Chapter 08

Rara memacu langkahnya lebih cepat untuk menyusul Aellyn. Perempuan cantik itu bahkan terengah karenanya.

"Kamu jalannya cepet banget sih, aku sampai kualahan," ucap gadis itu dengan nafas yang tak beraturan.

Aellyn acuh, ia tak mempedulikan keberadaan perempuan itu.

"Jam selanjutnya adalah jamnya Bu Linda. Kamu sudah menyelesaikan tugas milikku kan?" Sontak Aellyn menghentikan langkahnya saat kata-kata itu keluar dari mulut Rara.

Gadis cantik berponi itu menatap sahabatnya dengan tatapan yang agak berbeda, tidak seperti biasanya.

"Tugasmu ya urusanmu, untuk apa aku mengerjakannya," ucap Aellyn acuh sebelum berbalik hendak melanjutkan langkahnya.

Namun Rara lebih dulu menahan tangan Aellyn. "Apa maksudmu?! Aku kan sudah meminta tolong padamu untuk mengerjakan tugas itu!" seru Rara tak terima.

"Aku tidak pernah berkata jika aku akan mengerjakannya untukmu," jawab Aellyn acuh. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Rara dengan gerakan pelan. Gadis itu menunjukkan senyuman miringnya pada Rara sebelum beranjak pergi meninggalkan sang sahabat.

Kedua tangan lentik Rara terkepal disamping tubuhnya, matanya memerah menahan amarah.

Si-al, berani sekali dia melakukan ini padaku!! Aku akan membalasmu, lihat saja nanti!

Kantin

Seluruh penjuru kantin telah di penuhi oleh mahasiswa fakultas Fashion Design yang tengah bengisi perut dengan berbagai jenis makanan yang disediakan kantin.

Mata bulat Aellyn bergulir, menelisik satu persatu bangku, mencari tempat kosong untuk ia tempati.

Helaan nafas terdengar dari si nyonya muda Cayle ketika menemuka satu tempat kosong yang sayangnya berada satu bangku dengan seorang mahasiswi culun.

Bukannya apa, Aellyn hanya merasa tak enak hati karena sosok culun itu merupakan salah satu dari sekian banyaknya mahasiswi yang menjadi korban bully-nya.

Setelah beberapa saat berperang dengan batinnya, akhirnya Aellyn memilih untuk melangkah mendekati bangku yang di tempati oleh mahasiswi culun itu.

Semua mata langsung tertuju pada Aellyn, mata-mata itu bergulir, bergerak mengikuti setiap langkah Aellyn.

Mereka semua sedang menunggu, menunggu hal menarik apa yang akan Aellyn lakukan pada si culun yang sepertinya belum sadar dengan keberadaan Aellyn yang mendekatinya.

Hingga akhirnya Aellyn membuka suara yang membuat gadis berkacamata itu terlonjak kaget dari duduknya.

"Hai, boleh aku duduk disini?"

Kening Aellyn berkerut saat gadis itu malah berdiri dengan membawa barang-barang dan sisa makanannya.

"Du_duduk saja ka_kak, a_aku akan makan di tempat lain." Gadis itu terlihat ketakutan. Aellyn tau, di mata gadis itu_ah bahkan Dimata semua orang ia adalah perempuan kasar yang suka menindas anak-anak culun padahal kenyataannya tidak. Aellyn melakukan semua itu hanya karena hasutan setan dari sahabat dan juga kekasihnya.

"Tidak tidak." Aellyn menggeleng keras, membuat gadis itu semakin ketakutan, ia takut jika Aellyn lagi-lagi menindasnya seperti seminggu yang lalu.

"Kamu tidak perlu pergi. Aku hanya ingin menumpang, kita bisa duduk bersama disini, aku tidak keberatan. Kantin ini kan tempat umum, siapapun berhak duduk dan makan disini."

