3. Sandiwara belaka

"Assalamu'alaikum," ujar Tatiana dan Ariana serempak saat mereka telah berdiri di depan pintu sebuah rumah semi permanen yang cukup minimalis.

"Wa'alaikumussalam," jawab seseorang sambil melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Nenek," seru Ariana saat melihat sang nenek, yaitu ibu Tatiana muncul.

Senyum merekah di bibir ketiga orang itu. Pun ibu Tatiana yang langsung membuka kedua tangannya lebar-lebar, menyambut kedatangan cucunya tersebut.

"Ana, wah, nenek kangen sekali sama Ana," ujar ibu Tatiana sambil mengecup seluruh wajah Ariana. Meskipun Ariana bukan cucu kandungnya, tapi ibu Ariana benar-benar memperlakukan Ariana seperti cucu kandungnya sendiri. Ia begitu menyayangi anak dari menantunya tersebut

"Ana juga kangen, Nenek," ujar Ariana dengan senyum lebar di bibirnya. "Oh ya, nenek, Ana bawain nenek bolu kojo kesukaan Nenek lho. Ini ... " Ariana segera mengambil paper bag dari tangan Tatiana dan dengan cepat memberikannya pada sang nenek. Ibu Ariana tak dapatkan menahan buncahan bahagianya. Meskipun dirinya bukan nenek kandung Ariana, tapi gadis kecil itu pun menyayanginya sama seperti ia menyayangi nenek kandungnya sendiri.

"Wah, makasih, Sayang! Ana memang paling tahu kesukaan nenek."

"Ana gitu lho!" serunya bangga membuat Tatiana dan ibunya terkekeh.

"Ayo, masuk! Kamu juga Tiana, kenapa malah berdiri di situ kayak patung. Kayak ini bukan rumahmu aja," omel ibu Tatiana saat melihat putrinya justru mematung di tempat.

"Eh, iya, Bu." Tatiana pun melangkah masuk kemudian mencium punggung tangan sang ibu. Sementara Ariana sudah lebih dulu melakukannya setelah pelukan sang nenek tadi terlepas.

"Kamu mau minum apa, Tiana?"

"Ibu ih, nggak perlu repot-repot. Kalau mau minum kan Tiana bisa ambil dan buat sendiri. Kan ibu sendiri yang bilang ini rumah Tiana, jadi Tiana bebas dong mau ngapain. Udah kayak tamu aja dibuatin minum," ujar Tatiana sambil duduk di samping Ariana.

Ibu Ariana terkekeh, "ya kan kamu jarang datang, Nduk, setelah menikah. Jadi wajar tho ibu mau buatin kamu minum. Siapa tahu, kamu kangen minuman buatan ibu."

Tatiana tampak berpikir, "ya udah kalau ibu emang mau buatin. Buatin Tiana wedang jahe kayak biasa aja, Bu. Udah kangen minum wedang jahe buatan ibu."

"Ya udah, ibu buatin ya. Kalau cucu nenek yang cantik, mau apa?"

"Ana mau minuman kayak bunda sebut tadi aja, Nenek."

"Tapi wedang jahe itu agak pedes lho, memangnya Ana tahan?"

Ariana tampak menimbang. Ia sudah seperti orang dewasa yang tengah berpikir serius. Tatiana dan ibunya sampai gemas sendiri.

"Ana, nenek buatin sirup aja mau nggak?"

"Ya udah, kalau nenek nggak repot, Ana mau," jawabnya meniru cara Tatiana berbicara tadi. Begitulah anak-anak, mereka memang benar-benar peniru yang ulung.

Tatiana dan sang ibu tak dapat menahan tawanya. Memang ada saja tingkah anak kecil itu yang mampu membuat tawa mereka meledak. Keberadaan Ariana lah yang selama ini menjadi penyemangat Tatiana. Meskipun hubungan suami istri antara ia dan Samudera terasa dingin, tapi keberadaan Ariana sanggup menghangatkan hari-harinya. Meski Tatiana akui, bisa menikah dengan Samudera pun memang ada andil gadis kecil itu. Tanpa Ariana, mungkin Tatiana takkan pernah merasakan menjadi istri seorang Samudera. Namun tanpa ia sadari, karena Ariana pula lah, ia akhirnya terbelenggu dalam sebuah hubungan yang dingin. Meskipun Samudera tidak pernah berlaku kasar baik secara verbal maupun fisik, tapi sikap dingin Samudera pun perlahan-lahan menggerus kesabaran Tatiana. Menyayat hati, meninggalkan perih, yang lama-kelamaan perih itu menjadi luka yang menganga, berdarah, bahkan bernanah.

