Bab. 4 Pria Bertopeng

...Happy Reading....

Giandra merenung di balkon memikirkan adik adiknya dan juga hidupnya selanjutnya di rumah Regina dan suaminya. Dia berpikir apa suami dan keluarga mamanya menyukai dirinya? Mereka bukan orang orang jahat kan?

Terdengar ketukan pintu membuyarkan lamunan Giandra. Giandra bangkit berdiri dan berjalan lemah ke pintu. Dia menarik handle pintu. Terlihat Yogi dan pegawai hotel pria membawa makanan. Juga paper bag dan koper berisi semua keperluan Giandra.

"Ini semua keperluan kamu. Makanlah, setelah itu mandi. 40 menit lagi kita akan ke Bandara." kata Yogi.

Setelah keduanya keluar, Giandra segera menyantap makanan karena dia sangat lapar. Dia tidak mau mati kelaparan dan ingin hidup lebih lama demi adik adiknya. Setelah makan Giandra masuk kamar mandi, tidak ingin membuang waktu mengingat penerbangan mereka 40 menit lagi. Nanti Regina akan marah dan melampiaskan pada anak anak jika dia tidak patuh dan menurut.

15 menit Giandra menyelesaikan ritual mandinya. Di keluar dengan handuk pendek dan kepala terbungkus handuk kecil. Tubuhnya terasa segar dan Wangi kembali setelah mandi.

Giandra membuka koper untuk memilih pakaian yang akan di kenakan. Isinya begitu lengkap, semua keperluannya. Pakaian dalam dan pakaian luar. Di dalam paper bag berisi sepatu dan tas punggung kecil untuk anak anak remaja. Regina memang telah mempersiapkan semuanya agar tidak membuatnya malu di depan keluarga suaminya. Dan supaya terlihat peduli dan sayang pada putrinya, Giandra.

Setelah mengambil pakaian dan pakaian dalam yang akan di kenakan dari koper, Giandra meletakkan di atas tempat tidur. Selanjutnya dia duduk di depan kaca cermin meja rias. Melepas handuk di kepalanya dan mengusap ngusap rambutnya yang basah.

Bruk!

Tanpa di sadari seorang pria jatuh mendarat di lantai balkon kamarnya. Pria itu baru saja turun dari lantai atas menghindari kejaran beberapa polisi yang menyamar menjadi warga biasa. Di lantai atas memang sedang terjadi aksi kejar kejaran antara polisi dan buronan pembobol Bank.

Pria yang mengunakan topeng hitam, pakaian serba hitam itu melihat balkon kamar Giandra yang terbuka. Secepatnya dia masuk dan menutup pintu.

Giandra menghentikan gerakan mengusap rambut begitu mendengar suara derit pintu di tutup. Segera dia menoleh ke arah balkon. Dia terkejut melihat seorang pria berada di sana dengan memegang pistol, wajah dan kepala tertutup topeng, hanya mata dan bibir yang terlihat. Giandra yang menyadari ada bahaya segera berteriak dan berlari ke arah pintu untuk keluar. Tapi sebelum tubuhnya mencapai pintu, pria itu menyergap tubuhnya, di seret ke dalam dan di hempas ke atas ranjang. Selanjutnya dia menindih tubuh Giandra, mengurung di bawah tubuhnya. Satu tangannya membekap mulut Giandra yang kembali akan berteriak. Giandra melakukan perlawanan tapi sia sia karena tubuhnya di tekan kuat di atas kasur oleh tubuhnya pria ini. Giandra sangat panik ketakutan.

Sementara Pria itu pun sangat panik tak kala telinganya mendengar beberapa tapak sepatu yang jatuh mendarat di lantai balkon kamar Giandra. Dia yakin tapak sepatu itu milik polisi yang mengejarnya.

"Periksa kamar kamar di area sini!" terdengar perintah dari balkon.

Sama halnya dengan pria itu, Giandra juga terkejut mendengar perintah dengan suara keras itu.

"Ssst, diam jangan bersuara." bisik pria itu tatapan dingin menatap Giandra. Secepatnya dia menarik selimut dan menutup kan ke tubuh mereka.

"Anda mau apa? Tolong Jangan sakiti aku!"

