Chapter 09

Lea menatap tak percaya pada Aellyn yang saat ini telah kembali duduk dan memakan spaghetti-nya dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apapun.

"Jangan menatapku terus, aku tau aku cantik, tapi jangan sampai kamu pindah haluan."

Si cantik bermata empat itu hanya memasang senyuman canggung menanggapi gurauan Aellyn yang jujur tidak lucu sama sekali.

"Bagaimana menurut anda tuan? Apakah ini cukup?" tanya pria tampan depan stelan formal itu setelah sang atasan selesai mengecek hasil pekerjaannya.

Senyuman miring, tipis namun menakutkan terukir di wajah rupawan sang atasan, Re Alderaldo Cayle.

"Bagus, aku cukup puas dengan hasil kerjamu kali ini. Sekarang pergilah, siapkan materi untuk meeting nanti." Re mengembalikan macbook itu kepada asistennya, Alexander Lemos.

Ale meneri macbook itu. "Baik tuan, saya permisi." Pria itu membungkuk sejenak sebelum pergi meninggalkan ruangan Re.

Pria yang berstatus sebagai CEO muda Cayle Group itu menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. Matanya terpejam, senyuman puas terukir jelas diwajahnya.

Hari ini Re merasa sangat senang, setidaknya sedikit dendam yang ia simpan pada dua bedebah itu sudah terbalaskan.

Ya, Re memang menyimpan dendam pada Sean dan Rara sebab mereka adalah orang yang telah membuat Aellyn menjadi sosok yang kasar selama 2 tahun terakhir.

Karena mereka berdua juga, pernikahannya dan Aellyn hampir saja dibatalkan. Mereka menghasut Aellyn hingga gadis itu hampir saja melakukan aksi bunuh saat H-1 pernikahan Aellyn dan Re.

Berani bermain-main dengan orang yang aku cintai, berarti kalian sudah berani mati. Dan akan aku pastikan, kalian akan mati dengan mengenaskan!

Aellyn tersenyum puas dari tempatnya saat melihat bagaimana tersiksanya Rara yang dihukum berdiri di depan kelas dengan satu kaki terangkat.

Dosen menghukum perempuan itu, Rara tidak boleh beranjak darisana hingga pelajaran sang dosen selesai.

Diam-diam, Aellyn selalu melirik Rara lalu melayangkan senyuman puas saat perempuan itu menatap tajam dirinya.

Si-al, gadis itu benar-benar membuatku marah! Kedua tangan Rara terkepal disamping tubuhnya.

Aellyn berdiam diri di tempat tunggu depan universitas bersama beberapa mahasiswa lainnya.

Semua orang memperhatikan Aellyn dengan tatapan yang beranekaragam, namun lagi-lagi Aellyn bersikap acuh tak acuh pada orang-orang itu.

Namun ketika seorang perempuan berkacamata datang, gadis itu langsung mengangkat wajahnya untuk menatap sosok itu.

"Sedang menunggu jemputan?" Aellyn bertanya, reflek, satu alisnya terangkat membuat sosok itu dilanda gugup tiba-tiba.

"Ti_tidak,,,a_aku hanya ingin mengucapkan terimakasih untuk yang tadi." Lea menunduk.

Tangan lentik gadis itu terangkat untuk membenarkan letak kaca mata tebalnya yang sedikit merosot.

Anggukan pelan Aellyn berikan sebagai tanggapan. "Tidak usah sungkan, kita kan teman."

Terkejut? Tentu saja.

Bukan hanya Lea, semua orang yang ada disana terkejut mendengar ucapan Aellyn.

Gadis tukang bully seperti Aellyn mengatakan jika si culun Lea adalah temannya? Apakah mereka tidak salah dengar?

Kening Aellyn berkerut. "Kenapa kamu terlihat terkejut seperti itu?"

"A_aku_"

Tin,,,

Belum juga Lea selesai mengatakan apa yang ingin ia katakan, tiba-tiba suara klakson dari mobil yang entah sejak kapan berhenti didepan mereka malah menyela ucapannya.

"Jemputanku sudah datang, aku pergi dulu ya." Aellyn melambaikan tangan, lalu segera berlari masuk ke dalam LaFerrari Aperta hitam itu.

Mobil dengan harga fantastis itu melaju pergi meninggalkan area Victoria University.

