Chapter 18

Sore ini Re dan Aellyn memilih untuk pulang karena esok harinya Aellyn harus berangkat kuliah dan Re juga harus berangkat bekerja.

Sebenarnya mereka sangat ingin menemani Leona disana bersama yang lainnya, namun sayangnya mereka memiliki kewajiban lain yang harus mereka tuntaskan.

Aellyn berencana untuk istirahat sebentar setelah sampai dirumah, namun rencananya itu digagalkan oleh ibu mertuanya yang tiba-tiba datang ke kamar utama hanya untuk menyuruh Aellyn memasak menu makan malam.

"Karaage dan gyoza, menu makan malam hari ini. Bahan-bahan sudah disiapkan di dapur."

"Untuk apa memiliki menantu yang pandai memasak jika akhirnya yang memasak tetaplah pelayan rumah? Benarkan?" Nyonya Cayle bertanya dengan tatapan yang menusuk ke arah Aellyn.

Oh sia-lan, Aellyn sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Namun, menolak permintaan yang lebih terlihat seperti perintah dari sang mertua bukanlah pilihan yang tepat untuk ia diambil.

Maka dengan penuh keikhlasan, Aellyn pun mengangguk dan segera bangkit dari kasur untuk menyusul langkah nyonya Cayle yang sudah berjalan lebih dulu.

•

•

Membuat karaage dan gyoza tidaklah sulit, hanya saja nyonya Cayle lah yang membuatnya sulit karena wanita itu ingin Aellyn membuatkan saos khas keluarga Cayle namun ia tidak memberikan resepnya.

Wanita itu hanya menjelaskan sedikit tentang bagaimana rasa saos itu dan mengatakan bahwa bahan untuk membuat saosnya sudah ada disana.

Oh,,,aku bisa gila jika terus seperti ini. Aellyn mengacak rambutnya frustasi.

Ayam karaage dan gyoza yang ia buat telah matang, namun sampai sekarang Aellyn belum menemukan rasa yang cocok untuk saosnya.

"Harus manis, sedikit pedas, sedikit asam dan agak asin lalu terasa gurih dan menyegarkan. Oh, tuhan!!" Aellyn berteriak frustasi.

Aellyn hampir membenturkan kepalanya pada dinding jika saja sebuah tangan tidak menahan dahinya.

"Sedangkan apa?" Suara rendah yang begitu berat terdengar halus menyapa pendengaran Aellyn. Sebuah tangan hinggap di atas meja tepat di sebelah kiri tubuh Aellyn.

Aellyn berbalik guna melihat sosok yang saat ini tengah mengurung tubuh kecilnya diantara meja dapur dan tubuh besar sosok itu.

"Ada apa? Kenapa ingin membenturkan kepalamu sendiri ke dinding? Kamu sudah tidak sabar ingin meninggalkan aku, ya?" Re menatap mata sang istri dalam-dalam yang membuat Aellyn gugup seketika.

"Ti_tidak, bukan begitu. Aku bukannya_"

"Lalu kenapa, hmm?" Re mendekatkan wajahnya pada wajah Aellyn.

Aellyn menarik nafas lalu membuangnya perlahan guna meredakan kegugupan yang tadi sempat menguasainya.

"Mommy memintaku untuk membuatkan saos khas keluarga, tapi dia tidak memberikan aku resepnya. Aku tidak tau lagi bagaimana cara membuatnya. Bisakah kamu membantuku?" Aellyn menatap Re dengan tatapan memohon penuh harap.

Oh ayolah, Aellyn sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat, jika ia tidak segera menyelesaikan masakan ini, ibu mertuanya pasti akan mulai menyindir dirinya lalu ia tidak akan bisa istirahat dengan tenang setelah itu. Oh, ini benar-benar mimpi buruk.

Re mengusap dagunya pelan. "Aku tidak tau resepnya karena itu adalah rahasia wanita keluarga kami." Senyuman Aellyn luntur, bibirnya tertarik kebawah, gadis itu memasang wajah sendiri yang terlihat sangat menggemaskan dimata Re.

"Tapi kamu tenang saja, aku sudah pernah mencicipi rasanya, mungkin aku bisa membantu kamu."

"Benarkah?!" Aellyn tersenyum senang mendengarnya.

Re tersenyum kecil, lalu mengangguk dan mengusap pelan kepala Aellyn. "Tentu saja."

"Biar aku cicipi saos buatan kamu."

Aellyn mengangguk dengan semangat lalu mengambil saos yang sudah ia buat dan membiarkan Re mencicipinya.

"Woah,,,ini terasa sangat mirip, hanya saja sedikit kurang segar. Saos keluarga kami memiliki rasa segar asam yang sedikit berbeda."

Awalnya Aellyn sudah senang, namun ia kembali murung saat Re mengatakan bahwa saos buatannya masih kurang mirip.

