6. Kesedihan Tatiana

Seperti biasa, menjelang siang Tatiana akan menjemput Ariana di sekolahnya. Bila pergi ia diantar Samudera, maka saat pulang giliran ia yang menjemput. Namun setelah mencari-cari keberadaan Ariana, Tatiana tidak juga melihat keberadaan anak sambungnya itu. Memang Tatiana telat menjemput beberapa menit, tapi biasanya Ariana akan menunggu di dalam. Sontak saja Tatiana panik. Ia mencari-cari ke sekitar sekolah, tapi tak kunjung menemukannya.

"Maaf, Bu Dina, ibu lihat Ariana?" tanya Tatiana pada guru yang mengajar Ariana di taman kanak-kanak tersebut.

"Ariana? Oh, tadi udah pulang. Kalau tidak salah, dia dijemput ayah dan ... seorang perempuan yang dipanggil Ariana ibu," ucap guru Ariana bernama Dina tersebut. Ia berkata ragu-ragu, sebab ia tidak tahu siapa perempuan yang dipanggil ibu tersebut. Melihat kedekatan mereka, membuat guru tersebut berspekulasi yang tidak-tidak.

"Apa?" Tatiana sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Padahal baru beberapa hari Triani muncul di dalam kehidupan mereka, tapi sepertinya ia sudah merasuk terlalu jauh dan melakukan segala sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan.

Setiap hari Triani datang ke rumah dan mengajak Ariana bermain. Kadang ia mengajak Ariana pergi dengan alasan jalan-jalan. Kemarin malam mereka juga pergi makan malam bersama. Lalu kini, tanpa memberitahu dirinya, Samudera dan Triani menjemput Ariana.

Tatiana pun segera mengucapkan terima kasih pada sang guru. Lalu ia segera masuk ke dalam mobil. Diambilnya ponsel untuk segera meminta konfirmasi sang suami.

"Halo," ucap Samudera di seberang sana.

"Mas, Ariana ada sama kamu?" tanya Tatiana to the point.

"Ah, iya. Tadi aku dan Triani menjemputnya. Triani ingin mengajak kami makan siang ... Halo ... Halo ... "

Kesal karena sikap Samudera yang sudah sungguh sangat keterlaluan, bukan hanya karena tidak memberitahunya terlebih dahulu sebelum menjemput Ariana, tapi juga ia lagi-lagi pergi dengan Triani. Padahal hampir seminggu ini mereka banyak menghabiskan waktu bersama, tapi sepertinya masih kurang sehingga harus makan makan siang bersama juga. Tatiana kesal, ia pun segera menutup panggilan itu dengan perasaan bergemuruh. Dadanya sesak. Dipukulnya dadanya yang seketika terasa begitu nyeri.

"Kau bilang kau ingin berubah, tapi nyatanya ... setelah kedatangan Triani, kau bahkan semakin bersikap keterlaluan. Hanya karena kedatangannya, kau jadi melupakan ucapanmu sendiri. Kau sungguh sangat keterlaluan, Mas. Kamu jahat. Kamu kejam. Kamu tega," lirih Tatiana yang sudah berurai air mata.

Tatiana lalu menghubungi Raya menanyakan keberadaannya.

"Loe dimana, Ray?"

"Gue di cafe biasa. Loe mau ke sini?"

"Sebentar lagi gue ke sana."

Tut Tut Tut ...

"Heh, dasar kutu kupret, nutup panggilan gitu aja. Dasar. Eh, kok suara Tiana tadi serak ya? Apa dia habis nangis?" gumam Raya, sahabat Tatiana.

15 menit kemudian, Tatiana pun tiba di cafe tempat mereka biasa nongkrong.

