Parta disana.
Malam harinya diadakan doa bersama , para tetangga nenek Ais mempersiapkan semuanya.
Ella masih saja bersedih dan bingung , tentang semua yg ia alami , terutama atas perkataan nenek tadi sebelum meninggal.
Ella masuk kedalam rumah sederhana itu , kemudian masuk ke kamar nenek.
Ia duduk di balai tempat biasanya nenek istirahat.
Ia selalu menemani dengan cerita cerita konyol hingga seringkali Ella tertidur di kamar nenek.
Nenek juga sering bercerita tentang kehidupan ibunya dahulu ketika masih muda.
Keceriaan ibunya ia ceritakan , ibunya mempunyai sahabat yg selalu ada di setiap suka dan duka.
Nenek Ais juga cerita tentang ayahnya ketika masih berpacaran dengan ibunya.
Hingga nenek Ais jg cerita tentang ayahnya yg mengalami musibah ketika Ella dilahirkan .
cerita kesedihan oleh neneknya dilanjutkan ketika ibunya yg baru datang seminggu setelah kelahiran Ella harus menyusul ayahnya kala itu.
Berurai air mata Daniella di seka nya dengan baju hitam yg ia pakai. Walau sudah basah karena terus menerus untuk menyekanya . Ia tetap seperti itu.
Kemudian Ella teringat akan pesan neneknya untuk mengambil tas hitam di lemari nenek dan mengambil sesuatu peninggalan ibunya kala itu
Ella membuka lemari baju nenek , dan menemukan tas itu.
ia kembali duduk di balai dan membuka tas itu.
Terlihat kalung liontin bermata biru memancarkan cahaya , berbentuk jajaran genjang .
Ella mencoba memakainya , dan kemudian ia kembali membuka tas itu , disana ada kartu nama dan sebuah ponsel jadul milik nenek.
Ia membuka kartu nama itu
" Budiman .SH , siapa dia ?" batin Ella ketika membaca kartu nama itu.
Dan dibawahnya terdapat nomor seluler milik Budiman .SH
Kemudian menyimpannya di dompet Ella.
Ponsel jadul milik nenek masih terlihat aktif .
Ada banyak panggilan disana , dan diabaikan oleh nenek Ais beberapa waktu lalu.
Ella sementara menyimpannya dan segera keluar dari kamar nenek Ais.
Tampak di ruang tamu sudah berkumpul banyak warga untuk mendoakan Nenek Ais
Ella memberikan salam kepada mereka semua kemudian pergi ke dapur.
" neng Ella duduk saja , ngga usah bantu , ini sudah banyak orang kok ' kata bibi Odah, yg sejak tadi mempersiapkan ini itu.
Ella cuma mengangguk , dan kemudian duduk di kursi ruangan itu .
Matanya masih terlihat sembab , dan masih terlihat sesenggukan .
Ella termenung kemudian ia bangkit menuju kamarnya .
Dikamarnya masih bertumpuk tumpuk pesanan baju dewasa dan anak anak yg belum ia kirim.
Kemudian ia membuka ponsel pintarnya , membalas kerabat dan teman yg mengucapkan bela sungkawa.
Ella jg meminta maaf kepada pemesan yg belum di kirim paketannya.
Selama ini Daniella bisnis online melalu aplikasi. sehingga bisa menambah uang sekolahnya dan bisa membantu ekonomi nenek saat itu.
Ella memang tidak mempunyai banyak teman karena memang untuk menutup diri , dan itu perintah neneknya entah maksudnya apa .
Namum Ella juga menyadari , jika ia bukan dari keluarga kaya , sehingga bisa untuk menjaga diri , terutama dari kaum lelaki yg sering menggodanya.
Setelah doa bersama selesai , mereka kembali kerumah masing masing.
Kini Ella sendirian dirumah.
" apa mau tidur ditempat bibi neng Ella?" bibi Odah menawarkan Ella untuk menginap dirumahnya bibi Odah.
" ngga bi , disini aja , gapapa sendiri , nanti juga terbiasa , terima kasih bi.."
" sama sama neng Ella, besok pagi pagi bibi kesini lagi , buat acara besok , ya udah assalamualaikum "
Bibi Odah berlalu keluar pintu rumah nenek Ais.
" waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" Ella kemudian menutup pintu dan masuk ke kamar untuk istirahat.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
lah iya tuh/Joyful/
2024-08-04
2
范妮·廉姆
jgn d singkat dong kak
2024-08-04
0
范妮·廉姆
aku suka tuh suara batuk nenek wkwkw
2024-08-04
1