Chapter 17

JDYAR,,,

Suara petir dan kilatan cahaya yang datang bersamaan membuat Aellyn terkejut hingga ia menjerit kencang.

Aellyn segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, berharap ketika ia membuka selimutnya nanti, sosok itu sudah tidak ada disana.

Namun naasnya, Aellyn malah merasakan tepukan di bahunya yang ia yakini bahwa itu adalah ulah sosok tadi.

Aellyn segera menjerit kencang, berharap ada seseorang yang mendengar suaranya lalu membantunya mengusir hantu sia-lan yang nekat mendekatinya disaat suaminya sedang pergi.

"AAA,,, PERGI! AKU TIDAK TERTARIK DENGAN HANTU!" Aellyn menjerit kencang saat sosok itu meraih tangannya. Ia memejamkan matanya erat-erat supaya hantu itu tidak berhasil menghipnotisnya seperti di dalam film.

"Sayang, hei, ada apa?"

Aellyn langsung terdiam saat mendengar suara yang sangat tidak asing di pendengarannya.

Gadis itu membuka matanya perlahan hanya untuk menemukan Re yang sedang menatapnya heran dari pinggir kasur.

Tanpa banyak bicara lagi, Aellyn segera memeluk tubuh kekar suaminya yang langsung di balas pelukan juga oleh Re.

"Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak seperti itu?" Re mengusap pelan rambut sang istri.

"Hiks,,,aku takut, tadi ada hantu huwaa,,," Aellyn mengeratkan pelukannya pada tubuh Re.

"Tidak perlu takut, aku ada disini untuk kamu," ucap Re dengan suara lembut.

"Ayo makan dulu, katanya kamu lapar, hmm?"

Mengangguk pelan, Aellyn pun melepaskan pelukannya dari Re dan membiarkan laki-laki itu menyiapkan makanan untuknya.

Kening Aellyn berkerut saat melihat tetesan air yang turun dari rambut Re, membasahi jaket laki-laki itu.

Jaket Re pun terlihat basah dan terasa lembab saat Aellyn memeluknya tadi.

Dia kehujanan? Bagaimana bisa? Tidak mungkin kan kalau atap rumah sakit sebesar ini bocor?

Aellyn terlalu larut dalam pikirannya hingga tidak sadar bahwa Re sudah mengarahkan sesuap nasi di depan bibirnya yang tertutup.

"Sayang," panggilnya.

"H_hah, apa?" Aellyn terkejut.

"Kamu kenapa melamun? Apakah kamu masih memikirkan hantu itu? Kalau iya, kamu pasti salah paham. Tadi yang berdiri di depan pintu itu aku, bukan hantu." Re mengusap pipi kiri Aellyn dengan ibu jari tangan kirinya.

Aellyn menggeleng. "Enggak, aku gak mikirin itu kok." Setelahnya Aellyn pun memasukkan sendok berisi nasi dan lauk itu ke dalam mulutnya.

Masih hangat.

"Gimana? Enak gak?"

Aellyn mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Re.

"Ini mommy yang masak ya?" Re mengangguk pelan. "Iya, masakan mommy, kamu suka kan?"

Aellyn mengangguk lagi.

Aellyn terdiam sejenak, menelan makanan yang sudah ia kunyah.

"Rambut sama jaket kamu kenapa basah? Atap nya bocor ya?" Pertanyaan aneh, namun Aellyn tetap ingin menanyakannya.

"Enggak, ini tadi basah kena air hujan waktu aku nutupin balkon kamar kak Leona."

Aellyn hanya ber-oh ria lalu kembali menerima suapan nasi dari Re.

Oh, Aellyn tentu tahu jika Re sedang berbohong. Ia tahu, laki-laki itu pasti membeli nasi dari luar karena makanan yang ibunya bawa sudah habis atau mungkin malah sudah basi.

Re itu laki-laki yang perhatian luar biasa, ia juga sangat pengertian, karena itulah Aellyn sangat menyesal karena sempat menyia-nyiakan laki-laki sebaik Re Alderaldo Cayle.

...•Ruangan Inap Leona•...

Seluruh keluarga sudah ada disana. Leon, Aellyn, Re, Andre, orang tua Aellyn dan juga mertua Leona juga ada disana untuk menengok cucu mereka yang baru saja lahir. Namun sayangnya, bayi mungil itu masih belum boleh keluar dari inkubator karena kondisinya yang belum stabil.

Si bayi sempat meminum air ketuban hingga pernafasannya terganggu, bahkan katanya bayi Leona tidak menangis saat dilahirkan hingga suster harus memukul-mukul bayi itu supaya sang bayi mau menangis.

"Kakak gapapa kan?" Aellyn berjalan perlahan menghampiri ranjang Leon.