Giandra geleng geleng kepala. Giandra takut pria ini akan melecehkannya. Dia teringat berita yang di tayangkan di TV tadi. Sekolompok Mafia yang membobol Bank. Tubuh Giandra bergidik, tegang setelah menyadari kalau pria yang Kini sedang berada di atas tubuhnya ini adalah salah satu dari kelompok mafia itu. Ciri ciri pria ini sama dengan yang di beritakan. Ternyata para Mafia ini bersembunyi di hotel ini. Giandra semakin ketakutan, air matanya mengalir di kedua ujung matanya.

Pria itu melepas bekapan tangannya dari mulut Giandra melihat ketakutan dan air mata gadis ini."Jika kau berteriak, peluru di dalam pistol ini akan menembus kepalamu." ancamnya seraya menekan moncong pistol di pelipis Giandra, sembari menarik pelatuknya. Giandra merinding ketakutan setengah mati merasakan ujung pistol yang terasa dingin di kulitnya. Spontan dia menjerit.

"Aaaaaaaaaaaaaa!!!

Tapi jeritan itu hanya memenuhi rongga mulut Giandra, karena dengan cepat pria itu me*lum*t bibir Giandra dan bukan menembakkan pistol ke kepala Giandra seperti ancamannya tadi.

Giandra terbelalak, mata terbuka lebar dengan apa yang di lakukan pria ini. Semakin dia melawan dan berontak, pria itu semakin m*lum*t bibirnya dengan rakus tak memberi kesempatan untuk bernafas apalagi berteriak.

Polisi di luar sana melihat ke dalam kamar Giandra dengan mengendap endap. Pintu balkon tertutup, tapi jendela terbuka. Mereka mendekati jendela dan melihat ke dalam kamar dengan waspada. Terlihat sepasang manusia sedang bergumul di atas ranjang dengan tubuh tertutup selimut.

"Sial __!" ucap sala satu di antara mereka melihat pergumulan panas itu. Petugas polisi itu terkejut ketika sesuatu melayang ke wajahnya. Dia melihat handuk dan pakaian dalam wanita yang sengaja di lempar oleh pria bertopeng yang mengetahui keberadaan mereka di jendela. Lagi lagi kepala polisi itu mengumpat."Sialan __!"

Sementara di dalam selimut, Giandra ketakutan setengah mati karena handuknya di lepas paksa dari tubuhnya hingga membuat tubuhnya telanjang polos. Giandra cepat menutup ke dua buahnya dengan tangan saat handuk itu lepas dari tubuhnya. Untung saja bagian bawah pribadinya tertutupi oleh tubuh pria ini. Dia melingkar kan kedua kakinya di pinggang pria ini untuk menyembunyikan bagian intinya dari penglihatan mata pria ini. Pria bertopeng ini mengerti dengan apa yang dia lakukan dan membiarkannya.

"Sudah ku bilang diam, jangan berteriak dan melawan. Aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini jika kau masih bertingkah." gertak pria itu dengan tatapan dingin seraya melirik dada Giandra.

Giandra cepat mengangguk, patuh. Takut pria ini akan menyentuhnya. Dia sangat berharap para petugas kepolisian itu segera pergi dari balkon kamarnya, agar pria ini pun pergi. Juga dia sangat berharap Yogi datang ke kamar untuk menjemputnya.

"Apa kalian menemukannya di bawah sana?" terdengar polisi itu bertanya pada orang di seberang lewat alat yang terhubung pada telinga.

"Tidak ada komdan, sejak tadi kami mengawasi dari bawah. Pria itu berhenti di balkon kamar 326 dan belum turun ke bawah atau ke balkon kamar lain." jawaban dari seberang.

"F*ck....!" umpat pria bertopeng karena para polisi itu masih curiga dengan keberadaannya di kamar ini. Dia memutar lehernya menatap Giandra yang gemetar."Lakukan sesuatu agar mereka tidak curiga keberadaan ku di sini dan segera pergi meninggalkan tempat ini!" kata pria itu.

Giandra tidak mengerti dengan ucapan pria itu."Apa yang harus aku lakukan?" bingung di tengah ketakutan dan air mata yang tak berhenti mengalir. Tapi kemudian dia tiba tiba menjerit tak kala pria itu melabuhkan wajahnya di ceruk lehernya dan menyedot kuat lehernya. Jeritan itu menarik perhatian petugas kepolisian. Mereka melihat kembali ke arah ranjang karena jeritan itu terdengar dari dalam sana. Jeritan Giandra hilang oleh lu*mat*n pria itu. Pria itu terus m*lum*t bibir Giandra yang di rasakan manis dan lembut seperti selembut kapas hingga tak sadar membuatnya ketagihan dan ingin terus menikmati.

