Tak terasa sudah setengah bulan aja berada di Jogja, masa orientasi juga sudah selesai tinggal acara ke makraban yang akan di adakan di kaliurang. Entah seperti apa Kaliurang itu karena aku belum pernah kesana. Aku menyiapkan baju dan keperluan lainnya seperti sabun, handuk, selimut dan alat mandi. Tak lupa juga bawa cemilan selama di perjalanan. Tadi aku menyempatkan diri beli makanan kecil di minimarket dekat dengan kos. Aku mengeluarkan tas ransel dari kamar, aku liat juga tas ransel milik ifa dan desi sudah ada di ruang tamu. Aku panggil-panggil mereka tapi tak ada sahutan, aku coba ke belakang ke tempat jemuran ternyata mereka lagi jemur pakaian.
" Loh kok kalian nyuci baju, kita kan mau pergi ke acara makrapan? Katanya 3 hari loh di sana" tanyaku sambil melihat ke arah mereka.
"Iya kah? Kok aku ketinggalan informasi ya?" jawab desi dengan raut wajah bingung.
"Tadi dikasih tau di grub kok" jawabku sambil tersenyum
"Pantesan aku gak tau, dari pagi aku gak pegang hp. Tapi gak apa-apa biar nanti aku minta tolong mbak riska buat ngambilin bajuku soalnya takut hujan" cetus desi sambil narok ember ke tempatnya.
"Iya aku juga mau minta tolong sama mbak riska biar diangkatin nanti" ucap ifa sambil berlalu dari sana.
Singkat cerita kami sudah siap-siap akan berangkat ke kampus, karena nanti kami berkumpul disana dengan bus sesuai jurusan masing-masing. Sesampainya dikampus, aku berkumpul dengan kelompokku, disana sudah pada berkumpul kecuali iwan sang pemalas dan hobinya tidur dikelas. Iwan anaknya suka tidur tapi dia lucu dan perhatian pada kami. Kelompok kami selalu kompak dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh kakak panitia, oleh karena itu, kelompok kami mendapatkan juara 1 kelompok terkompak dan juara 2 kelompok teraktif. Menurut informasi hadiahnya akan diberikan nanti waktu di kaliurang, sekalian nanti akan ada gamenya lagi yang melatih kekompakan kami. kami mulai memasuki bus sesuai perintah kakak panitia, aku yang di tunjuk sebagai pembaca daftar hadir mahasiswa yang ada di bus ini, aku mulai nyebut nama-nama mereka, tibalah giliran nama Panji yang aku sebut, aku agak kaget waktu melihat panji sedang memandang aku tanpa berkedip. Aku ulangi lagi menyebut nama panji, baru dia sadar dan terperangah dengan suara lantangku. Aku mencoba tersenyum melihat tingkahnya yang jadi salting. Setelah selesai absensi, aku duduk kembali di sebelah desi. Tiba-tiba iwan nyeletuk.
"Naj, si panji ngefen tu sama kamu, dia ampek gak kedip liatin kamu loh" sindir iwan sambil liat ke arah panji. Panji memukul lengan iwan dengan raut wajah memerah menahan rasa malu. Aku hanya tersenyum mendengar ucapan iwan, aku mencoba tenang tidak gerogi, aku pura-pura liat hp biar tidak ada yang curiga kalau aku sempat baper. Bus mulai meninggalkan kampus. Aku menikmati perjalanan, aku liat kanan kiri, banyak bangunan tinggi bagus-bagus. Aku tak henti-hentinya mengucap syukur karena bisa menikmati pemandangan yang luar biasa.
Tempat yang di tunggu-tunggu akhirnya sampai juga, bus memasuki sebuah rumah yang begitu besar, mungkin ini penginapan yang dimaksud. Teman-teman perlahan turun begitupun aku juga turun dan menikmati pemandangan. Suasananya sejuk, dinginnya masuk ke relung hati (cieee yang lagi baper), aku hendak mengambil jaket, namun saat mau ngambil jaket, kakiku kesandung dan membuat tubuhku oleng. Namun tiba-tiba panji dengan sigab menangkap tubuhku dan kamipun jatuh berdua. Tubuhku jatuh diatas panji dan kamipun saling bertatap muka. Aku kaget saat dengar iwan nyeloteh.
"Ciyeee kayak dunia milik kalian berdua aja, woyy ada kami loh" goda iwan. Aku langsung berdiri dan mengambil tas ranselku. Wajahku merah menahan rasa malu yang luar biasa. Baru kali ini aku bersentuhan dengan lawan jenis, lebih parahnya aku malah ada diatasnya.