"Tiana ... "

"Ray ... "

Tatiana langsung saja berhambur ke pelukan Raya. Lalu ia menumpahkan tangisnya di dalam pelukan Raya. Raya bingung, tapi ia bisa menebak kalau tangisan Tatiana kali ini berhubungan dengan dengan suaminya. Raya lantas membimbing Tatiana agar duduk di di kursi. Raya tidak menyela tangisan Tatiana. Ia membiarkan perempuan cantik itu menangis. Ia hanya mengusap punggungnya untuk memberikan ketenangan dan dukungan kalau ia tidak sendiri.

Setelah tangisan Tatiana agak mereda, barulah Raya merenggangkan pelukannya. Lalu ia segera menyodorkan jus buah yang sudah ia pesan sebelum Tatiana tiba pada perempuan tersebut.

"Nih, minum dulu! Loe pasti haus udah nangis selama 15 menit," ujar Raya sambil nyengir lebar.

"Ck, nangis aja pake dihitungin waktunya. Kenapa nggak sekalian dipasang alarm aja supaya berhenti tepat waktu," sahut Tatiana seraya mencebik. Ia lantas mengambil jus buah kemasan dan segera meminumnya.

"Loe kenapa lagi? Masalah Samudera lagi?" tanya Raya sambil mengambil bantal sofa dan memangkunya.

Tatiana mengangguk dengan terbata. Sebenarnya ia merasa malu, setiap ada masalah ia pasti mencari Raya untuk menumpahkan keluh kesahnya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak sanggup memendam sendiri. Ia juga tak tega rasanya menceritakan segala permasalahannya dengan sang ibu. Jadi hanya Raya saja tempatnya bercerita selain mengadu kepada Sang Pencipta.

"Dia kenapa lagi? Kata loe pas di chat tempo hari, dia mau berubah. Tapi baru seminggu, kok loe udah nangis kayak gini lagi?" Setelah mendapatkan permintaan maaf dari Samudera tempo hari, memang Tatiana sempat menceritakannya secara Raya melalui pesan. Oleh sebab itu, Raya bingung, apa lagi masalah yang membuat Tatiana sampai menangis seperti ini.

"Kembaran mendiang istri Mas Samudera datang."

"Kembaran? Jadi mendiang istri pertama suami loe itu kembar?"

Tatiana mengangguk.

"Gue juga baru tahu, Ray."

"Terus yang jadi masalahnya apa?"

Tatiana menghela nafas panjang, mengingat bagaimana Samudera memperlakukan Triani dengan begitu baik. Jujur saja, Tatiana merasa iri. Seandainya Samudera memperlakukan dia juga dengan sangat baik, mungkin Tatiana tidak akan merasa iri. Tapi caranya memperlakukan Triani memang sungguh melebihi caranya memperlakukan Tatiana.

Baru datang selama seminggu, tapi hampir setiap waktu luang Samudera hanya dihabiskan bersama Triani. Bagaimana Tatiana tidak iri. Ia pun cemburu. Bukankah Samudera berjanji untuk memperlakukannya dengan lebih baik, tapi baru semalam ia mengucapkan kalimat untuk berusaha bersikap lebih baik, kenapa keesokan paginya sikapnya justru tidak sesuai dengan ucapan. Apalagi Tatiana bisa melihat binar bahagia Samudera saat melihat Triani. Apa Samudera melakukan itu karena ia melihat sosok Triana dalam diri Triani?

Tatiana lantas menceritakan bagaimana Samudera memperlakukan Triani dengan begitu baik. Bahkan hari ini saja, tanpa mengabari dirinya terlebih dahulu, mereka pergi menjemput Ariana. Tidakkah mereka berpikir, bagaimana paniknya Tatiana tadi saat tidak melihat keberadaan Ariana. Tapi sepertinya mereka tidak memikirkan itu. Seolah dirinya memang tidak penting dalam kehidupan mereka. Seolah perasaannya tidaklah penting sama sekali.

Raya menggeram marah. Ia benar-benar kesal dengan sikap Samudera. Apa salahnya menghubungi terlebih dahulu agar Tatiana tidak perlu menjemput Ariana seperti itu.