"Sebaiknya kita periksa di tempat lain sebelum semakin menjauh." kata kepala polisi yang mulai merasa darahnya panas melihat adegan mesum di ranjang sana. Celananya mulai terasa sesak."Sial __!" melihat bagian pribadinya yang mengembang. Dia bergegas turun ke balkon kamar di bawah sana di ikuti anak buahnya.

Mengetahui para polisi itu telah pergi, pria bertopeng menarik tubuhnya dari atas tubuh Giandra dan turun dari ranjang. Alasan lain dia melepas Giandra, karena melihat Giandra kesulitan bernapas karena ciumannya.

Giandra secepatnya menghirup udara sebanyak banyaknya sembari memiringkan tubuh ketika pria itu menjauh dari tubuhnya. Tangannya meraih selimut dan di tutupi pada tubuhnya. Pria itu menatap Giandra yang menangis, ketakutan, tubuh gemetar di dalam selimut. "Terimakasih." ucapnya singkat, terdengar oleh telinga Giandra. Entahlah ucapan terimakasih untuk apa? Hanya dia yang tahu. Lalu dia segera keluar dari kamar Giandra dan melompat ke balkon sebelah sesuai arahan anak buahnya dari alat yang tersumbat di lubang telinganya.

...Bersambung....

Jangan lupa dukungan buat author ya, Kasih like, komentar, vote, hadiah kopi, bintang lima setelah membaca setiap Bab, makasih.

Follow akun NT aku ya, biar kalian dapat Notifikasi cerita setiap Bab.

Promosi Karya author:

* Rafa & Ara (Tamat)

* Arley &Ana (Tamat)

* Khanza & Gracio (Tamat)

* Rangga & Rara (On Going)

*Anak Tiri Sang Mafia (On Going)

Yang lagi nunggu kelanjutan Karya Rangga dan Rara Nanti akan author lanjut kembali. Di tungguin aja. Terimakasih sudah mampir

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waah menang banyak nih pria bertopeng..🤣🤣🤣😜

2024-07-30

0

Riss Azzam

Riss Azzam

Nathan kali ya buronan itu?

