##Di Bâtiment...
Gedung tempat latihan sekaligus tempat mereka tinggal dan melaukan kegiatan lain yang biasa mereka sebut dengan Bâtiment, semua anggota FM tengah berkumpul setelah melakukan latihan singkat termasuk Rory.
"Jadi, Nayla bersedia hadir di acara nanti?" tanya Martin memastikan.
"Itu yang dia katakan. Tapi aku mengkhawatirkan satu hal," ujar Rory.
"Apa?" tanya Martin.
"Dia sangat sensitif dengan bau, aku hanya khawatir jika di sana_,,,"
"Aku akan mengatur semuanya, jangan lupakan siapa aku, Rory. Tentu saja aku sangat memahami hal itu, dan aku juga tau persis aroma apa saja yang tidak dia sukai," potong Martin tersenyum.
"Kau pikir, berapa lama aku menjadi manager kalian? Semua yang berkaitan dengan kalian semua, aku mengingatnya diluar kepala," sambungnya, menghadirkan senyum tipis dibibir Rory.
"Aku bisa melakukannya dengan sangat mudah, yang sulit bagiku adalah membujuknya ketika dia marah padaku," ucap Martin meringis sembari mengaruk kepalanya.
"Apakah Nayla masih marah padaku?" tanya Martin was-was.
"Apakah itu satu-satunya hal yang kau khawatirkan?" sambut Ethan menyemburkan tawa.
"Lebih dari apapun," jawab Martin cepat.
Suara tawa meledak begitu saja ketika Martin menjawab tanpa berpikir.
"Kau tau dia tidak pernah marah padamu terlalu lama bukan?" ucap Rory balas bertanya.
"Itu benar, hanya saja, aku merasa Nayla sangat marah kali ini," keluh Martin.
"Dia bahkan tidak membahas tentang gitar itu sedikitpun," jawab Rory menenangkan.
"Apakah dia memikirkan tentang tour?" tanya Kevin.
"Yah,,, dia memang memikirkan itu dan gelisah karenanya. Tapi, aku bisa menenangkannya, setidaknya untuk saat ini," jawab Rory.
"Sejujurnya, aku tak masalah jika dia ingin ikut, hanya saja kondisinya sekarang berbeda," ucap Martin. "Dan kita tidak hanya melakukan satu kali penerbangan saja," imbuhnya.
"Dia juga menyadari hal itu, Martin," sambut Rory.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita ajak dia makan bersama lebih sering?" tawar Thomas.
"Kau hanya ingin membahas tentang buku bukan?" sambut Kevin menyipitkan matanya.
"Kenapa sekarang kau peka sekali jika berhubungan dengannya?" gerundel Thomas.
"Tentu saja, karena dia adikku," jawab Kevin percaya diri.
"Apakah kau sadar, kau bahkan tidak bersikap demikian ketika itu mengenai Rory?" sambut Nathan.
"Karena dia juga pria, tentu saja akan berbeda," jawab Kevin tanpa beban.
"Haahh,,, apapun," desah Thomas merasa kalah.
"Lalu, apakah Nayla hari ini ke kantor?" tanya Ethan.
"Tidak, dia mengatakan ingin melihat perpustakaan untuk memastikan semua bukunya," jawab Rory. "Dan jalan-jalan setelahnya," imbuhnya.
"Kau yakin membiarkan dia pergi sendirian?" tanya Ethan.
"Sean dan Bob selalu bersamanya," jawab Rory.
"Tapi kau juga tau dia keras kepala, bukan?" sambut Thomas mengingatkan.
"Mereka berdua bahkan tidak akan bisa menghentikannya untuk melakukan apapun," timpal Nathan.
"Jelas saja mereka tidak akan bisa menghentikannya, mereka merasa takut lebih dulu ketika melihat Nayla marah," sambung Ethan.
'Mereka sebenarnya teman atau musuh?' rutuk Martin dalam hati.
