Di ruangan osis yang gelap, berkumpul para anggota osis yang sedang merencanakan sesuatu.
Terdiri dari sekitar sepuluh orang, lima disisi kiri, lima disisi kanan. Lalu lima perempuan, lima laki-laki.
Mereka semua saling berhadapan. Dan ada satu orang perempuan, duduk diantara mereka sebagai pemimpin, tapi pemimpin itu sekarang seperti setengah sadar.
Lalu seseorang mulai membuka percakapan.
Suasana mencekam, didukung cuaca mendung, maka keadaan mereka otomatis semakin mencekam.
Dan juga, suara petir menggelegar berkali-kali.
"Nah wakil ketua osis, kenapa lampunya tidak dinyalakan saja."
Kalimat pertama dimulai oleh sektretaris osis, Miyamoto Takuya.
"Kenapa, apa kau takut dengan suasana gelap ini?"
"Siapa yang bilang?"
"Sudahlah wakil ketua. Itu memang penyakitnya sekretaris. Jadi biarkan saja."
Tak lama kemudian, ketua osis memukul meja dengan keras sebanyak lima kali.
Sejenak suasana menjadi terdiam ditengah candaan mereka tadi.
Setelah tenang, ketua osis mulai membuka percakapan.
"Baik sekarang sudah bisa tenang? Mau lanjutkan rapat kita atau lanjutkan candaan kita?"
Ketua osis yang tadinya hanya diam mengantuk sekarang mulai mengeluarkan aura intimidasi. Tak heran jika anggota lainnya terdiam.
"Tolong dilanjutkan rapatnya, ketua." Sambung wakil ketua osis.
"Baiklah. Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya."(ketua osis)
"Setelah wakil ketua osis mengalahkan salah satu murid, kondisi murid itu sepertinya.... eh,,.... ya begitulah." (Keamanan osis)
"Katakan dengan jelas, bagian keamanan!" Panggil ketua osis dengan lantang.
"Ehhh ya, jadi ya memang begitu." Jawaban dari keamanan, yang dimana masih bersifat setengah-setengah.
"Bagaimana kami bisa mengerti sedangkan kau mengatakan hal yang tidak jelas?"(wakil ketua)
"Oh begitu ya. Maaf. Itu karena hidupku penuh dengan ketidakjelasan." (keamanan osis)
"Yaampun. Kau selalu saja seperti itu." Kata Bendahara.
"Baik. Saya akan jelaskan. Jadi, dia sekarang dikucilkan oleh kelas 2-3 dan menjadi menyendiri. Saya tahu karena kebetulan saya satu kelas dengannya." (Keamanan)
"Baiklah sepertinya bukan masalah besar. Bagaimana dengan hal lainnya?" Kata ketua osis.
Salah satu anggota osis, menepuk meja tiga kali dan berniat memberi pendapat.
"Bendahara, ya. Jadi apa usulanmu?"
"Semester satu sudah hampir berlalu selama dua bulan lagi bukan? Ketua osis?"
"Ya memang benar."
"Jadi bagaimana kalau kita lakukan sebuah simulasi?"
"Simulasi yang seperti apa." Tanya ketua osis kepada bendahara.
Dengan begitu, mereka pun berbincang-bincang tentang simulasi tersebut. Diskusi yang serius itu dilakukan sampai matahari terbenam, meskipun dalam cuaca yang mendung. Hingga akhirnya mereka mencapai kesepakatan.
"Menarik. Ayo kita lakukan itu."
Rapat berakhir dengan persetujuan semua anggota.
"Oh iya Miyamoto, di mana sekretaris kedua yang selalu mengikutimu itu?" Tanya wakil osis kepada Miyamoto.
"Dia marah denganku. Tapi aku tidak tahu apa penyebabnya."
"Sebaiknya kau segera bujuk dia."
"Tapi bagaimana? Aku bahkan tidak tahu alasan dia marah."
"Kurasa aku tahu alasan dia marah." Sambung ketua osis yang sepertinya tertarik dengan percakapan ini.
"Bagaimana bisa?" Tanya Miyamoto dengan rasa heran.
Tentu saja. Dia yang terkait dengan permasalahannya saja tidak tahu. Dan ketua osis bilang kalau dia tahu alasan sekretaris dua marah kepadanya.
Miyamoto tidak yakin kalau ini berkaitan dengan naluri perempuan.
Jadi dia bertanya kepada ketua osis bagaimana dia tahu alasan sekretaris kedua marah.
"Pikirkan saja sendiri dasar bodoh. Dan dasar tidak peka." Celetus ketua osis dengan mulutnya yang tanpa rem.
Miyamoto hanya bisa bingung dengan kalimat yang di lancarkan oleh ketua osis.
"Tidak peka? Aku? Dalam hal apa?"
Kalimat itu terus membanjiri kepalanya hingga membuatnya bingung.
"Ya tenggelamlah dalam pikiranmu sendiri. Semuanya! Rapat kita akhiri."
Ketua osis pun keluar dari ruangan meninggalkan Miyamoto yang masih kebingungan.
Diikuti oleh anggota lainnya dan Miyamoto pun akhirnya juga keluar.
Lalu, mereka membubarkan diri meninggalkan ruang osis yang sepi dan gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments