10. Pulang

Setelah kepergian Samudera dan Ariana, Tatiana kembali meluahkan rasanya melalui tetesan air mata. Hidupnya kini benar-benar terasa hampa. Semangat juangnya pun telah habis tak bersisa. Apalagi setelah melihat sikap Ariana yang entah kenapa tiba-tiba berubah padanya.

Padahal biasanya Ariana tidak bisa berjauhan darinya, tapi kini ... Ariana-nya seakan telah pergi. Berganti dengan sosok yang lain. Sikapnya tak lagi hangat. Biasanya sikap hangat dan ceria Ariana bisa menjadi pelipur laranya. Tapi semua telah berbeda. Apakah ini isyarat agar Tatiana segera mengundurkan diri dari pernikahan yang tak sehat ini?

Sementara itu, di dalam perjalanan, Samudera tak henti-hentinya berpikir kenapa sikap Ariana tampak berbeda dari biasanya. Ia yang begitu dekat dengan Tatiana, mengapa tiba-tiba berubah.

"Ana kenapa tadi tidak mau tegur Bunda?" tanya Samudera penasaran. Padahal biasanya Ariana akan selalu menempel dengan Tatiana, tapi Ariana justru tampak seperti menghindar. Ia seakan tidak ingin berlama-lama berdekatan dengan Tatiana. Samudera jadi makin merasa bersalah dengan Tatiana.

"Nggak papa," jawab Ariana sambil mengalihkan tatapannya ke jendela kaca mobil.

"Tapi Ana nggak boleh begitu. Kan bunda lagi sedih. Nenek baru saja meninggal. Bunda pasti sedih banget," ujar Samudera membuat Ariana menunduk sedih.

"Apa orang meninggal itu nggak akan kembali lagi, Yah?" tanya Ariana sambil menoleh ke arah sang ayah.

Samudera menghela nafasnya kemudian mengangguk.

"Sama seperti ibu?" tanya Ariana dan Samudera kembali mengangguk.

"Tapi ibu Ana kok bisa kembali?" tanya Ariana bingung membuat Samudera terkesiap. Sepertinya Ariana benar-benar Triani adalah ibunya.

"Na, Tante Triani itu bukan ibu. Tapi dia saudara kembar ibu. Kalau ibu Ana sudah benar-benar pergi dan takkan kembali lagi. Kan ayah sering bawa Ana ke makam ibu," ujar Samudera menjelaskan. Ia benar-benar lupa untuk menjelaskan masalah ini pada Ariana.

"Jadi ibu itu bukan ibu Ana?" tanyanya dengan mata membulat.

"Bukan. Seharusnya Ana memanggilnya tante, bukan ibu. Namanya itu Tante Triani. Tante Triani memang sangat mirip dengan ibu karena Tante itu kembaran ibu. Ibu Ana sekarang itu Bunda. Tapi Ana tetap harus mengingat dan mendoakan ibu ya," ujar Samudera menjelaskan. Tak terasa mobil Samudera telah masuk ke pekarangan rumah Samudera. Tampak di sana sudah berdiri Triani yang segera mengembangkan senyumnya saat melihat Samudera dan Triani yang turun dari dalam mobil.

"Kalian dari mana? Kenapa tidak ada orang di rumah?" tanya Triani.

Mendengar pertanyaan itu, membuat Samudera menghela nafas panjang.

"Kami dari rumah Tiana. Kemarin ibunya meninggal dan langsung dimakamkan sore harinya," ujar Samudera lemah.

"Apa? Astaga, aku jadi tidak enak sama istrimu itu, Kak. Gara-gara aku, kau jadi tidak tahu kalau ibu mertuamu meninggal. Aku turut berdukacita, Kak. Semoga istrimu tidak marah padamu karena waktumu sudah tersita oleh keinginan kami," ujar Triani merasa bersalah.

"Itu bukan salahmu. Semua sudah takdir. Lagipula yang ingin pergi ke water park kan Ana. Kau hanya ingin mewujudkan keinginannya saja," ujar Samudera sambil membuka pintu.

"Ana, sini sama ibu. Ibu bantu kamu siap-siap sekolah, ya," ujar Triani.

"Tante. Aku sudah menceritakan pada Ana kalau kau adalah Tantenya, bukan ibunya," ucap Samudera membuat Triani cukup terkejut. Triani menyibak rambutnya ke belakang karena salah tingkah.

"Maaf. Mungkin karena aku memiliki ikatan batin dengan Ariana jadi membuatku menganggapnya sudah seperti putriku sendiri."

Samudera tidak begitu mengindahkan perkataan Triani. Ia sudah melesat ke dalam kamar untuk bersiap bekerja. Sedangkan Ariana sedang bersiap sekolah dibantu Triani.

Seminggu telah berlalu. Malam ini tahlilan yasinan 7 hari kepergian ibu Tatiana baru saja selesai digelar.

"Kamu istirahat saja di kamar, Nak. Biar Mama sama yang lainnya saja yang membereskan semuanya. Kamu pasti lelah," ujar mama mertua Tatiana. Seminggu telah berlalu, tapi mendung di wajah Tatiana tak kunjung menyingkir.

