15. Jalan terbaik

Mungkin banyak yang bilang, pergi bukan jalan menyelesaikan masalah, tapi terkadang seseorang perlu menepi demi menyelamatkan hati agar tidak makin hancur berderai. Seperti yang Tatiana lakukan. Sebenarnya berat, tapi ia pun perlu menyelamatkan dirinya sendiri. Terlebih dirinya sedang hamil. Ia tak mau hidup dalam tekanan yang akhirnya berdampak pada kehamilannya.

Tatiana pun memiliki banyak pertimbangan, salah satunya sikap Samudera kelak setelah mengetahui kehamilannya. Bagaimana kalau Samudera tidak menerima kehamilannya? Bukankah lebih baik ia pergi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Dan lagipula, belum tentu ia bisa kembali hamil. Melihat sikap Samudera yang dingin selama ini. Belum lagi kemunculan Triani, sungguh Tatiana tak sanggup bertahan bila sikap Samudera tetap seperti itu.

"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah," gumam Tatiana sembari mengendarai mobilnya menuju ke salah satu tempat jual beli mobil bekas.

Ya, demi menghilangkan jejaknya, Tatiana memilih menjual mobilnya. Mobil itu memang hadiah pernikahan dari ibu mertuanya. Tapi bukankah mobil itu sudah menjadi hal miliknya. Jadi tak apakan kalau ia menjualnya? Ia membutuhkan modal untuk melanjutkan hidup. Meskipun dia belum memiliki tujuan pasti kemana ia harus pergi, tapi setidaknya ia akan menghapus segala sesuatu yang berharga bisa meninggalkan jejak keberadaannya.

Setelah melakukan serangkaian pengecekan, pihak pembeli pun sepakat dengan harga yang Tatiana tawarkan. Awalnya pemilik usaha tersebut mengajukan negosiasi agar Tatiana mau menjual dengan harga yang lebih murah, tapi Tatiana menolak dan mengatakan akan mencoba menjual di tempat yang lain. Namun sepertinya strategi yang Tatiana gunakan berhasil membuat pemilik usaha jual mobil itu mengalah. Apalagi kondisi mobil Tatiana meskipun sudah berusia dua tahun, tapi tetap bagus dan mulus serta sangat terawat. Setelah deal dan melakukan transfer pembayaran, Tatiana melangkah ke gerai ponsel yang ada di seberang tempat jual beli mobil tersebut.

Citttt ...

Tiba-tiba suara mobil berdecit nyaring. Kaki Tatiana sampai melemas dengan wajah pucat pasi saat mobil tersebut berhenti mendadak di depannya.

"Aduh, Mbak, Anda tidak apa-apa?" tanya seorang perempuan yang usianya sepertinya lebih tua dari Tatiana.

"Sa-saya ... " Tatiana masih linglung. Kemudian Tatiana menarik nafas dalam-dalam untuk menetralisir degupan jantungnya. "Saya tidak apa-apa. Maaf, sudah menyebrang tidak hati-hati."

"Ah, seharusnya saya yang minta maaf karena hampir saja menabrak Mbak. Maafkan saya ya, Mbak."

"Iya, tidak apa-apa. Ini juga salah saya."

"Tapi Mbak nggak papa kan? Apa ada yang terluka?" tanya wanita itu cemas.

"Ah, tidak. Aku tidak apa-apa kok, Mbak. Mbak tidak perlu khawatir."

"Syukurlah. Saya tadi cemas sekali," ucapnya seraya menghembuskan nafas lega.

"Kalau begitu, saya ke sana ya dulu ya." Tatiana menggestur ke arah gerai ponsel. Wanita tadi pun mengangguk dan segera kembali masuk ke dalam mobil setelah Tatiana masuk ke gerai ponsel yang dimaksud.

...***...

Setelah melihat-lihat dan menemukan ponsel yang ia inginkan, Tatiana juga membeli kartu seluler yang baru. Tatiana meminta penjual sekalian mengaktivasi kartunya. Tatiana memang membawa KTP dan KK-nya, tapi ia sengaja tidak menggunakan kartu identitasnya demi menghilangkan jejak. Setelah melakukan pembayaran, ponsel pun ia terima. Ia segera memesan taksi online menuju apartemen Raya.

"Tiana, loe kenapa?" tanya Raya saat melihat kedatangan Tatiana yang tiba-tiba di sore hari ini. Beruntung ia sudah pulang jadi Tatiana tak perlu menunggu kepulangannya.

Dahi Raya mengerut, banyak pertanyaan singgah dibenaknya. Apalagi saat melihat tas besar yang Tatiana bawa.

"Loe diusir? Atau ... Loe minggat?" cecar Raya setelah Tatiana masuk dan ia menutup pintu.

Tatiana menghempaskan bokongnya di sofa lalu menyandarkan kepalanya.

"Gue nginap satu malam di sini boleh kan?" tanya Tatiana mengabaikan pertanyaan Raya.

