Chapter 10

"Sayang hei, jangan marah dong. Aku hanya bercanda, jangan marah lagi ya." Re mengikuti Aellyn dari belakang, laki-laki itu terus saja berkicau seperti burung di pagi hari untuk menarik perhatian Aellyn.

Namun sayang sekali, sang istri tetap bersikap acuh. Aellyn tetap menyibukkan dirinya mengambil beberapa bahan makanan lainnya dan juga beberapa camilan.

"Bayar itu," ucap Aellyn setelah memasukkan selusin yogurt ke dalam troli lalu pergi begitu saja meninggalkan Re yang memanggil-manggil namanya.

Apa yang salah dengan ucapanku? Kenapa dia sangat marah?

Jika Re mengatakan hal seperti itu kepada perempuan lain diluar sana, pasti perempuan itu akan tersipu malu, menjerit histeris atau bahkan pingsan karena terlalu senang.

Tapi Aellyn? Kenapa istri kecilnya itu marah?

Cklek,,,Blam,,,

Suara pintu mobil yang terbuka, lalu tertutup kembali setelah seseorang duduk di kursi pengemudi tidak membuat perhatian Aellyn teralihkan sedikitpun dari handphonenya.

"Maafkan aku."

Tidak ada jawaban.

"Aku tidak akan mengatakan hal seperti itu lagi. Aku tidak akan berkata-kata manis lagi mulai sekarang, janji." Re menjulurkan jari kelingking tangan kanannya ke arah Aellyn.

Helaan nafas terdengar dari gadis cantik yang duduk di sebelah Re. Gadis itu memasukkan handphonenya ke dalam tas lalu ia menoleh guna menatap mata sang suami.

"Aku bukannya tidak suka jika kamu mengatakan kata-kata manis seperti itu. Aku sangat suka, sangat. Tapi,,," Aellyn menjeda ucapannya untuk sesaat.

Kedua tangan halusnya terangkat guna menangkup kedua pipi tirus sang suami. "Aku tidak suka karena kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu."

Mata keduanya saling beradu, mengunci pandangan satu sama lain hingga mereka tak bisa beralih melihat hal lain.

"Aku tidak suka jika kamu rela melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirimu hanya karena aku. Aku tidak mau. Tolong jangan melakukan itu." Re tersentak kaget saat melihat kedua netra indah favoritnya terlihat mengkilat karena menahan airmata.

"Aku tidak ingin kamu terluka." Dada Re terasa sesak saat dihadapannya, sang istri mulai terisak dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

Re memeluk Aellyn dengan erat gue mereda tangisan istri tercintanya. "Maafkan aku, aku tidak akan melakukan hal berbahaya, aku janji. Jadi jangan menangis sayang, aku tidak sanggup melihatnya."

Bukannya berhenti, tangisan Aellyn malah semakin deras. Ia tau jika Re berbohong, ia tau benar bagaimana sifat suaminya itu.

Tidak mungkin jika Re tidak melakukan hal berbahaya demi dirinya.

Bayang-bayang masalalu kembali mendatangi Aellyn. Ia diingatkan kembali pada kejadian dulu ketika ayah Re memukul tulang kaki Re hingga patah hanya karena Re membela Aellyn yang ketahuan selingkuh dan melakukan hal yang tidak seharusnya dengan Sean di sebuah club malam.

Re merelakan satu kakinya demi Aellyn, namun Aellyn dengan kurang ajarnya malah memarahi Re karena menganggap bahwa keberadaan sang ayah mertua di club waktu itu adalah ulah Re.

Dan yang lebih parahnya, Aellyn tega memukulkan sebuah vas bunga ke kepala Re karena rasa kesalnya. Lalu setelah itu, Aellyn pergi dengan Sean tanpa memperdulikan Re yang sudah tak sadarkan diri ruang tengah rumah mereka.

Mengingat hal itu membuat Aellyn semakin merasa bersalah dan marah kepada dirinya. Kenapa dulu ia bisa sebodoh itu hingga menyia-nyiakan suami sebaik Re?

Elusan di punggung nya membuat Aellyn sedikit tenang, namun ia tidak berniat untuk melepaskan pelukan itu sedikitpun.

