Tidak lepas sejak tadi pandangan kim kepada kalea yang sibuk memberes kan pakaian basah nya, Terasa sangat perih di dalam hati membayang kan jika gadis nya ini akan pergi meninggal kan nya.
Bukan nya kalea tegar saat ini, Ia hanya mengalih kan perasaan nya saja agar tidak menangis terus. Karena jika menatap wajah kim, Hati kalea kembali terluka.
"Duduk lah sini sayang." Ajak kim menepuk sofa di sebelah nya.
"Mau makan enggak?" Tawar kalea lembut seperti biasa nya.
Kim tidak kuat lagi menahan gejolak hati nya, Ia menubruk kalea dan memeluk dengan erat. Kalea pun menyambut pelukan kim.
"Kenapa perjalanan cinta kita harus begini, Aku tidak bisa jika harus pisah darimu kalea." Bisik kim pedih.
"Lalu harus bagai mana lagi kim? Kita sudah tidak mungkin bersama." Sahut kalea.
"Ku mohon tunggu lah aku selama setahun ini kalea." Pinta kim menatap bola mata kalea yang hitam gelap.
"Akan kah aku menang ketika saingan ku adalah orang yang setiap hari bertemu dengan mu, Menghabis kan malam bersama mu! Membayang kan kalian tidur di ranjang yang sama saja sudah membuat hati ku sesak kim." Kalea gemetar menahan tangis nya.
Kim menggeleng kan kepala nya dengan cepat, Di cium nya sekilas bibir wanita yang amat di cintai nya ini.
"Aku bersumpah bahwa tidak akan pernah menyentuh nya lea! Hanya kau yang ada dalam hati ku." Ujar kim.
"Aarrrkkh, Aisshh bangsaat!"
Baru pertama kali nya kim mendengar kalea mengumpat dengan sangat marah, Vas bunga pecah karena di banting lea. Kim berusaha menenang kan lea.
"Lepas kan aku kim! Kau menghianati aku." Teriak lea meronta ronta.
"Tidak pernah lea! Cinta ku hanya untuk kamu, Tolong percaya lah sayang." Kim membujuk lea.
Tanpa memperdulikan kaki nya yang terasa sakit karena tertancap beling vas bunga, Karena sakit itu tidak ada separuh nya di banding kan dengan rasa sakit hati lea.
"Tinggal kan aku kim, Biar kan aku mencari pria lain juga." Sentak kalea.
"Kaleaaa..."
Putus asa dan juga kebingungan yang kini mereka berdua rasakan, Lea yakin jika kim pasti akan melupa kan nya karena posisi santi yang lebih tinggi dari nya.
"Harus bagai mana aku lea agar kau percaya." Kim tertunduk lesu.
"Aku juga tidak tahu harus bagai mana kim! Hanya satu yang jelas, Kau akan meninggal kan aku." Desis lea.
"Bunuh lah aku lea jika suatu hari nanti aku meninggal kan mu demi memilih santi." Sahut kim.
"Jika saja bisa, Sekarang aku ingin membunuh mu kim." Ujar kalea.
Mereka berdua terdiam dalam pikiran masing masing, Cinta lea membisik kan agar ia tetap bertahan menunggu hingga kim cerai. Namun otak nya berkata jika kim akan meninggal nya suatu hari nanti.
"Apa kau mencintai ku kim?" Tanya kalea lirih.
"Jangan tanya seberapa dalam aku mencintai mu, Andai kamu tahu seberapa banyak air mata ku jatuh karena takut kehilangan sosok mu." Jawab kim.
"Aku tidak sanggup jika membayang kan kalian bersama kim, Aku cemburu pada siapa pun yang dekat dengan mu. Apa lagi santi yang kini resmi menjadi istri mu, Rasa cemburu ini akan terus menyiksa ku karena aku tahu posisi ku akan sangat mudah tergantikan." Lirih kalea.