Semua orang terperangah mendengar kata-kata yang rasanya tak mungkin sekali keluar dari si penindas seperti Aellyn.

"Ka_kamu serius?" Tanya gadis culun itu sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot.

Leana Putri, setahu Aellyn gadis ini adalah anak dari keluarga sederhana. Leana atau yang akrab di panggil Lea ini adalah anak yang sangat pintar sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa dan dapat menempuh pendidikan di universitas bergengsi seperti Victoria University.

Aellyn tersenyum simpul pada gadis itu, lalu mengangguk pelan.

Aellyn mengambil barang-barang Lea dari tangannya si empunya lalu menaruh barang-barang itu di atas meja. Lalu setelahnya, Aellyn pun menarik tangan gadis itu untuk duduk di hadapannya.

"Pesanlah beberapa makanan lagi, nanti aku yang bayar. Dan tolong pesankan untukku juga ya."

Lea terlihat ragu, dan karena itu pula Aellyn langsung mengeluarkan empat lembar uang seratusan dan memberikannya kepada Lea.

"Tidak usah khawatir, aku tidak berniat untuk menjebak mu kok. Sekarang tolong pesankan ya. Aku hanya ingin spaghetti dan milk shake stroberi, itu saja." Aellyn lagi-lagi tersenyum, membuat Lea tertegun untuk beberapa saat.

Biasanya Aellyn akan menampakkan tatapan tajam dan senyuman sinis jika bertemu dengannya, tapi kali ini,,,

,,, apakah Aellyn sudah berubah?

Semoga saja, iya.

"Hellow, Lea?" Aellyn menepuk bahu Lea, membuat gadis itu terkejut dan langsung berdiri dari duduknya.

"A_akan aku pesankan." Gadis berkacamata itu langsung buru-buru pergi dengan rasa gugup dan takut yang masih bersarang dihatinya.

Aellyn terkekeh kecil melihat tingkah Lea. Leana Putri, apakah itu benar dia?

Tiba-tiba pikiran Aellyn melayang jauh pada kejadian di kehidupannya yang dulu, dimana ketika itu ia tengah duduk di pinggir jalan sambil memegangi perutnya yang kelaparan karena belum makan selama tiga hari. Lalu ada seorang wanita cantik dengan pakaian mewah tiba-tiba menghampirinya. Wanita itu mengulurkan sejumlah uang padanya sambil tersenyum cerah.

Aellyn tidak yakin apakah orang itu Lea atau bukan, tapi dimatanya mereka terlihat sangat mirip.

"Ini, yang kamu pesan." Lamunan langsung buyar ketika Lea menginstrupsinya.

Lea yang melihat Aellyn seperti terkejut pun langsung menunduk, takut jika Aellyn akan memarahinya karena telah membuatnya terkejut.

Namun melenceng jauh dari perkiraan Lea, Aellyn malah tersenyum padanya lalu mengucapkan kata yang tidak pernah Lea bayangkan akan keluar dari bibir tebal Aellyn.

"Terimakasih. Kalau ada kembaliannya ambil aja, itung-itung tips karena kamu udah bawain pesananku."

Lea mengangguk pelan, lalu kembali duduk di tempatnya dan lanjut memakan mie ayamnya walaupun dengan perasaan gugup karena ia duduk berhadapan dengan Aellyn.

Aellyn melirik Lea, sedikit mengernyit ketika melihat 3 buah roti di depan meja gadis itu, tapi ia sama sekali tidak memiliki niat untuk bertanya tentang hal itu karena ia tak mau dicap sebagai perempuan yang kepo dengan urusan orang lain.

"Sayang, sedang apa kamu disini? Duduk bareng sama si culun ini lagi."

Aellyn hanya melirik acuh pada Sean, sedangkan Lea? Gadis itu terlihat ketakutan dengan tatapan tajam yang Sean dan Rara layangkan pada dirinya.