"Apa kata Tante Sakinah benar, Dek. Biar mbak dan yang lainnya saja yang membereskan semuanya," Triani yang ikut hadir malam itu ikut menimpali. Sementara Samudera sedang menyalami para tamu di teras seraya mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka.

Dengan wajah datar, Tatiana mengangguk. Ia benar-benar malas berbicara saat ini. Lagipula jiwa dan raganya memang sedang benar-benar kelelahan.

Setelah semua tamu pulang, Samudera pun segera mencari Tatiana. Masuk ke kamar, Samudera langsung menyambangi Tatiana yang sedang berdiri menghadap jendela kaca.

Samudera pun langsung melingkarkan tangannya di perut Tatiana membuat perempuan itu tersentak.

"Mau makan?" tawar Samudera.

Tatiana menggeleng tanpa mengeluarkan suaranya.

"Tapi kamu belum makan malam. Seminggu inipun kata mama kamu tidak makan teratur. Kita makan ya? Atau mau Mas suapi?" tawar Samudera sambil memandangi wajah cantik sang istri yang tampak pucat. Bahkan bibirnya pun tampak kering dan pecah-pecah. Samudera tak kuasa melihat istrinya keadaan seperti ini.

Bukannya menanggapi, Tatiana justru melepaskan pelukan Samudera dan berjalan menuju kamar mandi.

"Na, kamu masih marah sama, Mas? Mas benar-benar minta maaf. Mas nggak tau kalau kamu telepon sebab hp Mas ketinggalan di mobil," ucap Samudera yang benar-benar menyesal karena tidak bisa hadir di saat ia sedang membutuhkannya.

"Aku tidak marah, Mas. Toh percuma marah. Memangnya aku siapa sih? Hanya orang tak penting yang memaksa masuk kehidupan kalian. Kalau sudah tak ada kepentingan, lebih baik Mas pergi. "

"Na, tidak seperti itu," sergah Samudera, tapi Tatiana keburu masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Tatiana keluar, ia pikir Samudera telah pergi, tapi nyatanya ia masih duduk di atas ranjang. Memang seminggu ini Samudera sengaja tidur di rumah itu. Sedangkan Ariana terpaksa ikut sang ibu karena ia tak ingin menyusahkan Tatiana yang sedang berduka.

"Na, kita pulang ke rumah ya?" bujuk Samudera.

"Kalian pulanglah. Aku masih mau di sini," ujar Tatiana yang memang masih berat meninggalkan rumah itu. Ingatan demi ingatan tentang kebersamaannya dengan sang ibu berkelebat. Ada rasa rasa rindu yang menyusup. Andai ia tidak menikah, pasti ia akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang ibu.

Tapi Tatiana tahu, tak ada gunanya menyesal. Bukankah ini keinginannya sendiri kala itu.

Tatiana memang sudah mengikhlaskan kepergian sang ibu, tapi tetap saja, rasa sesak itu masih ada. Rasanya baru kemarin ia bermanja-manja dengan sang ibu, tapi hari ini ia sudah kehilangan semua.

"Apa kau tidak merindukan rumah kita?"

'Rumah kita? Rumah yang mana yang Mas maksud? Bukankah itu rumah Mas dan mendiang mbak Triana.'

Namun kalimat itu hanya Tatiana suarakan dalam hati. Lidahnya terlalu kelu untuk menyuarakannya.

"Na, besok Mas akan pergi ke Bali untuk mengikuti dan mengisi seminar selama 5 hari dan paling lama seminggu. Minggu depannya lagi Mas akan mengisi workshop di Surabaya. Waktunya juga kurang lebih sama, 5 sampai 7 hari. Mas akan tenang bila kau berada di rumah. Mas juga akan minta tolong bi Una menemanimu selama Mas pergi jadi kau tidak akan sendiri. Kau juga pasti merindukan Ariana kan? Mau ya kamu ikut Mas pulang?" bujuk Samudera lagi.

Sebenarnya Tatiana merasa enggan. Tapi ia merasa masih memiliki tanggung jawab baik sebagai istri maupun sebagai seorang ibu. Tatiana yang juga ingin memastikan sesuatu pun terpaksa mengiyakan.

Untuk sementara ia masih akan berpegang pada permintaan ibunya sebelum ia meninggal, yaitu mencoba mempertahankan rumah tangganya. Namun bila dirasa ia sudah tak sanggup lagi, ia pun sudah bertekad akan benar-benar pergi.

Melihat Tatiana mengangguk, Samudera pun mengembangkan senyumnya. Ia lantas memeluk Tatiana dengan erat.

"Terima kasih, Na. Maaf karena Mas sudah mengecewakanmu," ucapnya. Samudera merasa senang. Meskipun Tatiana masih bersikap dingin, ia tak masalah sebab ia sadar, ia benar-benar bersalah.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

etna winartha

etna winartha

kalau itu aku tdk ada maaf buat samudra

2024-05-02

1

Nike Natalie

Nike Natalie

Tatiana ini goblok atau haus belaian,,jijik

2024-05-14

0

MakBarudakh

MakBarudakh

#Samudra dan Ana turun dari mobil

2024-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!