Kim merangsak maju memeluk lea lagi, Saat itu lah kalea baru melihat jika kaki kim mengucur kan darah akibat beling yang menanjap.
"Kaki mu terluka kim." Teriak kalea.
"Lupa kan luka ini, Berjanji lah kau tidak akan meninggal kan aku lea." Desak kim.
"Bagai mana mungkin aku tetap bersama pada suami orang!" Kalea berkata pedih.
"Jangan menyiksa ku dengan kata itu lea! Aku tidak ingin menjadi suami siapa pun kecuali dirimu." Teriak kim.
Sama sekali tidak ada tanggapan lagi dari lea, Malah kalea mengambil beling yang pecahan nya besar dan memasukan kedalam tong sampah.
"Jawab aku lea." Kim menatap kalea.
"Pergi dari situ kim, Biar ku bersih kan pecahan itu." Suruh lea.
"Aku tidak mau! Kecuali kau mengucap kan janji itu." Seru kim.
"Terserah kau saja kim." Ujar lea tidak peduli.
Karena lea memang sama sekali tidak bergeming, Kim nekad mengambil pecahan vas dan menoreh leher nya hingga mulai mengeluar kan darah.
"Apa apaan kau kim?!" Teriak lea ingin merampas kaca.
"Kenapa kau peduli? Biar kan saja aku mati." Kekeh kim.
"Lepas kim! Jangan gila." Teriak lea lagi ketakutan.
"Aku memang akan gila jika kau tinggal kan lea! Biar kan saja aku mati." Sentak kim.
Kepala lea terasa berputar sangking pusing nya menghadapi masalah yang ada, Terduduk lemas ia di lantai keramik yang dingin.
"Berikan padaku, Biar ku obati luka mu ya." Bujuk kalea lembut.
"Tidak mau! Biar kan saja aku mati." Tolak kim.
"Kena beling di kaki tidak akan mati kim, Ayo lah jangan membuat ku tambah pusing." Kesal kalea.
"Kenapa malah marah padaku lea?" Kim bertanya pelan.
"Karena kau bodoh! Astaga kepala ku sakit sekali." Keluh kalea.
Akhir nya kim mau bangkit dan duduk di ranjang, Kalea berjongkok untuk mengambil pecahan vas tersebut. Senyum kim terukir karena mengamati wajah cantik kekasih nya.
"Untung tidak dalam, Jangan kena air ya." Peringat kalea usai membungkus kaki kim dengan perban.
"Aku tidak akan pulang, Tidak usah mengusir ku." Kim cepat berbaring.
Padahal lea memang tidak akan menyuruh nya pulang, Kalea jadi tersenyum sendiri dengan tingkah kim.
"Mau kemana?!" Teriak kim ketika lea pergi.
"Toilet."
Ponsel kim terus berdering tertulis nama betina gatal, Kim menamai nomor santi dengan nama tersebut. Ia mematikan nya agar tidak terganggu.
"Sini sayang." Kim menepuk sisi ranjang.
Kalea berbaring memunggungi kim, Tidak sanggup melihat wajah tampan itu yang sekarang menjadi milik orang.
"Kimm..."
Terpekik kalea ketika tangan kim menyusup kedalam piyama dan memencet nya, Cepat kalea berbalik menghadap pria ini.
"Lihat lah tangan mu yang sangat usil ini, Kau pikir aku tidak membayang kan jika kau melakukan hal ini pada nya juga." Kesal kalea dengan mata mendung.
"Aku hanya milik mu lea, Begitu juga dengan mu." Bisik kim.
Kalea tidak bisa menjawab ucapan kim karena bibir nya sudah habis di lahap oleh pria ini, Tangan kim juga bekerja hingga kalea hanya bisa pasrah.
"Jangan tinggal kan aku lea." Bisik kim di tengah kegiatan mereka.
"Bukan nya aku yang harus di tinggal kan kim?" Tanya kalea terengah engah.
"Sshhh akhhh."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments