Episode 5

Malam harinya, Y/N pulang di antar Martin dan juga, Kiara.

"Terimakasih ya buat hari ini, kalian hati-hati di jalan."

"Dan lo Martin, si Kiara tolong langsung lo antarin ke rumahnya ya, jangan lo belokin kemana-mana dulu, awas ya kalau lo berani macam-macam sama dia." Ucap Y/N yang sudah lebih dulu turun dari dalam mobil, Martin.

"Iya iya, aman deh kalau sama aku, kamu tenang saja." Jawab Martin.

"Bye, Y/N." Ucap Kiara sembari melambaikan tangannya dari dalam mobil yang mulai berjalan, dan di balas Y/N dengan lambaian tangan juga, sembari ia melangkah masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu, di dalam rumah, Jayden terus menunggu kepulangan Y/N dengan kesal sembari duduk gelisah di ruang tamu yang gelap tanpa satu pun cahaya lampu yang meneranginya.

"Jam segini kau baru pulang, dari mana ?" Tanya Jayden ketika melihat Y/N yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Astaga." Ucap Y/N yang kaget saat ia menghidupkan lampu di dalam rumah itu.

"Kau sudah pulang ? Kenapa kau tidak menghidupkan lampunya ?" Tanya Y/N lagi.

"Jangan balik bertanya, jawab aku !!" Ucap Jay dengan dingin.

"Bukan urusanmu." Jawab Y/N tidak kalah dinginnya.

"Apa pantas seorang istri jam segini baru pulang ke rumah, dan lagi di antar dengan seorang lelaki yang bukan suaminya." Ucap Jayden lagi.

"Ini baru jam tujuh malam, lagi pula selain Martin, aku juga pergi bersama dengan, Kiara."

"Jadi, haruskah aku membalik semua pertanyaanmu itu menjadi mengapa kau terlalu mengurusi hidupku padahal aku saja tidak pernah mempermasalahkan kau, dan semua wanita-wanitamu itu ?"

"Dan satu hal lagi, pernikahan kita ini hanya status di atas kertas, jadi tolong jangan terlalu mencampuri urusanku !" Jawab Y/N dengan tegas.

"Setidaknya kau bisa memberi kabar kepadaku." Guman Jayden dengan nada kecewanya.

"Kenapa jadi ribet gini sih ?"

"Lagi pula tadi kau kan juga sudah mendengar dan melihatnya sendiri saat di kantin, sudahlah, aku lelah, aku ingin istirahat."

"Aku tidak suka melihat kau dekat dengan, Martin." Ucap Jayden sembari menahan tangan Y/N yang ingin melangkah pergi.

"Kenapa ?"

"Kau dekat dengan siapa saja, aku tidak pernah melarangmu, kenapa kau harus melarangku dekat dengan siapa saja ?" Ucap Y/N yang kesal dengan sikap, Jayden.

"Kau tidak tahu seberapa buruknya dia, Y/N. Aku tidak mau kau menjadi korbannya." Jelasnya lagi.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, kau tidak perlu khawatir kepadaku." Ucap Y/N sembari melepaskan tangan Jay, dan berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Aarrgghhhh... Ada apa denganku ?"

"Kenapa aku harus merasa sakit hati seperti ini ?"

"Aku tidak suka dengannya, aku tidak cinta dengannya, dan aku juga tidak boleh lagi perduli kepadanya, sadar Jay, sadar." Jerit Jayden di dalam hatinya.

Sementara itu, di dalam kamar, Y/N tersandar di balik pintu, tanpa terasa air matanya menetes begitu saja tanpa bisa ia tahan lagi, batinnya terasa sangat sesak, dan sakit.

"Aku harus apa ?"

"Jika terus seperti ini, kami pasti akan terus saling menyakiti satu sama lain."

"Aku lelah bertahan dalam hubungan yang seperti ini."

"Hatiku terlalu sakit dengan sikap kakaknya, sehingga aku lupa kalau dia, dan kakaknya bukanlah orang yang sama." Ucap Y/N di dalam hatinya.

Keesokan harinya, Y/N tidak ada jadwal ke kampus, ia hanya menghabiskan waktu liburnya sembari menonton televisi.

Tidak lama kemudian, suara bel pintu rumah terdengar, Y/N pun beranjak dari duduknya dan pergi membukakan pintu, untuk melihat siapa yang datang.

"Ibu." Ucapnya saat pintu rumah terbuka.

"Pagi sayang, boleh ibu masuk ?" Tanya ibunya Jay dengan senyum.

"Iya ibu, tentu saja." Y/N mempersilahkan ibu mertuanya itu masuk ke dalam rumah, dan duduk di ruang tamu.

"Jay di mana ?"

"Apa dia sudah pergi ke kampus ?" Tanya ibu sembari melihat ke arah sekeliling.

"Kami tidak ada jadwal ke kampus hari ini, jadi Jay masih tidur, ibu." Jawabnya dengan sopan.

"Sebentar ya bu, Y/N bangunkan Jay dulu di kamar." Ucap Y/N sembari berlalu pergi.

"Iya sayang." Jawab ibu sembari tersenyum.

"Sayang, apa kau sudah bangun ?" Ucap Y/N setengah teriak, sembari terus mengetuk pintu kamar, Jayden. Tetapi sudah berkali-kali Y/N mengetuk, dan memanggil, tetap saja tidak ada tanda-tanda jawaban dari, Jay. Akhirnya Y/N memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Jay, yang tidak terkunci itu, dan masuk ke dalam kamar.