Menyakiti seorang istri itu tidak melulu dengan melakukan kekerasan fisik maupun verbal. Bersikap dingin pun bisa melukai. Memang awalnya tampak biasa saja, tapi perlahan-lahan luka itu akan makin besar, lebar, dan dalam. Ada yang sanggup terus bertahan, tapi tak sedikit pula yang memilih melepaskan. Entah bagaimana sikap Tatiana ke depannya bila Samudera terus bersikap demikian.

...***...

"Kamu ada masalah, Nduk?" tanya sang ibu setelah Tatiana keluar dari kamar semasa gadisnya. Ia baru saja menidurkan Ariana di sana.

Tatiana mengerjapkan matanya sambil mengambil bantal sofa dan meletakkannya di pangkuannya.

"Masalah? Nggak ada kok, Bu," kilah Tatiana.

Tapi namanya seorang ibu, pastilah ia bisa merasakan kesedihan yang menggelayut di netra sang putri. Mau serapat apapun Tatiana mencoba menutupi, insting seorang ibu itu jauh lebih tajam. Sama seperti insting seorang istri pada sang suami.

"Bu, aku ... "

"Berhenti membohongi, ibu, Nduk. Ibu bisa melihat dari pancaran matamu kalau kau sedang tidak baik-baik saja. Sebenarnya ada apa? Cerita sama ibu? Atau kamu sudah tidak menganggap ibu ini sebagai ibumu lagi? Kamu sudah tidak memerlukan ibu lagi?" cerca ibu Tatiana membuat mata Tatiana ditutupi kabut seketika.

Ibunya ini memang begitu perasa. Tatiana maklum, sejak kecil ibunya membesarkannya seorang diri. Tepatnya setelah ayahnya ketahuan berselingkuh lalu mereka memilih berpisah. Bertahun-tahun ayahnya menelantarkan dirinya, hingga kabar berita pun tak pernah terdengar. Dan bila mereka mendengar berita tentang ayahnya, ternyata itu merupakan hari terakhir sang ayah. Ayahnya dan istri muda ayahnya mengalami kecelakaan hingga akhirnya meninggal di tempat.

Tatiana menjadi saksi bagaimana perjuangan ibunya membesarkan dirinya. Tatiana juga menjadi saksi bagaimana malam-malam sang ibu yang dilewati dengan tangis. Membesarkan dirinya seorang diri, tanpa bantuan orang lain. Bagaimana ibunya tidak bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan sang putri, bila hampir separuh usianya saja dihabiskan untuk membesarkannya dengan kedua tangannya sendiri.

"Bu ... " Tiba-tiba Tatiana terisak. Kemudian ia langsung menjatuhkan kepalanya di pundak sang ibu. Tatiana menangis. Tubuhnya bergetar. Untuk pertama kali setelah menikah, Tatiana menangis di hadapan sang ibu.

Selama dua tahun penuh, Tatiana mencoba menyembunyikan segala lara hatinya, tapi hari ini, pertahankannya runtuh. Ia tak sanggup lagi menahan gejolak di dalam dada. Ditumpahkannya tangsinya di pelukan sang ibu.

Sang ibu sampai ikut meneteskan air mata mendengar isakan tak biasa sang putri. Isakan pertanda kalau luka hatinya sungguh tak main-main. Apa yang diderita putrinya, bukanlah sekedar luka biasa. Ibunya bisa merasakan kalau luka hati putrinya itu pasti sangat luar biasa.

Tapi apa?

Apa penyebab putrinya terluka?

Bukankah ia bilang bahagia bisa menikah dengan Samudera.

Kalau ia bahagia, lantas apa yang membuat putri semata wayangnya itu terluka?

"Kamu kenapa, Nduk? Ada yang nyakitin kamu? Atau ada yang berbuat jahat sama kamu?" tanya sang ibu lembut sambil membelai puncak kepala Tatiana.

"Bu, Mas Samudera, Mas Samudera ... "

"Iya, Samudera. Samudera kenapa? Apa dia sudah menyakiti kamu? Apa dia sudah memukul kamu? Atau dia sudah ... "

Tatiana menggeleng, kemudian dengan berat hati, Tatiana pun menceritakan perlakuan Samudera selama ini padanya membuat mata sang ibu sampai mengerjap tak percaya. Di depannya, sikap Samudera terlihat hangat, tapi nyatanya semuanya hanya sandiwara belaka.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

