ILY GPB

Malam hari keluarga Osric sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Bagaimana pekerjaan di kantor, apakah semuanya lancar?" tanya Papa Indra menatap Darel. Semenjak perusahaan di serahkan pada Darel, papa Indra sudah tidak ingin ikut campur lagi, terkadang hanya sesekali ia menanyakan keadaan kantor. Ia memilih untuk menikmati masa tua dengan mengisi waktu untuk berolahraga.

"Tidak, meeting hari ini Darel cancel dan Darel tidak masuk ke kantor." Jawab Darel dengan malas.

"Kenapa?" tanya papa Indra merasa heran. Tidak biasanya putranya bersikap seperti itu. Darel terkenal dengan sosok yang disiplin dan tegas.

"Karena salah memakai underwear Pa." Ucap Luna begitu saja.

Papa Indra mengernyitkan dahinya.

"Maksudnya bagaimana?"

"Tadi ada sedikit insi...

Belum juga Darel selesai bicara, sudah di serobot oleh Luna.

"Jadi gini Pa, Mbok Inah salah menata Underwear kita. Lebih tepatnya tertukar, jadi tanpa sadar Kak Darel memakai underwear punya Luna Pa. Pas sampai jalan ada sedikit insiden, mobil Kak Darel menabrak sepeda Gadis Penjual balon, mereka terlibat cekcok, yang akhirnya membuat celana Kak Darel sobek. Lebih memalukan lagi, celananya sobek karena tarikan dari Gadis penjual balon itu Pa."

Darel melotot kan matanya. Ia begitu kesal dengan Luna, menurutnya adiknya itu memiliki mulut seperti mobil tanpa rem, suka nyerocos dan ceplas ceplos.

HAHAHAHA...

Tawa Papa Indra pecah.

"Kamu Boy...Darel Pramudya Osric, seorang CEO yang di segani banyak orang. Kekantor memakai underwear Hello Kitty. Lebih parahnya lagi, kamu dipermalukan oleh seorang Gadis penjual balon. Gadis yang begitu pemberani, Papa jadi penasaran dengan gadis itu?" Ucap Papa Indra tersenyum.

"Benar Pa, Mama juga penasaran. Mungkin jika kamu bertemu kembali, kamu bisa mengajaknya kemari Nak?" Ucap Mama Rania, Papa Indra dan Luna pun mengangguk setuju.

Darel menatap Mamanya, dengan raut wajah bingung.

"Untuk apa Darel membawanya kemari?" tanya Darel.

"Siapa tahu bisa Mama jadikan menantu Nak?" Jawab Mama Rania dengan santainya.

Darel yang mendengar perkataan Mamanya pun merasa kesal.

"TIDAK AKAN !!, Seperti tidak ada perempuan lain saja, hingga menjadikannya menantu." Ucap Darel tidak suka.

"Perempuan banyak Boy, tapi nyatanya sejauh ini tidak ada yang tertarik padamu. Jika ada, tidak mungkin kamu sendiri sampai setua ini. Pesona mu memang tak sebaik Papa waktu dulu Boy." Ujar Papa Indra tersenyum mengejek.

"Darel belum setua itu Pa? Darel akan buktikan dalam waktu dekat, Darel akan mengenalkan kekasih Darel pada kalian." Ucap Darel yakin.

"Buktikan saja Boy, saran Papa jangan terlalu lama sendiri, Papa sudah ingin sekali menimang cucu, atau jika kamu tidak segera memberi Papa cucu, Papa akan memberikan mu seorang Adik." Ucap Papa Indra tersenyum dengan menarik turunkan alisnya, menggoda Darel.

"Pa !!, jangan buat Darel malu, Darel tidak ingin memiliki adik lagi. Jika Papa melakukan hal itu, Darel tidak segan-segan akan menyuntik mati kecebong Papa !!." Ucap Darel tegas. Sementara Luna dan Mama Rania tak hentinya tertawa melihat perdebatan mereka.

"Jangan Boy, itu adalah harta paling berharga yang Papa punya." Ucap Papa Indra merasa takut dengan ancaman putranya, padahal ia tadi hanya bercanda.

Darel pusing, jika harus berdebat dengan Papanya maupun Luna, ia memilih beranjak pergi.

"Mau kemana Nak?" tanya Mama Rania.

"Ke kamar Ma." Jawab Darel singkat, kemudian berjalan menuju kamarnya.

