Dua bulan kemudian
Di sebuah Rumah Sakit tepatnya di ruang dokter.
Zhia berbaring di atas tempat tidur yang ada di ruangan pemeriksaan dokter tersebut.
"Apa ada keluhan, Ibu Zhia ?Selama ini apa yang Anda rasakan Bu ?" ucap dokter yang sedang memeriksa Zhia.
"Iya dok, beberapa hari ini, saya merasakan sedikit pusing, dan mualmual, terus susah makan kalaupun mencium bau masakan perut saya langsung mual dan muntah dok" ucap Zhia, menjelaskan keluhan yang dirasakan beberapa hari ini ke belakang.
"Kalau boleh saya tahu hari mens terakhir Ibu Zhia kapan ya Bu ?" ucap dokter setelah selesai pemeriksaan pada Zhia.
Zhia mengernyitkan keningnya seolah dia sedang mengingat kapan haid terakhirnya.
"Saya lupa dok, kalau tidak salah mungkin sekitar lima minggu yang lalu " ucap Zhia sambil bangun duduk di ranjang, memperbaiki baju setelah diperiksa dokter.
Lalu dokter itu duduk di meja kerjanya sambil mengisi rekam medis milik Zhia.
"Baiklah Ibu Zhia, kemungkinan besar Ibu Zhia saat ini sedang hamil, itupun baru perkiraan saya kalau ingin lebih tahu yang sebenarnya, Ibu Zhia bisa datang ke dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut ya Bu " bagai dihantam ribuan ton karung beras Zhia sangat terkejut dengan ucapan dokter itu.
Jantungnya berdebar lebih kencang , hatinya hancur berkeping keping, mengingat saat ini dirinya tengah mengandung yang entah siapa bapaknya.
"Dan ini saya tuliskan beberapa obat dan vitamin ya Bu semoga ibu lekas sehat" ucap dokter sambil memberikan resep obat kepada Zhia.
Jangan ditanya saat ini pikiran Zhia bagaimana, pokoknya ngeblank gelap gulita.
"Baiklah Dok, kalau begitu, saya permisi, terima kasih banyak ya dok" ucap Zhia berdiri lalu keluar dari ruangan pemeriksaan.
Sepanjang jalan menuju pulang, Zhia hanya melamun , memikirkan nasib kedepannya bagai mana, bagai mana cara dia menghadap kedua orang tuanya, huuhhff sangat membingunkan.
Zhia ingat ucapan dokter tadi, baru kemungkinan dia hamil, belum tentu kan kalau Zhia hamil, secara melakukan gituannya hanya sekali itupun dalam keadaan tidak ingat apapun.
Awalnya Zhia mau pulang kerumahnya, entah kenapa malah berbalik kembali, niatnya saat ini adalah mengunjungi dokter kandungan, huhh, bagaimanapun Zhia harus tahu hamil atau tidak.
******
Setelah tiba di klinik dokter kandungan, Zhia langsung mendaftar lalu menunggu dipanggil diruangan tunggu.
Disana ada beberapa pasien yang sama sedang menunggu panggilan , ada yang hamilnya sudah besar, ada juga yang mau melahirkan, nampak Zhia melihat seorang wanita yang perutnya sudah besar bersandar dipundak seorang pria, mungkin itu suaminya ya, mana mungkin kalau tukang ojek, mengingat dirinya, jangankan suami, tukang ojekpun tak ada, jika pun hamil Zhia gak tau siapa bapaknya.. Yaa Tuhan, rungkad sitii.
Tak lama kini giliran Zhia yang dipanggil, dia beranjak dari duduknya lalu masuk mengikuti suster yang memanggilnya, setelah masuk kedalam ruangan, Zhia dipersilahkan berbaring diblangkar pemeriksaan.
"Halo Bu.. Bu Zhia Syakilla, apa yang ibu rasakan saat ini bu ? Apa ibu sendirian datang kesini ?" tanya dokter sambil membuka buku diary kehamilan atas namanya yang tadi diberikan diruang pendaftaran.
"Iya bu, akhir akhir ini saya, sering pusing dan mual mual, apalagi kalau pagi bu kadang sampai muntah muntah" jawab Zhia sedikit tegang dan resah.
Dokter itu pun memulai periksa perut dan yang lainnya.
