...Valeria Region Arc (Arc Wilayah Valeria) - Bab 2...
...‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵...
Beberapa mil jauhnya dari desa Valeria hingga sore datang, Aric, Nyla, Seraphina, Raline, dan Fergus tiba di sebuah hutan yang dinamai hutan Valeria, sesuai dengan nama desa tersebut.
Hutan tersebut masih memiliki keterikatan dengan desa Valeria, karena sebenarnya, nama desa Valeria diambil sesuai dengan nama hutan tersebut yang menjadi pembatas antara desa Valeria dengan sebuah bukit di balik nya.
"Sampai sejauh ini belum ada bahaya yang datang..." ujar Nyla. "Namun kita harus tetap berhati-hati" balas Aric. "Hahaha, jika kalian begitu takut, aku akan membacakan sebuah lelucon kuno agar kalian menjadi tenang kembali" ujar Fergus sambil tertawa.
"Hutan ini begitu lebat, tapi sepertinya tidak ada hal menarik disini" ujar Nyla. "Saat ini kita masih belum terlalu jauh dari desa, jika sudah melewati hutan ini, sampai di bukit seberang, maka bahaya akan muncul satu persatu" balas Raline.
Mereka terus menyusuri hutan hingga ke dalam, sampai pada akhirnya, seekor beruang muncul dan mendekati mereka.
"Awas! Ada beruang!" Aric berteriak dan langsung berlari ke arah beruang tersebut dengan mengarahkan pisaunya.
Namun, ketika beruang tersebut berdiri sebagai bentuk pembelaan diri, Aric yang melihat tinggi beruang itu terkejut dan langsung jatuh, ia berusaha lari, tapi kakinya yang terkilir membuatnya susah untuk berdiri.
Nyla datang meloncat ke atas kepala beruang, namun hal itu sia-sia. Beruang tersebut mengayunkan tangannya membuat Nyla terpental mengenai pepohonan.
Raline yang tak bisa apa-apa dalam bertarung memutuskan untuk mundur, sementara Seraphina menyembuhkan Aric, Fergus maju dengan perisainya dan berhasil menangkis cakaran beruang tersebut.
Fergus lalu mengayunkan pedangnya dengan sangat kencang, hingga melukai mata kiri beruang, dan membuat beruang tersebut terpukul mundur.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Fergus dengan khawatir. "Fergus, Awas!" teriak Seraphina.
Beruang tersebut menerjang Fergus dengan pukulannya, dan membuat Fergus terpental dan mengenai Seraphina yang ada dibelakangnya.
Aric, Nyla, Seraphina, dan Fergus tak mampu mengalahkan beruang itu, sedangkan Raline yang tak bisa bertarung terus bersembunyi ketakutan.
Ketika beruang tersebut hendak menyerang Aric yang terbaring dengan cakarnya, sebelum cakarnya mencapai tubuh Aric, beruang tersebut tiba-tiba mengeluarkan darah dari sekujur tubuhnya, dan hancur berkeping-keping
Aric yang melihat hal tersebut panik serta kebingungan dengan apa yang terjadi, Aric berpikir apakah Raline yang membunuhnya.
Raline pun yang melihat dari kejauhan tampak terkejut, karena dia hanya berdiri bersembunyi di balik pepohonan, dan beruang tersebut hancur berkeping-keping.
Mereka berlima bangkit kembali, dan melihat beruang tersebut yang hancur berkeping-keping membuat mereka penasaran. Mungkinkah ada seseorang yang memantau mereka? Itu tidak tahu.
Malam hari tiba, mereka memutuskan mendirikan api unggun dengan bantuan api dari tongkat sihir Seraphina, mereka sangat berjaga karena khawatir akan ada bahaya yang mengancam, sedangkan Seraphina yang kelelahan menggunakan tongkat sihirnya terlentang di tanah.
Ketika pagi tiba, mereka semua tertidur pulas di malam hari, bersyukur tidak ada bahaya yang mengancam.
Akan tetapi, di saat mereka semua tertidur pulas, di bawah sinar rembulan yang menerangi hutan, sesuatu terah terjadi ketika mereka bangun.
...
"Ada apa sebenarnya ini!? Dimana dia?" teriak Aric dengan keras. "Apakah mungkin ada seseorang atau monster yang menculiknya?" jawab Nyla. "Apakah mungkin dia merencanakan sesuatu di luar dugaan kita?".
"Hm...Bahkan tidak terlihat tanda-tanda jejak Raline kabur ke bukit lepas" ujar Fergus yang mengamati sisi hutan dengan seksama.
"Sudah, jangan berburuk sangka dulu. Apakah mungkin Raline pergi kembali ke desa?" tanya Aric. "Itu masuk akal, karena saking takutnya Raline dengan bahaya yang mengancam, ia memutuskan untuk kembali ke desa" jawab Nyla.