2023-11-04

0

Yani Thalib

Yani Thalib

kasihan giandra, bibirny sdh di nikmati leo, tubuhnya juga dah di liat leo 🥺

2023-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Kekacauan di Panti
2 Bab. 2 Bantuan Regina
3 Bab. 3 Kontak Perjanjian
4 Bab. 4 Pria Bertopeng
5 Bab. 5 Rumah Baru
6 Bab. 6 Sekolah Baru & Teman Baru
7 Bab.7 Taruhan
8 Bab.8 Kapten Tim Basket.
9 Bab.9 Rencana Manis Lexi
10 Bab.10 Ini Tak Adil
11 Bab.11 Hinaan dan Cercaan
12 Bab.12 Sugar Baby
13 Bab.13. Terpaksa Jadi Sugar Baby
14 Bab.14 Harga Penawaran
15 Bab. 15 Reza _ Doaku cukup Aku dan Allah yang tahu.
16 Bab. 16 Ketakutannya, cemasku.
17 Bab.17 Senyuman Tipis
18 Bab.18 Mr. L
19 Bab.19 Mawar?
20 Bab. 20 Penikaman
21 Bab. 21 Siapa dalang penyerangan Giandra?
22 Bab. 22 Nathan
23 Bab.23 Suara Laknat
24 Bab. 24 Tabrakan di dapur.
25 Bab.25 Sarapan Berdua
26 Bab. 26
27 Bab. 27 Meminta Bertemu
28 Bab. 28
29 Bab. 29 Tuan Nat_han?
30 Bab.30
31 Bab. 31
32 bab. 32 Di Serang
33 Bab. 33 Di Serang part 2
34 Bab. 34 Penghuni Baru Meja Makan.
35 Bab. 35
36 Bab. 36 Di sergap
37 Bab. 37 Pertengkaran Nathan dan Vivian
38 Bab. 38 Flash Back
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41. Undangan Party
42 Bab. 42
43 Bab. 43 Meminta bertemu di jam sekolah.
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47 Kemarahan Reza
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51 Datang ke perusahaan
52 Bab. 52 Bersikap lembut.
53 Bab. 53 Menginginkan sekarang?
54 Bab. 54 Pingsan
55 Bab. 55 Ide jahil
56 Bab. 56 Pertanyaan Giandra
57 Bab. 57 Masuk ke ruang yang salah
58 Bab. 58 Menghawatirkan Reza
59 Bab. 59 Obat perangsang
60 Bab. 60 Jantung berdebar gila
61 Bab. 61 Doanya kurang lengkap
62 Bab. 62 Pengakuan Dosa
63 Bab. 63 Tidur bersama.
64 Bab. 64 Mengunjungi Panti Asuhan
65 Bab. 65 Donatur Misterius
66 Bab. 66 Si kembar, Qenan dan Qinan
67 Bab. 67 Sepenggal kisah masa kecil Giandra
68 Bab. 68 Kisah masa kecil Giandra part 2.
69 Bab. 69 Suruhan ayah si kembar?
70 Bab. 70 Gila dan Mesum
71 Bab. 71 Seandainya kau ada di depanku
72 Bab. 72 Belum terenggut.
73 Bab. 73 Senyuman Simpul
74 Bab. 74 Kekhawatiran Reza Vs Kecemburuan Nathan.
75 Bab. 75 Memenuhi ajakan Lexi
76 Bab. 76 Masuk Jebakan.
77 Bab. 77 Keberingasan Reza
78 Bab. 78 Reaksi OP
79 Bab.79 Dua fakta yang terkuak
80 Bab. 80 Ketakutan Giandra
81 Bab. 81 Ketakutan Giandra part.2
82 Bab. 82 Kemarahan Nathan
83 Bab. 83 Dalang siapa penyerang Giandra.
84 Bab. 84 Berkunjung ke rumah sakit
85 Bab. 85 perasaan apa ini?
86 Bab. 86 Semua salah Daddy
87 Bab. 87 Vitamin Pagi.
88 Bab. 88 Guru Baru
89 Bab. 89. Jebakan Melalui Soal
90 Bab. 90 Kotor dan menjijikkan
91 Bab. 91 Kejahatan di masa lalu
92 bab.92 Sepasang Netra Indah
93 Bab. 93 Setelah 6 hari
94 Bab.94 Tentang Inda
95 Bab.95 Tak segampang itu
96 Bab. 96 Ancaman Reza
97 Bab. 97 Membersihkan kotoran.
98 Bab.98 Tidak Rela berbagi
99 Bab.99 Penawaran
100 Bab.100 Saksi kunci
101 Bab. 101 Amnesia
102 Bab. 102 Penyerangan Terhadap Giandra
103 Bab. 103 Penyerangan Giandra Part.2
104 Bab. 104 Pingsan
105 Bab. 105 Kapan kontraknya Selesai?
106 Bab. 106. Pertemuan Vian dan Rudi
107 Bab. 107 Ancaman Vira
108 Bab. 108 Nathan dan Inda (Pertemuan tak di sengaja)
109 Bab. 109 Replika diri
110 Bab.110 Manusia pedofil
111 Bab.111 Azahra Radya Almira.
112 Bab. 112 Rencana hidup yang indah
113 Bab. 113 Rencana menghabisi Gia dan si kembar
114 Bab. 114 Pengakuan Rudi
115 Bab.115 Pertemuan Nathan dan Reza
