"Ha..haii" Zhia canggung melambaikan tanngannya dan tersenyum seolah dipaksakan. "A...aku, tidak me...melihat anda, sungguh".
Wajah tampan itu tidak begitu jelas karena pencahayaan lampu yang tidak begitu terang, Zhia yang sedang memegang kamera pun terlihat sangat gemetar, rasanya saat ini dia ingin menghilang saja dari sana.. Ya Tuhan tolooong..
Vano menatap tajam ke arah Zhia, tatapan dingin yang seolah ingin menerkam Zhia, meski cahaya lampu tak begitu terang, namun Vano masih bisa melihat wajah Zhia, nampak Vano mengernyit kan matannya.
"Cepat hapus" ucap dingin pria itu.
Zhia terbelalak, menelan ludah kasar saat mendengar suara tegas penuh penekanan dari pria yang ada didepannya ini.
"Haahh, Kau tau dari tadi aku disini, Tuan?" tanya Zhia gugup.
Vano hanya diam, tatapannya tak sedikitpun beralih dari wajah Zhia.
"Jadi, kalau aku gak ada disini, mungkin anda sudah kuda-kudaan sama Windi, iya kan" ucap Zhia sambil tersenyum meledek.
Vano terkejut mendengar ucapan Zhia yang nampak berani.
"............" Vano hanya diam tak membalas.
" Benar kan Tuan" Zhia mendekati dan berdiri disisi Vano "Aku suka melihat gaya mu Tuan, tadi anda terlihat tenang, aku kira tidak tau kalau aku sudah merekammu, ternyata diam-diam anda tau dan akhirnya takut" ucap Zhia santai.
"Ada sesuatu yang salah dengan logikamu, nona" sarkas Vano bernada dingin "Aku tidak punya hak untuk menjelaskan padamu"
Sebenarnya Zhia tidak ingin menghapus rekaman ini, karena ini untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan juga untuk bisa menjadikannya sebagai karyawan tetap diperusahaan itu.
Kalau sampai dihapus, Zhia pasti harus lebih berusaha lagi untuk mencari sumber berita yang menjanjikan, supaya dia bisa menjadi karyawan tetap dan uang makannya tetap bertahan.
Zhia merasa kalau pria dingin didepannya ini memiliki aura penindasan yang kuat, Zhia merasa ketakutan, apalagi saat ini Zhia tidak bisa melihat jelas wajah pria tersebut.
"Tuan Vano, mari kita bicara baik-baik, didalam rekaman ini , anda tidak melakukan apa-apa pada Windi, selain berteriak penolakan anda juga hanya diam tidak merespon perlakuan Windi, anda baik sekali Tuan, jadi percayakan rekaman ini padaku, supaya aku bisa jadi karyawan tetap dan bisa bertahan untuk hidup"
Vano megernyit "Kau masih magang?"
"Iya" Zhia mengangguk
Vano menatap lekat wanita yang berdiri didepannya, meskipun keadaan gelap namun Vano bisa melihat penampilan seorang wanita muda cantik, mata indah, bulu mata panjang lentik, hidung mancung dan bibir tipis merah cerry .
"Pemimpin redaksi mengatakan, jika aku bisa mendapatkan berita pekan ini, maka aku bisa menjadi karyawan tetap diperusahaan ini, jadi aku benar-benar membutuhkan berita ini Tuan, boleh kan ?" Ucap Zhia memohon penuh harap.
"Kenapa aku harus menurutimu, itu bukan urusanku" ucap Vano masih tetap dingin.
Sungguh tak mudah bagi Zhia merayu pria ini, namun akan tetap berusaha untuk meyakinkannya supaya mau mengabulkan permintaan Zhia.
Dengan penuh harapan pada Vano, Zhia pun mencoba merayu Vano.
"Tuan Vano, anda tau kan kalau didalam rekaman itu tidak ada adegan memalukan, yang ada malah anda terlihat tampan berwibawa, anggap saja anda sedang melakukan kebaikan, aku mohon padamu Tuan" ucap Zhia sambil melipatkan kedua tangan didadanya.
"Berbuat baik? Pada siapa" Vano tersenyum miring dan menyipiykan matanya "Padamu, seorang wartawan yang tidak bermoral"
"Siapa yang tidak bermoral?" Zhia sedikit cemas "Aku tidak merekam anda telanjang Tuan, anda bisa lihat sendiri,, anda berkontribusi sebuah gosip, maka anda telah memberi makan keluargaku, selain itu, anda tidak akan terlihat buruk di mata masyarakan, iya kan" permohonan panjang lebar dari Zhia sampai matanya berkaca-kaca.