"Kau sudah bangun, tetapi kenapa tidak menjawab panggilan dariku tadi ?" Tanya Y/N saat ia baru saja memasuki kamar, Jayden.

"Kau tadi memanggilku ?"

"Iya." Jawab Y/N mengangguk.

"Tidak, tadi jelas-jelas aku mendengar kau memanggil sayang, bukan Jay, kenapa aku harus menjawabmu ?" Bingungnya.

"Astaga, aku memanggilmu seperti itu karena ibumu sedang ada di bawah, ayo cepat keluar, ibu sudah menunggumu sejak tadi." Jelasnya lagi.

"Bisakah kau panggil aku seperti itu juga di saat ibu tidak ada ?" Tanya Jay sembari menjahili, Y/N.

"Tidak, lepaskan tanganmu dariku." Y/N berusaha melepaskan rangkulan tangan Jayden dari pinggangnya, saat ini Jayden sedang memeluk tubuh Y/N dari belakang.

"Bukankah kita harus terlihat seperti pasangan yang bahagia di depan ibu ?" Tanyanya yang enggan melepaskan pelukannya dari, Y/N.

"Iya benar, tetapi tidak seperti ini, kau jangan coba-coba mencari kesempatan, ya !!" Ucap Y/N dengan kesal.

"Baiklah, ayo kita temui ibu." Ucap Jay sembari melepaskan pelukannya, ia tidak lupa menc*um sekilas pundak Y/N sebelum ia benar-benar melepaskan pelukannya, dan beranjak pergi menemui ibunya.

"Haiisss buaya satu ini, bisa-bisanya dia mencuri kesempatan." Guman Y/N yang kesal dengan perlakuan Jay tadi.

Sesampainya mereka di ruang tamu.

"Kenapa ibu tidak bilang dulu kalau ibu mau datang kemari, aku kan bisa menjemput ibu terlebih dahulu." Ucap Jayden sembari duduk di samping ibunya.

"Ibu kangen dengan menantu ibu." Jawabnya.

"Kalau sama, Jay ?" Tanyanya dengan manja.

"Tidak, ibu sudah puas melihatmu sejak kamu masih bayi."

"Astaga, padahal aku yang anak kandungnya ibu, bisa-bisanya." Ucap Jayden dengan kecewa. Sementara ibu hanya tertawa melihat tingkah laku putranya itu.

"Apa kalian tidak punya rencana untuk pergi honeymoon, dan memberikan ibu baby, J ?" Tanya ibu dengan semangat.

"Apanya yang baby J ? Istri sendiri saja tidak mau di sentuh." Guman Jayden di dalam hatinya.

"Y/N masih ada ujian harian di kampus ibu, belum bisa pergi kemana-mana." Jawab Y/N dengan hati-hati.

"Tetapi ibu sudah pesankan tiket honeymoon untuk kalian, kalian tinggal memilih tanggal ke berangkatannya saja, nanti ibu yang akan mengaturnya untuk kalian." Ucap ibu sembari mengeluarkan dua lembar tiket dari dalam tasnya.

"Terimakasih tiketnya, ibu."

"Tetapi kita lihat nanti saja ya bu, Jay juga tidak mau memaksa Y/N, biarkan Y/N menyelesaikan ujiannya dengan tenang terlebih dahulu."

"Nanti kalau sudah selesai, Jay pasti akan langsung memberi tahu ibu." Jawab Jayden dengan sopan.

"Iya sudah kalau maunya kalian seperti itu, ibu tunggu kabar baik dari kalian ya, ibu pulang dulu ya sayang."

"Kalau ada apa-apa atau Jay menyakitimu, bilang sama ibu ya, biar ibu yang langsung menghukumnya." Ucap ibu sebelum beranjak pergi.

"Jay selalu baik sama Y/N ibu, jadi ibu tidak perlu khawatir."

"Ibu hati-hati di jalan ya, terimakasih tiketnya, ibu." Ucap Y/N sembari tersenyum mengantarkan ibu Jay ke dalam mobilnya.

Setelah kepulangan ibu dari rumah mereka, mereka berdua kembali masuk ke dalam rumah.

"Jadi, kapan kita akan pergi, honeymoon ?" Tanya Jay yang sudah duduk di ruang tamu.

"Aku tidak mau pergi." Jawab Y/N dengan cepat.

"Kenapa ?"

"Apa kau tidak kasihan dengan ibuku ?"

"Ibu sudah bela-belain menyempatkan waktunya untuk datang kemari, dan membelikan kita tiket untuk pergi." Tanya Jayden lagi.

"Aku takut kau akan mengambil kesempatan saat itu." Jawab Y/N dengan suara pelan tetapi masih bisa di dengar oleh, Jay.

"Jadi kau takut kepadaku ?" Ucap Jay sembari tertawa.

"Y/N hanya mengangguk."

"Astaga, padahal jika aku mau aku juga bisa melakukannya di rumah tanpa harus kita pergi honeymoon terlebih dahulu." Guman Jayden sembari menatap penuh arti ke arah, Y/N.

"Jangan macam-macam." Ucapnya yang takut saat Jay mulai mendekatinya.

"Memangnya apa salahku, Y/N aa ?"

"Bukankah aku suamimu ?"

"Aku berhak atas dirimu." Bisik Jayden di telinga, Y/N.

Terpopuler

Comments

Inasitinurhasanah

Inasitinurhasanah

ada yg mulai jatuh cinta nie🤭🤭🤭🤭🤭

2023-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!