Bab 5

Setelah sampai dirumah Raisa pun mengantarkan anaknya ke kamar dan melepas semua pakaian sekolahnya.

''Vanilla mau bobok apa maem dulu nak?''

''Mau main-main ma, tapi Vanilla nunggu papa pulang.''

''Ya udah, sambil nunggu papa pulang Vanilla bobok dulu ya.''

Setelah mencuci kaki dan tangannya Vanilla pun bergegas tidur siang yang ditemani oleh Raisa.

Kehidupan Raisa sudah dipenuhi kebahagiaan, apalagi dengan kehadiran putri kecilnya dan cintanya pada Alan membuat hidupnya sudah begitu sempurna.

Namun apa yang selama ini ia bayangkan ternyata tidak benar adanya, ada duri didalam rumah tangganya yang siap menusuknya kapanpun.

Terdengar suara mesin mobil yang baru saja datang, ia pun bergegas keluar dari kamar putrinya.

Dibawah sudah terdengar keributan, Raisa pun segera turun untuk melihatnya.

''Ibu,'' gumamnya lirih dan langsung mendekati wanita yang ada diruang tamu.

''Ibu, kenapa datang nggak bilang-bilang dulu, kan biar Raisa masakin kesukaan ibu,'' ucap Raisa dan memeluk mertuanya yang baru saja sampai.

''Nggak usah repot-repot sayang, ibu kesini cuma kangen sama kamu dan Vanilla.''

''Duduk dulu Bu, Vanilla baru saja tidur tadi habis pulang sekolah.''

''Oh cucu ibu sudah sekolah ternyata.''

Raisa hanya senyum dan mengangguk mendengar penuturan mertuanya.

''Ibu nginap kan disini?''

''Iya ibu nginap, besok baru pulang. Soalnya Rena tidak dirumah juga.''

''Raisa seneng sekali kalau ibu sering-sering datang kesini, ibu sayang sekali sama Raisa seperti anak sendiri. Ibu benar-benar menggantikan sosok mama buat Raisa,'' ucapnya sambil memeluk ibu mertuanya, tidak terasa meneteskan air mata.

''Raisa kan memang anak ibu, sama seperti Alan. Sayang ibu sama buat kalian, tidak ada yang membedakan. Ibu harap Raisa lah yang selamanya akan menjadi menantu ibu.''

Deg ... pikiran Raisa sudah kemana-mana, apakah ibu sudah mengetahui perselingkuhan mas Alan. Kok ibu bilang seperti itu!

Sebenarnya Raisa pun memikirkan hal yang sama dengan ibu mertuanya. Jika suatu saat nanti suaminya lebih memilih perempuan itu apa yang akan ia perbuat.

Ibu Alan benar-benar menggantikan sosok mama Raisa yang beberapa tahun lalu meninggal karena serangan jantung.

''Eh, kenapa anak ibu malah nangis? Apa ibu salah ucap ya?'' ucap nya dengan ekspresi kaget yang melihat menantunya menangis.

Raisa hanya tersenyum mendengar penuturan mertuanya.

***

Tidak dirasa waktu sudah sore, Alan pun bersiap pulang dari kantor. Ia pun berjalan menuju lantai bawah, senyum selalu tersungging di bibirnya menyapa setiap karyawan yang ingin juga pulang.

Saat diparkiran ia ketemu dengan asistennya Gilang, mereka berdua sudah berteman sejak duduk di bangku SMA.

''Eh bro, gue nebeng pulang dong.''

''Dimana mobil Lo?''

''Biasa di bengkel, mobil sudah tua.''

''Makanya ganti, pelit amat ngeluarin uang,'' ucapnya sambil melempar kunci ke arah Gilang.

''Untuk biaya nikah Al, nanti dulu urusan mobil. Gue nih yang nyetir?''

''Iya buruan, nggak mau gue jadi sopir lo.''

Gilang pun menancapkan pedal gas meninggalkan kantor, didalam mobil keduanya masih sama-sama diam belum ada obrolan apapun.