"Ibu harus test urin ya bu, mau ya ? Supaya saya bisa mendeteksi keadaan ibu" ucap dokter sambil berjalan menuju lemari untuk mengambil alat tes kehamilan.
"Baiklah, ibu silahkan kekamar mandi, air pipisnya di tampung di sini, lalu alat tesnya dicelupin dan tunggu beberapa menit untuk melihat hasilnya, silahkan disitu toiletnya bu" perintah dokter pada Zhia.
Zhia semakin tegang dan degdegan, 'Ya Tuhan, kok gini amat ya nasibku' bantinnya.
Zhia berdiri dan mengambil tempat urin juga yes kehamilan itu, lalu masuk kedalam toilet.
Beberapa saat kemudian Zhia masih didalam toilet, tak sedikitpun dia melihat alat yang sudah beberapa menit itu dibiarkan di urinnya, Zhia langsung mengambil tanpa melihat benda itu dan berlalu keluar menghampiri dokter kembali.
"Gimana bu Zhia hasilnya ?" tanya dokter.
"Gak tahu bu, saya gak ngerti hasilnya" jawab Zhia pura pura polos.
"Oke, biar saya lihat.... Wahhh, selamat bu, anda sedang hamil bu" ucap dokter ketika melihat alat test milik Zhia
Sontak mata Zhia membulat kaget, keringat bercucuran dari seluruh lubang, pikirannya kosong, 'Ya Tuhan bagai mana ini' batinnya.
"Apa dok, sa-saya ha-hamil dok " tanyanya terbata.
"Iya bu selamat ya, kalau ibu mau lebih yakin lagi kita bisa lalukan USG bu, nanti ibu bisa lihat kondisi janinnya"
"Ba-baiklah dok"
Zhia kembali membaringkan tubuhnya diatas blangkar tadi.
Lalu sang dokter membuka pakaian bagian perut Zhia dan mengolesi perut Zhia lalu memeriksanya, tak lepas pandangan Zhia melihat kearah layar monitor yang memperlihatkan gambar gambar yang tak dimengerti Zhia, dokter itu pun menjelaskan.
"Nah, lihat bu, itu janin ibu yang ada didalam sini, wahh, dilayar terlihata ada dua kantung janin bu, janinnya pun sehat sehat bu, diperkirakan usianya baru mau tujuh minggu, selamat ya bu, anda hamil bayi kembar" ucap dokter tersanyum lembut.
Zhia yang mendengar ucapan dokterpun terkejut, entah bahagia atau sedih dirinya saat ini, hamil kembar ?
"Selamat ya bu atas kehamilannya, semoga ibu sehat juga caln babynya, ini sebuah kabar yang menggembirakan untuk ibu dan suami, semoga pemeriksaan selanjutnya suami ibu bisa melihat calon bayinya dilayar monitor tadi, pasti dia akan senang bu" ucap dokter yang membingungkan bagi Zhia.
Zhia diam tanpa tanpa berniat menjawab ucapan dokter, apa yang harus dia katakan, suami ? Bori boro suami, lihat bentuk wujud orangnya pun Zhia gak pernah lihat.
Setelah berpamitan pada dokter untuk pulang Zhia pun berniat segera pulang kerumahnya membawa hasil test kehamilannya, sepanjang perjalanan pulang, tak henti hentinya berpikir, bagai mana kedepannya nanti, harus cari kemana bapak sijabang bayi ini.
OMG Zhia.. Kenapa bisa hamil, kembar pula.
Kepalanya bertambah pusing dan sakit.
Setelah sampai di depan rumah Zhia membuka pintu untuk masuk ke dalam rumahnya. Setelah masuk dia tidak sengaja melihat kakaknya yang sedang melihat gaun pengantin di sofa yang ada di ruangan keluarga .
Mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya ,
Luna menoleh dan melihat ke arah Zhia , terlihat raut wajah sang adik begitu murung tak bersemangat , seketika tampak wajah Luna yang terlihat gugup menegang.
"Kamu sudah pulang Zhi ?" tanya Luna gugup.
Sejak kejadian itu, bila bertemu Zhia kecanggungan Luna mendadak hadir, rasa bersalahnya kian menggunung.