ΩΩΩΩ

Pagi hari, Hana sudah siap untuk berjualan balon. Dengan memakai kaos berwarna putih di padukan dengan rok motif bunga dan tak lupa mengikat rambut panjangnya seperti ekor kuda, sangat sederhana. Beruntung ia memiliki kulit putih dan wajah yang cantik, hingga ia tak perlu repot-repot untuk memoles wajahnya.

"Nak, kamu yakin akan berjualan balon dengan berjalan kaki?" tanya Bu Mirna, mengingat sepedanya masih berada di bengkel.

"Tentu saja Bu?" Ibu tidak perlu khawatir, Hana akan baik-baik saja. Doakan Hana ya Bu, semoga semua balon-balon Hana terjual semua." Ucap Hana tersenyum.

"Tentu Nak, doa Ibu selalu menyertaimu." Ucap Bu Mirna, setelah pertemuan mereka waktu itu dan setelah mendengarkan kisah hidup Hana, Bu Mirna memutuskan menjadikan Hana sebagai anaknya, ia yakin jika Hana adalah Gadis yang baik.

Perlahan Hana berjalan menyusuri jalan.

"BALON...BALON, BALONNYA BU, PAK.

"AYO DIBELI, SAYANG ANAK...SAYANG ANAK..!! Teriak Hana, begitu semangat. Menggenggam erat beberapa balon karakter, tak peduli dengan peluh yang mulai membasahi keningnya.

Dari arah belakang, tanpa Hana sadari ada sebuah mobil mewah melaju dengan kencang dan berhenti tepat di samping Hana.

Hana terkejut, sekaligus merasa senang. Ia mengira jika seseorang akan membeli balonnya.

"Balo..." Ucapan Hana terhenti, ia terkejut dengan seseorang yang berada di dalam mobil. Seseorang yang tidak ingin ia temui. Dia adalah Darel, ia sengaja berhenti dan menurunkan kaca mobilnya. Mengetahui jika Darel akan keluar dari mobilnya, Hana bergegas pergi.

Dengan cepat Darel mengejar Hana.

"Tunggu !!" Ucap Darel mencengkeram pergelangan tangan Hana.

"Lepas !!" Sentak Hana melepas tangannya dari Darel.

"Kita bertemu lagi Gadis balon!" Ucap Darel dengan senyum penuh arti. Ia masih menaruh dendam pada Gadis yang ada dihadapannya ini.

"Lalu, Kenapa jika kita bertemu kembali? Apakah Anda akan memberi tahu SAYA, JIKA ANDA MEMAKAI UNDERWEAR HELLO KITTY? OH...ATAU JANGAN-JANGAN SUDAH GANTI DENGAN KUDA PONI?" Ucap Hana dengan lantang, membuat semua orang yang lewat menatap Darel dengan penuh tanya.

Sementara Darel begitu marah mendengar perkataan Hana, ia merasa dipermalukan untuk kedua kalinya.

"HEI GADIS BALON, JAGA UCAPANMU !! Sentak Darel, mencengkeram kuat pergelangan tangan Hana, dengan sorot mata tajam penuh amarah.

Hana yang merasa terancam pun dengan segera melepaskan diri.

"AAAUUUU...!!" teriak Darel, kesakitan. Setelah kakinya di injak oleh Hana. Karena merasa sakit, membuat Darel melepaskan cengkraman pada tangan Hana, dengan segera Hana melarikan diri dengan membawa balon-balonnya.

"SIAL !, AWAS JIKA KITA BERTEMU KEMBALI. RUPANYA ADA YANG INGIN BERMAIN-MAIN DENGAN KU." Ucap Darel penuh emosi. Darel masuk ke dalam mobil, ia melanjutkan mengemudikan mobilnya untuk menuju ke kantor. Kebetulan pagi ini ia mengemudikan mobilnya sendiri, karena Janu sudah berangkat terlebih dahulu.

Ketika merasa sudah aman, Hana berhenti.

”Huh, rasanya lelah sekali." Ucap Hana dengan nafas naik-turun, ia mengusap peluh yang sejak tadi membasahi wajah cantiknya.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

aku suka sama kedekatan darel dan bapak nya

2023-10-18

4

auliasiamatir

auliasiamatir

hati hati darel... tar bucin akut loh

2023-10-18

1

Merry_Chan.

Merry_Chan.

ttp smngat upnya thor.

2023-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!