BCS - Hancurnya Rapat Dewan

Casey datang kesiangan, setelah berlari mengejar taksi, sarapan di jalan. Kini kakinya melangkah masuk ke F.h Group. Tampak ruangannya telah ramai orang berlalu lalang, Casey berlari cepat agar keterlambatannya tidak lebih dari masa toleransi 3 menit.

"Pak Robert! Maafkan saya baru datang." tukas Casey terengah-engah.

Robert sudah berdiri di depan meja kerjanya dengan tatapan tak ramah dan siap meledak kapan saja.

"Mana kontrak dan laporan yang ku minta kemarin?" tanya Robert tanpa basa basi

"Ini Pak." dengan percaya diri Casey menyerahkan map merah pada atasannya

Segera Pak Robert keluar ruangan tanpa sepatah kata pun.

"Bagaimana dengan lembur tengah malam Casey?" ejek Meylani

"Aku mendapat traktiran dua mangkuk sup yang lezat. Lain kali aku akan meminta banyak jatah lembur padanya." ujar Casey menyalakan kembali PC nya

Tiba-tiba Casey menyadari sesuatu. Buku harian yang dia tulis di notepad telah terbuka. Casey melirik ke arah Meylani.

"Kau yang membaca ini?" tuduhnya tanpa alasan

"Untuk apa aku membuka laptopmu? Aku tidak pernah kepo urusanmu!" ketusnya tanpa menoleh

"Tapi, aku tidak membukanya semalam. Tunggu.." Casey mengecek dokumen yang terkena kopi kemarin. 36 lembar lalu beralih pada history dokumen yang telah dicetak. 8 lembar.

"Astaga! Aku salah cetak." teriak Casey mulai kepanikan

"Apa yang harus aku lakukan? Itu kan.. Haa... Bagaimana ini?" berisik Casey

"Kau bisa diam tidak?" Marah Willy terganggu dengan gerakan kaki Casey yang menghentak-hentak di lantai

"Maaf maaf. Aku hanya.. Aku harus menyusul Pak Robert. Eh tapi, lebih baik aku mencetak dulu dokumen yang benar." Casey kembali bermonolog

Dengan panik dia memasang kertas pada printernya. Hingga beberapa berhamburan ke lantai.

"Apa kau tidak bisa bekerja dengan benar? Kau berantakan sekali!" Sherly memungut kertas yang jatuh ke lantai dan melemparkannya asal ke atas meja.

"Maafkan aku." gumam Casey semakin tidak bisa mengontrol rasa paniknya

Sementara di ruang meeting. Pak Robert memberikan copyan laporan yang dibawanya pada anggota dewan. Tak terkecuali sang CEO, Bian Fabastiano.

"Itu adalah hasil meeting dengan Benz Industry tentang pembangunan villa di pulau Naomi bulan lalu. Kami juga sempat bernegosiasi dengan pemilik lahan disana untuk melakukan alih fungsi lahan agar menunjang pengembangan proyek kita." Robert mengawali presentasinya.

Para anggota dewan membuka masing-masing laporan di hadapannya.

"Apa-apaan ini Pak Robert?" tanya Ferdinant begitu membaca lembar pertama

"Kenapa isinya surat cinta semua?" imbuh Adel

"Apa kau berniat main-main di meeting kali ini?Bagaimana kau bisa seceroboh ini!" bentak Hadi dengan intonasi meninggi

Robert tertegun. Segera dia buka kembali, dokumen asli pemberian Casey. Kedua matanya membulat sempurna. Ini bukan hasil kontrak yang dia inginkan melainkan ungkapan hati Casey entah untuk siapa.

Bian yang penasaran pun segera membuka map di hadapannya.

*Kenapa kau begitu tampan? Tidak, kau bahkan terlihat mempesona. Aku selalu melihatmu dari kejauhan. Mengagumimu bahkan membayangkanmu di setiap malam. Seringkali memimpikanmu adalah hal yang ku harapkan. Aku akan tidur dan terus beristirahat asal bisa melihatmu yang entah dimana. Aku bingung dengan perasaanku. Mereka bilang aku tidak pernah pantas untukmu. Memang sih aku ini jelek. Tapi bukankah ada kisah si tampan dan si buruk rupa bisa hidup bersama*

Bian tertawa. Konyol sudah gadis kesayangannya itu. Bisa-bisanya dia mencetak surat cintanya yang tidak pernah tersampaikan itu pada rapat penting seperti ini.

BRAK.. Pintu dibuka kasar. Tampak Casey yang ngos-ngosan membawa setumpuk map di tangannya.