Re tersenyum lalu mengusap kepala Aellyn. "Jangan bersedih. Saos buatanmu sudah sangat nikmat, hanya saja masih kurang sedikit untuk memadai saos kami. Kamu berhasil membuat yang seperti ini dengan resepmu sendiri saja sudah sangat hebat. Jangan berkecil hati, oke?"

Aellyn mengangguk, ia membalas senyumanku Re dengan senyuman juga.

"Emm,,,jadi apa yang kurang ya?" Re nampak berpikir, meneliti semua bumbu yang ada disana.

"Ah,,, mungkin ini." Re mengambil botol berisi cuka lalu memasukkan beberapa tetes cuka ke dalam saos buatan Aellyn.

Aellyn hanya diam memperhatikan Re yang mulai sibuk mencoba lalu memasukkan beberapa bumbu ke dalam saos yang sebelumnya ia buat.

"Tolong aduk ini." Re memberikan mangkuk kecil berisi saos dan bumbu yang belum diaduk kepada Aellyn lalu ia pergi untuk mengambil sesuatu.

Aellyn menuruti apa yang Re pertahankan, ia mengaduk bumbu-bumbu hingga bercampur dengan saosnya.

Tak lama kemudian Re pun datang dengan segelas alkohol ditangannya.

Aellyn hendak bertanya, namun Ren lebih dulu memasukkan beberapa tetes alkohol ke mangkuk yang ia pegang.

"Aduklah." Re meletakkan kedua tangan di samping tubuh Aellyn, mengukung istrinya dari belakang.

Aellyn mengaduk sesuai dengan arahan Re.

Re meletakkan dagunya di bahu Aellyn, memperhatikan bagaimana istrinya yang masih mengaduk saos itu. Kini tangan Re juga sudah berpindah posisi jadi memeluk pinggang Aellyn, lalu mengusap perut sang istri dengan lembut.

Aellyn hanya diam, membiarkan Re melakukan apapun yang inginkan tanpa ada niatan untuk protes sedikitpun walaupun dirinya merasa sedikit geli dengan usapan Re diperutnya.

Sepasang suami-istri itu terlihat sibuk dengan dunia mereka sendiri hingga tidak menyadari keberadaan seseorang yang memperhatikan diambang pintu dapur.

Wanita itu, Mika Cayle, menyunggingkan senyuman tipis melihat keromantisan anak dan menantunya.

Ujian pertama, lolos.

•

•

Aellyn menghidangkan makanan buatannya di meja makan dengan dibantu oleh Re, sang suami.

Kepala gadis itu tertunduk dalam-dalam saat melihat tatapan ibu mertuanya yang terlihat tidak bersahabat.

"Kamu yakin, saos buatanmu ini akan terasa sama persis dengan saos khas keluarga kami?" Mika mengambil mangkuk kecil berisi saos itu lalu menggoyang-goyangkannya dengan perlahan.

Aellyn mengangguk pelan, terkesan ragu.

"Saya tanya kamu yakin atau enggak? Kalau kamu ngangguknya ragu-ragu kayak gitu, berarti kamu gak yakin sama hasil yang sudah kamu peroleh," ucap Mika, tegas.

"Saya tanya sekali lagi, kamu yakin gak kalau rasa saos kamu ini bakal mirip sama saos khas Keluarga kita?"

Kali ini Aellyn mengangguk mantap, ia bahkan berani menatap mata Mika yang saat ini tengah menyorot tajam ke arah dirinya. "Aku yakin."

"Hem, bagus. Itulah jawaban yang saya inginkan."

Mika menyumpit satu gyoza lalu mencocokkannya pada saos dan mulai menggigit sedikit demi sedikit gyoza itu dengan elegan.

Aellyn menatap takut-takut, berharap jika hasil masakannya memuaskan dan pas di lidah ibu mertuanya. Namun, sudah habis potongan ketiga, Mika tak kunjung mengatakan apapun yang membuat Aellyn terheran-heran.

"Masakan kamu enak. Kalau mommy gak ngasih komentar jelek, berarti dia suka sama masakan kamu," bisik Re di telinga Aellyn.

"Benarkah? Kamu tidak berbohong hanya demi membuat aku senang kan?"

Laki-laki itu tersenyum, lalu menggeleng. "Kapan aku pernah bohong. Mommy pasti sangat menyukai masakanmu hingga tidak ingin berhenti makan bahkan hanya untuk memberikan komentar."

"Ehem! Kalau sedang makan jangan bicara, gak sopan." Ucapan Mika mengakhiri obrolan singkat sepasang suami-istri itu.

Re dan Aellyn memilih untuk langsung memakan makanan mereka masing-masing sebelum Mika kembali menegur mereka.

...•Bersambung•...

Mika Cayle

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***