116 Bab.116 Penangkapan Vivian
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1 Kekacauan di Panti
2
Bab. 2 Bantuan Regina
3
Bab. 3 Kontak Perjanjian
4
Bab. 4 Pria Bertopeng
5
Bab. 5 Rumah Baru
6
Bab. 6 Sekolah Baru & Teman Baru
7
Bab.7 Taruhan
8
Bab.8 Kapten Tim Basket.
9
Bab.9 Rencana Manis Lexi
10
Bab.10 Ini Tak Adil
11
Bab.11 Hinaan dan Cercaan
12
Bab.12 Sugar Baby
13
Bab.13. Terpaksa Jadi Sugar Baby
14
Bab.14 Harga Penawaran
15
Bab. 15 Reza _ Doaku cukup Aku dan Allah yang tahu.
16
Bab. 16 Ketakutannya, cemasku.
17
Bab.17 Senyuman Tipis
18
Bab.18 Mr. L
19
Bab.19 Mawar?
20
Bab. 20 Penikaman
21
Bab. 21 Siapa dalang penyerangan Giandra?
22
Bab. 22 Nathan
23
Bab.23 Suara Laknat
24
Bab. 24 Tabrakan di dapur.
25
Bab.25 Sarapan Berdua
26
Bab. 26
27
Bab. 27 Meminta Bertemu
28
Bab. 28
29
Bab. 29 Tuan Nat_han?
30
Bab.30
31
Bab. 31
32
bab. 32 Di Serang
33
Bab. 33 Di Serang part 2
34
Bab. 34 Penghuni Baru Meja Makan.
35
Bab. 35
36
Bab. 36 Di sergap
37
Bab. 37 Pertengkaran Nathan dan Vivian
38
Bab. 38 Flash Back
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41. Undangan Party
42
Bab. 42
43
Bab. 43 Meminta bertemu di jam sekolah.
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47 Kemarahan Reza
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51 Datang ke perusahaan
52
Bab. 52 Bersikap lembut.
53
Bab. 53 Menginginkan sekarang?
54
Bab. 54 Pingsan
55
Bab. 55 Ide jahil
56
Bab. 56 Pertanyaan Giandra
57
Bab. 57 Masuk ke ruang yang salah
58
Bab. 58 Menghawatirkan Reza
59
Bab. 59 Obat perangsang
60
Bab. 60 Jantung berdebar gila
61
Bab. 61 Doanya kurang lengkap
62
Bab. 62 Pengakuan Dosa
63
Bab. 63 Tidur bersama.
64
Bab. 64 Mengunjungi Panti Asuhan
65
Bab. 65 Donatur Misterius
66
Bab. 66 Si kembar, Qenan dan Qinan
67
Bab. 67 Sepenggal kisah masa kecil Giandra
68
Bab. 68 Kisah masa kecil Giandra part 2.
69
Bab. 69 Suruhan ayah si kembar?
70
Bab. 70 Gila dan Mesum
71
Bab. 71 Seandainya kau ada di depanku
72
Bab. 72 Belum terenggut.
73
Bab. 73 Senyuman Simpul
74
Bab. 74 Kekhawatiran Reza Vs Kecemburuan Nathan.
75
Bab. 75 Memenuhi ajakan Lexi
76
Bab. 76 Masuk Jebakan.
77
Bab. 77 Keberingasan Reza
78
Bab. 78 Reaksi OP
79
Bab.79 Dua fakta yang terkuak
80
Bab. 80 Ketakutan Giandra
81
Bab. 81 Ketakutan Giandra part.2
82
Bab. 82 Kemarahan Nathan
83
Bab. 83 Dalang siapa penyerang Giandra.
84
Bab. 84 Berkunjung ke rumah sakit
85
Bab. 85 perasaan apa ini?
86
Bab. 86 Semua salah Daddy
87
Bab. 87 Vitamin Pagi.
88
Bab. 88 Guru Baru
89
Bab. 89. Jebakan Melalui Soal
90
Bab. 90 Kotor dan menjijikkan
91
Bab. 91 Kejahatan di masa lalu
92
bab.92 Sepasang Netra Indah
93
Bab. 93 Setelah 6 hari
94
Bab.94 Tentang Inda
95
Bab.95 Tak segampang itu
96
Bab. 96 Ancaman Reza
97
Bab. 97 Membersihkan kotoran.
98
Bab.98 Tidak Rela berbagi
99
Bab.99 Penawaran
100
Bab.100 Saksi kunci
101
Bab. 101 Amnesia
102
Bab. 102 Penyerangan Terhadap Giandra
103
Bab. 103 Penyerangan Giandra Part.2
104
Bab. 104 Pingsan
105
Bab. 105 Kapan kontraknya Selesai?
106
Bab. 106. Pertemuan Vian dan Rudi
107
Bab. 107 Ancaman Vira
108
Bab. 108 Nathan dan Inda (Pertemuan tak di sengaja)
109
Bab. 109 Replika diri
110
Bab.110 Manusia pedofil
111
Bab.111 Azahra Radya Almira.
112
Bab. 112 Rencana hidup yang indah
113
Bab. 113 Rencana menghabisi Gia dan si kembar
114
Bab. 114 Pengakuan Rudi
115
Bab.115 Pertemuan Nathan dan Reza
116
Bab.116 Penangkapan Vivian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!