Bab 17

"Yes! Akhirnya," seru Mariam tiba-tiba. Mereka masih di mobil, dalam perjalanan ke rumahnya. Mariam sibuk dengan hapenya sedang Garra fokus menyetir. Nanti setelah gadis itu berseru kuat baru Garra sesekali memiringkan kepala, menatapnya dengan heran.

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Aku diterima kerja!" sahut Mariam antusias.

Oh. Garra pikir baru menang lotre. Haha. Pikiran yang aneh. Tapi untuk gadis aneh dan sedikit gila macam Mariam ini, sebenarnya tidak aneh juga kalau ia berpikir seperti itu.

"Nggak usah ke rumah, langsung ke departemen kepolisian tempatmu bekerja saja." kata Mariam lagi, sontak Garra menatap gadis itu dengan raut wajah meminta penjelasan.

"Dengar baik-baik, mulai hari ini aku akan kerja dikantor polisi, tempat kamu bekerja. Aku di terima jadi cleaning service di sana." Mariam menyebut kalimat itu dengan bangganya. Sedang Garra yang kaget hampir saja merem mendadak. Untung dia masih sadar. Ia meminggirkan mobilnya dipinggir jalan dan berhenti sebentar.

"Kau mau kerja dikantor dan apa? Cleaning service?" pria itu masih tidak percaya. Mariam mengangguk pasti.

Benarkan? Gadis ini memang perempuan paling gila yang dia temukan. Lalu lelaki itu menatap keseluruhan penampilan Mariam. Dari kepala sampai kaki, semuanya terawat. Memang banyak perempuan dari keluarga berada yang memiliki pengalaman hidup keras. Banyak dari mereka yang senang hidup mandiri dengan bekerja keras dari bawah. Tapi untuk gadis semacam Mariam ini, Garra yakin sekali perempuan ini tidak pernah bekerja keras. Dari dulu dia tahu Mariam sangat bergantung pada orangtuanya. Hobinya adalah bermain.

Mariam sudah memiliki segalanya dari kecil. Kerja jadi cleaning service dikantornya bekerja? Garra tertawa. Yang benar saja. Syukur-syukur kalau gadis ini tidak mengacau dan bikin rusuh.

"Kau yakin mau kerja di sana? Jangan main-main, aku rasa pekerjaan itu tidak cocok denganmu." Garra mengetuk hidung Mariam dengan telunjuk. 

"Eitts, jangan salah, aku akan menunjukkan padamu kalau aku bisa. Aku nggak main-main. Kau sendiri yang bilang aku harus cari kerjakan? Jangan main-main lagi, lihat, sekarang aku dapat kerja." balas Mariam.  Garra ini selalu saja berpikir kalau dirinya hanya main-main.

"Ayo putar balik. Aku sudah bilang pada pihak kantor yang menerima pekerja baru kalau aku akan mulai kerja hari ini." kata gadis itu lagi. Garra menggeleng-geleng. Memang benar dia pernah bilang pada gadis ini agar cari kerja. Tapi kan bukan kerjaan yang tidak pada bidangnya, ada-ada saja. Tapi ya sudahlah, kemudian dia memutar balik mobil ke arah kantor kepolisian.

Begitu mereka sampai di departemen kepolisian, beberapa anggota polisi yang melihat keduanya turun saling berpandangan memberi kode. Kebanyakan staf di tempat tersebut, khususnya anggota dalam tim Garra memang sudah mengenal Mariam, hanya beberapa yang tidak. Kebanyakan adalah yang tidak berada dalam tim laki-laki itu atau polisi baru maupun staf-staf yang baru bekerja.

Mariam berjalan di sisi Garra, mengundang banyak mata tertuju ke mereka. Terutama staf-staf perempuan. Ini kantor polisi pusat, dan pastinya sangat besar. Terdapat banyak staf dan polisi yang bekerja di sana. Dan Garra tahu, akhirnya dia dan Mariam tidak akan luput dari gosip. Biar saja mereka. Selama itu tidak mengganggu ketenangannya akan dia biarkan.

"Hai, hello ..." Mariam sesekali menyapa setiap orang yang mereka lewati. Gayanya sedikit heboh dan tidak malu-malu. Sampai di depan pintu masuk, mereka berhenti.

"Ruangan khusus para cleaning service ada di sana. Kau bisa pergi dan menemui manajer mereka yang menerimamu bekerja di sini." kata Garra menunjuk ke bagian kiri dengan tangannya. Sikapnya kembali serius seperti biasa. Apalagi mereka ada dikantor polisi, tempat kerjanya, dan banyak orang sedang melihat mereka.