"Itu_,,,,,"
Kalimat Rory mengantung, namun tangannya segera merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Nayla. Teman-temannya benar-benar berhasil memprovokasinya hingga membuat ia merasa khawatir.
"Nyalakan pengeras suaranya!" perintah Kevin.
'Seenaknya saja memerintah dengan wajah datar begitu,' gerundel hati Rory.
Rory memajukan bibirnya, namun tetap melakukan apa yang di minta Kevin. Menunggu selama beberapa saat hingga suara Nayla akhirnya menjawab panggilan Rory.
📞📞📞
"Apakah seseorang memprovokasimu lagi, Mon Chérie?" sambut Nayla seolah tau apa yang terjadi.
"Apakah aku memiliki istri seorang cenayang?" jawab Rory balas bertanya.
"Pft,,, ha ha ha apa maksudmu?" sambut Nyla tertawa.
"Kamu tidak biasanya menghubungiku ketika aku sudah mengatakan kemana aku akan pergi hari ini jika itu memang bukan hal mendesak," terang Nayla.
"Aku hanya ingin memastikan, dimana kamu sekarang?" tanya Rory.
"Ehm,,, aku di Coven Garden Market. Aku ingin membeli sesuatu, tapi sekarang aku bingung ingin membeli apa," papar Nayla.
"Apa yang kamu rencanakan sebelum pergi kesana?" tanya Rory tertawa geli.
"Uhm,,, entahlah. Aku sepertinya melupakan apa yang ingin ku beli sebelumnya," jawab Nayla dengan suara polosnya.
"Apakah Sean dan Bob bersamamu?" tanya Rory.
"Ukh,,, Kamu pasti dipaksa Kevin untuk menyalakan pengeras suara, itu sebabnya kamu menanyakan ini, benar bukan?" sambut Nayla.
"Pft,,, Ha ha ha, Kau sangat mudah tertangkap olehnya," sela Ethan tertawa.
"Sepertinya sebutan cenayang akan masuk akal sekarang," timpal Nathan juga tertawa.
"DIAM!" tukas Kevin dan Nayla serentak.
(Ethan dan Nathan terbungkam seketika)
"Jawab saja, Nay! Apakah Sean dan Bob bersamamu?" tanya Kevin.
"Bob aku minta untuk tetap di mobil, lalu Sean,,, "
"Dia tidak bersamamu?" tanya Kevin tidak sabar.
"Dia pergi ke toilet lima menit lalu," jawab Nayla tenang.
"Dan kamu berkeliling sendirian tanpa menunggu Sean? Kenapa kamu tidak membawa Bob bersamamu?" cecar Kevin.
"Karena Bob bukan barang yang bisa ku bawa," jawab Nayla asal.
(Thomas, Nathan, Ethan dan Martin terkekeh pelan mendengar jawaban Nayla)
"Dan lagi, aku tidak mungkin menunggu Sean di toilet pria," imbuhnya.
"Minta Bob untuk menemanimu," ucap Kevin lagi.
"Aku akan menarik perhatian jika Bob juga ada disekitarku," jawab Nayla beralasan.
"Ini untuk keamananmu sendiri," balas Kevin.
"Sean saja sudah cukup, sebentar lagi dia kembali," jawab Nayla menenangkan.
"Apa kau sudah selesai, Kevin?" sela Rory.
"Hei,,, ada kedai baru disini, apakah kalian ingin beberapa? Aku bisa membelinya sebelum ke Bâtiment," ucap Nayla menengahi Rory dan Kevin.
"Haahh,,, baiklah, kedai apa itu?" desah Rory segera menangkap maksud Nayla.
"Tunggu sebentar,,, ehm,,, itu seperti Croissant atau Pastry mungkin," jawab Nayla ragu.
"Aku tidak begitu melihatnya, tapi aku bisa mendekat untuk melihat lebih jelas," sambung Nayla.
