Chapter 02

Isak tangisku membuat dia khawatir, terbukti dengan gerakannya yang begitu cepat duduk di samping ranjang, memandang cemas pada diriku.

Aku tahu, dia ingin sekali memelukku, namun ia ragu. Karena itulah, aku mengambil inisiatif terlebih dahulu untuk memeluknya.

Ia jelas tersentak, tubuhnya terasa kaku. Mungkin ia terlalu terkejut dengan tindakanku yang terkesan tiba-tiba.

Aku menangis, terisak pelan dalam pelukan itu. Tangisanku semakin kencang saat merasakan telapak tangan besarnya mengusap punggungku dengan gerakan pelan.

Aku tahu dia penasaran, aku tahu ia ingin sekali bertanya tentang apa dan kenapa. Namun, ia masih menghormatiku, untuk tidak bertanya disaat aku hanya butuh sebuah pelukan untuk menenangkan hatiku yang gelisah.

Author POV

Re Alderaldo Cayle, seorang pengusaha muda yang tampan dan juga terkenal sangat berwibawa di dunia perbisnisan.

Re adalah laki-laki yang hampir mendekati kata sempurna. Re memiliki segalanya, kekayaan, ketampanan, kekuasaan dan juga keluarga yang harmonis, tidak ada sedikitpun celah untuk melihat kekurangan laki-laki itu, yang ada hanyalah kelebihan dan kelebihannya saja.

Aellyn tidak mengerti, kenapa laki-laki sesempurna Re mau menikahi dirinya, padahal laki-laki itu bisa mendapatkan wanita manapun yang ia inginkan, bahkan artis ternama sekalipun akan langsung jatuh cinta setelah melihat Re secara langsung.

"Nyonya."

Gadis cantik itu tersadar dari lamunannya karena suara seseorang yang memanggilnya tepat disamping telinga kanan.

Saat ia menoleh, ia melihat kepala pelayan dirumah itu berdiri disampingnya dengan kepala tertunduk.

"Maaf telah mengganggu waktu anda nyonya, namun dibawah sana ada tuan muda Damaris yang ingin bertemu dengan Anda."

Tuan muda Damaris, Leon Damaris, satu-satunya anak laki-laki yang lahir dalam keluarga Damaris, keluarga Aellyn.

Leon Damaris adalah adik kandung Aellyn, adik yang selama dua tahun ini selalu ia abaikan karena rasa benci akibat hasutan dari dua manusia biadab yang menyamar menjadi sahabat baik dan kekasih Aellyn.

Melihat keterdiaman sang nyonya, Bibi Ahn langsung berucap, "Saya akan mengatakan kepada tuan muda Damaris jika anda sedang tidak ingin diganggu, nyonya."

Gelengan dari Aellyn membuat sang kepala pelayan mengerutkan keningnya. "Aku akan menemui adik kesayanganku."

Aellyn berdiri dari duduknya, ia sempat melirik Bibi Ahn sebentar sebelum keluar dari ruang baca diikuti sang kepala pelayan.

Senyuman terukir jelas di bibir sang gadis cantik, hatinya berbunga-bunga, ia sangat merindukan adik kesayangannya.

Adik yang rela mengorbankan nyawanya demi melindungi Aellyn dari amukan massa akibat penyerangan yang ia lakukan terhadap seorang penyanyi terkenal yang sedang naik daun.

Aellyn melakukan penyerangan itu atas hasutan dari sang sahabat karena ia beberapa kali sempat memergoki kekasihnya sedang jalan berdua dengan sang artis, padahal nyatanya artis itu adalah sepupu dari sang kekasih sendiri.

Sekarang aku sudah kembali, aku tidak akan membiarkan orang-orang yang aku sayangi terluka lagi karena kedua iblis tak tahu diri itu.

Tak,,,Tak,,,Tak,,,

Leon menoleh ke arah suara langkah kaki itu berasal, berharap jika suara itu adalah suara langkah kaki dari kaki jenjang milik sang kakak tercinta.

Senyuman di bibir laki-laki itu mengembang saat netra legamnya menangkap keberadaan Aellyn dan juga Bibi Ahn berjalan kearahnya.

"Kakak." Leon berdiri, menyambut kedatangan sang kakak.

Ia tidak terlalu berharap banyak dengan pertemuan mereka ini, asalkan ia bisa melihat sang kakak secara langsung saja, ia sudah sangat senang.

