18. Sebatas Ibu Pengganti?

Setibanya di rumah mendiang ibu Tatiana, Samudera pun gegas turun. Melihat tanaman yang tumbuh subur pun lantai dan kaca jendela yang terlihat bersih mengilap membuat keyakinan Samudera kalau Tatiana berada di rumah itu kian menyeruak. Dengan senyuman mengembang, Samudera lantas mengetuk pintu coklat dari kayu jati tersebut sambil mengucap salam. Tak lupa, ia merapikan penampilannya agar terlihat rapi dan segar. Dengan memasang senyum terbaik, senyum yang tak pernah ia tampakkan di depan Tatiana, ia menanti pintu dibuka dari dalam.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," sahut seseorang dari dalam rumah. Tak lama kemudian, pintu pun terbuka menampakkan seorang perempuan paruh baya

Samudera tertegun. Ia terkejut mendapati orang lain yang menghuni rumah mendiang ibu mertuanya itu.

"Maaf, Tiana-nya ada?"

"Tiana?" beo wanita paruh baya itu.

"Tiana?" Samudera mengangguk. "Oh, pemilik rumah ini toh?"

Dahi Samudera mengernyit, tapi ia kembali mengangguk.

"Iya, Tiana. Apa dia ada?"

Mendadak jantung Samudera kembali berdegup kencang. Ia seakan bisa menangkap firasat tak baik saat melihat wajah wanita paruh baya itu. Apalagi dari caranya menyebut nama Tatiana sebagai pemilik rumah itu.

"Neng Tiana nggak tinggal di sini. Kalau nggak salah dia tinggal sama suaminya. Kami baru menempati rumah ini dua hari yang lalu. Karena ibu nak Tiana meninggal, jadi rumah ini disewakan ke kami."

Ya, sejak beberapa hari yang lalu memang Tatiana meminta tolong pak RT mencarikan calon penyewa rumah ibunya. Ia tak ingin rumah itu terlalu lama kosong jadi ia memilih menyewakannya. Dan rumah itu sendiri disewa oleh saudara pak RT sendiri yang kebetulan baru pindah ke kota itu.

Sontak saja mata Samudera membulat. Harapannya bertemu Tatiana di rumah itu seketika musnah.

...***...

Setelah mengetahui Tatiana tidak tinggal di rumah itu, Samudera pun kembali melajukan mobilnya tak tentu arah. Ia bingung. Ia tak tahu lagi kemana harus mencari keberadaan Tatiana yang hilang bagai ditelan bumi. Yang Samudera sesalkan, ia tidak tahu apa-apa mengenai Tatiana. Bahkan ia tak tahu sama sekali siapa temannya, dimana rumah temannya. Kemana saja Tatiana sering pergi selama ini. Ia benar-benar buta akan tentang Tatiana.

Tak memiliki arah tujuan, ia pun melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya. Ia berharap bisa mendapatkan informasi mengenai Tatiana di sana. Atau bisa saja sebenarnya Tatiana bersembunyi darinya di sana.

Dengan secercah harapan, Samudera pun melajukan mobilnya menuju kediaman orang tuanya. Tak sampai satu jam kemudian, Samudera telah tiba di rumah orang tuanya. Rumah itu tidak begitu besar, namun terasa nyaman dan hangat. Rumah masa kecilnya. Rumah tempat ia dibesarkan.

Binar harapannya menyala. Namun saat diperhatikan, ia tidak menemukan mobil Tatiana.

"Assalamu'alaikum, Ma."

"Wa'alaikumussalam. Eh, kamu Sam? Tumben jam segini ke sini? Memangnya kamu nggak kerja?" tanya Ibu Samudera sambil mengulurkan tangannya untuk disalami sang putra.

"Sam baru pulang workshop di Surabaya kemarin, Ma. Jadi hari ini bisa minta izin cuti."