"Astaufirullah" tak henti-hentinya aku mengucap istiqfar atas apa yang telah aku lakukan barusan. Desi juga kaget melihat kejadian barusan. Aku berusaha menjauh dari panji dan iwan, rasanya aku tidak punya muka melihat mereka. desi mengejarku dan menarik tanganku.
"Najwa tunggu" ucap desi sambil menarik tanganku.
"Gak apa-apa najwa lagian kan gak sengaja toh, untung ada panji, kalau gak mungkin kamu udah jatuh ke tanah" cerocos desi.
" aku malu pada panji, Aku tak kuasa melihat kearah panji dan iwan". Desi menepuk bahuku memberitahukan kalau kakak panitia menyuruh kami untuk masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat sebentar karena nanti malam akan ada game. Aku dan desi memasuki kamar. Aku mencoba merebahkan tubuh dan memejamkan mata, namun kejadian tadi masih terus terbayang di fikiranku.
"Ach seandainya aku tadi ihhhhhh" gumamku dalam hati yang masih merasa bersalah dengan kecerobohan sendiri. Perlahan- lahan mataku terpejam dan entah melayang kemana.
********
Suasana sudah mulai gelap, selesai shalat isya' kami semua sudah berkumpul di halaman. Kami menggelar tikar dan mengeluarkan makanan kecil sambil membawa termos isi teh hangat. Malam ini cuacanya dingin tapi tak berpengaruh buat aku yang merasa panas karena panji duduk disebelahku. Aku berusaha tenang dan santai agar panji tidak melihat kalau sebenarnya aku canggung dan gugub.
"Hay naj, kamu gak apa-apa kan"? Tanya panji berusaha melihatku yang sejak kejadian tadi aku gak bertegur sapa malah menghindarinya.
" a..a...aku gak apa-apa kok, mungkin karena cuacanya dingin banget bikin aku jadi gak enak" aku berusaha menutupi sikapku yang mulai gugup padanya.
"Owhh syukur kalau gitu" ucapnya sambil ngambil gitar dan mulai memainkannya.
"Muuungkin aku tidaklah sempurnaaa, tetapiii hatiku memilikimu sepanjang umurkuu" begitulah lagu Samson yang dinyanyikan panji didekatku. Aku pernah mendengar lagu itu waktu pulang kerumah saat liburan sekolah, lagunya memang bagus sih.
"Ciyee kyaknya lagi ada yang kasmaran nech, buktinya nyanyi lagu cinta segala" ejek iwan sambil tertawa melihat panji. Panji berhenti sambil menyenggol iwan.
"Apaan sih ganggu aja" celetuk panji. Aku semakin nunduk mendengar celotehan iwan. Kali ini wajahku gak bisa lagi disembunyikan saking saltingnya aku. Desi yang mengetahuinya langsung memegangi lenganku dan berbisik.
"Udah gak usah didengar ucapan iwan, dia cuma bercanda kok" desi berusaha mencairkan suasana. Aku berusaha tenang dan melupakan semuanya. Acarapun mulai, kelompok lain sedang memainkan game yang diberikan kakak panitia, sesekali aku tertawa melihat tingkah lucu dari kelompok lain. Kini tibalah giliran kelompokku. Aku berusaha profesional tanpa memperdulikan kejadian yang tadi. Kami melakukan game sebaik mungkin, hingga akhirnya kelompok kami menang. Kami tertawa saking bahagianya memenangkan game. Suasana semakin malam semakin dingin. Jaket yang aku pakai terasa tak berpengaruh saking dinginnya malam ini. Aku meminum teh hangat agar tubuhku terasa hangat. Aku melihat di sekeliling ada yang sudah nenguap tanda sudah ngantuk, ada yang lagi berdiskusi sekelompok dan ada yang lagi ngobrol. Mataku tak sengaja melihat panji yang lagi bernyanyi. Kulihat wajah tampannya. Namun aku disadarkan dengan senggolan desi yang tersenyum melihatku. Aku berusaha melihat ke arah yang lain untuk menutupi kalau sebenarnya aku melihat panji. Malam semakin dingin, kakak panitia menistruksikan kami buat istirahat karena besok acaranya akan pergi ke air terjun. Kami semua masuk kekamar masing-masing.
*********
pagi-pagi buta kakak panitia sudah mengetuk pintu kamar kami, aku bersiap-siap untuk keluar karena aku dan desi sudah bangun sejak tadi untuk shalat subuh.
Aku bergegas ke dapur yang sudah disediakan disana, aku membuat teh untuk menghangatkan badanku. Panji melihat aku didapur, diapun menghampiriku dan menepuk punggungku. aku kaget karena dari tadi hanya aku yang didapur tiba-tiba ada yang menepuk.
