Brakk
setelah sampai di depan pintu kamarnya, queen langsung saja membuka pintu tersebut, dan menutup nya kembali dengan sangat keras, sehingga memunculkan suara yang sangat keras. tapi queen tidak peduli akan hal itu.
setalah berada di kamar nya queen langsung saja menjatuhkan tubuh nya pada kasur empuk itu, queen membaringkan tubuhnya pada kasur empuk itu.kini queen terbaring di atas kasur dengan pandangan ke langit langit atap, yang bernuansa putih itu. ya, kamar queen memang berwarna putih, dengan bingkai bingkai poto yang sangat banyak di kamarnya. kamar queen memang di penuhi dengan bingkai poto, poto tersebut menunjukan seorang anak kecil yang sangat manis dengan mata hazel nya, dan seorang wanita paruh baya yang sangat cantik, dan memiliki mata hazel sama seperti queen. wanita paruh baya cantik itu tak lain tak bukan adalah bunda nya queen, vera alceena calista, yang sudah meninggal saat queen berusia 7 tahun.
"hufff" queen mengeluarkan nafasnya.
" bunda, queen kangen bunda. boleh gak? kalo queen ikut bunda aja. queen cape hidup kaya gini bunda, queen cape mendapatkan perlakuan kasar dari papa, queen cape bunda, hiks hiks hiks" ucap queen di akhiri tangisnya.
" bunda gak marah kan kalo queen ikut bunda? queen uda cape hidup sama brata kusuma anthonio itu, suami bunda. bunda kenapa sih, bisa nikah sama cowo seperti brata? tapi kalo bunda gak nikah sama brata, gak bakalan mungkin ada queen ya bunda? tapi lebih bagus seperti itu, qeen tidak terlahir di dunia ini, dari pada queen terlahir di dunia ini hanya untuk mendapatkan kesengsaraan seperti sekarang. " ucap queen kembali, masi dengan posisi terbaring di kasur empuk nya.
setelah berhenti dari ucapannya, queen langsung berdiri dari baring nya dan melangkah ke arah lemari besarnya itu, terlihat queen mengambil koper dari atas lemari dan mulai memasukan satu persatu baju nya ke dalam koper itu.
" pokonya gue harus keluar dari Mension neraka ini, dan gue akan tinggal bersama grandpa. " ucap queen yakin
" iya la gue harus pergi dari Mension ini, dari pada harus tinggal bersama manusia manusia bajingan kaya mereka, lebih baik gue tinggal bersama grandpa, grandpa juga gak kalah kaya nya, seperti si brata itu, bahkan lebih mungkin." ucap queen bicara sendiri
ya memang queen suka berbicara sendiri. tapi tenang saja, queen tidak gila ko. lagian yang di ucapkan queen barusan benar adanya, sang grandpa memang sangat kaya raya, bahkan lebih kaya dari sang papa.
sang grandpa memang sudah sering menyuruh queen untuk tinggal bersamanya, tapi queen nya saja yang tidak mau, karna alasan tidak bisa meninggalkan sodari tirinya yaitu vanya. pada saat itu ya, pada saat queen belum mengetahui kebusukan vanya. tapi untuk sekarang " no thanks deh " ucap queen.
" selesai " ucapkan queen sambil menutup resleting kopernya.
queen memang sudah selesai memasukan baju bajunya tidak lupa juga dengan bingkai bingkai poto yang ada di kamarnya, tapi memang tidak semua nya queen bawa. ga muat say.
setalah selesai kemas kemas barang, qeen langsung saja melangkah ke arah kamar mandi. sebelum benar benar keluar dari Mension ini, queen akan mandi terlebih dahulu, karna sudah merasakan lengket yang sangat tidak nyaman pada tubuhnya.
terlihat pintu kamar mandi queen terbuka, dan menampilkan seorang gadis cantik yang hanya menggunnakan kimono putih, dan handuk kecil berwarna biru melingkar menutupi rambutnya.
queen baru saja selesai dengan ritual mandinya, yang menghabiskan waktu 30 menit, setalah nya queen mengambil baju yang tadi sudah iya sisihkan di atas ranjang kasur king size nya.
singkat cerita, queen sudah selesai menggunakan pakaian nya. outfit queen hari ini, menggunakan crop top di balut jaket twin berwarna hitam, dan celana jeans yang senada, tidak lupa juga sepatu boots yang terpasang cantik di kaki jenjangnya.
queen terlihat sudah keluar dari kamar nya yang berada di lantai dua itu, lalu menuruni anak tangga, tidak lupa juga membawa kopernya.
setelah tiba di lantai satu, tanpa sengaja queen melihat papa nya seorang diri sedang berada di ruang keluarga, dengan laptop di pangkuanya queen tidak menghampirinya. ck, malas sekali rasanya jika queen harus menghampirinya, jadi jangan harap jika queen akan menghampiri papa nya itu. queen mengeleos berjalan begitu saja, hingga suara yang tidak di harapkan bersuara oleh queen pun, bersuara juga. dan menghentikan langkah queen.
" mau kemana kamu? " ucap sang papa, dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celananya
"bukan urusan anda" jawab queen tanpa membalikan tubuhnya, karna queen sangat malas sekali melihat wajah sang papa. bodo amat mau di bilang durhaka juga. itu lah kata queen.
"jelas urusan saya, karna kamu anak saya queensha" jawab sang papa menaikan satu oktaf nada suaranya.
queen membalikan tubuhnya, lalu tertawa remeh pada sang papa.
"bahkan sampai detik ini pun, saya tidak pernah merasa jika saya adalah anak anda tuan brata, dengan apa yang sudah anda perbuat kepada saya, apakah itu menunjukan seorang papa yang menganggap anaknya?" balas queen serkap
"memang dasar anak pembangkang. sekarang terserah kamu, kamu mau pergi dari Mension ini pun saya tidak peduli. tapi dengan satu syarat, jangan kamu bawa harta saya sepeser pun, termasuk motor yang sering kamu gunakan itu." balas brata, dengan emosi yang bergemuruh di dada nya.
" jika itu mau anda, baiklah. silahkan ambil" balas queen, dengan menyimpan kunci motornya di atas meja yang terletak di samping queen.
setalah itu queen berjalan keluar dengan dua tetes air mata yang tanpa di minta keluar dengan sendiri nya, setelah berada di depan Mension, queen menatap Mension itu dengan sendu, kenangan kenangan bersama bunda nya dulu, kini queen ingat kembali, tetapi bersamaan juga dengan kenangan kenangan setalah sang bunda meninggal dunia, dan sejak itu lah sikap sang papa pun berubah, dan kini Mension itu pun berubah seperti neraka bagi queen.
terlihat queen keluar dari arah gerbang Mension mewah itu, langkah queen terhenti kala mendengar suara seorang gadis.
"bagus lah, jika kau sudah mengetahui semuanya. aku tidak perlu repot repot menjelaskan semua nya pada mu queen. " ucap vanya menyilangkan tangan di dada nya.
"applause untuk mu *****.peran yang sangat baik, lanjutkan" balas queen tersenyum miring dengan tatapan datar nya
"stop it.ralat ucapan mu queen, berhentilah memanggilku *****" balas vanya dengan sedikit emosi
"kenapa? memang benar bukan? kau hanyalah seorang ******, nyonya vanya" ucap queen
" damn it" balas vanya mengepalkan tangannya
"pergilah, agar aku lebih mudah menguasai Mension ini, dan menggantikan posisi mu queen" balas vanya dengan senyum licik nya
" menggantikan posisi ku? silahkan jika kau mampu anak tiri, karna sekali anak tiri, akan tetep anak tiri vanya" balas queen dengan senyum remeh nya
"aku memang anak tiri bagi papa brata, tapi papa lebih mempercayai ku di banding kamu anak kandungnya sendiri queen, bahkan papa sering memperlakukan mu tidak adil, itu saja sudah menjadi satu kemenangan bagi ku" balas vanya tersenyum bangga
"tapi itu belum berakhir sialan" balas queen sedikit terpancing emosi
"belum berakhir kata mu? dengan apa yang sudah kamu lalui selama ini? apa itu belum berakhir gadis malang? aku sudah mengambil papa mu, lalu kekasih mu, secara tidak langsung aku sudah mengambil kebahagian mu queen." balas vanya dengan wajah angkuh nya itu.
"dan akan ku ambil kembali kebahagian ku, akan ku rebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik ku. maka untuk saat ini, nikmati lah kebahagiaan mu. setelahnya, bersiaplah dengan kehancuran mu" balas queen datar, dan membalikan tubuhnya lalu mengeleos pergi begitu saja meninggalkan vanya, tanpa menunggu balasan vanya akan ucapanya barusan.
"kau tidak akan bisa menghancurkan ku queen" balas vanya menaikan satu oktaf suaranya saat melihat punggung queen sudah sedikit menjauh.
yang tidak di tanggapi apapun oleh queen, malah kini gadis itu anteng sendiri berjalan membawa koper di pinggir jalan yang sangat ramai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments