Kembali Masa Lalu Dengan Sistem
Kamar yang berada di lantai dua terlihat sangat sunyi dan gelap. Satu-satunya sumber cahaya hanyalah lampu berwarna merah yang tergantung di langit-langit.
Erangan nikmat yang intens terdengar hingga luar kamar, menjadi bukti bahwa seseorang sedang menjalin hubungan suami istri.
Adit, berdiri di depan pintu dengan napas tersangkut di tenggorokan, wajahnya berkeringat dingin tanpa henti.
Bagaimana bisa ini terjadi? Hari ini adalah ulang tahun pacarnya, Sarah, dia datang demi merayakan hari ulang tahun tersebut. Namun pemandangan ini berhasil membuat kecewa.
Adit tadi sangat gembira mendengar kabar ulang tahun sang pacar bahkan dia sudah membawa sepotong kue ulang tahun yang terbungkus rapi di tangan kanannya.
"Ah~ Jangan bermain terlalu Agresif Mas!" Suara perempuan di dalam terdengar sangat jelas. Adit sangat mengenali pemilik suara ini, dia tidak lain adalah Sarah.
"Hahaha, Sarah kamu memang yang terbaik, kita sudah bermain cukup lama."
"Mas.. Mas! Nikmat.."
"Sarah apa kamu yakin dengan ini? Bagaimana jika si bodoh itu datang?" tanya sosok pria yang suaranya tidak dikenal oleh Adit.
"Ak.. aku tidak peduli dengan si miskin itu!"
"Hahahaha, lebih baik kamu melupakan dia dan menjadi wanitaku! Dia sudah miskin, bodoh. Aku ratusan kali lebih bagus dan milikku juga lebih memuaskan!"
"Iya mas, sebenarnya aku sudah muak dengan Adit. Dia sangatlah tidak berguna! Jelek, miskin, dan tidak pernah memuaskanku! Karena itulah hari ini aku mengundangmu mas. Aku mencintaimu!"
Kedua sosok pemuda dan pemudi itu makin bermesraan, suara mereka semakin tinggi.
"Sarah kenapa kamu melakukan ini?" Air mata mengalir melalui pandangan Adit dia sudah mengorbankan banyak hal untuk Sarah, tapi ini hasil yang dia dapat?
Mengatupkan gigi Adit membuka pintu dengan penuh emosi.
"Apa yang kalian lakukan!? Sarah jelaskan ini?" teriak Adit ketika dia membuka pintu.
Namun bukannya menjawab kedua orang itu malah memasang wajah bodoh seolah tidak peduli dengan keberadaan Adit.
Bahkan sang pacar tidak memberi penjelasan.
"Sarah jangan diam saja dan jelaskan!"
Adit mengepalkan kedua tangannya, berusaha sekuat tenaga agar tidak melayangkan pukulan ke wajah gadis jal*ng itu.
Meskipun perilaku sangat busuk, bagi Adit. Sarah tetap wanita, tidak baik bermain fisik dengan wanita.
lelaki yang meniduri Sarah berdiri lalu mengangkat tubuhnya yang tanpa sehelai kain "Kamu masih bertanya kenapa? Jawaban sudah sangat jelas. Itu karena kamu tidak bisa membahagiakan Sarah!"
"Itu benar." Sarah menganggukan kepala, lalu menatap jijik ke Adit. "Aku minta kita putus! Kamu sangat miskin dan tidak pernah bisa memanjakanku! Aku lebih baik bersama Mas Naufal daripada dengan kamu yang miskin!" ucap Sarah tanpa rasa bersalah.
Seperti petir, ucapan itu sangat menyakitkan bagi Adit.
Sarah berjalan dengan penuh emosi dia menghentakkan kaki dan mendorong Adit yang menghalangi jalannya.
"Minggir!"
Adit hilang keseimbangan dan terjatuh, kue yang dibawa juga menjadi hancur karena jatuh. Dia mengigit bibirnya karena emosi yang berkecamuk di hati.
"Lihat itu? Kamu sudah dibuang dasar sampah tidak berguna, tapi tidak perlu khawatir karena aku akan membuat wanitamu bahagia," ucap Naufal sebelum pergi dari kamar itu.
-Brak
Pintu kamar Sarah ditutup dengan sangat kasar. Kini yang berada di sini hanyalah Adit sendiri.
Adit menatap kue ulang tahun yang hancur, pupus sudah harapannya untuk bersenang-senang malam ini.
Padahal Adit sudah menanti-nanti hari ini. Dia sudah bersimulasi dan membayangkan senyuman dari Sarah.
Tapi kenapa hal ini terjadi?
"Sial!"
Merasa kecewa dengan diri sendiri Adit memukul lantai dan berteriak.
Selama hidup ini Adit merasa bahwa tidak ada namanya keadilan.
Di sekolah dia terus di-bully, mereka menghina Adit yang berlatar belakang keluarga kurang mampu dan terkenal bodoh dikelas.
Tidak berhenti disitu, penderitaan Adit makin bertambah semenjak kedua orang tuanya dilarikan di rumah sakit dan berakhir meninggal.
Adit tanpa kedua orang tua terus berusaha hidup mandiri saat sekolah. Memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja sebagai penjaga mini market.
Meskipun terbilang tidak mempunyai penghasilan yang besar, Adit tetap bersyukur dengan pekerjaan yang dia punya.
Setidaknya dia bisa mengisi perut.
***
Malam hari, saat tengah malam.
Adit menjaga mini market, namun apa yang terjadi dengan Sarah masih terekam di otaknya. Dia tidak bisa bekerja dengan baik untuk hari ini.