"Astaufirullahhh" seruku dengan hati dag dig dug.
"Sorry naj, gak sengaja buat kamu kaget" ucap panji dengan nada bersalah.
"Ihhhh ngagetin aja, kenapa gak panggil salam biar gak bikin orang kaget".
"Iya iya maaf, aku cuma mau minta tolong sekalian buatin aku teh hangat, dingin banget ee"
'Iya, nech aku dah buat banyak" sahutku masih dengan nada kesel.
"Heeee makasih ya..jangan marah lagi dunk...kamu cantik dech kalau gak marah apalagi tersenyum hemmmm" goda panji sambil berlalu meninggalkan dapur.
"Ihhhh apaan sih panji" kataku dengan hati berbunga-bunga dengar godaan panji. aku mulai membawa teh keluar untuk teman-teman yang lain karena suasana pagi begitu dingin hingga sampai ke tulang-tulang. selesai aku narok teh, aku langsung melangkahkan kaki menuju taman yang ada disebelah. Aku duduk di ayunan sambil menikmati pemandangan sekitar. Ku arahkan pandangan kejalan, aku lihat banyak motor dan mobil lalu lalang. Ketika aku melihat bapak ibu yang lagi menuntun motornya, bayanganku kembali kemasalalu dimana dulu waktu aku kecil, aku ikut bapak ke pasar namun sialnya ban motor Bapak pecah, dan aku tetap diatas motor karena bapak melarangku turun. Acchh masalalu begitu menyenangkan. Desi menghampiriku dan duduk disebelahku yang juga ada ayunan.
"Kangen dech sama ifa, dia punya teman dekat gak ya soalnya kan dia orangnya agak tertutup. Andai ifa ngambil jurusan yang sama kayak kita,mungkin kita bisa tetap bertiga" ucap desi sambil melihat kesekeliling.
"He'e" jawabku singkat.
"Kamu kenapa naj, kok jawabnya singkat amat" desi heran dengan sikap aku.
"Gak apa-apa kok, aku cuma kangen sama bapak dan ibu" jawabnya lirih.
"Iya sih aku juga kangen sama ibu bapakku. Beliau lagi apa ya"
Merekapun sama-sama terdiam, namun dari jauh panji memanggil.
"Najwa, desi, ayo berangkat" ajak panji sambil melambaikan tangan. Aku dan desi langsung bangun dan segera masuk untuk mengambil barang yang mau dibawa.
Singkat cerita kami sudah sampai di kawasan air terjun, memang bagus dan sejuk tempatnya, disekitarnya masih banyak pohon-pohon rindang, dan yang membuatku tambah senang waktu melihat sekawanan monyet lagi duduk di pohon, sesekali menghampiri manusia hanya sekedar ngambil makanan. Aku tertawa saat seekor monyet merampas makanan desi, desi Kaget dan lari ke dekatku karena takut di gigit oleh monyet. Namun tiba-tiba monyet itu menyerang aku dan desi, kamipun lari berhamburan, saking takutnya, tanpa aku sadari aku memegang erat lengan panji.
"Aduh tolong, monyet itu menyerang aku " ucapku tanpa melihat kearah belakang. Panji berusaha mengusir monyet itu dan akhirnya pergi. Najwa terus memegang lengan panji.
"Naj, monyetnya udh pergi kok" Panggil panji dengan suara lembut.
Aku mulai melepas lengan panji sambil tersenyum.
"Heee maaf, sakit ya lengannya" tanyaku sambil tersenyum melihat lengan panji yang merah bekas yang aku pegang.
" Gak kok, santai aja" balasnya sambil garuk kepala yang tidak gatal. Desi yang melihat tingkahku ikut tersenyum. Lalu kami meninggalkan tempat itu dan mendekat ke teman-teman yang lain. Panji berdiri didekatku, aku yang sudah mulai terbiasa dekat dengan dia, rasa gerogi hilang. Aku mencoba mencairkan suasana dengan cara basa basi mengajaknya ngobrol.
"Kamu gak mandi ji kayak iwan tu"
"Gak ach males lagian aku gak bawa baju ganti, lah kamu kok gak mandi juga" tanya panji balik.
"Hemmm menurut lohhh" jawabku dengan memonyongkan bibir. Panji tertawa melihat tingkahku.
"Oiya lupa kalau kamu kan...." ucap panji yang tidak melanjutkan ucapannya.
"ach lupakan aja oiya itu ada jalan keatas, itu kemana ji?" aku mulai penasaran.
"Owww itu mengarah ke gunung. Kadang ada orang yang hoby naik gunung atau Mahasiswa mapalaska " jawab panji mencoba menjelaskannya seperti seorang guide.
