19

"Tuan Viar, acara ulang tahun perusahan kali ini, apa sama seperti tahun-tahun yang telah lalu, atau berbeda?"

"Berbeda. Karena tahun ini, aku akan datang sendiri menghadiri pesta ulang tahun itu."

Ucapan Viar yang penuh dengan keyakinan membuat Fahri berbinar senang. Ini adalah keinginan Fahri yang sudah ada dalam hatinya sejak lama. Tapi, tidak pernah bisa ia ungkapkan. Karena ia tahu, saat itu, posisi Viar tidak memungkinkan untuk menampakkan diri di depan umum.

Jika ia katakan pada Viar, bukannya tanggapan baik yang ia dapatkan. Melainkan, kesedihan dan penolakan keras. Yang pada akhirnya, Fahri sendiri juga akan merasa kesal akibat kekesalan yang Viar luapkan terhadapnya.

"Kali ini, aku akan datang ke pesta ulang tahun perusahaan bersama Bia dan nenek." Viar berucap sambil tersenyum lebar dengan tatapan lurus ke depan.

"Baiklah kalau begitu, Tuan. Saya akan siapkan gaun yang indah untuk nona Bia."

"Tidak perlu, Fahri. Gaun yang akan Salbia pakai, aku sendiri yang akan pilih. Kamu tidak perlu cemas lagi soal itu."

Untuk pertama kali setelah sekian lama, sudut bibir Fahri sedikit terangkat. Pria batu tanpa ekspresi itu ternyata sedang sangat bahagia sekarang. Buktinya, dia bisa memperlihatkan sedikit ekspresi saat ini.

"Baiklah, Tuan Viar. Jika ada hal yang tuan butuhkan, saya siap melakukannya dengan cepat."

"Seperti biasa, Fahri. Kamu adalah tangan kanan yang paling bisa aku andalkan. Orang kepercayaan ku yang paling aku percaya sejak dulu hingga sekarang.

"Terima kasih banyak untuk semuanya, Tuan. Tanpa tuan, saya juga tidak akan jadi apa-apa. Bahkan mungkin, saya tidak akan ada lagi di dunia ini sekarang."

"Fahri. Sudahlah. Jangan bahas lagi. Bagiku, kau adalah bagian dari keluarga. Jadi, jangan ungkit soal masa lalu lagi yah."

"Baik, tuan."

*

Kabar perayaan ulang tahun perusahaan yang sangat amat megah terdengar di mana-mana. Katanya, tidak hanya perusahaan yang bekerja sama saja yang menerima undangan. Perusahaan sekitar kota juga mendapatkannya.

Dan yang paling menggemparkan adalah, kabar soal pemilik perusahaan Viar grup yang akan muncul sendiri di acara tersebut.

Pemilik yang sudah lama tidak terlihat. Yang hampir sepuluh tahun menghilang, kini akan kembali ke permukaan dunia pembisnis. Bagaimana tidak kabar itu dengan sangat cepat membuat seluruh kota gempar?

Tentu saja kabar itu juga di dengar oleh keluarga papanya Bia. Siska yang tahu akan kabar itu, segera menyiapkan gaun indah untuk menghadirinya.

"Aku akan buat semua mata hanya tertuju padaku nanti. Uh ... sungguh sangat menyenangkan. Di sana, aku pasti akan menemukan pria tampan dari keluarga kaya. Karena di sana, adalah perkumpulan orang-orang kaya. Sudah pasti banyak pria kaya yang akan muncul."

"Bahagia banget kek nya, Sis. Ngomong sendiri lagi. Ada apa sih?" Mama tiri Bia yang melintasi kamar anaknya langsung masuk karena penasaran.

"Ya iyalah, Ma. Aku itu bahagia hanya karena memikirkan soal pesta ulang tahun Viar grup. Yang katanya, akan mengundang semua pembisnis yang ada di kota ini. Kan dengan begitu, aku juga bisa pilih pria kaya di pesta itu buat calon suami aku, Ma."

"Tapi, Sis. Di sana juga ada Bia kan ya. Mama males banget kalo harus bertemu dengan Salbia itu. Enek gitu rasanya. Apalagi saat papa kamu bilang, tuan Viar itu nggak jelek. Tapi malah sebaliknya. Ya jadi gimana-gimana gitu perasaan mama."

