Bab 3

" Tapi saya jadi penasaran, kata kata apa yang sebenarnya kamu katakan hingga Tiffany berubah pikiran dalam waktu 5 menit?" Tanya Marcel dengan wajah penasaran

" Saya hanya mengutarakan niat dan isi hati saya yang sebenarnya saja Om" Balas Randy dengan santai

" Tapi lihatlah, wajah Fany memerah hingga sekarang " Ucap Marcel dengan bercanda sambil menunjuk ke arah Tiffany.

" Ihh, ayah apaa sih, wajah aku memerah bukan karena hal seperti itu, aku hanya merasa kegerahan saja jadinya wajahku merah seperti ini" Ucap Tiffany yang merasa malu dan mencari alasan

" Sebaiknya kita sekarang tentukan tanggal pernikahannya saja, apalagi bulan depan sudah memasuki bulan suci Ramadhan" Usul Fatma tiba tiba

" Bagaimana jika minggu depan saja?" Tanya Marcel

" Saya sih boleh boleh saja Om, tapi bagaimana dengan Tiffany?" Balas Randy

" Aku terserah Ibu dan Ayah saja, karena aku kini tidak punya rencana atau jadwal apapun kedepannya" Balas Tiffany

" Bagus kalau gitu, kini sudah diputuskan bahwa kalian akan menikah minggu depan, dan mulai besok kalian berdua tidak boleh bertemu" Ucap Marcel

" Baiklah, terimakasih banyak Om" Ucap Randy

" Kalau semua pembahasannya telah selesai, kami pamit pulang sekarang" Ucap Fatma

" Iya silahkan" Balas Sheila

Kini Fatma dan Randy telah pergi.

" Fany, ibu tidak menyangka sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, padahal rasanya seperti baru kemarin ibu melahirkan dan membesarkan kamu, sungguh tidak terasa sekarang tiba tiba kamu sudah sedewasa ini" Ucap Sheila

" Tidak Bu, aku akan selalu tetap jadi anak kecil dimata kalian hehe" Balas Tiffany sambil bercanda

"Akhirnya kami bisa merasa tenang, karena kini kamu telah menemukan pasangan hidup yang baik" Ucap Marcel

" Tapi tetap saja ya, pernikahan ini hanyalah perjodohan bagiku, bukan karena cinta ataupun rasa suka" Ucap Tiffany

" Ya memang benar, namun rasa cinta dan suka bisa tumbuh seiring waktu" Balas Sheila

" Sebaiknya kamu istirahat saja, karena mulai besok akan ada banyak persiapan yang harus dilakukan" Ucap Marcel

Segera Tiffany menuju kamarnya dan berganti pakaian serta beristirahat.

" Gila sekali sebenarnya hari ini, namun aku harus bercerita pada siapa, dan bagaimana reaksi sahabat sahabat ku nanti" Ucap Tiffany seorang diri

Tiffany hanya memiliki dua orang sahabat terdekat saja, karena kebanyakan hanya sebatas teman, dan seperti pada umumnya orang orang selalu dekat saat ada butuhnya saja. Tiffany segera menghubungi kedua sahabatnya itu, dan meminta bertemu.

" Ayah, Ibu" Panggil Tiffany yang keluar dari kamar

" Ada apa lagi?" Tanya Marcel

" Besok aku ingin menghabiskan waktu dengan sahabat sahabatku seharian penuh" Ucap Tiffany

" Tapi kenapa harus seharian, bukankah nanti kamu akan lelah" Balas Sheila

" Tapi kan, jika nanti setelah menikah pasti akan sulit bertemu dan bermain bersama mereka, aku mohon bebaskan aku untuk melakukan apapun yang ku suka di hari hari terakhir ku melajang" Ucap Tiffany dengan wajah penuh harapan

" Baiklah, namun jangan bermain atau berpergian ke tempat yang jauh" Ucap Sheila

" Ya tentu saja Bu" Balas Tiffany dengan gembira

Keesokan harinya, Tiffany telah duduk di dalam sebuah cafe di dekat kampusnya. Tanpa lama menunggu, kedua sahabatnya pun tiba.