"Jangan membual" mata kilat kemarahan Vano tampak jelas "Hapus foto dan video itu, sekarang juga"
"Tidak" Zhia menggeleng cepat.
Mata Vano menyipit bagian bawahnya bergetar menahan emosi, Vano sungguh tidak suka menghadapj perempuan keras kepala seperti Zhia.
"Aku akan bantu untuk menghapusnya" dengan itu Vano langsung mengulurkan tangannya untuk meraih kamera yang bergantung dileher Zhia
"Jangan sentuh aku" dengan cepat Zhia melindungi kameranya, dan langsung menyembunyikan dalam pelukannya.
Tidak ada kata menyerah bagi Vano, dengan cepat dia kembali meraih kamera berusaha merebut dari pekukan Zhia, namun naas, yang didapat bukan kamera melainkan sesuatu yang menonjol didada Zhia.
"Aawwhh... dasar mesum, kurang ajarr, brengsek" Zhia sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Vano
Vano mencicit, mengerutkan dahi, tampak kilatan aneh diwajahnya "Aku tidak suka kata-kata itu"
"Anda mengambil kesempatan dalam kesempitan, mencari keuntungan" ucap Zhia dengan wajah malu merah hingga ketelinga, namun sialnya Vano tidak melepas tangannya dari dada Zhia.
Dengan cepat Zhia menepis kasar tangan pria itu.
"Aku tidak mengambil keuntungan darimu" Vano bersuara berat dan masih belum melepaskan tangannya "Hanya sedikit tidak sengaja"
Benar, itu memang tidak sengaja, yang tadinya Vano ingin mengambil kamera Zhia, namun secara tidak sengaja, tangannya malah nyasar.
Vano merasakan hal aneh ketika tangannya menyentuh benda kramat Zhia, ada perasaan yang pernah dia rasakan saat dengan seorang wanita beberapa tahun yang lalu, menenangkan bahkan tidak merasa jijik sama sekali, biasanya kalau dia bersentuhan dengan wanita lain, hal jijik selalu dia rasakan .
"Lepaskan" teriak Zhia.
Zhia sedih dan marah ketika ada pria yang berani berbuat demikian padanya.
"Anda benar-benar tidak tau malu, dasar brandal brengsek"
Vano mengerutkan alisnya, diwajahnya menampakan keraguan dan juga merasa malu.
Wanita ini benar-benar membuat tubuhnya terasa berbeda dari sebelumnya, tubuhnya terasa terkunci, ada rasa yang sulit diartikan.
Vano tidak membenci wanita, namun Vano belum menemukan wanita yang tidak membuatnya jijik seperti saat ini.
Mata elangnya menyapu wajah Zhia dalam keadaan gelap, tidak begitu jelas , hatinya sangat ingin sekali melihat wajah Zhia dengan jelas.
"Haiss.." Zhia mencakar lengan pria itu hingga kuku-kukunya mencengkram, dengan cepat Vano menarik tangannya karena merasa sedikit perih
Wajah Zhia memerah "Anda ingin kamera ini bukan? Ambilah, perbuatan anda sangat menyebalkan" Zhia benar-benar emosi.
"Maaf"
Zhia seketika bengong dan semakin murka "Setelah berbuat mesum, lalu minta maaf?"
"Baiklah, aku minta maaf tadi tidak sengaja"
"Payah sekali"
"Aku akan memberimu pekerjaan untukmu"
"Pekerjaan apa?"
"Temani aku selama satu malam, maka aku akn bantu kamu menjadi karyawan tetap, bagaimana mau kan?"
"Hah"
Bersambung.....
Semoga menghibur ya, di tunggu kritik dan sarannya, maaf baru pertama kali curat coret, makanya masih banyak yang berantakan.
Jangan lupa Like dan komennya ya, biar aku tambah semangat
Sampai jumpa di bab selanjutnya yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
d.stywn
what the hell/Facepalm/
2023-11-11
0
ɑׁׅꪱׁׁׁׅׅit𖤐~น่ารัก
sama2 kaget kita Zhia 🤣😭😱
2023-10-14
2
ɑׁׅꪱׁׁׁׅׅit𖤐~น่ารัก
hah hah hah hah hah??!!! what si vano langsung ke intinya cuks🤣🤣😭😱🤭
2023-10-14
3