Chapter 07

Sebenarnya Aellyn ingin mengendarai mobil sendiri, tapi Re melarangnya, laki-laki itu memaksa untuk mengantarkan Aellyn.

Aellyn sudah berulang kali menolak, namun Re si keras kepala tentu tidak akan menurut semudah itu.

"Telpon aku jika kamu ingin pulang, aku akan dengan senang hati menjemput kamu disini."

Aellyn menatap Re. "Tidak perlu, aku bisa naik taxi. Kamu pasti sangat sibuk di kantor."

Yang lebih tua menghela nafasnya, terdengar cukup keras untuk telinga Aellyn yang lumayan sensitif. "Aku akan menjemputmu, dan aku tidak menerima penolakan, sama sekali!" ucap laki-laki itu tegas.

Aellyn tidak bisa melakukan apapun selain mengangguk. Lebih baik ia menurut daripada terus berdebat dengan Re dan berakhir telat masuk ke kelas.

"Baiklah, terserah kamu saja. Aku harus pergi sekarang."

Aellyn sudah bersiap untuk membuka pintu mobil, namun tidak jadi karena Re yang mencekal lengannya.

Gadis itu lantas berbalik, menatap sang suami dengan tatapan penuh tanya.

Namun sedetik berikutnya Aellyn dibuat mematung saat Re mengecup bibirnya tiba-tiba, lalu tersenyum lembut padanya. "Belajarlah yang rajin sayang," ucap laki-laki itu dengan tangan besarnya yang sudah bergerak mengusap lembut rambut Aellyn.

Aellyn tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Jantungnya berdebar kencang, kakinya terasa lemas dan bibirnya terasa kaku. Oh sungguh, Aellyn ingin menghilang dari muka bumi sekarang juga karena ulah Re.

"Sayang," suara bariton itu kembali terdengar, membuat Aellyn tersadar dari lamunannya.

"A_aku harus pergi sekarang, sampai jumpa lagi!" Gadis itu buru-buru keluar dari mobil Re dan berlari memasuki gerbang universitas tempat ia menempuh pendidikan.

Laki-laki tampan dengan rahang tegas itu terkekeh gemas melihat tingkah istri kecilnya yang menggemaskan.

Tak lama kemudian LaFerrari Aperta hitam milik Re bergerak menjauhi area Victoria University.

Setiap langkah yang Aellyn ambil selalu disambut dengan tatapan ketakutan dan juga sinis dari beberapa orang yang ia temui dan kebanyakan dari mereka adalah adik-adik tingkat yang sering ia bully karena telah berani mendekati pacarnya.

Aellyn acuh. Ia sebenarnya merasa bersalah, tapi ini bukanlah saatnya untuk meminta maaf.

Gadis itu membawa langkahnya dengan terburu-buru, oh sungguh, ia hampir terlambat masuk di kelas Miss Dinda, si dosen killer yang paling di takuti di seantero kampus.

Namun langkah Aellyn harus terhenti saat seorang pemuda tinggi dengan kulit putih dan wajah tampan tiba-tiba merangkul dirinya.

Sean Victory, laki-laki tampan primadona Victoria University. Selain karena visualnya yang luar biasa, Sean juga terkenal dikalangan mahasiswi karena jabatannya sebagai ketua tim basket yang selalu berhasil membawa grupnya menuju kemenangan. Dan karena itu pula dulu Aellyn sangat menggilai laki-laki yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu. Ya, setidaknya sampai sekarang mereka masih memiliki hubungan.

"Kantin yuk, aku lapar nih," ucap laki-laki itu sambil mengusap perut berototnya yang tertutup oleh kaos putih dan juga jaket denim berwarna hitam.

Aellyn melepas paksa tangan laki-laki itu dari lehernya. "Aku harus segera pergi."

Gadis itu berlari meninggalkan Sean sebelum laki-laki itu sempat mengatakan sesuatu.

Sean mendengus sebal. Tak biasanya Aellyn menolak ajakannya seperti ini.

Rara pasti akan marah karena aku gagal membuat gadis bodoh itu membolos.

Aellyn memacu langkahnya lebih cepat lagi ketika mata bulatnya melihat siluet seorang wanita berjalan santai menuju kelas yang sama dengan dirinya.

