Jam istirahat sudah menjemput.
Aku mulai memasukkan buku ku ke dalam tas, kemudian berjalan keluar kelas.
Tapi......
Aku melihat kelas 1-3 dan kelas 1-4 sedang berhadapan di depan kelasku.
Pemimpin kelas 1-3, Amamiya Hanzu sedang berhadapan dengan Pemimpin kelas 1-4, Watanabe Yumeko.
"Sepertinya sebuah kebetulan kita bertemu di tempat ini ya, ketua kelas 1-3 Amamiya Hanzu." Ucap Watanabe.
"Aku juga tidak menyangka kalau kita akan bertemu disini, pemimpin kelas 1-4, Watanabe Yumeko." Ucap Amamiya kembali.
"Aku tahu, pemimpin kelas emosian sepertimu, pasti akan menghalangi kami kan?" Watanabe memprovokasi emosi Amamiya.
"Haaaahhh?!!"
"Bukankah itu sudah jelas? Kelas 1-3 akan berada di tingkat terbawah. Karena kaulah yang memimpin merek---"
"Berisiiikkkk!!!"
Amamiya mendaratkan tendangan keras ke arah pelipis kepala dari Watanabe.
Dia menyerang siapa pun itu yang membuatnya kesal. Baik itu laki-laki maupun perempuan.
Tendangan itu sangat cepat, bahkan lebih cepat dari sebuah kedipan mata manusia.
Tapi, orang yang berada di belakang Watanabe, sebagai penjaganya segera menahan tendangan keras tersebut.
Karena tendangannya terlalu keras, orang itu terlempar ke belakang dan dia merasa kesakitan di tangan kirinya.
"Hei ada apa denganmu?" Tanya salah satu temannya.
"Sepertinya, tanganku patah."
!!!!!!!!
Kelas 1-4 sudah mencapai batas mereka, tapi di tenangi oleh Watanabe. Akhirnya, emosi mereka mulai berkurang kembali.
"Kau sepertinya terlalu meremehkan kami ya. Amamiya." Tatapan tajam Watanabe mulai terasa menusuk ke arah Amamiya.
"Tapi kau yang memulainya duluan." Tatapan tajamnya dibalas dengan tatapan tajam juga oleh Amamiya.
"Semuanya, ayo kita lanjut saja. Abaikan orang ini. Tapi bawa dia ke uks dulu."
Watanabe memerintahkan salah satu orang di kelasnya.
Setelah itu, mereka pun berjalan melewati Amamiya begitu saja.
Saat Watanabe berada sejajar dengan Amamiya...
"Kau....."
"............."
"Sial. Semuanya kita juga pergi."
Rombongan Amamiya pun pergi ke arah yang berlawanan karena tidak ingin berurusan dengan rombongan Watanabe.
Sedangkan aku, masih berada di depan kelas saat ini.
"Mungkin sebaiknya aku ke kantin."
**********
Jam pulang
Saat sudah sampai di asrama, aku mengambil beberapa buku kemudian membacanya satu persatu.
Aku membuka jendela dan merasakan angin malam agar aku bisa membaca buku dengan suasana nyaman.
Sambil melihat keluar jendela, aku berpikir.
"Besok pagi ujiannya sudah di mulai ya. Kelas kami sepertinya tidak terlalu serius menanggapi ini. Jadi ada kemungkinan akan jatuh berada di tingkat terbawah. Untuk peringkat pertama, kemungkinan kelas 1-1 atau pun kelas 1-2."
Sulit untuk membuat kelas bersatu di saat mereka tidak sadar betapa pentingnya peran mereka.
Jadi, mereka harus di sadarkan dulu dengan kenyataan dan setelah itu baru mereka bisa berubah.
Selain itu, Watanabe, Amamiya, Okakushi. Mereka bertiga memiliki caranya sendiri untuk memimpin kelas.
Yang paling terstruktur, sepertinya kelas 1-4. Watanabe ku dengar IQ nya sudah menyentuh ranah genius. Karena itulah kelasnya bisa di kelola dengan baik.
"Begitu ya."
Dari analisaku, ada salah satu di antara mereka yang bisa ku gunakan untuk mengacak-ngacak kelasnya sendiri.
Sepertinya, aku sudah menemukan satuorang yang bisa ku gunakan dan sepertinya aku tahu besok harus dapat nilai berapa.
**********
Pagi hari sekitar pukul 06:45 pagi, kami semua beramai-ramai berjalan ke sekolah.
"Tumben sekali hari ini ramai, apakah karena ujian dadakan?"
Biasanya waktu ramai seperti ini hanya terjadi saat jam tujuh pagi atau lebih. Tapi, ini berbeda.
Masih jam 06:45 pagi tapi sudah ramai yang berangkat ke sekolah.
Lalu aku pun bergegas menuju kelasku melewati orang-orang yang tidak ku kenal ini.
Setelah sampai di kelas aku langsung duduk di tempatku sendiri.
Sepertinya Bu Sawaragi belum datang. Apa yang dia lakukan? Seharusnya hari ujian seperti ini dia datang lebih cepat.
Merepotkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
lucky girl
🥶🥶🥶🥶
2023-12-19
2