" Hai, Fan" Sapa Clara

" Gimana kabarnya?" Tanya Marsha

" Halo guys, aku baik, kalian sendiri bagaimana?" Balas Tiffany

" Kami juga baik, jadi sebenarnya ada hal penting apa yang ingin kamu sampaikan pada kami?" Tanya Marsha

" Bagaimana jika kita makan dulu aja, aku udah laper banget nih" Ucap Clara

" Bener, mending makan dulu aja"Sambung Tiffany

Akhirnya Tiffany dan kedua sahabatnya segera memesan makanan dan menunda obrolannya. Selang beberapa waktu, Marsha telah selesai makan lebih dulu, sementara Tiffany dan Clara masih makan.

" Gue udah selesai makannya, cepetan kasih tau" Ucap Marsha

Sebenarnya Marsha adalah orang yang sangat antusias akan kehidupan sahabat sahabatnya, apalagi jika tentang cinta.

" Kalian jangan terkejut ya, sebenarnya minggu depan aku akan menikah" Jelas Tiffany dengan pelan pelan

" Whattt" Ucap Marsha yang terkejut

" Seriusan Fan?" Tanya Clara

" Lo mau nikah sama siapa?, pacaran aja ga pernah, masa tiba tiba nikah sih" Ucap Marsha dengan tegas

" Iya bener, siapa dia yang berani mengajak nikah seperti ini?" Sambung Clara

" Sebenarnya aku dijodohkan dengan seseorang di daerah rumahku" Balas Tiffany

" Terus Lo langsung setuju dan mau semudah itu?" Tanya Marsha dengan heran

" Tentu aja ga seperti itu, aku udah mencoba berbagai alasan agar perjodohan ini batal, dan bahkan memberikan sebuah tantangan, namun sepertinya memang takdirku yang seperti ini, sehingga dia dengan mudahnya bisa melewati tantangan yang kuberikan" Jelas Tiffany

" Memangnya tantangan apa yang kamu berikan?" Tanya Clara

" Aku menantangnya untuk membuat hatiku berdebar dalam 5 menit dengan kata kata" Balas Tiffany

" Gila, itu sih termasuk tantangan yang sangat sulit" Ucap Marsha

" Ya bener, yang gue tau si Fany tuh kan ga gampang baperan, mau rayuan atau gombalan cowo playboy sekalipun ga mempan di si Fany mah" Sambung Clara

" Tapi kenapa dia bisa berhasil dengan mudah" Ucap Marsha dengan heran

"Entahlah aku juga ga ngerti, tapi yang pasti semuanya telah terjadi dan telah diputuskan, jadi ya aku harus menerima dan menjalani semuanya" Ucap Tiffany dengan pasrah

" Terus kita bakal jadi Bridesmaids kamu dong?" Tanya Clara

" Ya benar sekali" Jawab Tiffany dengan singkat

" Yess, akhirnya kita jadi Bridesmaids, udah lama banget aku ngebayangin jadi Bridesmaids, dan yang aku kira bakal nikah duluan si Marsha, tapi ternyata malah si Fany" Ucap Clara

" Karena masa depan dan takdir tidak ada yang bisa menebaknya hehe" Balas Marsha dengan bercanda

" Eh iya, kenalin juga dong temannya atau sodara nya sama gue bisa kali" Ucap Clara

" Jangankan kenalin temennya, dia sendiri aja pasti ga tau seluk beluk calon suaminya itu" Balas Marsha

" Betul banget sha" Sambung Tiffany

Setelah dari cafe, ketiganya menghabiskan waktu dengan berjalan jalan, menonton film, bermain game dan bahkan belanja di mall. Karena waktu telah malam, sehingga mereka semua berpisah untuk pulang.

" Guys, makasih banyak udah nemenin aku hari ini, aku sungguh merasa senang bisa menghabiskan hari ini dengan kalian" Ucap Tiffany

" Ya, aku juga berterima kasih, karena jadinya hari ini aku bisa bermain dan happy happy an" Sambung Marsha

" Ya, aku juga ucapin terimakasih untuk semuanya, dan kalau gitu sampai ketemu lagi nanti, dahh" Ucap Clara

Clara dan Marsha naik taksi yang sama dikarenakan arah rumah mereka yang sejalan, sementara Tiffany naik taksi sendiri. Setibanya di depan perumahan Tiffany memutuskan untuk turun karena ingin membeli sesuatu, namun tiba tiba turun hujan cukup deras.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!