"Tapi kapan? Bagaimana mungkin dia kembali ke desa begitu saja di tengah malam" balas Fergus.
"Jika memang dia kembali ke desa, maka tidak ada pilihan lain. Bagaimana jika kita semua ikut kembali ke desa dan mencari Raline di sana?" saran Seraphina.
"Itu ide yang sangat bagus. Kalau begitu, ayo!" jawab Fergus dengan semangat.
Mereka berempat menyetujui saran yang diberikan Seraphina untuk kembali ke desa dan mencari Raline di sana.
Akan tetapi, Aric mengatakan bahwa lebih baik sebagian yang kembali ke desa, sebagian meneruskan menelusuri hutan hingga tiba di bukit lepas untuk mencari tempat istirahat yang bagus.
Dengan usulan Aric tersebut, Fergus dan Nyla kembali ke desa, sedangkan Aric dan Seraphina meneruskan menelusuri hutan.
Aric dan Seraphina menelusuri hutan dan menghadapi berbagai macam binatang liar yang muncul seperti ular, babi hutan.
Dengan bantuan penyembuh dari tongkat sihir Seraphina, Aric dapat bertarung dan berlari dengan maksimal. Hingga pada akhirnya Aric dan Seraphina keluar dari hutan pembatas desa dengan bukit, dan kemudian sampai di bukit lepas.
Fergus dan Nyla yang masih setengah perjalanan, menemukan sekantung emas, Fergus kemudian mengambilnya. "Nyla, bukankah ini milik Raline?" tanya Fergus.
"Ya. Tidak salah lagi, itu kantung yang digunakan oleh Raline untuk menyimpan kepingan nya" jawab Nyla. "Berarti benar Raline ada di desa, ayo!".
Fergus dan Nyla telah sampai di desa saat siang panas terik, mereka lalu bertanya tentang keberadaan Raline. Tetapi, tidak ada satupun daru warga desa yang melihat Raline kembali.
Aric dan Seraphina yang baru tiba di bukit lepas, melihat terdapat sosok menyerupai bayangan yang berdiri di depannya. Aric merinding melihat sosok tersebut, tak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi disisi lain, Aric penasaran siapa sosok tersebut
Di suatu tempat, terdapat seseorang misterius yang memandangi sesuatu yang begitu berkilau, siapa sangka kalau ternyata itu adalah kristal pusaka yang gua nya dicari oleh Aric serta teman-temannya. Akan tetapi, siapa sosok tersebut masih belum diketahui.
"Rahasia kristal ini akan menjadi sumber kekuatanku" ujar orang tersebut tersenyum jahat. "Jika aku bisa mengambil kristal ini dan mengungkap potensi nya, ada kalanya sesuatu yang begitu menarik akan terjadi padaku". "Nah. Kalau begitu... Tunggu apa lagi-".
"Hah! Apa maksudnya ini! Ini bahkan tidak bisa disentuh! Aku sudah mengulurkan tanganku, tapi rasanya itu menembus kristal ini!" orang tersebut berusaha mengambil kristal tersebut.
Akan tetapi, kristal tersebut diselimuti energi magis yang melindunginya hingga tak sembarangan orang bisa mengambil kristal itu.
...
"Hm...Jangan-jangan.." ujar Fergus dengan penasaran. "Apa kau mengetahui sesuatu, Fergus?" tanya Nyla. "Ya! Ayo kita pergi!" tegas Fergus. Fergus dan Nyla berlari kembali ke luar desa.
"Tuan, aku pinjam kuda ini. Ini biaya kepingan nya ku taruh di atas meja ini" ujar Fergus tergesa-gesa. "B..baiklah..Fergus..?".
"Kemana kita akan pergi Fergus?" tanya Nyla. "Jika kantung ini milik Raline, sedangkan dia tidak berada di desa. Jika dia secara sengaja menjatuhkannya, berarti ini ada hubungannya dengan selatan!" jawab Fergus. "Apa maksudnya?" tanya Nyla yang kebingungan.
"Dia menjadikan kantung ini sebagai umpan dengan sengaja menjatuhkannya disini, karena dia yakin bahwa kita akan berpikir dia ketakutan dan lari ke desa lalu tak sengaja menjatuhkannya".
"Tapi jika memang itu tujuannya, kenapa dia sengaja menjatuhkan kantungnya?". "Entahlah, soal itu aku kurang tahu. Tapi intinya sekarang, kita bergegas menuju selatan.
"Tunggu! Hei kau! Mau kemana kau!" teriak Aric. Sosok tersebut kemudian berlari ke arah selatan bukit tersebut hingga membuat Aric mengejarnya karena heran, Seraphina yang melihat Aric juga terpaksa mengikutinya.
"Aric, mengapa kau mengejarnya? Apakah kau kenal dia?" tanya Seraphina sambil berlari mengejar sosok tersebut.
"Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku hanya penasaran kenapa dia tiba-tiba lari, mungkin saja ada petunjuk yang dia berikan dengan mengejarnya" jawab Aric.
"Hei! Tunggu! Dengarkan pertanyaanku!" teriak Aric sambil berlari. "Sial! Sepertinya ada yang datang. Siapa!? Lebih baik aku pergi dulu dari sini" orang tersebut mengetahui akan ada yang datang, hingga ia pun bersembunyi agar tidak diketahui orang lain.
Beberapa menit berlalu, sosok tersebut berhenti di hadapan Aric dan Seraphina. Mereka berdua yang kelelahan lalu minum terlebih dahulu dari air yang disimpan di tongkat sihir Seraphina, dan menghilangkan rasa lelahnya.
"Huh...Sebenarnya apa tujuanmu membawa kami kesini!?" tanya Aric kepada sosok tersebut.
Namun, belum sempat mendapat jawaban, sosok tersebut langsung menghilang begitu saja dan sisa bayangan nya meluap ke atas ke tempat yang dimaksud sosok tersebut.
"Loh... Hilang...!? Apa-apaan ini! Tadi-". "Aric! Lihat ke atas bukit sana!" Aric yang kesal karena sosok tersebut pergi, lalu Seraphina melihat ke atas dan menemukan suatu tempat yang sangat menarik.
"I.. Itu... Itu seperti...". "Ya, terlihat seperti bangunan tua. Tapi..". "Tapi apa? Seraphina?". "Aku rasa tujuan sosok tersebut membawa kita kesini adalah apa yang berada lebih atas tempat ini..".
Aric dan Seraphina kemudian pergi ke tempat tersebut, hingga mereka tak percaya dengan apa yang mereka temukan. Yaitu gua yang selama ini mereka cari.
Fergus dan Nyla yang memutari hutan hingga ke selatan karena kuda tersebut kesusahan untuk menerobos hutan, akhirnya sampai di tujuan mereka.
"Nah. Karena ku pikir kau ini kuda yang jinak, maka segera kembalilah kepada pemilik mu" ucap Fergus dengan lembut mengelus kuda tersebut. Kuda itupun lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Fergus dan Nyla menyebrangi hutan tersebut.
Berbagai macam binatang liar ia hadapi seperti ular dan tikus. Namun, itu tidak ada apa-apanya bagi Fergus jika dibandingkan beruang yang menyerang mereka kemaren.
Fergus dan Nyla tiba di sebuah bangunan tua sama seperti yang Seraphina lihat. Tanpa pikir panjang, mereka lalu naik ke atas bangunan itu. Awalnya mereka tak melihat apa-apa dan Fergus merasakan adanya bahaya yang mengancam.
"Seraphina?" ujar Aric. "Ya? Ada apa?" balas Seraphina dan bertanya. "Apakah ini benar kristal yang selama ini kita cari?".
"Ya! Tidak salah lagi, ini memang benar, aku merasakan energi magis yang begitu besar menyelimuti kristal itu". "Kalau begitu, Seraphina, Ay-". "Tunggu! Awas!" teriak Seraphina melihat adanya serangan dari dalam.
"Sialan kau!" seseorang yang bersembunyi di dalam gua karena kedatangan orang lain, kini melancarkan serangan berupa kabut yang menghalangi pandangan mereka. Lalu orang tersebut melemparkan pisau yang menyerang Aric tanpa Aric siap mengelak.
"Celaka!".
"Awas!" Fergus tiba dengan sigap dan menangkis pisau tersebut. Seraphina lalu menggunakan sihir angin dari tongkat sihirnya dan menghalau kabut tersebut.
"Fe.. Fergus! Nyla! Kenapa kalian bisa ada disini?" tanya Aric dengan heran. "Haha, ceritanya cukup rumit, akan ku beritahu nanti" jawab Fergus.
"Jadi? Apakah yang bersinar tersebut adalah kristal pusaka?" tanya Nyla tampak kagum. "Ya! Kau benar sekali" jawab Seraphina.
Aric, Nyla, Seraphina, dan Fergus berdiri kembali bersama di dalam gua dan menunggu kabut tersebut hilang total. Ketika kabut tersebut hilang, mereka tidak menyangka sosok tersebut yang menyerang mereka.
"Ra.. Raline!?" teriak mereka semua dengan tampak bingung dan Fergus yang menunjukkan emosi.
"Ya. Ini aku, kita bertemu lagi, teman-teman, haha..." jawab Raline dengan hawa jahat menyelimuti.
......•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Kim Jinny
siapa ya kira² sosok bayangan itu
2024-03-06
1
Niswa Ach
Raline beraninya kamu menjadi org jahat..ngk takut berdosa iya
2024-03-04
0
Mr. Wilhelm
Baca dialognya aku masih bingung wkwkwkwk
2024-02-25
1