"Mau satu malam, mau satu tahun, atau selamanya pun nggak masalah asal.loe cerita sama gue, loe kenapa? Dari hawa-hawanya nih kayaknya ini bukan berita baik. Gue ambil minum dulu, setelah itu cerita! Awas nggak! Gue nggak mau jadi sahabat loe lagi kalo main rahasia-rahasiaan," omel Raya seperti biasa.

Tatiana terkekeh, "memangnya rahasia apalagi sih yang nggak gue ceritain ke loe? Ya udah, buatin gue minum dulu sana. Gue haus pake banget. Kalau ada makanan bawa juga ya! Ponakan loe laper kayaknya," ucap Tatiana. Raya pun segera mengambilkan apa yang Tatiana minta. Sampai sekarang ia belum sadar dengan apa yang Tatiana katakan perihal keponakannya. Otaknya masih blank. Belum sinkron sama sekali.

"Nih minum jus alpukat kesukaan loe dan ini brownies kukus yang gue tau kesukaan loe juga. Biar ponakan gue nggak laper," ucapnya sambil meletakkan gelas besar berisi jus alpukat dan sepiring brownies kukus. "Eh, tunggu, tunggu, apa kata loe tadi? Ponakan?" Mata Raya membulat saat otaknya baru loading dengan kata-kata Tatiana tadi.

Raya tersenyum lebar. Meskipun hatinya sedang dilanda hujan badai, ia tetap berusaha tersenyum di hadapan orang lain.

"Yes, i'm pregnant, now," ucap Tatiana sambil mengusap perutnya yang rata.

"Masya Allah, selamat ya, Tiana. Aku ikutan seneng mendengarnya. Tapi ... " Raya kembali mengalihkan pandangannya ke arah tas besar milik Tatiana.

"Gue kabur dari rumah, Ray. Gue mau pergi sejauh mungkin dari mereka semua."

"Jadi beneran loe minggat? Tapi loe lagi hamil, Tiana."

"Gue terpaksa. Gue mesti menyelamatkan hati dan mental gue yang nyaris hancur tak bersisa ini, Ray. Gue juga nggak mau terjadi sesuatu dengan kehamilan gue karena terus bertahan dalam hubungan yang menyakitkan itu."

Raya memang sudah mengetahui bagaimana kehidupan Tatiana selama ini. Lalu Tatiana pun menceritakan apa yang ia alami selama dua Minggu ini, mulai dari foto-foto Samudera dan Triani di luar kota hingga pemandangan yang ia lihat di ruangan Samudera tadi.

"Tapi apa yang loe liat belum tentu kebenarannya, Tiana," ucap Raya yang tak ingin Tatiana menarik kesimpulan secara tergesa.

"Gue tau. Tapi loe tau sendiri kan bagaimana sikap Mas Sam selama ini? Aku nggak mau makin hancur, Ray. Dia nggak pernah mencintai gue, Ray. Sudah cukup selama 2 tahun ini gue hidup dalam bayang-bayang mendiang istrinya, lalu kini ditambah lagi dengan kemunculan Mbak Triani. Gue ngerasa, gue udah nggak punya tempat dan kesempatan sama sekali. Gue ngerasa asing di rumah suami gue sendiri. Ditambah ternyata dia sering ketemuan diam-diam dengan mbak Triani. Sampai di Surabaya pun mereka masih sempat bertemu. Nggak mungkin kan mereka nggak punya hubungan apa-apa sementara mereka sering ketemuan di belakang gue?"

Raya terdiam. Ia pun ikut membenarkan apa yang Tatiana ucapkan. Kalau ia berada di posisi Tatiana, pasti ia pun akan melakukan hal yang sama.

"Jadi, sekarang apa rencana loe?"

"Besok gue mau mendaftarkan gugatan cerai gue. Setelahnya, gue akan langsung pergi."

"Pergi? Pergi ke mana?"

Tatiana mengendikkan bahunya.

"Nggak tahu, yang pasti tempat yang tidak diketahui Mas Sam. Gue mau hidup tenang di tempat yang baru, Ray."

"Kenapa mesti pergi jauh? Di sini aja kenapa?"

"Terlalu banyak kenangan di kota ini, Ray. Gue nggak sanggup bila harus hidup satu kota dengan dia," ujarnya sendu.

Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya tumpah ruah. Raya tak lagi banyak bertanya sebab ia tidak berada di posisi Tiana jadi ia tidak tahu bagaimana rasanya jadi Tatiana. Sebagai sahabat, ia hanya bisa mendukung dan mendoakan semoga jalan yang Tatiana ambil ini merupakan yang terbaik.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Jumaria Ani

Jumaria Ani

tatiana aku menagis terseduh",,klw aku juga posisinya seperti itu lebih baik aku pergi......

2024-04-30

0

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Tatiana 😌😭😭

2024-04-22

0

Memyr 67

Memyr 67

𝘀𝗲𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗮𝘀𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗮𝗾

2024-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!