''Gimana hubungan Lo sama Olla?'' tanya Gilang tiba-tiba.

''Gue mau udahan kayaknya Lang, takut ketahuan Raisa.''

''Jangan kayaknya, memang harus Lo tinggalin itu si Olla. Kurang apa Raisa bro? Dia lebih segala-galanya dari pada Olla.''

''Olla mengancam akan memberitahu Raisa kalau aku memutuskan nya.''

''Gila tu cewe, emang kurang apa sih suaminya.''

''Jangan nyindir gue lo,'' tatapannya tajam ke arah Gilang.

Gilang yang melihat bosnya sudah melotot kearahnya pun hanya bisa menelan ludah dan diam.

Setelah mengantarkan Gilang kerumahnya, Alan pun menancap gasnya segera menuju rumahnya. Tak lupa ia mampir di toko mainan, kemaren ia janji pada putrinya kalau nanti pulang akan dibelikan boneka Barbie.

###

''Assalamualaikum, Vanilla papa pulang.''

Melangkah kan kaki masuk kedalam rumahnya.

''Waalaikumsalam,'' jawab wanita paru baya.

''Ibu, kapan ibu kesini?'' tanyanya sambil mencium takzim tangan ibunya.

''Tadi siang ibu kesini.'' Sambil menggandeng lengan putranya untuk masuk.

''Ibu menginap kan?''

''Iya, ibu rencana pulang besok.''

''Mana Vanilla sama Raisa Bu?''

''Dikamar, Vanilla mau mandi tadi.''

''Ya udah, Alan keatas dulu Bu!''

Wanita itu pun mengangguk menandakan iya pada putranya.

Alan pun naik menapaki tangga satu persatu untuk menuju ke kamar putrinya.

''Vanilla, papa pulang!''

Mendengar handle pintu dibuka, gadis kecil itupun menoleh ke arah pintu melihat siapa yang datang.

''Papa,'' belum selesai memakai baju ia pun langsung menghambur peluk pada papanya.

''Hemm, wangi banget anak papa ini.''

''Ih, papa geli,'' ucap Vanilla sambil ketawa, karena Alan menciumi nya Tanpa celah.

''Lihat papa bawa ini,'' ia pun menurunkan anaknya dari gendongannya.

''Wah, boneka belbi.''

Raisa yang melihat anak dan suaminya hanya diam melihatnya. Entah apa yang dipikirkan ibu anak satu itu.

''Ma, ada apa?'' tanya Alan yang menyadari istrinya sejak tadi hanya diam.

''Gak papa, Pa!'' ucapnya sambil senyum.

''Ya udah, papa mandi dulu ya.''

''Iya, Papa! telimakasih bonekanya.''

''Sini Vanilla pake baju dulu,'' panggil Raisa pada putrinya.

Selesai mandi Alan pun turun dari kamarnya, dari arah ruang makan sudah terdengar ramai. Terlihat Raisa dan ibunya menyiapkan makanan yang dibantu sama Bi Ira. Sedangkan Vanilla ia sibuk memainkan boneka Barbie nya.

''Vanilla maem dulu sayang,'' ucap Raisa pada putrinya yang masih asik memainkan bonekanya.

''Vaniya maem cambil main boneta ya Ma,'' ucapnya dengan nada cadel nya.

''Sini biar ibu aja yang suapi Vanilla, kamu makan sana temani Alan,'' ucap ibu mertuanya.

''Ibu makan duluan aja, nanti Raisa nyusul habis suap Vanilla''

''Udah sana makan.''

Tanpa bisa menolak Raisa pun menuruti apa kata mertuanya.

''Ibu jam berapa pulang besok, mau Alan antarkan atau dijemput mas Sam?'' ucap Alan disela-sela makan.

''Nanti nunggu dijemput sam aja Al, ibu nggak mau merepotkan kamu.''

''Ibu kaya siapa saja, mas Alan juga anak ibu jadi harus direpotkan,'' ucap Raisa.