Ni Nengah Suriasih

Ni Nengah Suriasih

memang cinta bertepuk sebelah tangan menyakitkan

2024-04-23

2

Ida Eko Widianti

Ida Eko Widianti

makanya jangan asal jatuh cinta akhirnya sakit sendiri

2024-05-08

0

Ima Ika WarsidiKiki

Ima Ika WarsidiKiki

/Cry/

2024-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Cerai
2 2. Bukan ini
3 3. Sandiwara belaka
4 4. Ke rumah mertua
5 5. Kedatangan Triani
6 6. Kesedihan Tatiana
7 7. Kesedihan Tatiana II
8 8. Kemarahan ibu Samudera
9 9. Amarah Raya
10 10. Pulang
11 11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12 12. Dugaan
13 13. Ke rumah sakit
14 14. Pergi
15 15. Jalan terbaik
16 16. Sebuah jawaban
17 17. Pergi
18 18. Sebatas Ibu Pengganti?
19 19. Harapan Tatiana
20 20. Flashback
21 21. Penyesalan
22 22. ponsel
23 23. Curiga
24 24. Terbongkar
25 25. Takkan pernah menceraikan
26 26. Kembali depresi
27 27. Penolakan Mama Sakinah
28 28. Pindah
29 29. Tempat baru
30 30. Dilabrak
31 31. Fakta Masa lalu
32 32. Bertemu?
33 33. Tiana, Mas kangen.
34 34.
35 35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36 36.
37 37. Tak ingin kembali terluka
38 38. Ketakutan terbesar
39 39. I love you
40 40. Teman lama
41 41. Cerita Mama Sakinah
42 42. Malam Terbaik
43 43. Saling mengisi
44 44. Jalan terbaik
45 45. Kedatangan ...
46 46. Bertemu
47 47. Terima kasih
48 48.
49 49. Perkara membuat adik
50 50.
51 51.
52 52. gundik?
53 53. Sebuah Kebenaran
54 54. Keputusan
55 55.
56 56. Kandas
57 57. Ikhlas dan maaf
58 58. Mau nyoblos
59 59. Kejutan
60 60. Kedatangan Triani
61 61.
62 62. Flashback
63 63. Pergi
64 64. Sinyal jodoh
65 65. Cewek unik
66 66.
67 67.
68 68.
69 69. pelangi setelah badai
70 70. Hancur
71 71.
72 72. Penyesalan
73 73. Makan siang
74 74. Tantangan Samudera
75 75. Lamaran
76 76. I love you too
77 77.
78 78. Definisi kata-kata adalah doa
79 79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80 80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81 81. The final episode
82 Info Sekuel novel
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. Cerai
2
2. Bukan ini
3
3. Sandiwara belaka
4
4. Ke rumah mertua
5
5. Kedatangan Triani
6
6. Kesedihan Tatiana
7
7. Kesedihan Tatiana II
8
8. Kemarahan ibu Samudera
9
9. Amarah Raya
10
10. Pulang
11
11. Mencari tahu penyebab perubahan Ariana
12
12. Dugaan
13
13. Ke rumah sakit
14
14. Pergi
15
15. Jalan terbaik
16
16. Sebuah jawaban
17
17. Pergi
18
18. Sebatas Ibu Pengganti?
19
19. Harapan Tatiana
20
20. Flashback
21
21. Penyesalan
22
22. ponsel
23
23. Curiga
24
24. Terbongkar
25
25. Takkan pernah menceraikan
26
26. Kembali depresi
27
27. Penolakan Mama Sakinah
28
28. Pindah
29
29. Tempat baru
30
30. Dilabrak
31
31. Fakta Masa lalu
32
32. Bertemu?
33
33. Tiana, Mas kangen.
34
34.
35
35. Tiana, kau tidak apa-apa?
36
36.
37
37. Tak ingin kembali terluka
38
38. Ketakutan terbesar
39
39. I love you
40
40. Teman lama
41
41. Cerita Mama Sakinah
42
42. Malam Terbaik
43
43. Saling mengisi
44
44. Jalan terbaik
45
45. Kedatangan ...
46
46. Bertemu
47
47. Terima kasih
48
48.
49
49. Perkara membuat adik
50
50.
51
51.
52
52. gundik?
53
53. Sebuah Kebenaran
54
54. Keputusan
55
55.
56
56. Kandas
57
57. Ikhlas dan maaf
58
58. Mau nyoblos
59
59. Kejutan
60
60. Kedatangan Triani
61
61.
62
62. Flashback
63
63. Pergi
64
64. Sinyal jodoh
65
65. Cewek unik
66
66.
67
67.
68
68.
69
69. pelangi setelah badai
70
70. Hancur
71
71.
72
72. Penyesalan
73
73. Makan siang
74
74. Tantangan Samudera
75
75. Lamaran
76
76. I love you too
77
77.
78
78. Definisi kata-kata adalah doa
79
79. Kedatangan tamu yang tidak terduga
80
80. Kang nasgor yang bermetamorfosis
81
81. The final episode
82
Info Sekuel novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!