"Mereka memang bener-bener keterlaluan sih. Apa salahnya coba ngabarin loe dulu. Kok aku curiga ya kenapa kembaran mendiang istri suami loe itu muncul setelah bertahun-tahun nggak ada kabar."

"Katanya sih dia ngejar karir sebagai model di luar negeri. Terus setahun yang lalu dia married sama salah satu pemilik agency. Tapi karena suaminya suka melakukan kekerasan gitu, dia jadi minta cerai. Awalnya suaminya nolak dengan mengancam akan mencoret nama Triani dari agency, tapi Triani yang udah nggak tahan lagi akhirnya pergi gitu aja. Sekarang mereka sedang proses cerai. Makanya dia pulang ke sini sambil minta tolong Mas Samudera untuk membantu proses perceraian dia," papar Tatiana.

"Emangnya laki loe pengacara, pake minta bantu proses perceraian segala," cetus Raya kesal.

"Aku juga sempat ngomong gitu, tapi Mas Samudera minta gue ngertiin. Gue udah nggak bisa berkata-kata lagi, Ray. Sebelum Triani hadir aja, Mas Sam hampir nggak ada waktu buat gue, apalagi setelah Triani hadir. Setiap ada waktu luang, pasti dihabiskan untuk perempuan itu. Apalagi Ariana juga tampaknya begitu lengket dengan Triani. Ariana sepertinya mengira Triani itu ibu kandungnya, padahal bukan."

"Gue bener-bener speechless, Na. Gue nggak tau mau ngomong apa. Masalah loe itu pelik banget. Gue yang orangnya anti mikir ribet jadi pusing sendiri mau ngasih solusi apa."

"Gue nggak butuh solusi dari loe kok, Ray. Loe udah mau dengerin curhatan gue aja udah seneng banget. Makasih ya, Ray, karena udah selalu ada buat gue."

Raya lantas melemparkan bantal sofa dan memeluk Tatiana.

"Ukh, itulah gunanya sahabat, Na. Bisa jadi tempat berbagi suka dan duka. Tapi bukan berbagi suami ya. Kayak di novel-novel gitu, merebut suami sahabat sendiri, itu berbagi yang dilarang," seloroh Raya membuat Tatiana akhirnya bisa terkekeh juga.

"Ya, itu mah emang nggak boleh. Pokoknya jangan sampai deh itu terjadi dengan kita."

"Kalau itu mah, nggak perlu dibilang juga gue ogah. Ogah banget punya laki modelan Samudera gitu. Yang ada gue bakal makan hati mulu."

Tatiana terkekeh. Tiba-tiba ponselnya berdering. Lalu Tatiana memeriksa ternyata itu panggilan dari tetangga yang sering membantu sang ibu di rumah.

"Halo, assalamu'alaikum," ucap Tatiana.

" ... "

"Ibu kenapa, bi?"

" ... "

"Apa? Baik, Tiana segera nyusul ke rumah sakit sekarang."

Klik ...

"Siapa?" tanya Raya.

"Ibu, Ray, ibu ... "

"Ibu, ibu kenapa?"

"Ibu tiba-tiba pingsan, Ray. Gue ke rumah sakit sekarang," ujar Tatiana sambil mengambil tasnya tergesa.

"Biar gue antar."

"Tapi gue bawa mobil."

"Kondisi loe sedang nggak baik-baik aja sekarang. Gue nggak mau terjadi apa-apa sama loe. Jadi mending loe ikut gue. Biar mobil loe ditinggal di sini aja," sergah Raya tanpa penolakan.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

etna winartha

etna winartha

kasian tatiana

2024-05-02

0

adning iza

adning iza

bnar curhat bukn hya mnta solusi tp cukup didengar aja sudh lega rsay

2024-04-01

4

FUZEIN

FUZEIN

Tunggu apa lagi..cau lah..

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!