"Ma.. Maafkan saya Pak. Saya.. Saya salah." ujar Casey menunduk takut ke arah Robert

"Owh, jadi dia penyebab kekacauan ini!" olok Samuel melempar kasar map merah itu ke arah Casey

"Ma.. Maafkan saya. Saya akan memperbaikinya." ujar Casey mengambil satu per satu map yang tergeletak di meja dan menggantinya dengan yang baru.

Tiba di meja Bian, Casey hendak mengambil catatan cintanya itu namun Bian menariknya kembali.

"Apa yang sudah diberikan, tidak boleh diambil lagi. Nona Valencia." ujar Bian memberikan map itu pada Dika yang duduk di sebelahnya

"Tapi Pak, itu kan.. Itu..." Casey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Bukankah kisah si buruk rupa dan pangeran tampan bisa bersama?" tanya Bian

Sontak semua orang dalam ruangan itu tertawa. Mendapati wajah merah padam dari Casey yang hanya mampu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Maafkan saya Pak Bastian. Anda boleh memecat saya jika anda mau. Tapi tolong, berikan map itu. Itu.. Itu.. " ujar Casey menunjuk ke arah map yang dibawa Dika tanpa berani menoleh

"Apa ini?" tanya Bian

"Curhatan hati saya Pak." balas Casey cukup lirih

Bian jadi gemas sendiri. Ingin rasanya mencium pipi merona Casey yang masih betah berdiri di sampingnya.

"Baiklah, berikan itu." ujar Bian

Casey menyerahkan sebuah map lagi ke hadapan Bian. Bian membukanya, mengecek satu per satu dari ketikan tangan Casey semalam. Setelah memastikan tidak ada yang salah Bian membiarkan Casey pergi.

"Baiklah ini adalah laporan yang kita butuhkan. Silahkan dimulai kembali Pak Robert." ujar Bian mengalihkan pandanganya ke layar proyektor

Casey membungkuk hormat dan keluar dari ruang rapat.

"Bod*h bod*h bod*h! Kenapa kau selaku bersikap ceroboh begini Casey? Untungnya ini hanya meeting intern. Bagaimana jika, para pemegang saham itu tahu, mau ditaruh mana mukaku ini? Haa... Ini semua gara-gara Johan. Siapa suruh dia membawakan kopi dan menggangguku semlam! Awas saja kau, aku akan balik mengerjaimu." ujar Casey berbicara sendiri di sepanjang lorong.

Casey kembali ke ruangannya, namun berita tentang surat cintanya yang tersebar belum sampai ke telinga teman-temannya. Casey masih berusaha bersikap tenang. Kembali ke mejanya. Membuka kembali laporan kemarin yang belum sempat dia sentuh sama sekali.

"Baiklah Bian sayang, kita lihat apa yang bisa kau lakukan untukku hari ini." ujar Casey menatap potret idamannya di layar

Berjam-jam setelah pembahasan panjang itu, Robert kembali dengan langkah besar menuju divisinya.

"Casey!" panggilan itu menggema ke seluruh ruangan

"Apa kau berniat mempermalukanku? Bagaimana kejadian ini bisa terjadi?" maki Robert

Casey hanya menunduk, bingung harus menjawab apa.

"Untungnya kau cepat menyadari, hingga proyek ini tidak dialihkan ke Samuel!" ujar Robert

"Maafkan saya Pak." gumam Casey perlahan

"Jangan sekali-kali menyimpan surat cinta murahan seperti itu di komputermu. Atau kejadian yang sama akan terulang lagi." ujar Robert

"Surat cinta?" Willy mulai bersuara

"Owh, jadi catatan notepad itu isinya surat cinta semua? Yang kau cetak untuk meeting semalam. Oh astaga!" pekik Meylani

"Kehaluanmu benar-benar parah." olok Sherly

Bullyan untuk Casey kembali dia terima. Membuat suasana kerja di lingkungannya jadi tidak kondusif.

"Apa Pak Bastian tahu? Apa dia membacanya Casey?" tanya Sinta yang mendadak penasaran

Casey mengangguk. Tawa dan sorak sorai rekan kerjanya pun kembali terdengar.

"Konyol Casey! Kau benar-benar konyol! Tamatlah riwayatmu setelah ini." ujar Willy

Casey menutup kedua telinganya, rasa kesal, marah dan malu membuatnya ingin segera pergi dari sana. Casey cepat-cepat menyelesaikan tugasnya. Lalu berjalan ke ruangan Johan yang terletak di sebelah ruang CEO.

"Johan!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!