19

Rafdelia memasukkan kode apartemen Zein yang beberapa hari lalu pernah diberikan Adrian... Pintu terbuka, ia pun segera masuk. Ruangan gelap namun Rafdelia tidak menghidupkan lampu, ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang empuk. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Rafdelia merasa sangat lelah karena setelah magrib tadi tiba-tiba pasien membludak, hingga tidak sempat rehat barang sejenak.

"Uuuhhh... Badanku pegel semua. Baru berasa sekarang." Rafdelia memijat mijat tubuhnya sendiri.

"Ah, tadi kayaknya ada balasan pesan dari mami." Rafdelia merogoh punsel dalam tasnya dan segera membuka pesan didalamnya. Ya, tadi pagi ia mengirim pesan kepada mami, menanyakan kabar mertua tercintanya itu. Namun ia belum sempat membaca balasan pesan mami karena kesibukan nya tadi di RS.

*Alhamdulillah nak, mami baik disini.. Kamu jangan khawatir ya. Mami ditemani sepupu mami yang tinggal disini kok, jadi mami gak sendirian. Kamu jangan capek-capek ya sayang." begitulah isi pesan mami.

"Alhamdulillah, syukurlah mami baik-baik aja." Rafdelia bernafas lega.

"Mi, seandainya Rafdelia bisa kesana mendampingi mami berobat.. Hahhhh.." Rafdelia masih menyandarkan tubuhnya di kepala sofa sambil memejamkan matanya yang terasa berat.

"ternyata Zein sedari tadi sudah menyadari kepulangan Rafdelia. Tampa Rafdelia sadari Zein sudah memperhatikan nya dari tadi.

Zein menghidupkan lampu dan mendekati Rafdelia yang terpejam di sofa.

"Rafdelia.." Zein mengguncangkan pelan tubuh Rafdelia sehingga membuat Rafdelia tersentak.

"Eh mas.. Maaf aku ketiduran disini." Rafdelia terkaget karena Zein sudah berada disampingnya, ia segera berdiri hendak ke kamarnya.

"Kamu kok baru pulang jam segini? Cape banget ya?" tanya Zein lembut terus menatap Rafdelia.

"Oh itu, tadi pasien rame banget jadi gak bisa langsung aku tinggal gitu aja... Agak sedikit cape aja sih karena banyak berdiri dari tadi."

"Kamu jangan terlalu capek. Nanti kamu sakit lagi. tadi pulang naik apa?" tanya Zein lagi.

Rafdelia merasa sedikit aneh dengan pertanyaan-pertanyaan Zein yang menunjukkan perhatian tapi ia tidak mau terlalu senang dulu.

"Naik taxi online, mas." jawab Rafdelia.

"Oh... Ya udah kamu istirahat aja sekarang."

"Ya mas." Rafdelia melangkah meninggalkan Zein yang menatap kepergiannya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Di dalam kamar...

"Ya Allah... Apa itu tadi? Mas Zein gak seperti biasanya. Kenapa jadi baik gitu? Biasanya ketus banget.." Rafdelia memegang dadanya yang agak berdebar.

"Gak, aku gak boleh kegeeran. Bisa jadi barusan dia habis kesambet apa gitu. Besok mungkin bakal balik jutek lagi. Dah ah, aku mau bersih-bersih badan dulu. Udah ngantuk banget." Rafdelia segera ke kamar mandi.

*****

selesai sholat subuh, Rafdelia hendak bersiap membuat sarapan, saat ini sudah pukul setengah enam pagi, Rafdelia akan membangunkan Zein terlebih dahulu. Ia mengetuk pintu kamar Zein.

Tok tok tok...

tidak ada jawaban dari dalam, mungkin Zein masih tidur pikir Rafdelia. Ia pun membuka pintu kamar tersebut dan melangkah masuk.

Ternyata benar, Zein masih tidur. Rafdelia langsung masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Setelah menyiapkan air mandi untuk suaminya, Rafdelia mendekati ranjang Zein untuk membangunkan pria itu. Ia berdiri disamping ranjang dengan posisi tidak terlalu dekat.

"Mas Zein bangun, udah pagi mas.." ucap Rafdelia pelan.

Zein. Tidak bergeming. Sekali lagi Rafdelia mencoba kembali.

"Mas... Bangun..." lagi-lagi Zein tidak terusik sama sekali.

"Kok gak bangun juga sih? Mas... Ayo bangun, udah pagi." Rafdelia memberanikan diri menyentuh lengan Zein namun masih dengan menjaga jarak. Ia mengguncang pelan lengan pria itu.

Zein benar-benar sulit dibangunkan. Sehingga Rafdelia mencoba lebih dekat lagi dengan telinga Zein agar suaranya bisa membangunkan pria itu.

Ketika sudah berdekatan, tiba-tiba saja mata Zein terbuka. Pandangan keduanya beradu.

Deg! Rafdelia merasa jantungnya akan copot karena jarak wajah mereka yang sangat dekat. Bahkan hembusan hangat nafas Zein terasa diwajahnya.

Rafdelia langsung menjauhkan dirinya dari Zein.

"Ayo bangun mas, air hangatnya udah aku siapkan."

Rafdelia segera keluar dari kamar itu untuk membuat sarapan.

Zein masih terpaku di ranjangnya setelah kejadian tadi, detak jantung terasa lebih cepat pagi ini...

Setengah jam kemudian, Zein baru saja menyelesaikan mandinya. ia melihat sudah ada pakaian kantornya yang tersedia diatas tempat tidur yang juga telah rapi. Seketika Zein menyunggingkan senyumnya melihat apa yang telah dilakukan oleh istrinya itu, tepatnya istri kontraknya.

Selesai berpakaian, ia segera menuju dapur untuk sarapan.

Dari arah dapur tercium aroma kopi yang sangat harum... terlihat Rafdelia tengah membuat dia cangkir kopi hitam untuk mereka berdua.

Zein duduk di meja makan sambil mengamati Rafdelia. Gadis itu terlihat manis dengan penampilannya tanpa riasan sama sekali. Rambutnya disanggul keatas sehingga mengekspos kulit putih bersih lehernya yang jenjang.

Terpopuler

Comments

Maria Ulfa

Maria Ulfa

baru dapat cerita Bu dokter sama pak CEO , biasanya Bu dokter sama polisi apa Tentara gitu

2024-05-17

0

Rita Riau

Rita Riau

udah rasa nih kayaknya psk CEO sama buk dokter 😬👍🏻😍

2024-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!