13. Ke rumah sakit

Tatiana bangun lebih awal hari ini. Ia sudah tak sabar untuk mengecek kebenaran dugaannya tersebut. Dengan dada yang bergemuruh, Tatiana mencelupkan ujung test pact hingga garis batas.

Setelahnya Tatiana mengambil wudhu untuk menuntaskan kewajibannya. Tatiana tidak begitu berharap dugaannya benar, namun bila benar tentu itu merupakan anugerah luar biasa. Terlebih dia baru saja kehilangan. Ia sudah seperti seorang yang sebatang kara di dunia ini. Dengan kehadiran seorang bayi, hidupnya pasti akan makin berwarna. Setidaknya ia akan menjadi pelita dan penyemangat hidupnya ke depan.

Tatiana sudah tak berharap banyak pada kelangsungan rumah tangganya. Terlebih ia sudah mulai curiga kalau suaminya sudah menjalin hubungan yang tak biasa dengan mantan iparnya itu.

Selepas sholat Subuh, Tatiana pun segera membereskan sajadah dan mukenanya. Di saat bersamaan, terdengar bunyi panggilan dari handphonenya yang terkapar di atas meja.

"Mas Sam." Tatiana menghela nafasnya. Ia sebenarnya sedikit senang meskipun sedang berjauhan, Samudera tetap menghubunginya dengan rutin. Setiap selesai sholat Subuh, saat makan siang, dan malam hari. Namun mengetahui fakta kalau Samudera di luar kota bersama Triani membuat rasa bahagianya menguap seketika.

"Assalamu'alaikum," ucap Tatiana dingin.

"Wa'alaikumussalam. Sudah sholat?" tanya Samudera terlebih dahulu.

"Sudah," jawab Tatiana singkat.

Samudera mencelos. Padahal sudah hampir 2 Minggu mereka berpisah, tapi sikap Tatiana sepertinya tidak ada perubahan. Ia tetap dingin dan datar. Sepertinya sakit yang telah ia toreh sudah begitu dalam dan lebar, sehingga tak mudah baginya untuk meluluhkannya.

Tak ada lagi Tatiana yang lembut dan hangat. Tak ada lagi Tatiana yang ceria. Sungguh, Samudera merindukan sosok hangat sang istri.

"Em, apa kau baik-baik saja?"

"Ya."

"Bagaimana keadaan Ana? Dia tidak merepotkanmu kan?"

"Kabar Ana baik. Dia tidak merepotkan ku sama sekali."

"Syukurlah."

Senyap.

"Tiana?"

"Hmmm ... "

"Apa kau masih marah pada, Mas?"

"Memangnya aku berhak marah?"

"Tiana ... "

"Sudah ya, Mas. Ada yang mau aku kerjakan."

"Tunggu!" Panggil Samudera saat Tatiana ingin menutup panggilan itu.

"Apa?"

"Pagi ini Mas pulang. Workshop nya selesai lebih awal. Tapi sebelum pulang ke rumah, Mas diminta ke rumah sakit," ujar Samudera memberi tahu.

"Hmmm ... "

"Apa kau ingin menitip sesuatu?"

Mendengar tawaran Samudera, tiba-tiba Tatiana menginginkan spikoe kuno Surabaya dan lapis kukusnya. Tatiana menelan ludahnya seketika. Membayangkan lembutnya kue-kue tersebut pun dengan rasa manisnya yang meleleh di dalam mulut membuatnya reflek mengatakan apa yang ia inginkan.

"Aku mau spikoe kuno Surabaya dan lapis kukus Surabaya," ucapnya cepat.

Lalu Tatiana menggigit bibirnya seketika. Mengapa ia bisa reflek mengatakan keinginannya.

Dari seberang sana untuk pertama kalinya Tatiana mendengar Samudera terkekeh. Ia terkekeh karena mendengar permintaan Tatiana. Memang selama ini ia tak pernah menawarkan ingin membelikan apa yang Tatiana minta. Samudera pun reflek menawarkan hal tersebut sebab ia masih ingin berbicara dengan Tatiana.

Tatiana terpana mendengar tawa tersebut. Reflek ia pun tersenyum. Namun senyum itu seketika surut saat membayangkan apa yang Samudera dan Triani lakukan di Bali. Bisa jadi sekarang pun Triani ikut Samudera ke Surabaya.

Berada di kota yang sama, di hotel yang sama, bisa jadi mereka pun berada di kamar yang sama.

Kepala Tatiana mendadak sakit. Ia tak sanggup membayangkan apa yang sudah Samudera dan Trani lakukan di belakangnya.

"Maaf Mas, aku tutup teleponnya. Aku ... Assalamu'alaikum."

Tanpa menunggu respon Samudera, Tatiana segera menutup panggilan itu. Ia menjatuhkan ponselnya di atas sofa. Lalu ia memukul dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.

Tatiana menarik nafas dalam-dalam. Berusaha menghalau segala pikiran buruk yang mendera.

"Berhenti berpikir yang tidak-tidak, Tiana. Lebih baik aku periksa test pact tadi saja," ujarnya mencoba mengalihkan pikirannya dari hal yang tidak-tidak.

Masuk ke kamar mandi, dengan gugup Tatiana mengambil tiga buah test pack yang telah ia rendam ke dalam cairan urine. Matanya membulat. Ternyata dugaan Bik Una benar sekali.

"Aku hamil? Jadi aku ... benar-benar hamil."

Tatiana menangis sambil mengusap perutnya yang datar. Ia tak menyangka, setelah dua tahun menikah, akhirnya buah cintanya dan Samudera tumbuh di rahimnya.

"Buah cinta? Apa ini pantas disebut buah cinta sementara hanya diriku saja yang mencintainya," gumam Tatiana perih.

"Tapi tak apa, Nak. Meskipun bunda tidak tahu ayahmu akan menerima dan mencintaimu atau tidak, tapi yang pasti, bunda akan selalu mencintaimu. Bunda akan selalu bersamamu."

...***...

Karena hari ini akhir pekan, Ariana pun tidak pergi ke sekolah. Tatiana mengajak Ariana sarapan di teras depan.

"Bunda, kenapa bunda cuma minum teh aja, tidak sarapan seperti Ana?" tanya Ana bingung.

"Bunda perutnya nggak enak, Sayang. Kalau makan bawaannya mual terus muntah terus jadi bunda minum teh aja."

Lalu tangan Ariana terulur ke perut Tatiana, "perut bunda sakit?"

Tatiana menggeleng sambil tersenyum, "nggak."

"Tapi kata Bunda perut bunda nggak enak itu ... " Ariana bingung untuk menayangkan apa maksudnya tidak enak itu. Yang ia paham, tidak enak itu karena sakit. Tapi Tatiana menjawab tidak sakit, lantas kenapa? Ada apa?

Tatiana tersenyum kemudian membisikkan sesuatu pada Ariana.

"Benarkah?" pekik Ariana girang. Tatiana reflek menutup bibirnya dengan jari telunjuk.

"Ssst, nanti ada yang dengar."

"Jadi di perut bunda ada adik bayinya?" tanya Ariana seraya berbisik.

Tatiana mengangguk, "Ana senang?"

"Senang, Bunda. Ana senang sekali. Jadi Ana akan segera jadi kakak. Tapi ... "

"Tapi apa?"

"Apa benar bunda akan tetap sayang, Ana?"

"Ana masih ragu?"

Ariana menggeleng, kemudian Tatiana pun mengusap puncak kepalanya.

"Dengar ini, sampai kapanpun Bunda akan tetap menyayangi Ana. Kasih sayang bunda ke adik, sama besarnya dengan kasih sayang bunda ke Ana. Jadi Ana nggak usah khawatir. Bunda akan selalu menyayangi kalian sampai bila-bila," ucap Tatiana sambil menirukan tokoh kartun Malaysia di akhir kalimat.

Ariana lantas terkekeh. Kemudian ia memeluk tubuh Tatiana.

"Sayang," panggil Tatiana.

"Ya, bunda." Ariana pun mendongak menatap ke arah Tatiana.

"Bunda ingin Ana janji, Ana jangan bilang ke siapapun ya tentang ada adik bayi di perut Bunda, termasuk ayah."

"Memangnya kenapa, bunda?"

"Biar kejutan," ujar Tatiana. "Bunda mau buat kejutan nanti."

Ariana pun mengangguk setuju.

"Bunda, adik bayi dalam perut bunda sebesar apa? Apa sudah sebesar boneka bayi Ana?"

Tatiana terkekeh kemudian menggeleng.

"Kalau sekarang adik bayinya masih sangat kecil. Kecil sekali seperti kacang, tapi adik bayi akan terus tumbuh dan berkembang. Makin hari makin besar, sebesar tomat, lalu sebesar apel. Makin besar hingga membentuk bayi seperti boneka Ana."

Ariana mendengar penjelasan Tatiana dengan seksama.

"Ana jadi tak sabar mau liat adik bayi," ujarnya dengan mata berbinar-binar.

"Ana sabar ya, pasti Ana nanti akan bertemu adik bayi."

...***...

Satu jam yang lalu Tatiana menerima pesan dari Samudera kalau ia pesawatnya sudah mendarat. Tatiana yakin, saat ini pasti Samudera telah tiba di rumah sakit. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin menemui Samudera saat ini. Entah apa karena ia merasa rindu atau ada alasan, Tatiana pun tak mengerti.

Sudah lama ia tidak menginjakkan kakinya di rumah sakit. Terakhir ia ke sana saat di awal-awal pernikahan. Namun melihat ekspresi tak suka Samudera saat melihat kedatangannya, membuat Tatiana enggan menyambangi rumah sakit tempat ia pernah mengabdi dulu selama 3 tahun.

Dengan membawa bekal makan siang, Tatiana menginjakkan kakinya di rumah sakit. Beberapa perawat dan dokter senior yang melihatnya tentu masih mengenalinya. Kecuali para perawat baru, koas, dan dokter baru.

Mereka pun menyapa Tatiana dengan ramah.

"Jadi dia istri dokter Sam?" tanya salah seorang perawat yang baru bekerja di rumah sakit itu selama 1 tahun.

"Iya. Mereka sudah menikah sekitar 2 tahun."

"Ah, aku pikir istrinya itu perempuan seksi yang sering datang berkunjung itu."

"Itu bukan istrinya, tapi kembaran mendiang istrinya."

"Benarkah? Apa mereka memiliki affair? Soalnya aku sering liat perempuan itu mengunjungi dokter Sam," ucapnya menggebu.

"Ssst, jangan sembarangan bicara. Bahaya. Udah ah, yuk kembali kerja."

Setelah kedua perawat tersebut berpisah, Tatiana pun keluar dari balik dinding tempatnya bersembunyi.

"Jadi mereka pun sering bertemu di rumah sakit ini?" Tatiana terkekeh miris. Ingin rasanya ia kembali saja, tapi entah kenapa langkah kakinya justru menuntunnya ke arah ruangan Samudera.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Aduh jangan2 Sam dan Triani selingkuh🤔.
kasihan Tatiana thorr😌

2024-04-22

1

Yanti Naura

Yanti Naura

lanjut,,, /Drool//Drool//Drool/

2024-04-15

0

adning iza

adning iza

batin istri kuat awas aja klo sam msih ena² dg tin tinn

2024-04-01

3

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!