"Ih ... mama gimana sih? Bagaimanapun, Salbia itukan istri ketiga dari tuan Viar. Gadis pelunas hutang lagi. Ya bagus kalau dia ada di sana. Sekalian bisa kita permalukan dia dengan sepuas hati."

"Kamu bodoh ya? Jika kamu lakukan itu, maka kamu dan keluarga kita pasti akan berada dalam masalah besar. Itu acara tuan Viar, Siska. Jika kamu menganggu orangnya, kamu nggak akan bisa tenang."

"Mama kok jadi penakut banget sekarang. Kita lihat saja nanti, Ma. Siapa yang akan bernasib sial di sana. Aku, atau Salbia."

"Tapi aku yakin, kalau Salbia si jelek itu nggak akan muncul. Karena tuan Viar sudah pasti tidak akan membawanya pergi."

"Aish, anak ini."

Sementara si mama sedang merasa gusar, Siska malah tersenyum bahagia. Karena sekarang, hati Siska di penuhi dengan keyakinan akan keburukan Viar. Kalau tak lama lagi, Bia juga akan bernasib sama seperti mantan-mantan istri Viar yang telah lalu. Mati mengenaskan begitu saja.

*

Tiga hari sebelum pesta tersebut diadakan, gaun indah yang Viar pesan sudah pun tiba. Gaun berwarna maron itu di antar ke Viar vila dengan hati-hati oleh karyawan butik ternama yang bekerja sama dengan butik luar negeri. Gaun itu dibuat di luar negeri atas permintaan Viar sendiri. Karena itu, gaun itu tidak ada duanya. Hanya satu-satunya saja, dan masih belum ada yang melihatnya di manapun.

"Bi, gaunnya sudah tiba. Aku pesan sesuai dengan keinginanmu. Sesuai selera kamu. Aku yakin, kamu akan terlihat cantik saat memakai gaun ini, Bia."

"Kamu ... pesan gaun untuk aku, Mas? Untuk ... acara ulang tahun perusahaan kamu nanti?"

"Iya. Aku ingin kamu terlihat paling cantik di antara semua orang nantinya. Yah ... walaupun itu bertentangan dengan hati nurani ku sebenarnya. Karena aku tidak ingin orang lain melihat kecantikan kamu. Tapi terpaksa aku perlihatkan karena aku ingin, semua orang tahu, kalau Salbia adalah nyonya Viar Adimartha."

"Tapi .... " Wajah Bia sedikit tidak nyaman. Viar pun langsung menatap Bia dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Tapi apa, Bia?"

"Aku takut kalau aku tidak pantas untuk berada di sampingmu, Mas. Karena aku ... anak .... "

"Salbia, Cukup. Latar belakangmu tidak akan ada yang mengetahuinya. Biarlah hanya aku saja yang tahu. Bukan karena aku malu dengan latar belakang dari istriku itu. Tapi, aku akan jaga kamu dari omongan orang yang tidak berperasaan. Karena itu, kamu jangan cemas, Bia. Tidak akan ada yang mengungkit prihal latar bekang mu selama ada aku."

Salbia menatap hari ke arah Viar.

"Mas."

"Iya. Apa, Bia? Jangan bilang kalau kamu sendiri yang malu saat berada di sampingku. Karena usia kita yang jauh berbeda. Mungkin kamu merasa malu berdiri di samping ini."

"Apaan sih, Mas Viar? Aku nggak pernah ngomong gitu kok. Nggak juga terniat buat mikir soal ini."

'Sekarang. Aku memang tidak pernah lagi terniat buat mikir kalau kamu tidak pantas untuk aku, mas Viar. Tepatnya, setelah aku melihat dirimu secara langsung. Tapi kalau sebelum itu, aku sungguh jelas berpikir kalau kita memang tak sebanding. Usiamu yang jauh lebih tua dari aku, membuat aku merasa, kamu tidak pantas untuk aku.' Bia berkata dalam hati sambil terus menatap Viar.

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

gak usah PD deh Siska . palingan kamu yang akan dipermalukan saat ini juga.

2024-01-27

0

ciru

ciru

cakeepp

2023-11-24

0

Liswati Angelina

Liswati Angelina

lanjut thoooorrr

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!