Bahkan dia sudah mengacau dengan memberikan kembalian dengan nominal yang salah berkali-kali, jika manajer pemilik mini market tahu mungkin dia sudah di pecat.
"Hah," Adit menghela nafas. Hari makin gelap dan kantung matanya semakin tebal.
Seseorang memasuki minimarket dia adalah pria dengan jaket tebal dan tampak mencurigakan, tapi karena banyak pikiran Adit jadi tidak peduli.
Pria dengan jaket tebal menengok kanan dan kiri, mini market sangat sepi, hanya ada satu penjaga dan penjaga itu tampak tidak fokus.
Ini adalah waktu yang tepat untuk melancarkan aksi.
'Waktunya mencuri' batin pria itu tersenyum.
Dengan perlahan dia mengambil barang-barang mahal agar masuk di kantung jaketnya, tapi Adit akhirnya sadar bahwa ada orang yang ingin mencuri sesuatu.
"Hei berhenti!" teriak Adit membuat pria itu bergidik kaget.
"Sialan!" Pria itu berlari dengan tangan masih membawa barang-barang hasil curian.
Sebagai penjaga mini market tentu Adit tidak membiarkan lari begitu saja.
"Tunggu!"
Adit mengejar hingga keluar mini market. Melewati beberapa jalan raya. Kampung. Dan masuk gang yang panjang.
"Hei maling tunggu!" teriak Adit, dia terus mengejar tanpa kenal lelah.
Langkah-langkah kaki pencuri itu berhenti karena jalan buntu, tidak ada tempat pelarian.
"Menyerahlah pencuri! Tidak ada jalan kabur."
Pria itu tersenyum dan mengambil sesuatu dari sakunya, muncul sebilah pisau tajam dari saku dan kini pria itu menatap Adit seperti ingin membunuh.
"Yang harus menyerah adalah kamu!"
Suasana menjadi berubah, awalnya Adit tampak percaya diri tapi sekarang dia berubah menjadi gemetaran karena ketakutan melihat pisau tajam di tangan pencuri.
-Jleb
Perut Adit serasa dingin dan mati rasa, ketika matanya menatap ke bawah. Darah telah berjatuhan, sosok pria itu menusuk perut Adit dengan pisau.
"Arh!" Mengigit bibir, Adit menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Hahahaha~ inilah akibat jika menggangguku. Adit!"
Bagaimana dia bisa tahu namaku? Adit berpikir beberapa saat dan kedua bola matanya terbuka lebar, dia menyadari satu hal.
"Suara ini... Kamu Naufal?"
Sosok pria berjaket tebal yang ternyata Naufal tersenyum sinis. "Itu benar, karena kamu adalah mantan Sarah, pasti kedepannya kamu akan menganggu. Jadi aku ingin memberi pelajaran ke kamu.
Awalnya aku ingin mencuri barang dan membuat kamu dipecat dari pekerjaan. Tapi sungguh diluar dugaan, kamu malah mengejarku sampai disini! Jadi aku bisa membunuhmu secara langsung."
"Uhuk.." darah muncul saat Adit batuk. Pemuda itu berjalan terjatuh dengan meremas perut yang penuh oleh darah.
"Selamat tinggal kawan, hahahaha~"
Melihat Adit yang sudah tidak punya masa depan untuk hidup, Naufal tertawa keras. Dia merasa bahwa ini adalah kemenangan.
'Tuhan apakah kamu membenciku? Kenapa hal buruk terus terjadi? Kehidupan sekolahku berantakan, kedua orang tuaku meninggal karena penyakit, kekasihku selingkuh, dan aku sekarang mati dengan kondisi konyol seperti ini? Jangan bercanda.' pikir Adit,menatap Naufal yang semakin jauh.
Sedikit demi sedikit pandangan Adit menjadi kabur, tubuhnya diselimuti oleh rasa dingin yang luar biasa.
Butuh beberapa detik lagi sebelum Adit menghembuskan nafas terakhir.
Ketika kedua matanya hampir tertutup selamanya. Sebuah suara mekanis robot seperti perempuan bergema di kepala Adit.
[Ding! Selamat anda mendapatkan sistem: Pengubah takdir]
[Apakah anda ingin mengubah takdir anda?]
[Ya]/[Tidak]
...----------------...
Promosi novel Baru
Reina Amelia merupakan pembunuh bayaran terkenal dan ditakuti, dengan kode name Levy five. Sebut nama itu dan semua orang akan bergidik ngeri , tapi mati karena menerima pengkhianatan dan gagal misi.
Namun, Alih-alih beristirahat dengan tenang di alam baka, jiwa Reina malah masuk ke tubuh seorang siswi bernama Luna Wijaya yang merupakan siswi sangat lemah, bodoh, jelek, dan menjadi korban bullying di sekolah.
Luna Wijaya, yang kini dihuni oleh jiwa pembunuh bayaran, harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kehidupan sekolah yang keras hingga mencari cara untuk membalas dendam kepada keluarga dragon!
“Persiapkan diri kalian … pembalasan dendamku akan dimulai!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
GS 1-16-5
gw jadi ragu bisa gak ya bikin bahagia wanita kalo dah nikah? karena bikin bahagia keluarga aja belum malah jadi beban bagi mereka..
2023-12-05
6
GS 1-16-5
andai aja si adit bawa pistol dan nyuruh denis bayangin di depanya sedang terjadi sebuah kejahatan dan denis ngayal jadi pahlawan./Hey/
2023-12-05
2
Halik Widoyo
seru nih kayaknya
2023-12-04
1