"Bisa nggak aku keruanganmu sebentar? Hanya lima menit. Aku ingin istirahat lima menit dulu sebelum mulai kerja." pinta Mariam. Tentu langsung ditolak oleh pria itu.

"Tidak bisa, aku harus kerja." karena kalau ada gadis itu di dekatnya, kemungkinan dia akan susah fokus.

"Tapi ..." gadis itu menampakkan wajah memelasnya. Namun tidak mempan, Garra tahu aktingnya.

"Bos," panggil Aldo yang datang bersama Lani.

Pandangan Aldo berpindah ke Mariam. Pria itu langsung memutar bola matanya malas. Ya elah, datang lagi sih pengganggu heboh. Bukannya tidak suka pada Mariam, Aldo kadang kesal saja kalau gadis itu mulai beradu mulut dengannya.

Lani yang berdiri disebelahnya mengamati Mariam. Ia akui gadis itu memang cantik. Tapi kalau bersama Garra, menurutnya tidak cocok. Garra pantas mendapatkan yang jauh lebih baik. Dari sikap, jelas perempuan yang ia ketahui bernama Mariam itu tidak pantas bersama Garra.

"Kok dia ada di sini?" Aldo berseru.

Mariam langsung memamerkan senyum lebarnya yang menawan dan mengulurkan tangan ke Aldo.

"Perkenalkan, aku Mariam. Calon istri masa depan Garra dan bos kamu. Mulai hari ini kita adalah rekan kerja. Aku resmi jadi salah satu cleaning service di sini. Aku hebat kan akhirnya bisa dapat kerja? Bukan pengangguran lagi seperti kata orang-orang." kata Mariam penuh semangat, dengan senyuman lebar, alisnya naik turun menatap Aldo dengan ceria . Keceriaannya menular ke beberapa orang yang berada di dekat situ. Bahkan Garra disampingnya mengulum senyum.

Garra merasa lucu. Baru Mariam satu-satunya yang ia dapati yang memperkenalkan pekerjaan cleaning service-nya dengan begitu percaya diri. Aldo sampai ngakak karena gaya Mariam terlalu lucu menurutnya.

"Kamu, jadi cleaning service?" Aldo menatap keseluruhan penampilan Mariam dari atas sampai bawah. Ia Tidak yakin gadis itu bisa mengerjakan pekerjaan cleaning service. Sama seperti yang dipikirkan Garra tadi.

"Mm." Mariam mengangguk semangat.

"Ckckck, sekolah jauh-jauh di Italy, ujung-ujungnya malah jadi cleaning service. Demi apa coba," Aldo menggeleng-geleng kepala.

"Demi Garra." sambung Mariam. Matanya menyipit karena tersenyum.

Lebay. Lani merasa gadis itu terlalu lebay. Ia lalu menatap ke Garra. Pria itu malah tidak tampak geli dan jijik. Dari tadi Lani memperhatikan Garra mengulum senyum. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa seorang Garra yang tidak tersentuh itu tertarik pada gadis aneh itu.

"Hufftt ... Sudah kuduga, kau ke sini memang ada maunya." kata Aldo.

"Iya dong. Bukan rahasia lagi. Kalau kamu nggak tahu, itu namanya kamu bodoh." balas Mariam. Tuhkan, perdebatan mereka akan selalu berakhir dengan Aldo yang dibuat emosi.

"Pergi sana, jangan banyak omong lagi. Kerja yang serius. Jangan banyak main-main." ucap Garra mendorong pelan tubuh Mariam. Ia merasa kurang enak karena sudah lama mereka ngobrol tidak jelas di depan pintu masuk.

"Siap bunny, honey, darling! Aku akan kerja keras dan kerja yang bener demi kamu!" seru Mariam dengan semangat empat lima, kemudian berjalan meninggalkan mereka.

"Sepertinya kantor kita akan ramai." ujar salah satu petugas polisi di dekat situ. Beberapa di antara mereka senang dengan keramaian. Beberapa di antaranya biasa saja. Dan beberapa lagi, yang iri pada Mariam, yang bisa dengan seenaknya mendekati Garra, kepala detektif di tim itu, merasa Mariam lebay. Menurut mereka terlalu dibuat-buat untuk mencari perhatian Garra, salah satunya tentu saja Lani.

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

hahaha.. enggak apa-apa cleaning service juga pekerjaan 😀😀

2024-05-02

2

Erna Masliana

Erna Masliana

orang iri kayak Lani berujung jadi jahat biasanya

2024-05-09

0

Nabila Agni

Nabila Agni

, 😅😅😅g PP cleaning servis timbang koruptor

2024-05-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!