"Apakah itu memiliki antrian?" tanya Ethan menyela.
"Uhm,,, yah, dan itu cukup panjang, mungkin mereka membeli untuk kudapan siang," papar Nayla.
"Kalau begitu tidak perlu," sambut Martin.
"Tapi, jika itu sampai memiliki antrian sepanjang itu, bukankah itu artinya makanan yang mereka jual enak?" sanggah Nayla.
"Jika itu membuatmu menunggu antrian, lebih baik lupakan aja," jawab Martin.
"Tapi_,,,"
"Jika kamu sangat ingin memakannya, aku akan membelikannya," potong Martin cepat.
"Baiklah,,, apapun yang kau inginkan," desah Nayla menyerah.
"Sepertinya kalian baru saja selesai membahas hal penting," tutur Nayla.
"Jika mengingat kalian sedang berkumpul, lalu menghubungiku dan Martin tidak memarahi kalian tentu saja," imbuhnya.
"Persis seperti yang kamu katakan," sambut Rory tertawa.
"Apakah Sean masih belum kembali?" tanya Rory.
"Entah,,, dia tidak mungkin tersesat kan?" ucap Nayla pelan terdengar sedikit khawatir.
"Aku akan menghubunginya, dimana posisimu sekarang, Nay?" tanya Kevin.
"Di area Jubilee market, tunggu_,,," Nayla menahan Kevin yang baru akan menghubungi Sean.
"Ada apa?" tanya Kevin.
"Sepertinya, itu Sean, dia mencariku dan tidak melihatku. Aku akan melambai sebentar agar dia melihatku," ucap Nayla.
"Aduh,,!!!"
'TRAAKK,,,!!!"
"Nay,,?" panggil Kevin segera mengerutkan keningnya.
"Ma Chérie,? Apa yang terjad_,,," panggil Rory.
📞📞📞
Kalimat Rory terhenti saat panggilan tiba-tiba berakhir. Rory kembali menghubungi Nayla, namun tidak bisa lagi terhubung.
"Kenapa sekarang tidak aktif?" ucap Rory panik.
Rory kembali menghubungi istrinya, namun tetap saja tidak bisa lagi terhubung.
"Kita kesana sekarang!" tegas Kevin langsung berdiri.
Tanpa aba-aba, mereka serentak bergerak, berjalan dengan langkah terburu-buru menuju mobil mereka. Sementara Kevin berusaha menghubungi Sean untuk memastikan Nayla tetap aman.
"Hallo, saya tuan? Ada apa?" sambut Sean saat panggilan Kevin terhubung.
"Dimana kau sekarang?" tanya Kevin tidak sabar.
"Saya baru saja dari toilet tuan, dan sedang mencari Nyonya. Tadi, nyonya mengatakan akan berkeliling di area Jubilee Market," jelas Sean.
"Lekas temukan, ada sesuatu yang terjadi, jangan sampai terjadi sesuatu padanya!" perintah Kevin.
"Baik, saya akan menghubungi anda saat bersama nyo_,,nya,, Ah,, saya melihatnya. Tunggu sebentar,"
Suara Sean menghilang, digantikan dengan suara langkah kaki cepat dari Sean.
Nayla yang saat itu ditabrak seseorang hingga membuat ponselnya terjatuh. Tubuhnya terhuyung dan hampir bernasib sama dengan ponsel ketika sepasang tangan menangkapnya dengan cepat.
"Awas nona!" seru suara pria.
Pria itu menangkap Nayla tepat waktu. Tangannya menahan bahu Nayla, namun matanya menatap marah pada orang yang manabrak Nayla dan pergi begitu saja.
"Apakah anda baik-baik saja?"tanyanya khawatir.
"Saya baik-baik saja, terima kasih," ucap Nayla
Nayla mendongak untuk melihat siapa yang telah menolongnya, seketika tersenyum.