Namun, sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan tiba-tiba saja terjadi. Tubuhnya membeku saat gadis cantik dengan rambut berponi khas miliknya itu memeluk tubuh besar Leon dengan begitu erat.

Pelukan ini, pelukan yang sudah sangat Leon rindukan. Pelukan hangat dari Aellyn adalah yang terbaik, namun ia sudah tidak pernah merasakan pelukan itu sejak dua tahun terakhir. Hingga akhirnya, hari ini tepat dihari ulang tahun ke delapan belasnya, ia kembali merasa pelukan hangat dari kakak keduanya.

Tangan besar itu terangkat perlahan-lahan untuk meraih bahu sempit perempuan yang tengah memeluknya.

Tangan Leon bergetar karena sangking bahagianya ia dapat memeluk kakaknya lagi setelah sekian lama.

Isakan pelan terdengar dari bibir Aellyn yang membuat Leon panik seketika.

Sama seperti Re, Leon langsung mendekap kakaknya semakin kuat, menyalurkan sebuah perasaan aman yang membuat Aellyn tengah secara perlahan-lahan.

Leon membawa tubuh kecil itu untuk duduk di sofa masih dalam keadaan mereka berpelukan.

Remaja tampan itu menyelipkan anak rambut Aellyn ke belakang telinga, lalu mengusap kepala sang kakak pelan.

Kini tangisan Aellyn sudah mereda, namun ia masih terlalu enggan untuk melepaskan pelukan itu. Leon sendiripun tak keberatan, ia malah merasa sangat senang.

Merasa cukup, Aellyn akhirnya melepaskan pelukan mereka, membuat Leon merenggut tak terima. Namun sedetik kemudian laki-laki itu langsung berucap, "Malam ini acara ulangtahunku akan dilaksanakan, aku berharap kakak dan kakak ipar bisa datang nanti malam."

Aellyn terdiam.

Acara ulangtahun ke delapan belas Leon, Aellyn mengingatnya dengan jelas saat ia menghancurkan acara itu dan membuat malu seluruh keluarganya hanya karena Leon meminta pelukan padanya sebagai hadiah.

Aellyn masih ingat jelas bagaimana sedihnya Leon saat itu, dan bagaimana kecewanya sang ayah padanya.

Semua orang menatap Aellyn dengan tatapan mencemooh, ia terlihat sangat buruk karena memarahi adik kandungnya dengan kata-kata yang tidak pantas didepan semua orang. Dan saat itu, satu-satunya orang yang mau membela dan menyelamatkannya dari rasa malu hanyalah Re. Re yang mencintainya tanpa saran, Re yang mencintainya tanpa batas.

Melihat keterdiaman Aellyn membuat Leon sadar, ia cukup tau jika kakaknya tidak akan pernah sudi menghadiri acara ulangtahunnya.

Tak apa, hari ini kakak sudah memelukku dan itu lebih dari cukup untuk membuatku bahagia dihari ulangtahunku.

Tangan lentik Aellyn menangkup pipi Leon saat ia melihat dengan jelas raut kesedihan diwajah adiknya.

"Kakak dan kakak iparmu akan datang," ucapnya dengan suara lembut.

Kedua sudut bibir Leon tertarik ke atas, membentuk sebuah lengkungan indah yang membuat Aellyn turut menarik kedua sudut bibirnya.

"Tapi kamu harus menampilkan permainan piano yang luar biasa untuk kakak, bagaimana?"

Jika aku tidak salah ingat, diacara ulang tahun Leon nanti akan ada seorang pianis terkenal yang datang. Jika aku bisa membuat pianis itu tertarik dengan permainan piano Leon, mungkin adikku ini bisa menjadi musisi terkenal dimasa depan, sama seperti mimpinya. Mimpi yang belum sempat Leon wujudkan karena jiwanya sudah lebih dahulu meninggalkan raganya.

Remaja tampan itu mengangguk semangat, "Tentu, apapun untuk kakak."

Aellyn tersenyum, tangan lentiknya terulur untuk mengusap rambut tebal Leon dengan sayang.

Aku tidak tau apa yang terjadi pada kakak sebelumnya, tapi aku senang karena kini kakakku yang baik telah kembali.

•Bersambung•

Terpopuler

Comments

dani

dani

Thor tanggung jawab GK!!!!
aku ampe GK bisa napas karna salin sedihnya😭😭

2024-05-09

0

Sulati Cus

Sulati Cus

bikin tenggorokan tercekat

2024-03-06

2

Ayu Dani

Ayu Dani

Oh sedih nya

2024-02-04

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!