Samuel kini sampai di mansion yang sangat mewah. Dia keluar dari mobil sambil membawa barang-barang yang dibawa dari Indonesia.
"Tuan Muda, biar aku saja yang bawa," ucap Asisten papahnya.
"Ngga usah, paman. Biar aku saja. Lagian ini ngga berat sama sekali," ucap Samuel. Lalu, dia berjalan masuk ke dalam rumah.
Samuel masuk ke dalam mansion, lalu berjalan menuju ke kamar. Dia tak berlama-lama di mansion, hanya beristirahat sebentar, mandi, dan pergi menuju rumah sakit tempat mamahnya dirawat.
Amanda terus mencari keberadaan Samuel seakan-akan dia telan bumi, namun tak menemukan Samuel sama sekali.
"Samuel, apa kamu sebegitu marahnya sama aku lalu pergi tanpa aku ketahui kamu kemana?" gumam Amanda.
Samuel kini sudah sampai di rumah sakit, lalu dia menuju ruangan yang sudah diberitahu oleh papahnya.
Samuel masuk ke dalam ruangan dan melihat mamahnya terbaring sangat lemas.
"Mah, ini aku, Samuel," ucap Samuel sambil memegangi tangannya.
Samuel merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan rumah dan menyebabkan mamahnya masuk rumah sakit.
"Mah, bangun, ini aku, Samuel." Samuel terus menerus memanggil mamahnya hingga akhirnya mamahnya membuka matanya.
"Pah, mamah sudah membuka matanya," ucap Samuel kepada papahnya, dan William kemudian memanggil dokter untuk memeriksa keadaan istrinya.
Kini dokter memeriksa keadaan istri dari William, dan dokter mengatakan bahwa Yuna sudah mulai membaik.
Yuna membuka matanya, dan dirinya melihat ada sosok yang dia rindu.
"Samuel," ucap Yuna, matanya menatap ke arah Samuel.
"Iya, Mah, ada apa?" ucap Samuel lalu kembali mendekati mamahnya.
"Samuel, maafkan mamah," ucap Yuna lalu membelai wajah anaknya.
"Seharusnya aku yang meminta maaf sama mamah. Aku menyesal karena telah meninggalkan mamah," ucap Samuel.
"Samuel, mamah sangat menyayangi kamu. Tak peduli kamu bukan terlahir dari rahim mamah, tapi kamu tetap anak mamah, dan anggaplah mamah adalah mamah kandungmu."
Samuel menangis lalu meneteskan air matanya. Mana mungkin dia tidak bersedih, seorang ibu yang menjaganya dari kecil dan memberikan kasih sayang yang sangat besar.
"Samuel, jangan tinggalkan mamah lagi. Mamah sangat khawatir denganmu. Samuel, jika kamu ingin mencari orang tua kandungmu, mamah dan papah akan membantu kamu untuk mencari mereka. Tapi sebelum kamu menemukan mereka, mamah harap kamu terus menemani mamah."
"Iya, Mah. Aku pasti akan menemani mamah, dan aku tidak akan meninggalkan mamah lagi."
Samuel kini terus menjaga mamahnya. Dia tidak ingin menceritakan kepada kedua orang tuanya bahwa dirinya sudah menikah dan sebentar lagi akan bercerai.
Selama seharian, Samuel menemani mamahnya. Samuel terus bercerita agar mamahnya tidak merasa bosan.
Mendengar Samuel bercerita membuat Yuna tersenyum. Yuna sudah merasa senang jika Samuel tidak membencinya lagi.
"Mah, apa mamah mau makan?" tanya Samuel.
"Mamah nggak lapar, mamah hanya lelah. Mamah ingin istirahat," ucap Yuna lalu memejamkan matanya.
"Baiklah, Mah. Mamah istirahat, aku akan menjaga mamah di luar," ucap Samuel lalu keluar dari ruangan mamahnya.
Karena lapar, Samuel turun ke bawah untuk mencari makanan. Sesampainya di sana, Samuel membeli makanan secukupnya.
Setelah membeli makanan, Samuel kembali ke atas. Kini Samuel sudah berada di sana kembali. Dia melihat papahnya yang telah kembali dari perusahaan.
"Pah," ucap Samuel.
"Dari mana kamu?" ucap William yang melihat Samuel sambil membawa makanan.
"Aku tadi habis dari bawah, Pah. Beli makanan. Apa papah mau?" ucap Samuel.
"Tidak usah, Papah tadi sudah makan di kantor," ucap William.
"Kalau begitu, aku akan makan dulu, Pah," ucap Samuel. Lalu, dirinya pergi mencari tempat untuk makan.