"Tapi kenapa kamu kesini sendirian? Coba ajak sekalian Tiana sama Ana. Ajak mereka jalan-jalan. Jangan cuma sibuk kerja sampai melupakan kewajibanmu membahagiakan anak dan istri. Terutama Tiana. Kamu terlalu sering mengabaikannya. Mama kasian sekali sama dia. Apalagi dia baru merasa kehilangan. Ada baiknya kamu ajak dia liburan, biar dia bisa melupakan sedikit kesedihannya," ujar Sakinah menasihati Samudera yang memang ia ketahui jarang sekali membawa anak istrinya jalan-jalan. Padahal jalan-jalan itu penting. Setiap pasangan perlu mengagendakannya minimal satu kali dalam sebulan. Hal itu penting untuk mempererat kasih sayang dalam keluarga. Menjaga keharmonisan. Tak perlu yang mewah, bahkan hanya jalan-jalan ke taman kota atau pasar malam pun sudah cukup membahagiakan anak dan istri. Sejatinya yang mereka butuhkan bukan kemewahan, tapi kebersamaan.

Kepala Samudera tertunduk dalam. Bila diingat-ingat, ia memang tidak pernah dengan sengaja mengajak Tatiana bepergian. Kalaupun pergi, itu karena Ariana yang merengek. Ia tak pernah sedikitpun memikirkan kebutuhan Tatiana, keinginannya, dan kebahagiaannya. Ia benar-benar suami yang buruk.

Padahal ia memiliki pengalaman sebagai seorang suami. Dulu ia memperlakukan Triana sangat istimewa. Jalan-jalan , liburan, makan malam romantis, semua itu ia berikan pada Triana. Tapi tidak dengan Tatiana. Pengabaian demi pengabaian ia berikan.

Padahal sudah banyak yang Tatiana korbankan untuknya dan Ariana. Demi menjalani tugas sebagai seorang ibu dan istri yang baik, Tatiana bahkan rela mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang perawat. Padahal ia tahu bagaimana perjuangan seorang tenaga medis untuk mendapatkan gelarnya. Meskipun tidak serumit pendidikan seorang dokter, tapi perawat pun membutuhkan dedikasi yang luar biasa. Rela berpisah dari keluarga karena tinggal di asrama. Fokus pada pendidikan dan belum lagi biaya yang dikeluarkan cukup besar. Tapi semua ia tanggalkan demi berbakti pada keluarga kecilnya yang baru.

Namun apa yang Samudera beri, hanya kesakitan dan kekecewaan saja. Tak pernah ada kehangatan dalam rumah tangga mereka. Kehangatan hanya tercipta saat di atas ranjang semata. Sungguh ia suami yang kejam.

"Sam ... "

"Sam ... "

"Samudera," sentak Sakinah saat melihat anaknya melamun. Panggilannya pun sampai tidak ia dengar sama sekali.

Samudera tersentak. Ia lantas mengangkat wajahnya. Sang ibu mengerutkan keningnya saat melihat sorot mata Samudera yang terlihat nanar.

"Kamu kenapa? Ada masalah?"

"Ma ... Tiana ... "

"Tiana? Tiana kenapa? Apa sesuatu terjadi pada Tatiana? Sam, katakan jangan hanya diam membisu?"

Dengan suara bergetar, Samudera akhirnya menjawab pertanyaan sang ibu.

"Tiana ... dia pergi meninggalkan, Sam, Ma."

"Apa? Pergi? Pergi bagaimana maksudmu?" cecar Sakinah atas jawaban Samudera yang terdengar ambigu sebab pergi itu memiliki dua arti. Arti sebenarnya dan arti kiasan yang berarti meninggal. Sakinah mendadak memucat khawatir dengan jawaban Samudera selanjutnya.

"Tiana sepertinya marah dan kecewa dengan Sam. Ia juga sepertinya salah paham sehingga memutuskan pergi dari rumah," akunya membuat Sakinah terlonjak kaget.