"Nayla,,,?" desis pria itu.
"Val,,,?" desis Nayla.
Mereka serentak menybutkan nama. Pria yang disebut Val segera melepaskan tangannya dari bahu Nayla, dan tersenyum canggung.
"Ahh,,, maaf nona, saya tidak_,,,"
"Kenapa seakarang kamu tampak kaku, Val?" sambut Nayla tersenyum ramah.
"Anda,,, mengingat saya?" tanya Val.
"Tentu saja," sambut Nayla. "Dan tolong jangan bersikap formal padaku," harap Nayla.
"Tapi_,,,"
"Kita bahkan pernah mengobrol santai," potong Nayla.
"Saat itu saya tidak tau kalau anda adalah Nyloes," jawab Val.
"Apa yang membuatnya berbeda? Itu tetap tak merubah bahwa kamu pernah mengobrol santai denganku, kamu bahkan memberiku buku favoritku," balas Nayla.
"Itu bukan apa-apa," jawab Val.
Val berpaling sesaat dan membungkuk untuk mengambil ponsel Nayla.
"Sepertinya ponsel anda rusak," ucap Val.
Nayla menerima ponsel yang disodorkan Val padanya.
"Haahh,,, rusak lagi," keluh Nayla. "Entah sudah yang keberapa kalinya aku menjatuhkan ponselku," keluh Nayla.
"Lebih tepatnya anda tidak menjatuhkan ponsel anda, tapi seseorang menabrak anda menyebabkan ponsel anda terjatuh," ralat Val.
"Tetap saja," sambut Nayla menatap ponselnya, lalu menghembuskan nafas panjang.
"Apakah anda datang sendirian?" tanya Val.
"Bisakah kamu tidak menggunakan bahasa formal padaku?" pinta Nayla. "Tolong!" imbuhnya berharap.
"Saya hanya merasa itu kurang pantas," jawab Val.
"Aku yang memintamu untuk melakukannya," balas Nayla.
Val terdiam sejenak untuk berpikir. Menimbang-nimbang keinginan idolanya. Sosok yang sangat ia idolakan berdiri di depannya dan meminta dirinya untuk bersikap layaknya seorang teman dimana mereka memang telah berteman sebelum Val tau siapa Nayla sebenarnya
"Baiklah kalau begitu," jawab Val pada akhirnya, memilih untuk menuruti keinginan Nayla.
Jawaban Val berhasil menghadirkan senyum manis di wajah Nayla, yang membuat Val terpana selama beberapa saat, hingga sebuah suara pria lain menyadarkan dirinya.
"Nyonya,,"
Suara Sean membuat mereka berdua menoleh, hanya untuk melihat Sean menghampiri Nayla dengan sedikit terengah-engah sembari memberikan ponselnya pada Nayla.
"Tuan mengkhawatirkan anda karena panggilan terputus dan ponsel anda tidak bisa di hubungi," ucap Sean.
Nayla menerima ponsel Sean dan mendekatkan ke telinganya.
"Aku baik-baik saja, Kevin," sambut Nayla.
"Bagaimana kamu bisa tau ini aku? Aku jelas-jelas mendengar Sean tidak menyebut namaku," jawab Kevin balas bertanya.
"Karena kamu satu-satunya yang akan menghubungi Sean disaat panggilanku dengan Roy terputus tiba-tiba," jawab Nayla santai.
"Jadi, apa alasannya sekarang?" tanya Kevin.
Pertanyaan yang di ajukan Kevin justru terdengar sangat jelas berada dibelakangnya, membuat Nayla sontak berbalik dan terkejut melihat Kevin dan yang lain telah berada di belakangnya.
....
....
.
To be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Beli tali gantungan ponsel, Nay. Sayang hpnya
2024-02-09
0
Rahma AR
kaku y nay
2024-02-09
1
💞Amie🍂🍃
🌹buatmu kak
2023-12-24
1