"Kenapa kamu tidak menjawab? Baby, ayo kita pergi dari sini." Sean menarik tangan Aellyn, namun gadis itu menepisnya dengan cepat.

"Ini hidupku, terserah aku mau melakukan apa dengan siapa. Apa urusanmu?!" ucap sang nyonya muda dengan nada suara yang cukup lantang.

Rahang Sean mengeras. Seumur-umur ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh orang lain, apalagi perempuan.

"Apa maksudmu? Sean ini pacarmu, apakah kamu lupa?" ucap Rara dengan suara lembutnya.

Ekspresi sedih dan kecewa yang begitu meyakinkan, Aellyn pikir gadis itu cocok menjadi aktris.

Aellyn berdiri dari duduknya, kini ia berhadapan langsung dengan Rara yang sedikit lebih pendek dari nya. "Kekasihku? Bukannya dia kekasihmu?"

Semua orang dibuat terkejut dengan ucapan Aellyn, terutama Sean dan Rara sendiri.

"A_apa maksudmu?"

Senyuman miring tercetak jelas di wajah Aellyn saat melihat raut keterkejutan di wajah Sean.

"Tidak usah menutupinya lagi, aku sudah tau semua. Bukalah website universitas sekarang dan lihatlah kebohongan kalian yang terbongkar."

Baik Rara dan juga Sean langsung mengecek handphone mereka masing-masing, begitu juga semua orang yang ada disana termasuk si penjaga kantin.

Lea juga tak ketinggalan, ia langsung membuka website universitas dan dirinya pun langsung terkejut dengan beberapa poto dan video kemesraan Sean dan Rara disana. Bahkan ada juga rekaman suara keduanya yang tengah membicarakan tentang perselingkuhan mereka dibelakang Aellyn.

"Jadi selama ini Rara seperti itu?"

"Si-al, aku sangat mengidolakan dia dulu, tapi setelah melihat semua ini, aku jadi membencinya."

"Baik diluar belum tentu baik didalam. Tega sekali dia mengkhianati sahabatnya sendiri."

"Sean si serakah. Tidak cukup dengan Aellyn, dia malah memacari sahabatnya juga, benar-benar biadab."

Bisik-bisik dari para mahasiswa mulai terdengar, Sean dan Rara dibuat malu karena saat ini semua orang menatap mereka dengan tatapan mencemooh.

Aellyn tersenyum tipis, puas dengan apa yang terjadi di hadapan matanya.

"Karena perselingkuhan kalian, maka, mulai hari ini aku Aellyn Kiran Damaris memutuskan hubungan kita, entah sebagai kekasih ataupun sahabat. Aku harap kalian bisa berbahagia tanpa diriku. Dan aku mohon, jangan pernah mengganggu hidupku lagi."

Sean terlihat sangat marah, ia tidak suka dipermalukan seperti ini apalagi dihadapan orang banyak.

Tangan besar laki-laki itu hampir saja melayang mengenai wajah Aellyn jika saja Rara tidak menghentikannya.

"Janganan melakukan itu, atau nama kita akan semakin jelek nantinya," bisik perempuan itu.

Rara menarik tangan Sean untuk pergi darisana, meninggalkan Aellyn yang tersenyum penuh kemenangan.

Ini baru permulaan, tunggu saja apa yang akan aku lakukan selanjutnya pada kalian.

•Bersambung•

Maaf ya aku jarang up, soalnya lagi sibuk banget sama urusan sekolah.

Terpopuler

Comments

Ruby

Ruby

sk bgt sama PU nya.. ga bertele2 lsg di bls..

2024-04-23

0

Q1n9 Yu3R

Q1n9 Yu3R

papi Suho........
si piyik Sehun nakal di papi.

2024-04-30

0

han han

han han

oke thor semoga lekas beres urusan sekolahnya dan tetap semangat untuk kegiatan author dan jgn lupa jg kesehatan thor 💪💪💪💪

2024-02-23

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!