''Benar kata Raisa, Bu!'' ucap Alan yang mendukung istrinya.

''Iya-iya, tapi ibu sudah terlanjur janji sama Sam suruh jemput besok.''

''Ibu sambil makan ya, Vanilla lama kalau makan Bu!''

''Biarkan sayang, kan tidak terus ibu bisa suapi Vanilla.''

***

Dirumah Olla yang masih merasa kesal, apalagi Alan tidak bisa dihubunginya sama sekali. Bahkan ia merasa Alan cuek dan dingin padanya.

Mendengar langkah kaki mendekat, Olla pura-pura membenamkan dirinya didalam selimut.

Hendra pun masuk kedalam kamarnya tanpa bicara apapun pada Olla, ia tidak ingin terlibat pembicaraan apapun dengan istrinya itu. Ia bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ia pun kembali keluar setelah menyelesaikan ritual mandinya, dirinya hanya memakai handuk dan langsung mengganti baju.

Olla yang memperhatikan suaminya dari balik selimut pun terkagum pada suaminya, yang memiliki tubuh bagus dan dada yang bidang.

Saat suaminya mendekat kearahnya ia pura-pura memainkan ponselnya dibalik selimut. Hendra pun tak peduli lagi pada sikap istrinya, ia segera membaringkan tubuhnya dan tidur.

Hendra yang mencoba memejamkan matanya dari tadi pun tidak bisa juga terlelap, akhirnya ia membalikan tubuhnya menghadap istrinya.

''Olla, Ardham trauma! Kalau malam ia selalu mengigau ketakutan,'' celetuknya tiba-tiba.

''Ya kalau trauma kan tinggal dibawa ke psikolog anak kan mas, apa yang mau dipusingin,'' ucapnya yang membuat Hendra semakin murka.

''Harimau saja binatang yang kejam tau merawat anaknya dengan baik, sedangkan kamu manusia yang dibekali akal dan pikiran tidak lebih baik dari pada binatang,'' ucapnya dengan tatapan elang pada istrinya.

Tanpa menunggu jawaban dari istrinya Hendra langsung pergi meninggalkan kamarnya, ia keluar dengan membanting pintu sangat keras.

''Urus saja anakmu sendiri itu mas, saya tidak mau tau,'' ucapnya berteriak selepas pergi suaminya.

Terpopuler

Comments

♥Kat-Kit♥

♥Kat-Kit♥

Mantap betul! Terimakasih, author!