"kita coba ke atas yok, aku pengen tahu gimana rasanya naik gunung, maklum selama ini aku hanya bertapa didalam pondok, tiap hari yang aku lihat buku dan kitab saja heee" ucapku sesekali melihat ke arah panji..
"Beneran pengen keatas?" tanya panji dengan raut wajah masih heran. Biasanya kan Najwa gak mau Kalau cuma berduaan.
"Yakin lah" jawabnya singkat dan penuh semangat.
"Des, kamu mau ikut aku gak naik ke atas sana?" tanyaku.
"Haah!!!! Keatas??? Gak ach capek aku, aku pengen duduk disana" jawan desi sambil menunjuk ke aras kursi dekat air terjun.
"Yasudah kalau begitu, aku naik dulu ya soalnya penasaran banget" ucapku sambil melihat ke arah panji yang sedari tadi sudah siap mau naik. Akupun mengikuti panji dari belakang. Kami semakin keatas, namun sampai setengah perjalanan, aku sudah tidak kuat lagi melangkah, aku meminta panji untuk istirahat sejenak.
"Ji ini masih jauh ya ke atas" tanyaku dengan nafas terengah- engah.
"Lumayan Naj, kamu masih pengen ke atas?" Tanya panji yang juga kelelahan dan duduk di sebelahku.
" aku sudah gak kuat ji, kita turun aja ya" ucapku dengan wajah kelelahan. Kamipun sepakat untuk turun saja, namun setelah rasa lelah hilang. Aku dan panji terus bercerita tentang masa sekolah, keluarga dan pengalaman masing-masing.
"Oww ternyata dulu kamu pernah punya pacar toh"
"Biasa cinta monyet"
"Kalau aku jangankan pacaran, liat laki-laki aja jarang, makanya pertama disini agak canggung sama lawan jenis"
"Di pondokmu mang gak ada laki-laki?" tanya panji yang heran mendengar cerita aku.
"Ada tapi kan pondok laki-laki dan perempuan berbeda dan di batasi tembok besar, aku aja kalau liat lawan jenis waktu pulang ke rumah aja" cerita najwa yang membuat panji geleng-geleng.
"Kok masih ada ya yang kayak gitu padahal dunia semakin maju, apa kamu gak bosan hidup terkurung seperti itu?
" gak juga ji, malah aku senang-senang aja bisa berkumpul dengan banyak teman dipondok. Kalau masih pertama memang gak betah tapi lama kelamaan asyik kok" ceritaku dengan penuh semangat. Panji masih manggu-manggut saja mendengarkan ceritaku. Dia begitu khusuk mendengarkannya. Ketika aku merasa lelahku sudah hilang, aku mengajak panji buat turun takut teman yang lain mencarinya. Selama perjalanan kami terus bercerita. Aku mulai asyik ngobrol dengan panji, dia selalu antusias mendengarkan ceritaku, mungkin dia belum pernah mondok makanya kaget saat dengar ceritaku. Tanpa terasa aku sampai di bawah. Ternyata benar teman-teman sudah berkumpul untuk pulang. Aku menghampiri desi yang berdiri tak jauh dari tangga yang mengarah ke gunung. Kakak panitia mulai memberitahukan kalau nanti malam adalah malam terakhir, jadi nanti akan ada acara pembagian hadiah dan pertunjukan dari para panitia dan para maba semua. Kakak panitia berharap setiap kelompok bisa mempersembahkan penampilan agar acara makrab ini meriah. Aku dan kelompokku mulai berfikir akan menampilkan apa, ternyata panji mengusulkan bernyanyi sambil bawa gitar. Aku dan yang lainnya sepakat.
************
Malam ini malam terakhir aku di kaliurang, besok pagi kami sudah balik lagi ke jogja dan mulai aktifitas yaitu masuk kuliah. Acara demi acara sudah di tampilkan. Kini saatnya pembagian hadiah, dimana kelompok aku mendapatkan 3 hadiah. Terlihat rona wajah bahagia dari wajah kami masing-masing. Malam semakin larut dan semakin dingin, kamipun masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat. Tanpa menunggu lama aku dan desi terlelap karena kecapean.
Pagi-pagi sekali aku sudah siap untuk balik ke jogja. Semua barang aku masukin ke tas tanpa ada yang ketinggalan. Aku dan kelompok yang lain sudah berkumpul di halaman siap-siap untuk masuk ke bus. Semuanya masuk dengan teratur. Setelah di absen buspun perlahan meninggalkan halaman. Bus terasa sepi mungkin teman-teman masih merasa capek. Aku juga merasa capek dan berusaha memejamkan mata hingga tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments