Di sebuah rumah yang terlihat megah, seorang pria tampan terlihat sedang terburu-buru akan berangkat ke kantor. Pagi ini ia ada meeting penting dengan Client.
"Sial !, kenapa lampu tiba-tiba padam." gerutu pria tersebut yang tak lain adalah Darel.
Ia sedang berada di walk in closet, dengan kondisi gelap ia mulai memakai pakaian. Setelah dirasa siap ia pun berjalan menuruni tangga.
Tap...Tap..Tap..
Darel melangkahkan kaki jenjangnya menuruni tangga.
"Kenapa lampu bisa padam Pa?" tanya Darel menghampiri papanya di ruang makan.
"Sepertinya ada sedikit masalah, Papa tadi sudah menyuruh Pak Tito untuk memeriksanya." Jawab Papa Indra. Darel hanya mengangguk, tak lama lampu pun menyala kembali.
"Kakak !!" teriak seorang gadis cantik, masih memakai baju tidur dengan rambut yang begitu berantakan.
"Luna !! Menjauh." Darel menghindar ketika Luna ingin memeluknya. Dia adalah Luna Pramudya Osric, anak bungsu pasangan Indra Pramudya Osric dan Rania Paramadina. Sikap Luna berbanding terbalik dengan Darel, Luna adalah gadis berusia 19 tahun, selain berparas cantik ia gadis yang ramah, ceria dan suka ceplas-ceplos.
"Huh, kakak ini. Pantas saja setua itu tidak laku, lagian mana ada yang mau dengan pria arogan dan kasar seperti itu." Omel Luna, ia terlihat begitu kesal.
"Luna, kakak dengar semua yang kamu katakan." Ucap Darel melirik Luna.
"Bagus jika kakak mendengarnya." Sahut Luna, cemberut.
"Sudah-sudah, kalian ini selalu saja ribut." Ucap Mama Rania, ia sering dibuat pusing oleh kedua anaknya. Sementara Papa Indra hanya menggelengkan kepala saja. Baginya sudah menjadi hal biasa jika Putra Putrinya bersikap seperti itu.
Sementara Mbok Inah sedang menata sarapan untuk mereka.
"Mbok, apakah Mbok Inah punya kenalan atau saudara perempuan yang seusia dengan kak Darel? Tanya Luna tiba-tiba. Darel mengernyitkan dahinya, ia merasa heran dengan pertanyaan Luna.
"Tidak ada Non, memangnya kenapa Non? Tanya Mbok Inah. Mbok Inah adalah pekerja di rumah keluarga Osric, meskipun terkadang ceroboh, tapi keluarga Osric begitu menyayanginya.
"Seandainya ada, siapa tau bisa dijodohkan dengan Kak Darel." Ucap Luna dengan santainya. Sontak saja perkataan Luna membuat semua terkejut, terlebih lagi Darel. Ia begitu geram dengan Luna.
"Pa, Ma, Darel berangkat kerja dulu." Ucap Darel, berdiri akan meninggalkan meja makan.
"Sayang, kamu tidak sarapan dulu?" tanya Mama Rania.
"Tidak Ma, Darel sarapan di kantor saja. Lagian Janu sudah menunggu di luar." Jawab Darel dengan lembut. Hanya dengan Mama Rania dan Papa Indra, Darel berkata lembut. Bukan berarti ia tidak menyayangi Luna. Hanya saja sikap Luna yang terkadang bar-bar dan ceplas-ceplos.
ΩΩΩΩ
"Tuan, ada apa dengan anda?" tanya Janu.
"Memangnya aku kenapa?" tanya balik Darel, dengan masih fokus pada tabletnya.
"Tidak, pagi ini wajah anda terlihat sedikit menua." Ucap Janu. Janu Ivander, pria berusia 31 tahun, ia adalah pria tampan. Ia bekerja dengan keluarga Osric sudah begitu lama. Sikap Janu tak jauh dengan Darel, ia hanya bersikap ceplas-ceplos pada orang-orang yang telah ia kenal.
"JAMU!! Jaga bicaramu." Sentak Darel kesal.
"JANU TUAN, LAIN JAMU." Ucap Janu menekankan setiap perkataanya.
"Dari pada berbicara yang tidak-tidak, lebih baik fokuslah dalam mengemudi. Aku tidak ingin terlambat ke kantor." Ucap Darel tegas.
Dengan spontan, Janu menambah laju mobilnya, hingga...
"Brak....!!!"
Terdengar hantaman begitu keras.
"Apa yang terjadi?" tanya Darel terkejut.
"Sepertinya kita menabrak sesuatu." Jawab Janu yang juga terkejut.
"Kita !! bukankah kamu yang mengemudikan mobilnya." Ucap Darel, Janu hanya memutar bola matanya, ia begitu malas menanggapi perkataan Darel.
"Nona, apakah nona baik-baik saja?" tanya Janu, menghampiri gadis yang merintih kesakitan.
"Tidak Tuan, hanya sedikit terkilir. Tapi bagaimana dengan sepeda dan semua balon-balon ku." Jawab Hana, ya gadis yang Janu tabrak adalah Hana, bukan rasa sakit yang ia rasakan hanya saja rasa sial. Karena baru saja ia akan berjualan tapi nasib naas telah menimpanya.
"Janu, Kenapa lama sekali? Ah, mobil ku, kenapa bisa tergores seperti ini !!" Darel turun dari mobil menghampiri mereka, ia mendapati mobilnya yang sedikit tergores.
"Maaf Tuan, tapi kondisi Nona ini lebih penting Tuan, lihat saja kakinya terkilir." Ucap Janu.
" Hanya terkilir, biayanya tak sebanding dengan biaya kerusakan mobilku !." Ujar Darel meremehkan Hana, perkataan Darel tentu saja melukai hati Hana.
"Hei Tuan, Aku bukan hanya terkilir, tapi aku juga mengalami kerugian. Balon-balon ku terbang, sepeda ku juga rusak !." Ucap Hana menatap tajam Darel, sikap Hana begitu berani, begitulah ia, ia akan bersikap lembut pada orang yang bersikap lembut juga padanya.
Darel terkejut, baru kali ini ia mendapati gadis yang begitu berani dengannya. Perlahan ia mendekati Hana.
"Balon? Bukan kah BALONMU masih utuh didalam sana." Ucap Darel tersenyum mengejek, menatap dada Hana.
Hana yang mengerti arah tatapan Darel, dengan spontan menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Hei Tuan !! TERNYATA PENAMPILAN ANDA TIDAK SESUAI DENGAN SIKAP ANDA YANG BEGITU MESUM." sentak Hana dengan nyalang.
"Nona, anda tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Anda begitu berani, semoga kedepannya anda tidak akan mengalami banyak masalah." Ucap Janu dalam hati, sejak tadi ia hanya diam memperhatikan perdebatan keduanya.
Tanpa memperdulikan ucapan Hana. "Janu, Ayo kita pergi, kita sudah sangat terlambat. Tidak ada gunanya kita meladeni gadis ini, sepertinya ia juga tidak akan mampu Menganti semua biaya perbaikan mobil ku." Darel ingin melangkah pergi.
Sreekk .. Buggghh...
Karena kesal, dengan berani Hana menarik celana Darel, karena terkejut dan tidak seimbang membuat Darel terjatuh.
"HEI GADIS BALON, APA YANG KAMU LAKUKAN !!" Sentak Darel, mencoba berdiri. Tidak ingin jika orang lain mengetahui ia terjatuh karena gadis bar-bar yang membuatnya begitu marah.
"HANA, NAMAKU HANA." Ucap Hana, tidak terima dengan panggilan yang diberikan oleh Darel.
" Hana? Nama yang tidak pantas untuk mu." lagi-lagi perkataan Darel menyakiti hatinya.
Emosi Hana mereda setelah ia menyadari sesuatu.
"Kenapa kamu tersenyum? Apakah kamu terpesona melihat ketampanan ku." Ujar Darel dengan bangga.
Perlahan Hana berjalan menghampiri Darel.
"Tidak tuan, saya tidak tersenyum dengan anda. Hanya saja saya tersenyum dengan Hello Kitty yang tersembunyi di balik celana anda. Saya tidak tahu, ternyata anda yang terlihat begitu gagah adalah penyuka underwear Hello Kitty." Bisik Hana tepat di telinga Darel, ia tersenyum mengejek, kemudian ia berlalu pergi membawa sepedanya yang rusak.
Darel yang menyadari perkataan Hana, membuat ia menunduk dan benar saja saat ini ia memakai underwear Hello Kitty. Karena celana yang sobek, membuat gambar Hello Kitty terlihat jelas.
"Sial, kenapa aku bisa memakai underwear Hello Kitty? Bukankah ini milik Luna? Ah, Mbok Inah !! Benar-benar ceroboh." Gumam Darel, menahan marah.
Sementara Janu tidak bisa menahan tawanya.
"Hahahaha.. Sejak kapan anda menyukai underwear Hello Kitty Tuan?" tanya Janu di sela tawanya.
"JAMU, DIAM !! Sentak Darel dengan tatapan tajam.
"Maaf Tuan, jadi apakah kita akan pergi ke kantor sekarang? Tanya Janu.
Darel menatap tajam. "Kamu pikir, dengan penampilan seperti ini aku akan pergi ke kantor?" KITA PULANG, DAN BATALKAN SEMUA JADWAL HARI INI." Ucap Darel tegas, kemudian masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
R.F
2like hadir semangat kak
mampir ya
2024-01-07
2
4U2C
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐧𝐠𝐚𝐤𝐚𝐤 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐚𝐡,,𝐚𝐝𝐮𝐮𝐮𝐡𝐡𝐚𝐚𝐚𝐢𝐢𝐢𝐢 𝐃𝐀𝐑𝐄𝐋..𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎 𝐊𝐈𝐓𝐓𝐘 𝐃𝐀𝐍 𝐆𝐀𝐃𝐈𝐒 𝐁𝐀𝐋𝐎𝐍..
2023-10-19
3
Merry_Chan.
nggak bisa brhnti ktwa🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-13
2