Zhia melihat sebuah gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah bertaburan mutiara yang tersusun rapi dipegang oleh sang kakak, Zhia sudah tau rencana sang kakak yang akan menikah dengan kekasih delapan jamnya Zhia, siapa lagi kalau bukan Edgar.
Kak Luna dan Edgar akan menikah !! Takdir macam apa ini.
Hatinya sakit, sedih gak ketinggalan juga kecewa ada disana, gak tau lagi ngapain mereka.
"Eh, iya kak baru aja, gaun pengantinnya cantik sekali kak, cocok buat kakak terlihat mewah"
Luna tersenyum kaku, mungkin kalau Luna menikah bukan dengan Edgar, tentunya dia tidak akan secanggung ini terhadap sang adik, tetasa gak enak hati mau jawab apapun soal oernikahannya, takutnya membuat Zhia semakin merasa sakit hati dan sedih, mau bagai mana lagi, keadaan yang membuat Luna harus menerima pernikahan ini.
Gaun pengantin itu diketakannya diatas sofa, lalu menghampiri Zhia dan memegang tangan Zhia.
"Zhi, kakak benar benar minta maaf sama kamu, ini bukan kemauan kakak Zhi, kakak gak kepikiran sedikit pun untuk menyakiti hati kamu Zhi"
Zhia menggelengkan kepalanya merengkuh tubuh kakaknya.
"Aku sudah memaafkan kakak sejak dari kejadian itu, jangan terus merasa bersalah kak, ini semua sudah jadi takdir Tuhan, kalian akan menikah, semoga kakak bahagia bersamanya," ucap Zhia sambil memperlihatkan senyum sehangat mungkin.
Meskipun Zhia tersenyum hangat pada sang kakak seolah tidak ada luka dihatinya, namun sebenarnya hatinya saat ini sangat sakit yang tak bisa dijabarkan dengan kata kata.
Pada akhirnya, pria yang sejak masa sekolah di incarnya dan baru jadian selama kurang lebih delapan jam itu akan menikah dengan kakak yang sangat dia sayangi. Beuuhh apa apaan hidup ini.
Kekasih pujaan sebentar lagi akan menjadi kakak ipar, lalu Zhia hamil anak kembar yang gak tahu bapaknya entah siapa.
Tapi tetap saja Zhi, kakak selamanya akan merasa sangat bersalah sama kamu Zhi " ucap Luna yang tak melepaskan genggamannya ditangan Zhia.
"Gak papa kak, jangan merasa terbebani, aku baik baik saja kok kak, lagian perasaan aku pada Edgar biasa biasa saja gak terlalu dalam kok" bohong sangat bohong kalau Zhia bicara soal perasaannya biasa biasa saja pada Edgar.
"Oh iya kak, aku kekamar dulu ya, mau istirahat dulu" tanpa menunggubjawaban sang kakak, Zhia pun berlalu oergi kekamarnya.
Setibanya dikamar, Zhia melihat sekeliling ruangan kamarnya nampak bersih dan rapih.
Zhia buka laci laci clingak clinguk mencari sesuatu, semua barang dibuka, namun yang dicari gak ada entah kemana.
Dia berjalan menghampiri kakaknya dan bertanya.
"Kak, siapa yang beresin kamar aku ?"
"Kakak Zhi, habisnya kamar gadis kok kaya kapal pecah gitu"
"Lalu, apa kakak melihat kertas putih yang ada catatanya, aku lupa naronya ?"
"Oh itu, kertas yang kaya ada darahnya ?"
"Hmm, iya itu, dimana kak"
"Memangnya itu catatan apa Zhi, penting ya, soalnya kakak buang, kirain sampah"
Zhia memejamkan mata sejenak, diam tanpa bicara lagi. Setelah itu melangkah setengah berlari kearah pintu keluar rumah.
"Zhia tunggu, kamu mau kemana ? Tanya Luna panik.
"Perumahan "
"......"
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
yg bener itu kakaknya namanya Luna atau Tania kak?
2023-11-03
0
Dhek Ailyne
luna apa tania sih🤨
2023-10-30
0
ɑׁׅꪱׁׁׁׅׅit𖤐~น่ารัก
terakhir² nya pasti juga tau tuh, kyk di komik etdh dah aku pembaca setia komik/Facepalm/
2023-10-14
3