Selama perjalanan, Jeje terus mengeluh apa yang dialaminya. Siapa sangka gadis cantik dan kaya raya asal Jakarta ini harus menjalani hari-harinya yang sulit dan dipenuhi kesialan sebagai pengemudi ojek daring.
“Apes! Apes! Pelaris ban bocor, terus sekarang suruh bawa karung beras. Awas aja, sampai sana gua gak dikasih tip. Gua tampol tuh, yang pesan.” Sambil menggerutu kesal.
Sesampainya di tempat tujuan …
“Permisi, YellowJek mau kirim barang.” Teriaknya memanggil.
Lalu datang seorang anak kecil keluar dari rumah menghampiri Jeje.
“Oh, Kak ojol ya. Masuk aja, sekalian berasnya bawain ke dalam!” Ucapnya.
“Bngs**! Gua udah capek-capek malah disuruh bawa masuk itu beras.” Kata Jeje sambil kesal.
“Ibunya ada, Dek?” Tanya Jeje ke anak itu.
“Ibu lagi kerja, Kak. Aku di rumah sendirian.” Jawab adik itu.
Dengan terpaksa, Jeje mengangkut beras itu masuk ke dalam rumah dan meninggalkan adik tersebut dengan raut wajah kesal.
“Makasih ya, Ka. Hati-hati di jalan.” Kata adik itu sambil tersenyum polos dan langsung masuk ke dalam rumahnya.
“Makasih pal**u, kasihlah tip apa atau apa, kek. Malah makasih doang, najis!” Kata Jeje.
Setelah itu, Jeje langsung bergegas pergi dengan wajah yang menggerutu kesal.
“Dah lah, gua capek banget hari ini isinya apes doang.” Ujarnya dengan kecewa.
Hari semakin sore dan jalanan mulai padat. Jeje kini memutuskan untuk kembali ke base camp untuk istirahat sejenak.
Lalu di perjalanan …
“Ojek! Ojek!” Teriak seorang perempuan berusia 25 tahun-an berpakaian blus panjang dan membawa koper memanggilku dari pinggir jalan.
Saking kagetnya, aku langsung menghentikan motorku di dekat perempuan itu.
“Mbak bisa anterin saya ke gedung Empire Palace? Deket kok, saya lagi buru-buru, nanti saya lebihkan ongkosnya.” Kata perempuan itu sambil tergopoh-gopoh.
“B-bisa banget, Mbak!” Jawab Jeje lalu memberikan helmnya.
“Nah, rejeki nomplok, nih. Dapet offline-an, gua kasih mahal aja sekalian.” Gumamnya dengan licik.
Selama perjalanan, wanita tersebut tampak lemah seperti orang sakit dan helm yang dikenakannya berulang kali mengenai helm milik Jeje.
Jedug Jedug
“Mbak, Mbak kenapa, ngantuk?” Tanya Jeje.
“Maaf, Mbak. Kepala saya pusing banget, saya sedang sakit.” Jawabnya.
“Sakit kok malah ke gedung bukan pergi ke rumah sakit, sih, Mbak?” Jawabnya sedikit bergurau ke penumpangnya.
“Saya ada pemotretan buat model iklan, Mbak. Jadi saya harus maksain buat datang walaupun keadaan saya lagi sakit.”
“Waduh, angel, Mbak. Nanti jatuh di jalan, saya yang tanggung jawab, Mbak!” Jawab Jeje yang panik.
(Angel: susah dalam bahasa Jawa)
“Kuat, Mbak, kuat. Lanjut aja sampai ke tempat tujuan.” Ujarnya sambil memegangi kepalanya yang pusing.
Sesampainya di tempat tujuan …
“Nih, Mbak ongkosnya.” Sambil memberikan uang 50 ribu dan langsung buru-buru memasuki gedung tersebut.
“Buset, nganter gini doang dikasih gocap?” Ucapnya.
(Gocap: 50 ribu)
“Weey, Mbak! Kebanyakan, nih.” Jeje mencoba meneriaki perempuan itu.
Belum sampai masuk ke dalam gedung, tiba-tiba perempuan itu terjatuh dan pingsan di tempat.
Bruakk
“Ehh, gob**k dia pingsan, weey!” Jeje yang sangat terkejut melihat kejadian itu, dengan sigap menghampiri perempuan tersebut.
“Mbak-mbak? Tolong, ada orang pingsan!” Teriak Jeje ketakutan sambil memeluk perempuan itu.
Kemudian banyak orang datang untuk menghampiri perempuan tadi untuk memberikan perawatan. Lalu mereka dibawa masuk ke dalam gedung. Dan akhirnya Jeje menjelaskan apa yang terjadi.
Di lobi gedung
Tampak Arini sedang mendapatkan perawatan dari beberapa orang di sana.
Tidak lama kemudian datang seseorang lelaki memakai kemeja flanel keluar dari sebuah ruangan. Yang ternyata adalah fotografer si perempuan itu.
“Arini! Arini! Sial, suhu badannya panas sekali.” Ucapnya.
Pemuda ini tampak sedih dan kesal karena modelnya tidak bisa mengikuti pemotretan. Sementara itu, dia harus menyelesaikan deadline-nya malam ini. Lalu ia berpikir serius bagaimana mencari seseorang yang bisa menjadi model iklannya.
Melirik Jeje
“Kamu! Apa kamu mau menjadi model iklanku menggantikan Arini?” Ucapnya secara tiba-tiba sambil menunjuk ke arah Jeje.
“Eh, saya? Enggak, enggak, saya cuma ojol yang nganterin Mbak tadi.”
“Enggak masalah kamu ojol atau bukan, wajahmu cocok untuk dijadikan model iklan ini.” Jawabnya.
Belum sempat menjawab, Jeje yang memakai jaket ojol langsung ditarik oleh pemuda itu masuk ke dalam ruang pemotretan.
Di dalam ruangan
Tampak ruangan begitu besar dipenuhi peralatan kamera dan pencahayaan lampu yang begitu terang, tidak lupa perlengkapan seperti meja rias dan aksesoris lainnya.
“Sebelumnya saya minta maaf menyeret mu dalam masalah ini. Perkenalkan saya Reno, fotografer di sini. Tadinya saya sama Arini akan melakukan pemotretan iklan skincare, tetapi Arini berhalangan jadi kamu yang akan menggantikannya. Tentu saja kamu akan mendapatkan upah untuk pemotretan ini.” Kata Reno sambil menjelaskan.
Jeje yang terkejut dan tidak tahu apa-apa hanya bisa melamun sambil mendengarkan ucapan Reno.
“Oke, waktu kita tidak banyak, sekarang kamu ganti pakaianmu. Nanti kru kita akan menyiapkan apa yang akan dipakai nanti.” Ucapnya.
Kemudian para kru mengarahkan Jeje ke ruang ganti dan merias wajah Jeje saat itu. Jeje yang tampak cantik jelita dengan memakai gaun tanpa lengan berwarna putih menjadikannya seperti model iklan sungguhan.
“Baik, sekarang kita mulai pemotretannya.” Kata Reno.
Cekrek Cekrek Cekrek
Tampak cantik dan anggun saat Jeje memerankan sebagai model iklan membuat fotografer terkesan kepadanya, hingga ingin menawarkan pekerjaan sebagai model kepada Jeje. Namun dia menolaknya dengan halus.
“Luas biasa! Saya tidak menduga hasilnya sebagus ini untuk seorang pengemudi ojol sepertimu.” Puji Reno.
“Saya hanya melakukannya dengan terbaik, Mas. Itu saja.” Jawab Jeje.
“Bagaimana kalau kamu jadi model iklan saya selanjutnya? Kamu akan mendapatkan bayaran yang besar.”
“Mohon maaf, tapi saya hanya menyukai pekerjaan sebagai ojek online, Mas.” Jawab Jeje dengan sopan.
“Baiklah, saya juga tidak mau memaksamu lagi. Itu keputusanmu.” Dengan tersenyum kepada Jeje.
Dengan memberikan amplop, Reno memberikannya kepada Jeje.
“Ini upah pemotretan mu tadi, terima kasih sudah mau menggantikan Arini.” Kata Reno.
“Terima kasih banyak, Mas.” Jawab Jeje langsung berpamitan pergi dari ruangan itu.
Di parkiran luar.
“Anjir, sejuta? Gak salah tuh orang ngasihnya.” Jawab Jeje terkejut membuka isi amplop itu.
Tampak muka Jeje yang sangat senang melihat upah yang didapatnya karena seharian ini dia hanya mendapatkan apes yang tak berujung.
Hari yang sudah semakin larut membuat Jeje pulang ke kosnya untuk beristirahat.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
ciru
cakeep.
2023-11-14
1
🏠⃟🐳᭄ₚₐᵤₛ𝐀⃝🥀ᵐᵒᵐ ʳᵘʸᶻᶻ
hahhaha rejeki nomplok je
2023-11-13
1
🏠⃟🐳᭄ₚₐᵤₛ𝐀⃝🥀ᵐᵒᵐ ʳᵘʸᶻᶻ
langsung diam kamu je hahhaha
2023-11-13
1