Biarkan saja, biarkan ia menikmati pelukan dari lelaki yang selalu menjadi pelindungnya itu lebih lama. Biarkan Aellyn merenungkan segala kesalahannya lebih lama lagi, sebelum ia memperbaiki semua kesalahan itu satu persatu.

Re duduk manis di kursi meja pantry, memperhatikan istri cantiknya yang sedang memasak dengan senyuman lembut yang tak pernah luntur dari bibirnya.

"Terimakasih atas bantuanmu hari ini," ucap Aellyn yang masih sibuk mencincang daging ayam untuk di tumis.

"Tidak masalah. Itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang suami untuk membantumu," ucap Re yang terdengar seperti gumaman lantaran dagunya bertumpu di atas meja hingga tidak bisa terbuka terlalu lebar.

Gerakan tangan Aellyn terhenti sebentar. Gadis itu mengangkat wajahnya untuk menatap sosok Re yang masih menatap dirinya.

Re yakin dirinya tidak sedang bermimpi, tapi semua ini terasa sangat mustahil.

Aellyn tiba-tiba mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibir Re dan mengucapkan terimakasih.

Gadis itu bahkan tersenyum sangat manis ke arah Re.

Oh tuhan, jantung Re berdetak dengan begitu cepat. Ia bahkan sampai memegangi dadanya, takut jika organ yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuhnya itu meloncat turun dari tempatnya.

Melihat tingkah sang suami membuat Aellyn terkekeh geli. "Jantungmu tidak akan pindah kemana-mana, jadi tenang saja. Tidak usah di pegangi seperti itu dadanya."

Re masih diam, nampaknya laki-laki itu masih shock. Apalagi saat Aellyn tiba-tiba berkata,,, "I love you, my husband."

Siapapun tolong selamatkan jantung Re! Rasanya benda itu akan meledak sebentar lagi.

Aellyn sudah selesai memasak, kini ia pun menghidangkan masakan di atas meja dibantu dengan beberapa pelayan juga termasuk bibi Ahn.

Sedang Re? Laki-laki itu masih belum bisa meraih kesadarannya. Ia masih duduk terbengong di kursi meja pantry padahal Aellyn sudah berulang kali memanggil namanya.

"Re, Sayang!!"

"H_hah?" Barulah ketika Aellyn memanggilnya dengan panggilan sayang, Re mulai tersadar dari lamunannya.

"Ayo kita makan! Apa yang kamu lakukan disini?" ucap si nyonya muda dengan wajah tertekuk kesal. Ia sudah sangat lapar, namun Re malah tidak kunjung pergi ke meja makan.

"H_hah?" Lagi-lagi jawaban menyebalkan ini yang Aellyn dapatkan dari bibir kissable suaminya.

Chup,,,Chup,,,Chup,,,

Karena merasa kesal, akhirnya Aellyn mencium seluruh wajah Re tanpa terkecuali, membuat suaminya itu tergugu seperti orang bodoh.

"Terserah kamu mau makan malam atau tidak, aku tidak peduli! Aku sudah lapar!" ucapnya kesal lalu pergi ke meja makan meninggalkan Re yang senyam-senyum sendiri mengusap wajahnya yang terdapat banyak bekas lipstik Aellyn.

Tidak tahukah laki-laki itu jika sekarang ia menjadi bahan tertawaan para pelayan?

"Sayang, tunggu aku,,," Re yang pada akhirnya tersadar saat mendengar dentingan cendok pun langsung beranjak dan menyusul Aellyn di meja makan.

"Apakah dia masih majikan kita yang tegas dan dingin itu? Kenapa dia jadi sangat lucu saat berhadapan dengan nyonya muda?" ucap salah seorang pelayan dengan tawa kecil yang tidak bisa ia hentikan sejak tiga menit yang lalu.

"Cinta bisa mengubah segalanya, termasuk bos dingin dan kaku kita," balas yang lainnya. Oh mereka sungguh puas dapat membicarakan bos mereka di belakang tanpa di tegur oleh bibi Ahn karena wanita paruh baya itu sudah kembali ke kamarnya sejak beberapa saat yang lalu.

...•Bersambung•...

Terpopuler

Comments

Sity Herfa

Sity Herfa

oh ya ampun so sweet banget 🤭😚

2023-12-31

1

isnaini naini

isnaini naini

manis srkali

2023-12-24

0

Moh Rifti

Moh Rifti

up

2023-12-14

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!