Wanita yang baru saja menjadi seorang ibu itu lantas tersenyum saat melihat Aellyn yang berjalan mendekatinya. "Aku gapapa dan itu semua berkat kamu. Makasih ya, Llyn."

"Ih, kakak mah. Kayak sama siapa aja. Aku ini kan adik, kakak. Sudah seharusnya aku melakukan itu. Kakak tidak perlu berterimakasih."

Leona tersenyum lagi. Ia merentangkan tangannya, mengundang Aellyn mendekat untuk memeluknya.

Aellyn tentu tidak akan menolak. Ia dengan senang hati mendekat dan menerima pelukan hangat dari kakak pertamanya.

Aellyn memejamkan matanya saat merasakan elusan pelan di punggungnya yang diberikan oleh Leona.

"Kamu udah lihat baby belum?" Tanya Ria setelah pelukan kakak-beradik itu terlepas.

Aellyn menggeleng. "Memangnya udah boleh ngejenguk baby?"

"Udah dong, mommy sama daddy udah ngejenguk tadi. Leon juga udah. Tapi ya memang gak boleh masuk. Kamu cuma boleh lihat diluar. Yang boleh masuk cuma orang tuanya baby."

"Ih, aku mau lihat dong! Ayo kita pergi lihat baby!" Aellyn segera menggandeng tangan Re, menarik-narik lengan kekar suaminya itu untuk segera beranjak dari duduknya.

"Ayo, Leon anterin. Kakak belum tau ruangannya kan?" Leon ikut berdiri setelah Re beranjak dari sofa.

Aellyn mengangguk cepat.

"Dadah semuanya, Aellyn mau lihat baby dulu, mwaah~" Aellyn melayangkan flying kiss pada semua orang sebelum pergi sambil menarik tangan suami dan adiknya.

Aellyn tak bisa berhenti bergumam 'waw' sejak melihat sosok kecil yang masih tertidur di dalam inkubator. Apalagi jika sosok itu sedikit bergerak, Aellyn pasti langsung heboh mengeluarkan handphone untuk mengabadikan momen itu dalam bentuk video.

Re hanya bisa memasang senyum simpul melihat bagaimana bahagianya sang istri saat memandangi sosok mungil itu.

"Kamu sangat menyukai bayi dan anak kecil, ya?" tanya Re dengan suara pelan, hampir menyerupai sebuah bisikan.

Aellyn mengangguk. "Tidak terlalu, tapi entah kenapa, aku merasa sangat bahagia saat melihat baby, apalagi ketika dia bergerak. Aaa,,, lucunya!!" Aellyn memekik dengan suara yang ditahan saat lagi-lagi anak pertama Leona itu bergerak kecil di dalam sana.

Senyuman muncul dibibir Re secara tiba-tiba. "Kita bisa membuat satu jika kamu mau." Kali ini Re benar-benar berbisik di depan telinga Aellyn.

Pipi hingga telinga Aellyn memerah segera setelahnya. Ia tentu paham dengan apa yang dimaksud oleh sang suami tampannya.

"Owh,,,kakak, kamu ini parah sekali." Leon menutup mulutnya dengan tangan lalu menggeleng sambil menatap Aellyn dengan tatapan tak percaya.

"Sudah berapa bulan pernikahan kalian? Kenapa kamu belum memberikan hak kakak iparku?" Leon dengan tatapannya yang menyebalkan membuat Aellyn gemas hingga ingin mencekik mati dirinya.

Re tertawa geli melihat tingkah adik iparnya. "Sudahlah, jangan menggodanya lagi. Aku tidak ingin memaksanya. Aku akan menunggu hingga dia siap." Tangan berotot Re bergerak lembut di atas surai gelap Aellyn.

Aellyn mendongak hanya untuk dibuat tertegun dengan senyuman tulus yang Re lontarkan.

Chup,,,

Kecupan penuh cinta dari Re mendarat dengan apik di atas kening Aellyn yang poninya sedikit di miringkan.

"Owh tuhan, kenapa aku harus ada di situasi seperti ini?" Leon menutup wajahnya namun membuat celah besar di antara jarinya untuk mengintip apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aellyn yang pipinya sudah memerah padam pun hanya bisa tertunduk malu dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang.

Maafkan aku yang belum bisa menjadi istri yang sempurna untuk kamu.

...•Bersambung•...

Terpopuler

Comments

Moh Rifti

Moh Rifti

/Awkward//Awkward//Kiss//Kiss//Whimper/

2023-12-14

4

IndraAsya

IndraAsya

lanjut

2023-11-20

0

Anis Rohayati

Anis Rohayati

ga sabar aellyn Hamil pasti gemesin bgt ank nya 😍😍😍

2023-11-20

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!