Dengan gerakan secepat kilat, Aellyn berbelok memasuki sebuah kelas mendahului sang dosen yang sudah hampir sampai.

Buru-buru gadis itu berlari menuju bangku paling belakang dan mendaratkan bokongnya begitu saja disana dengan nafas tersengal.

"Untung saja kamu segera masuk, aku sempat khawatir jika kamu terlambat atau malah membolos lagi seperti kemarin-kemarin," ucap seorang perempuan yang duduk di depan Aellyn, perempuan itu menoleh untuk menatap Aellyn yang masih mengatur nafasnya yang terengah.

Aellyn mengacuhkan perempuan itu dan memilih untuk segera mengeluarkan buku dan juga laptopnya dari dalam tas.

Perempuan cantik yang tadi sempat berbicara kepada Aellyn itu mengeraskan rahangnya saat sadar bahwa dirinya sedang di acuhkan.

Si-al, berani sekali ***-*** tak tau diri ini mengacuhkanku!

Lagi pula, kenapa dia bisa masuk? Kemana perginya Sean?! Kenapa dia tidak mencegah gadis sia-lan ini!

Gadis itu kesal, sangat kesal. Padahal ia sengaja menyuruh Sean untuk mengajak Aellyn pergi supaya gadis itu ketinggalan materi dan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh si guru killer.

Pembelajaran di mulai, Miss Dinda mulai menjelaskan tentang materi yang ingin ia sampaikan hari ini.

Seluruh atensi tertuju pada sang dosen, tidak ada yang berani mengabaikan wanita itu, bahkan Aellyn sekalipun.

Beberapa kali gadis itu melirik perempuan yang duduk didepannya dengan tatapan tak suka. Aku akan membalasmu, sia-lan.

Pembelajaran selesai, Miss Dinda kini berdiri di depan kelas dengan sebuah laptop di pelukannya. "Hari ini sampai disini saja. Jangan lupa tugas yang saya minta segera di kumpulkan Minggu depan," kata-kata terakhir dari si dosen killer sebelum meninggalkan kelas.

Semua orang langsung berhamburan keluar setelah setelah sang dosen keluar dari kelas, berbeda dengan Aellyn yang memilih untuk diam di tempatnya dan menyelesaikan desain baju yang telah ia buat.

Aellyn cepat-cepat menutup buku sketsanya saat perempuan yang duduk di depannya tiba-tiba menoleh kearahnya.

Perempuan cantik dengan cat eyes yang menawan itu menatap Aellyn dengan salah satu alis yang ditarik ke atas.

Mari berkenalan sejenak dengan gadis cantik yang terkenal lembut dan baik hati di seantero Victoria University.

Ralin Yulita, gadis yang akrab di panggil Rara ini adalah satu-satunya sahabat yang Aellyn miliki. Sahabat terbaik Aellyn, dulu.

Sekarang, setelah mengetahui semua kebusukan perempuan itu, Aellyn tak lagi menganggapnya sahabat, melainkan musuh yang harus ia jatuhkan sejatuh-jatuhnya.

"Kamu menggambar apa?" tanya perempuan itu, terlihat penasaran.

Gelengan pelan Aellyn berikan sebagai jawaban. Gadis itu memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tas lalu melangkah keluar kelas tanpa memperdulikan sahabat fake-nya.

"Aellyn!" Rara berlari mengejar Aellyn namun gadis itu terlihat acuh dan malah mempercepat langkahnya hingga Rata tertinggal jauh di belakang.

Perempuan itu berdecak tak suka dengan sikap Aellyn padanya. Gadis sia-lan, jika bukan karena dia masih berguna untukku, aku tidak akan mau mengejarnya seperti ini.

Terpopuler

Comments

Luwang Maju

Luwang Maju

Sehun gwe,😭

2024-04-28

0

Wiwik Indrawati

Wiwik Indrawati

aylin yg baik tapi naif sukur authornya baik kasih kesempatan ke2

2024-03-29

0

han han

han han

aylin jgn terpengaruh dgn ulat bulu luknut yg unfaedah haallaaahhh mending kabur jauh aylin tapi jgn lupa tu kasih pelajaran buat si luknut gemes aku tuh yak hadeuhhhh

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!