Samuel makan dengan sangat lahap karena seharian dirinya tidak makan sama sekali.
Selesai makan, Samuel membuang bungkus makanannya ke tempat sampah, lalu dia berjalan ke WC untuk mencuci tangannya.
Samuel kini kembali ke ruangan tempat mamahnya dirawat.
"Pah, sebenarnya mamah sakit apa?" tanya Samuel yang penasaran kenapa tiba-tiba kondisi mamahnya drop.
"Mamah kamu baik-baik saja. Dia hanya kelelahan," ucap William. Dirinya tidak ingin anaknya tahu tentang penyakit istrinya.
Melihat ekspresi papahnya membuat Samuel penasaran.
"Apa benar mamah hanya kelelahan? Papah tidak menyembunyikan sesuatu dariku, kan?" tanya Samuel, melihat ekspresi ayahnya yang sedang terbebani.
Tapi karena tidak ingin berbicara lebih, Samuel lebih baik mencari saja sendiri tentang penyakit mamahnya.
Selama seminggu mamahnya dirawat, kini mamahnya sudah bisa kembali ke rumah.
Karena masih lemas, Yuna harus pulang menggunakan kursi roda.
Kini mereka sudah masuk ke dalam mobil. Yuna melihat ekspresi anaknya seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Sayang, kamu kenapa?" ucap Yuna pada putranya.
"Aku tidak apa-apa, Mah. Mungkin aku hanya sedikit lelah."
"Oh, kalau begitu, nanti setelah sampai di rumah kamu harus banyak istirahat."
Samuel sebenarnya tidak merasa lelah, tapi dia kecewa dengan mamahnya karena telah menyembunyikan penyakitnya padanya.
Tapi Samuel tidak ingin membuat mamahnya curiga bahwa dirinya sudah mengetahui penyakitnya.
Kini mereka bertiga telah sampai di mansion. Samuel keluar dari mobil lalu mengambil kursi roda. William mengangkat istrinya ke kursi roda.
Samuel mengikuti mereka dari belakang. Sesampainya di sana, Samuel langsung menuju ke kamarnya.
"Pah, ada apa dengan Samuel? Kenapa dia seperti itu?" ucap Yuna pada suaminya.
"Samuel udah tahu, Mah. Semuanya, Mah," ucap William.
"Tahu apa?" ucap Yuna.
"Samuel udah tahu tentang penyakit kamu, Mah. Dia mungkin merasa kecewa karena mamah menyembunyikan penyakitnya padanya," ucap William.
Yuna kaget dengan perkataan dari suaminya. Pantas saja Samuel ekspresinya sangat sedih.
"Apa, Sam, akan membenciku, Pah?" tanya Yuna dengan tatapan yang sangat sedih.
William kemudian menenangkan istrinya. Dia tidak ingin istrinya merasa sedih.
"Tenang, Mah. Aku yakin Samuel tidak akan membenci Mamah. Apa Mamah tahu, pada saat Samuel mengetahui penyakit Mamah, dia sangat khawatir."
"Pah, aku ingin ke kamar Samuel. Aku ingin berbicara dengannya."
William mengantarkan istrinya ke kamar Samuel. Sesampainya di sana, mereka mengetuk pintu.
Samuel, yang habis mandi dan berganti pakaian, mendengar ada suara ketukan pintu langsung berjalan ke sumber suara lalu membukanya.
"Mamah, Papah," ucap Samuel, melihat bahwa yang ada di depan pintu kamarnya adalah kedua orang tuanya.
"Samuel, boleh Mamah masuk?" ucap Yuna.
"Masuk aja, Mah, Pah."
Mereka berdua masuk ke dalam kamar anaknya.
"Samuel, maafkan Mamah," ucap Yuna penuh penyesalan.
"Minta maaf untuk apa, Mah?" ucap Samuel.
"Mamah minta maaf karena tidak jujur bahwa kamu bukanlah anak kandung Mamah. Dan Mamah juga minta maaf karena Mamah menyembunyikan penyakit Mamah pada kamu, karena Mamah tidak ingin kamu khawatir."
Yuna mengatakan sambil mengeluarkan air matanya, dia merasa sangat sedih jika Samuel akan membencinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
SR.Yuni
Gimana sih bukannya kamu yg usir dia...siapa yg gak marah dihina gitu...
2024-03-10
0
azizan zizan
goblok amat ini perempuan cisss... harap-harap nantinya mc tidak lagi terima itu perempuan...kalau terima memang goblok...
2024-01-26
0