"Setiap orang memiliki batas kesabaran masing-masing, Sam. Dan sepertinya Tiana sudah sampai pada batas itu. Terimalah risikonya, Sam. Mama sudah sering memperingatkan mu, tapi kau tidak pernah mengindahkannya. Sekarang Tiana pergi entah kemana. Mama tidak akan menyalahkan Tiana. Kalaupun mama yang menjadi Tiana, mungkin sudah sejak dulu Mama pergi. Tapi Tiana terlalu baik dan penyabar. Ia terus berusaha bertahan meskipun kau selalu bersikap dingin padanya. Dan jangan lupakan, kau tidak pernah menganggapnya benar-benar ada. Lihat di sekeliling rumahmu? Istri mana yang sanggup bertahan bila setiap sudut rumahnya saja berisi segala hal tentang mendiang istri pertama suaminya. Bahkan untuk menggantung foto pernikahan di tempat semestinya saja kau tidak membolehkan. Mama yang melihatnya saja bisa merasakan kesakitan Tiana. Mama tahu kau begitu mencintai Triana, tapi seharusnya kau ingat, Triana sudah tiada. Dan di sana ada Tiana yang sudah menjadi istrimu. Seharusnya kau pikirkan bagaimana sakitnya perasaan Tiana saat keberadaannya tak dianggap? Sakit, Sam. Sakit. Meskipun sedih, tapi mama sangat mendukung keputusan Tiana. Untuk apa tinggal dengan suami sepertimu yang bahkan tak pernah benar-benar menganggap keberadaannya. Kau benar-benar jahat, Sam. Mama tidak menyalahkan mu yang masih mencintai Triana, tapi setidaknya hargai keberadaan Tiana. Ia istrimu. Ia rela meninggalkan segalanya demi baktinya padamu. Hargai dia. Belajarlah mencintainya. Beri ia perhatian. Atau selama ini kau hanya menganggapnya sebatas ibu pengganti? Iya?" cecar Sakinah menohok tepat ke jantung Samudera.

Samudera bungkam. Ia tak mampu membantah tuduhan sang ibu pun menjawabnya.

Lidahnya kelu. Tak ada satu katapun yang sanggup terucap. Rasa bersalah semakin menjalari hati menikam jantung.

'Aku tak pernah bermaksud menganggapnya seperti itu?'

Tapi kata-kata itu hanya terucap di hati. Sehingga diamnya Samudera membuat Sakinah membenarkan dugaannya. Sakinah yang kecewa dengan putranya pun segera beranjak dari sana. Meninggalkan Samudera yang makin tenggelam dalam penyesalan yang tak terungkapkan.

...***...

Taksi kini membawa Tatiana ke terminal Tanjung Priok atas permintaan Tatiana. Tatiana yang bingung pun lelah jiwa dan raga memilih pergi ke sana. Untuk selanjutnya, ia hanya akan mengikuti alurnya saja.

Setibanya di terminal Tanjung Priok, Tatiana berdiri menghadap puluhan armada bus antarkota antarprovinsi di sana. Tatiana yang tak tahu harus kemana pun pergi ke loket untuk menanyakan bus tujuan mana yang akan berangkat paling awal.

"Sekitar satu jam lagi bus tujuan Yogyakarta akan berangkat, Kak," jawab petugas loket.

Tatiana yang memang tidak memiliki tujuan pun akhirnya memutuskan membeli tiket tujuan Yogyakarta. Entah bagaimana kehidupan ke depannya, ia hanya akan mengikuti jalan takdir. Ia berharap, ia bisa menemukan kebahagiaannya di tempat yang baru nanti.

"Baik, mbak, saya mau satu tiket ke Yogyakarta," putus Tatiana mantap.

Mungkin perjalanan ini akan terasa panjang sebab ia akan menghabiskan waktu selama kurang lebih 10 jam. Lebih baik sebenarnya naik pesawat. Tapi Tatiana memilih naik bis antarkota antarprovinsi agar bisa menikmati perjalanannya sekaligus menenangkan pikiran.

"Selamat tinggal, Jakarta. Selamat tinggal masa lalu. Selamat datang masa depan," ucapnya saat bis mulai berjalan meninggalkan kota Jakarta.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Arina Sabrina

Arina Sabrina

ye weihhh ..penatt weih jadi nurse...bykk benda kena hadap kne buat belajar memang x sesusah doktor tp anatomy & physiology tu mmng koyakk leee..bukan senang² nk jd nurse.. 😭😭😭😭😭

2024-04-25

0

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

rasain kamu samudra emang enak kalo Tatiana ngak ada

2024-04-22

0

suharwati jeni

suharwati jeni

mudah²an tatiana ketemu lagi sama samudra sebelum lahiran

2024-03-28

2

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!