"baiklah, aku akan memanggil dia dan dua pegawai lainnya untuk datang kemari, karena kakak yang harus mengatakan kepada mereka. Sebab kakak adalah manajer dan mereka pasti akan mematuhi kakak!" ujar Siska menanggapi perintah kakaknya dan pergi meninggalkan ruangan sang manajer, sebab dia juga seorang wanita dan dia tidak mau merendahkan harga diri wanita lainnya.
Mungkin ada sekitar lima belas menit Siska pergi, dan tak lama kemudian kembali bersama tiga pegawai resepsionis yang bertugas di lobby, untuk menyambut para tamu yang datang ke hotel.
Ketiga pegawai itu adalah Lia, Doris dan Kaira, mereka bertiga berjalan mengikuti Siska, hingga memasuki ruangan manajer hotel.
"mereka sudah ada disini pak. termasuk Kaira!" ujar Siska pada kakaknya setelah mereka semua berada didalam ruangan sang manajer, sontak membuat Kaira dan yang lainnya bertanya-tanya didalam hati, karena mereka tidak tahu mengapa mereka dipanggil menghadap manajer dan semua itu terlihat jelas di wajah mereka, terlebih Kaira.
"saya tahu kalian bertiga pasti bertanya-tanya mengapa saya memanggil kalian. Terutama kamu Kaira!" kata manajer Utomo menyadari apa yang sedang dipikirkan oleh ketiga pegawainya itu, dan lebih menekankannya kepada Kaira. Yang sekarang sedang melihat kearah manajer setelah sang manajer menyebut namanya. "sebetulnya saya memanggil kalian, untuk meminta kepada kalian agar berkerja lebih ekstra selama Presdir direktur menginap disini! Dan juga menyampaikan perintah dari Presdir direktur, untuk Kaira! Agar menemaninya di kamarnya!" ujar manajer Utomo menyelesaikan perkataannya dengan suara sedikit tercekat di tenggorokan.
Sontak perkataan manajer di bagian akhir membuat Lia dan Doris langsung menatap kearah Kaira, mereka lihat Kaira dengan pandangan menghina, karena perkataan terakhir manajer tadi sudah membuktikan semua dugaan mereka selama ini terhadap Kaira.
Sementara Kaira yang menyadari tatapan hina kedua orang itu, meski dia tidak melihatnya. Langsung mengepalkan kedua tangannya karena menahan amarah, setelah dia mendengar apa yang dikatakan oleh manajer. Bukan hanya itu bahkan wajahnya juga terlihat memerah, menandakan bahwa dia benar-benar marah saat mendengar apa yang disampaikan oleh sang manajer.
Dia merasa orang-orang itu sengaja mempermalukannya, namun cara orang-orang itu mempermalukannya dengan berlindung dibalik nama Presdir. Dan itu sangat tidak disukai Kaira.
"MAAF! Bisakah anda mengulanginya lagi, siapakah orang yang meminta saya untuk menemaninya di kamarnya?!" tanya Kaira pada manajer dengan kemarahan yang berusaha dia tahan, dan melupakan dengan siapa dia sedang berbicara.
Karena seharusnya seorang manajer tidak menyampaikan pesan murahan seperti itu didepan banyak orang, meski yang memerintahkan itu adalah seorang atasan, karena itu sama saja dengan mempermalukan orang tersebut, itulah yang membuat Kaira sangat marah.
"Presdir direktur!" jawab Siska yang sedang berdiri didekat Kaira, membantu kakaknya yang terlihat sedang merasa bersalah, saat mendengar pertanyaan Kaira yang terasa seperti sedang mengintimidasi lawan bicaranya.
"Leo Aurora Hamzah?!" ujar Kaira menyebut nama lengkap sang Presdir direktur, dengan ekspresi dingin sedingin es. Menahan hinaan. Membuat semua orang yang berada disana terkejut ketika mendengar nama itu disebut, oleh pegawai yang baru bekerja selama tujuh hari.
Padahal selama ini tak ada yang pernah berani menyebut nama itu, semua pegawai dan karyawan serta orang-orang yang memiliki jabatan dibawah sang Presdir selalu memanggilnya dengan sebutan Presdir. Sedangkan orang terdekatnya memanggilnya dengan sebutan tuan muda oh.
Seolah nama itu sangat sakral, hingga siapapun yang menyebutnya akan kehilangan kepalanya, bahkan nama itu hampir terlupakan jika saja Kaira tidak menyebutkannya hari ini.
"ya, Presdir sendiri yang memintanya. Dan sebagai bawahan kita hanya bisa menuruti nya." ujar manajer menjawab pertanyaan Kaira dengan ragu-ragu dan sedikit takut, setelah mendengar Kaira menyebut nama Presdir tanpa ada ambal-ambal Presdir ataupun tuan muda, dan berharap Kaira tidak menolak. Sedangkan Kaira terlihat biasa saja.
"baiklah! dilantai berapa kamarnya?" tanya Kaira masih dengan nada bicara dingin, dan seperti sudah melupakan bahwa dia hanyalah pegawai resepsionis disana.
"lantai sembilan! Siska akan mengantarkan mu kesana." Jawab manajer Utomo dengan perasaan lega karena ternyata Kaira bukan lah orang yang sulit, dan melihat kearah Siska yang sedang termenung mengingat nama belakang Kaira, setelah dia mendengar Kaira menyebut nama lengkap Presdir direktur. Dan memberi kode kepadanya untuk mengantarkan Kaira ke kamar Presdir.
"tidak perlu! Aku akan pergi kesana dan menyelesaikannya sendiri." ujar Kaira dengan melirik wajah Siska secara sekilas, karena dia menyadari bahwa Siska mungkin mulai mengenalinya. Tapi dia tidak terlalu peduli tentang itu, dan lebih memilih segera pergi dari sana tanpa menghiraukan pandangan Lia dan Doris, yang sejak tadi terus menatapnya dengan pandangan hina, seolah-olah dia adalah wanita murahan seperti yang sering mereka gosipkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments