Patah Hati

"Gue makan, lu pada yang bayarin ya." ucap Laras

"Gue mah heran, lu tuh udah tajir melintir. Masih juga nyari yang gratisan, gue yakin uang di rekening lo udah bejibun." ucap Ellora berbisik

"Dengerin emak ye, yang namanya gratisan itu lebih nikmat, di banding kita bayar sendiri." jawab Laras dengan membusungkan dadanya

"Huuu... bahlul ente" Bayu pun melemparkan sumpit yang ia pegang

"Eits, kagak kena. Gue ngeles, jangan macem-macem lu ya. Kalo sampe kena gue, gue bakal langsung lempar ni mangkok." ancam Laras seraya mengangkat mangkok yang masih berisi setengah basonya.

"Bahaya kalo udah mode yakuza, mundur gue" ucap Bayu, menaruh kembali sumpitnya

(Seperti novel-novelku sebelumnya, pemeran utama tentu ga lemah ya.)

Laras seorang putri dari pengusaha kaya dan sukses, tentu saja banyak musuh dari pesaing sang papa. Walau sampai sekarang data pribadi milik Laras dan kedua abangnya belum ada yang bisa tembus, namun sang papa tentunya membekali ketiga putra putrinya seni beladiri dan kehalian lainnya.

Hanya Ellora dan Bayu yang tahu, semua tentang Laras dan keluarganya. Dan mereka berdua juga pernah menyaksikan Laras mengamuk, dan kejadian itu 2 tahun yang lalu. Saat Ellora pernah menjadi korban penculikan, tentu sebagai sahabat. Laras tak tinggal diam, ia mengerahkan kemampuannya sebagai hacker. Saat menemukan di mana tempat Ellora di sembunyikan, hanya berbekal dua buah kodachi di tangan kanan dan kirinya.

Bayu yang ikut Laras, ia hanya bisa diam bersembunyi melihat aksi Laras. Aura yang di miliki Laras, saat melawan para penculik benar-benar menakutkan. Jujur, saat itu tubuh Bayu gemetar bukan main. Dengan lihainya, Laras melawan 8 orang dewasa seorang diri. Hebatnya Laras, ia tak sampai mengh*bisi nyawa lawan. Ia hanya membuat mereka, cacat dan masuk ICU.

Bel pulang pun berbunyi, kini Bayu dan Ellora tengah menemani Laras menunggu Ken. Saat sedang asyik bercanda depan gerbang, hati laras mencelos. Saat melihat di motor Bintang gebetannya, ada seorang gadis yang naik motornya. Padahal yang sebebarnya terjadi adalah Bintang yang menyuruh gadis itu untuk duduk di sana, karena dia tau kalo ada Laras di sana.

Bintang yang tau kelakuan Laras pun, menyuruh seseorang yang ia sendiri tak kenal untuk duduk di motornya

DEG

Tanpa sadar, Laras meneteskan air matanya. Laras dengan segera menghapusnya. Namun sayang, kedua sahabatnya melihat hal itu. Begitu juga dengan Bintang, saat ia melihat air mata Laras. Hatinya merasakan hal yang lain, namun ia tak tau apa.

"Lu ga papa kan, Ras?" tanya Ellora khawatir

"Haha... ga papa ko santai aja. Lagian dia cuma gebetan, bukan siapa-siapa gue." jawab Laras tersenyum, tetapi Ellora dan Bayu tau bila Laras terpaksa menampakkan senyuman itu.

"Jemputan gue datang, kalian pulangnya ati-ati ya. Bay, anterin Ellora sampe rumah. Jangan macem-macem lo, kalo berani. Lo, gue..." Laras menggerakan ibu jarinya ke leher miliknya, dari kiri ke kanan.

GLEK

"Mana berani gue macem-macem, bodyguard nya modelan lo." jawab Bayu bergidik ngeri

Ken keluar dari mobil, ia melangkah mendekati Laras dan yang lain.

"Yuk" ajak Kenan, Laras mengangguk. Laras pun melambaikan tangan pada kedua sahabatnya, saat sudah masuk ke dalam mobil.

"Hati-hati bang Kenan" ucap Ellora, Kenan pun tersenyum dan mengangguk.

"Kalian juga" balas Ken sebelum ia pergi dari depan sekolah Laras, Laras menyandarkan kepalanya di pintu yang jendelanya tidak tertutup. Sengaja ia menolehkan kepalanya menatap Bintang, Laras menatap wajah Bintang penuh cinta untuk terakhir kalinya. Sangat jelas raut sedih di wajahnya, patah hati.

DEG

Entah kenapa perasaan Bintang, kenapa ia sangat terganggu dengan bayangan wajah Laras yang sedih.

"Duduk yang bener dek" titah Ken, Laras pun segera menegakkan tubuhnya dan menutup jendela. Ia menyandarkan tubuhnya, sesak rasanya.

Setelah kepergian Laras, di susul Ellora dan Bayu. Bintang segera mengusir gadis yang ia suruh..

"Turun lo" titah Bintang

Cewek itu pun turun dengan menedecakkan lidahnya, karena ia merasa kesal. Gadis itu segera pergi dari sekolah, karena jemputannya sudah menunggu.

Bintang sempat terdiam di sana, ia memikirkan apa yang ia rasakan tadi. Kenapa hatinya ikut sakit, saat melihat air mata Laras menetes. Apa mungkin ia sudah mulai tertarik? Bintang menggelengkan kepalanya, tidak mungkin. Ia langsung naik ke atas motornya dan segera melajukan kendaraan miliknya, meninggalkan pekarangan sekolah.

'Cape gue ngejar-ngejar lo, ngejar sesuatu yang ga pasti. Berbulan-bulan gue ngejar, tapi tetep aja cewek lain pemenangnya. Gue bisa nyingkirin cewe-cewe yang ngejar lo, tapi gue nyerah kalo lo yang udah ngejar cewe. Gue mundur Bin, semoga lo bahagia sama pilihan lo.' ucap Laras dalam hati, ia memejamkan matanya sampai tak terasa ia pun terlelap.

Terlihat oleh Ken, bila ada air mata yang menetes di ujung mata Laras. Ken terkejut, karena adiknya tak pernah sampai meneteskan air mata kalau masalahnya bukan dengan perasaan. Ken menghentikan mobilnya, ia melepas sabuk pengamannya. Ia mendekati kursi sang adik, lalu menghapus air mata sang adik. Ken juga mengatur jok mobilnya lebih rendah, agar Laras merasa lebih nyaman.

"Apa yang buat kamu sedih dek? Abang tunggu sampe kamu mau cerita." ucap Ken pelan, ia membenahi rambut Laras yang menghalangi wajahnya.

Ken kembali duduk dan memakai sabuk pengamannya, ia berniat akan membawa Laras ke pantai lanjut ke kedai eskrim. Cara itulah, yang bisa membuat mood nya kembali baik.

Brussshhh

Samar-samar Laras mendengar suara ombak, dengan perlahan ia pun membuka matanya. Laras meregangkan tubuhnya, saat mengangkat kedua tangannya. Ternyata terpentok dengan kap mobil, Laras pun melihat ke sekeliling. Senyuman nya mengembang sedikit demi sedikit, ia membuka pintu dan keluar dari mobil.

Seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru , Laras terlihat sangat senang berlari menuju pesisir pantai. Ken yang baru saja kembali dari kedai, dengan membawa eskrim di kedua tangannya. Tersenyum melihat wajah sang adik, yang sudah kembali ceria.

"ABAAAAANG SINIIIII" teriak Laras, Kenan mengangguk dan berjalan menghampiri Laras.

"Wuaaahhh... eskrim" teriak Laras kegirangan, ia pun mengambil eskrim itu dari tangan sang abang,

"Makasih bang" Laras mencium pipi sang abang, kedua abangnya memang terrrrr the best.

Lelaki terbaik, ter ter ter pokonya. Hanya pria-pria di keluarganya, terutama sang papa. Cinta pertama miliknya, siapa Bintang? Dia hanya pria yang lewat bagai FYP di akun tikotok nya, lupakan saja.

'Kamu itu cantik, pintar, baik hati dan tidak sombong Ras, tambahan anak jagoan pula. hahahaha.... banyak pria yang suka ma lo, jadi lupakan pria yang bernama Bintang itu.' ucapnya dalam hati, menyemangati dirinya sendiri. Terlihat Laras sangat menikmati eskrim pemberian Ken, Ken mengacak rambut Laras.