Pagi harinya.
Y/N bergegas merapikan diri, ia repot kesana kemari mengambil, dan memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya kuliahnya.
Setelah selesai, ia berjalan dengan cepat keluar dari dalam kamarnya, ia melihat kesana kemari mencari keberadaan Jayden tetapi tidak ketemu, hanya ada beberapa piring, dan gelas kotor bekas sarapannya saja yang terlihat tergeletak di atas meja dapur.
"Dasar si Jay sialan, aku kesiangan seperti ini, bisa-bisanya dia berangkat ke kampus sendiri, dan tidak membangunkanku."
"Apa jangan-jangan dia masih marah soal semalam, ya ?" Umpatan Y/N yang kesal.
"Hah... Sudahlah, lebih baik sekarang aku bergegas pergi ke kampus saja." Ucap Y/N sembari menaiki taksi online yang sebelumnya sudah ia pesan.
Setibanya Y/N di kampus, ia langsung bergegas duduk di bangkunya, untung saja pagi itu Y/N bisa lebih dulu masuk sebelum dosen yang mengajar hari itu tiba di dalam kelas mereka.
Siang harinya, saat di kantin kampus.
"Kenapa tadi pagi kau bisa sampai telat datang ke kampus, Y/N ?"
"Untung saja dosen killer itu belum masuk, coba kalau sudah, entah apa yang akan terjadi kepadamu." Tanya Kiara sembari memakan makanan yang sudah ia pesan.
"Aku bangun kesiangan." Jawab Y/N dengan lesu.
"Kau habis lembur dengan si buaya kah ? Makanya pagi ini kau terlihat lelah, dan sampai bangun kesiangan seperti tadi." Tanya Kiara lagi.
"Lembur apaan sih, Ki ? Aku kan tidak bekerja di kantor ayahnya." Jawab Y/N dengan bingung.
"Itu loh Y/N, kerjaan malam yang biasa di lakukan sama pasangan pengantin baru seperti kalian ini, masa begitu saja kau tidak tahu." Ucap Kiara memperjelas pertanyaannya tadi.
"Memangnya pekerjaan seperti apa yang biasa mereka lakukan ?" Tanya Y/N yang masih bingung.
"Hah... Gini nih, kalau punya teman antara bego dan polosnya tidak di pisah." Guman Kiara dengan malas.
"Itu loh, semalam kalian habis tidur bareng kah, makanya pagi ini kau bangun kesiangan ?" Tanya Kiara lagi.
"Astaga Kiara, kenapa pikiranmu bar-bar sekali." Ucap Y/N yang kaget.
"Kalau pun iya juga tidak apa-apa kan Y/N, kau tidak perlu malu seperti itu, toh kalian juga sudah halal." Guman Kiara lagi.
"Apaan sih, pembahasannya nggak enak banget, aku belum ngelakuin apa-apa sama tu buaya, sudah ah, aku lagi malas membahas soal dia, kita bahas yang lain saja." Jawab Y/N dengan kesal.
"Ah sayang sekali, pembaca kecewa."
"Padahal aku sudah siap mau melihat keponakan darimu, pasti lucu deh, yang satu ganteng, pinter, tapi suka tebar-tebar pesona, yang satu lagi cantik, lumayan pinter, tapi rada lelet, pasti lucu deh, Y/N."
"Buat gih, aku sudah tidak sabar ingin melihat Y/N kecil dari kalian berdua sebelum kita lulus, nanti aku kasih kado yang banyak deh kalau kamu sudah lahiran." Ucap Kiara dengan semangat.
"Kiara !!" Ucap Y/N yang semakin kesal.
"Iya iya, maaf." Jawab Kiara yang mengerti dengan situasi yang ada saat itu.
Sementara itu di sisi lain, Jayden dan beberapa teman-temannya baru saja masuk ke dalam kantin.
"Bayarin aku bakso ya, Jay." Ucap Jaka kepada, Jayden.
"Perasaan tiap hari kau minta bayarin mulu, apa perusahaan ortu lo sudah gulung tikar ya, Jak ? Heran gue lihat lo." Tanya Jayden kepada, Jaka.