2023-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tolong please, aku takut!
2 Bab 2
3 Bab 3 Kecurigaan istri Alan
4 Bab 4 Ketahuan perselingkuhan Alan
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Akhir dari perselingkuhan Olla
8 Bab 8 Surat panggilan dari pengadilan
9 Bab 9 Ardham bertanding basket
10 Bab 10 Olla pergi dari rumah
11 Bab 11
12 Bab 12 Alan kembali berkhianat
13 Kesedihan Selly
14 Selingkuh kedua kalinya
15 Kepergian Alan dari rumah
16 Ardham ketemu dengan mamanya Vanilla
17 Olla ketemu Raisa
18 Apa Selly ngidam?
19 Hari kelulusan
20 Kesedihan Vanilla
21 Keberangkatan Ardham keluar negeri
22 Olla keguguran
23 Olla ke rumah Hendra
24 Alan ketemu Hendra
25 Ronald si kulkas freezer
26 Ardham pulang
27 Sebuah fakta
28 Raisa menolak Ardham
29 Bermain dengan Dhania
30 Apakah dia teman kecilku ...
31 Raffelin menjadi sekretaris Ardham
32 Tentang Raffelin
33 Masa lalu mama Raffelin
34 sama-sama kulkas
35 Mama Raffelin drop
36 Di kira pacar
37 Pesawat Ardham hilang kontak
38 Jatuhnya pesawat
39 otopsi
40 Hari terakhir pencarian korban
41 Vanilla ketemu Alan kembali
42 Melisa kerumah Hendra
43 Ardham di suruh menikah
44 Privat kelas percintaan
45 Privat kelas cinta berhasil
46 Kencan pertama masih belum berhasil
47 Oh mami Olla, nasibmu begitu malang
48 Ini bukan papaku ...
49 Ketemu mami Olla
50 Hendra menjenguk Olla
51 Perjodohan
52 Marahnya Ardham
53 Malam pertama
54 Rumah buat mami Olla dan papa Alan
55 Memperingati sang istri
56 Kerja di saat cuti
57 Berkunjung kerumah teman
58 Rencana pertunangan
59 Kasus Nadia
60 Nadia sayang Nadia malang
61 Mac pindah tugas
62 penyesalan Vanilla
63 Kekecewaan Ardham
64 Trauma Raffelin
65 Ayunda buat ulah
66 Rindu itu berat
67 Oh Andin
68 Kebencian pada ayunda
69 Kepulangan Raffelin
70 Ayunda terancam pidana
71 Perjodohan
72 Persiapan pernikahan
73 Sakit hati
74 Patah hati Mac
75 Lapor komandan, kangen!
76 Pernikahan Reyhan.
77 Kenapa begini?
78 Pembicaraan serius
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Tolong please, aku takut!
2
Bab 2
3
Bab 3 Kecurigaan istri Alan
4
Bab 4 Ketahuan perselingkuhan Alan
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Akhir dari perselingkuhan Olla
8
Bab 8 Surat panggilan dari pengadilan
9
Bab 9 Ardham bertanding basket
10
Bab 10 Olla pergi dari rumah
11
Bab 11
12
Bab 12 Alan kembali berkhianat
13
Kesedihan Selly
14
Selingkuh kedua kalinya
15
Kepergian Alan dari rumah
16
Ardham ketemu dengan mamanya Vanilla
17
Olla ketemu Raisa
18
Apa Selly ngidam?
19
Hari kelulusan
20
Kesedihan Vanilla
21
Keberangkatan Ardham keluar negeri
22
Olla keguguran
23
Olla ke rumah Hendra
24
Alan ketemu Hendra
25
Ronald si kulkas freezer
26
Ardham pulang
27
Sebuah fakta
28
Raisa menolak Ardham
29
Bermain dengan Dhania
30
Apakah dia teman kecilku ...
31
Raffelin menjadi sekretaris Ardham
32
Tentang Raffelin
33
Masa lalu mama Raffelin
34
sama-sama kulkas
35
Mama Raffelin drop
36
Di kira pacar
37
Pesawat Ardham hilang kontak
38
Jatuhnya pesawat
39
otopsi
40
Hari terakhir pencarian korban
41
Vanilla ketemu Alan kembali
42
Melisa kerumah Hendra
43
Ardham di suruh menikah
44
Privat kelas percintaan
45
Privat kelas cinta berhasil
46
Kencan pertama masih belum berhasil
47
Oh mami Olla, nasibmu begitu malang
48
Ini bukan papaku ...
49
Ketemu mami Olla
50
Hendra menjenguk Olla
51
Perjodohan
52
Marahnya Ardham
53
Malam pertama
54
Rumah buat mami Olla dan papa Alan
55
Memperingati sang istri
56
Kerja di saat cuti
57
Berkunjung kerumah teman
58
Rencana pertunangan
59
Kasus Nadia
60
Nadia sayang Nadia malang
61
Mac pindah tugas
62
penyesalan Vanilla
63
Kekecewaan Ardham
64
Trauma Raffelin
65
Ayunda buat ulah
66
Rindu itu berat
67
Oh Andin
68
Kebencian pada ayunda
69
Kepulangan Raffelin
70
Ayunda terancam pidana
71
Perjodohan
72
Persiapan pernikahan
73
Sakit hati
74
Patah hati Mac
75
Lapor komandan, kangen!
76
Pernikahan Reyhan.
77
Kenapa begini?
78
Pembicaraan serius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!