Lea hanya mampu terdiam di tempatnya. Gadis itu tersenyum sangat manis, agaknya Lea senang atas ucapan Aellyn yang mengakuinya sebagai teman.

"Tidak usah berbangga diri, Aellyn mengatakan itu hanya karena dia kasihan pada gadis miskin sepertimu."

Lea menoleh hanya untuk mendapati sosok Rara yang menatap sinis ke arahnya.

Perempuan kaya itu berjalan pergi dengan angkuhnya, meninggalkan Lea yang menatap aneh pada dirinya.

Kenapa dia harus peduli?

"Kita berhenti di supermarket sebentar ya."

Re menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada jalanan. "Baiklah."

Tidak banyak tanya, tidak banyak protes dan sangat penurut, salah tiga sifat yang Aellyn sukai dari Re.

Re memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan. Laki-laki itu keluar dari dalam mobil lalu langsung berlari ke bagian kiri mobil untuk membukakan pintu bagi sang istri.

Aellyn tertawa kecil, lalu tersenyum manis menyambut uluran tangan dari suaminya.

Blam,,,

Pintu mobil ditutup oleh Re.

Aellyn memeluk lengan atas Re, lalu keduanya pun masuk ke dalam supermarket.

Re mengambil troli, sedangkan menunggu di sebelahnya.

"Kamu ingin belanja apa?" Kini Re sedang mendorong trolinya sambil mengikuti langkah Aellyn yang berjalan mendekati tempat makanan laut seperti tuna, udang, crab stick dan lain sebagainya.

Aellyn melihat satu persatu bahan yang ada disana dengan teliti. Dahi gadis itu bahkan terlihat berkerut beberapa kali, membuat Re menggigit bibir bawahnya menahan gemas.

"Kamu suka daging tuna tidak?" Aellyn bertanya namun ia tidak menoleh sama sekali ke arah Re.

"Aku suka semua makanan. Asalkan bisa dimakan dan dicerna, aku akan memakannya."

Aellyn mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ritme pelan. "Em,,,kamu benar-benar makhluk omnivora ya," ucapnya lalu terkekeh kecil setelahnya.

Re memberikan senyuman terbaiknya saat Aellyn tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan menatap Re dalam-dalam.

"Ck, pembohong handal."

Tampak beberapa garis kerutan di dahi Re saat Aellyn mengatakan bahwa ia adalah pembohong handal.

"Kamu itu alergi telur dan jamur, bagaimana bisa kamu memakan segala makanan kalau seperti itu?" Aellyn berdecak kecil dengan kepala yang digelengkan beberapa kali.

Nyonya muda itu meraih beberapa daging yang ia inginkan lalu memasukkannya ke dalam troli.

Re menatap lekat-lekat pada sang istri yang terlihat semakin cantik setiap harinya. "Tapi jika kamu yang memasaknya, aku rela menghabis satu ton telur dan jamur dalam sehari."

Gerakan Aellyn yang hendak memasukkan crab stick ke dalam troli tiba-tiba terhenti saat mendengar ucapan Re.

Sesaat keduanya hanya terdiam, membiarkan keheningan menyelimuti jiwa mereka.

"Tidak, jangan pernah melakukan itu." Aellyn meletakkan crab stick yang telah ia ambil ke dalam troli lalu berjalan pergi tanpa menunggu Re.

"Sayang, tunggu,,," Re segera mengejar istri kecilnya bersama troli yang sudah terisi dengan berbagai jenis makanan laut.

•Bersambung•

Huhuhu, gak jadi dapet beasiswa gara-gara KK masih orang Jepara padahal udah 10 tahun tinggal di Pati😭

Terpopuler

Comments

Titin Sampita

Titin Sampita

Berjuang terus tanpa henti untuk mendapatkan yang baik.

2024-01-15

2

Ymmers

Ymmers

hehehehe jan patah semangat yaa.. it happened to me dulu waktu smp, gagal dapat beasiswa krn di katakan bukan orang daerah asli setempat, tapi waktu sma akhirnya aku tetep dapat beasiswa…

tak dapat sekarang iru artinya belum rezekinya, percayalah rezki , jodoh itu tidak pernah tertukar 👍

tetep semangat ya thor.. 💪✌️👍

2024-01-08

0

ainie lee

ainie lee

Pati Jateng thorr..klu iya Kta sma 😁😁

2024-01-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!