"Kagak woi, jangan doain gitu dong, amit-amit jangan sampai. Lo kan tahu Jay, beberapa hari ini gue tidur di kosan si Aldo, dan belum pulang ke rumah, jadi gue belum ngambil duit jajan, duit yang ada juga sudah mulai menipis, ada juga sisa dikit nih buat makan di kosan si Aldo entar malam." Jawab Jaka menjelaskan.
"Lagian lo Jak, ada rumah sendiri malah milih nyempit-nyempitin si Aldo di kosannya, lo juga Do, kok mau-mauan sih nampung si curut ini di tempat lo, mana kagak modal lagi." Canda Jayden dengan kedua temannya itu.
"Ya gimana ya, gue juga merasa sepi kalau sendirian di kosan, jadi ya gue terima aja ini anak biar pun dia kagak modal, dan nambah-nambahin beban." Ucap Aldo sembari membalas candaan, Jayden.
"Jadi gimana, Jay ?"
"Boleh nggak nih ? Kalau iya, gue mau pesan, keburu demo ini cacing di dalam perut gue karena lapar." Tanya Jaka lagi.
"Iya iya boleh, puas-puasin sana kalian berdua makan, kalau bisa sekalian kalian bungkus untuk nanti malam kalian makan di kosan, nanti aku yang biarin." Jawab Jay masih dengan candaannya.
"Bayarin Jay, bayarin buka biarin. Kalau lo biarin, tar gue sama si Aldo di timpuk sama ibu kantin, dudul." Jawab Jaka dengan nada malasnya.
"Iya Jak iya, gue bayarin, sudah pesan sana." Jawab, Jayden lagi.
"Nama gue Jaka woi Jaka, bukan Jak Jak, lo suka banget sih ngubah-ngubah nama gue, Jay." Kesalnya.
"Iya iya, perkara nama doang lo repot amat si, pesan gih, keburu tutup tu kantinnya." Ucap Jayden lagi.
"Iya iya." Jaka dan Aldo pun pergi memesan beberapa menu makanan yang ada di kantin itu. Sementara Jayden mencari tempat duduk.
"Hai, Jay." Sapa seorang wanita yang baru saja datang mendekati tempat di mana Jayden sedang duduk.
"A iya, hai juga." Jawab Jay kepada wanita itu sembari tersenyum tipis.
"Kamu lagi makan siang ya ? Aku boleh gabung makan siang di sini tidak, Jay ?" Tanya wanita itu lagi.
"Hmm boleh dong cantik, dengan senang hati aku mengizinkannya, duduk sini." Jawab Jayden sembari membukakan kursi untuk wanita itu.
"Kamu mau makan apa, nanti biar teman-teman aku yang sekalian pesanin makanan buat kamu." Tanya Jayden lagi.
"Samain saja deh sama pesanan kalian." Jawab wanita itu.
"Oke." Ucap Jay yang lalu memberi tahu ke arah Jaka, agar Jaka dan Aldo bisa segera membawa pesanan mereka.
Setelah pesanan datang, dari kejauhan Y/N dan Kiara melihat wanita itu menyuapi Jayden dengan mesra, sementara Jaka dan Aldo yang berada di meja yang sama dengan Jayden, tidak mau ambil pusing, dan hanya menatap tidak perduli, karena hal seperti itu bukanlah yang pertama kali mereka lihat, jadi mereka lebih memilih asik menikmati makanan yang mereka pesan saja.
"Hah... Lagi-lagi laki lo kek gitu, geli banget gue lihat kek gini hampir tiap hari, entah wanita yang keberapa lagi sekarang, emang tu tangan sakit apa sampai tidak bisa makan sendiri."
"Terus tu cewek ganjen banget lagi." Gerutu Kiara dari tempat duduk mereka yang juga tidak jauh dari meja Jayden, dan teman-temannya.
"Sudah, abaikan saja, aku tidak perduli." Ucap Y/N dengan malas.
"Tapi kan..."
"Sudahlah, lo kayak nggak tahu buaya saja, buaya kalau dapat daging segar ya gitu, langsung nyamber."
"Lagian ini bukan yang pertama kalinya juga aku melihat dia seperti itu, biarkan sajalah, dan lagi itu semua bukan urusanku." Guman Y/N yang langsung memotong perkataan, Kiara.
"Wah, kalian ini memang pasangan aneh yang pernah aku temui." Ucap Kiara yang tidak habis pikir dengan sikap, Y/N.
"Sudah sudah, ayo habiskan makananmu, terus kita pulang." Ucap Y/N yang lanjut memakan nasi goreng pesanannya.
Saat Y/N dan Kiara sedang asik makan, Martin datang menghampiri mereka.
"Boleh aku duduk di sini ?" Tanya Martin kepada Y/N dan Kiara.
"Ngapain lo duduk di sini, di sana kan masih banyak kursi yang kosong." Jawab Y/N menolak.
"Iya aku tahu masih ada banyak tempat yang kosong di sana, tetapi di sana tidak ada kamu." Ucap Martin sembari tersenyum.
"Wah cari mati tu orang, bisa-bisanya dia godain bini orang di depan lakinya." Guman Jaka yang melihat dari kejauhan, Aldo dan wanita itu juga ikut melihat, sementara Jayden sudah lebih dulu menatap tajam ke arah Martin, tepat di saat Martin baru melangkah beberapa langkah saja mendekati meja tempat di mana Y/N dan Kiara duduk.
"Aku mau minta maaf soal yang kemarin, Y/N." Ucap Martin lagi.
"Mending lo duduk dulu, biar enak ngomongnya." Jawab Kiara kepada Martin.
"Terimakasih, Kiara." Ucap Martin yang mulai duduk di sebelah, Y/N.
"Kamu mau maafin aku kan, Y/N ?"
"Kemarin aku tidak bermaksud kasar, aku hanya ingin berteman denganmu, tetapi mungkin caraku saja yang salah, maafin aku ya ?" Ucap Martin menjelaskan.
"Untuk kali ini, aku maafin, tapi tidak tahu lain kali." Jawab Y/N dengan malas.
"Terimakasih Y/N, gimana kalau pulang kampus ini aku teraktir kalian berdua jalan sebagai permintaan maafku."
"Itu juga kalau kalian berdua mau dan tidak keberatan, aku tidak memaksa kok." Ajak Martin kepada Y/N dan Kiara.
"Lo serius ?" Tanya Kiara.
"Iya, serius." Jawab Martin sembari mengangguk pelan.
"Ayo kita pergi Y/N, kapan lagi ada yang mau traktir, kita juga sudah lumayan lama tidak jalan, kan." Ucap Kiara yang mencoba merayu, Y/N.
"Boleh, deh." Jawab Y/N dengan singkat.
"Hmm Y/N, lo nggak minta izin dulu sama suami lo, biar dia tidak salah paham." Tanya Martin ragu.
"Tidak perlu, dia sudah mendengar semuanya sendiri dari tadi." Guman Y/N sembari menatap ke arah, Jayden.
"Ya sudah, ayo pergi, kebetulan aku sudah tidak ada kelas." Ucap Y/N sembari beranjak dari tempat duduknya, di ikuti oleh Kiara dan Martin di belakangnya.
"Apa-apaan mereka." Batin Jayden yang terus menatap tidak suka melihat kepergian mereka.
"Jay ?" Sapa wanita itu menyadarkan, Jayden.
"Ah iya, apa ?" Jawabnya yang masih fokus melihat ke arah Y/N yang sudah menjauh.
"Habis ini, gimana kalau kita jalan ?" Tanya wanita itu.
"Maaf, aku tidak bisa, aku ada urusan lain habis ini. Aku duluan ya, kalian lanjut makan saja, semua sudah aku bayar kok." Jawab Jayden yang mulai kesal, dan beranjak pergi.
"Wah bahaya nih, sepertinya dia marah besar melihat hal tadi." Bisik Jaka kepada Aldo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments