Roseline sudah mandi dan berganti pakaian. Dia juga menyemprotkan pewangi yang beraroma manis ke tubuhnya agar tuannya suka. Dia tahu dia harus memulai pekerjaannya dan dia akan mematuhi semua perintah tuan barunya. Tidak jadi soal, dia sudah sering melakukannya hampir setiap malam karena ada masanya dia tidak bekerja.
Kali ini, Roseline memakai pakaian yang sedikit seksi hingga lekukan tubuhnya terlihat. Saat ini dia sedang bekerja jadi dia harus profesional meski kepala ular milik tuan barunya seperti kepala cumi-cumi tapi dia mendapatkan tugas untuk membuatnya kembali berdiri tegak.
Setelah yakin dengan penampilannya, Roseline keluar dari kamar. Dia diminta masuk ke dalam sebuah kamar oleh Gracia di mana Edgard sudah menunggunya. Rose masuk ke dalam kamar itu, dia kembali disambut dengan tatapan tajam dari Edgard. Pria itu duduk di sebuah kursi yang ada di depan sebuah jendela basar. Seperti biasa, sebatang cerutu selalu berada di tangannya.
Roseline melangkah mendekat tanpa mempedulikan tatapan mata Eldardo yang sedang menilai dirinya. Dia sudah terbiasa ditatap seperti itu oleh para lelaki yang datang ke rumah bordil Heaven.
Elgard menghisap cerutunya sambil memandangi Roseline yang melangkah mendekatinya namun tatapan yang dia berikan adalah tatapan mengejek. Penampilannya cukup memuaskan. Tidak salah dia dijuluki PSk nomor satu di rumah bordil Heaven. Tidak saja wajahnya yang cantik tapi bentuk tubuhnya juga bagus. Apa karena sudah sering di sentuh oleh laki-laki? Hng, mau Roseline secantik dewi sekali pun, dia tetaplah pela*ur.
"Maaf membuatmu menunggu, Tuan," ucap Roseline seraya menghentikan langkahnya dan berdiri tidak jauh dari Edgard.
"Lepas!" perintah Elgardo seraya menghisap cerutunya lagi.
"Apa?" Rose tampak tidak mengerti.
"Lepaskan semua pakaianmu dan datang ke sini!" perintah itu tak bisa diganggu gugat dan tak boleh dibantah oleh Roseline.
Roseline tersenyum, dia akan melakukannya. Lagi pula tubuhnya sudah dilihat oleh puluhan pria dan dia sudah tidak malu lagi memperlihatkannya untuk setiap tamu yang membeli dirinya dan dia pun tidak akan ragu untuk memperlihatkan tubuhnya pada pria yang duduk di hadapannya itu.
Kancing bajunya dilepaskan dengan perlahan lalu bajunya pun dilepaskan dan dijatuhkan ke atas lantai. Rose menurunkan satu tali branya sedangkan Edgard menyaksikannya sambil menikmati cerutunya. Benar-benar pela*ur yang berkualitas. Bentuk tubuhnya benar-benar bagus, pantas saja wanita itu bisa menjadi yang nomor satu. Pasti banyak yang sudah menikmati tubuhnya.
Setelah kedua tali bra berada di lengan. Rose melepaskan benda itu. Dia melakukannya dengan sensual sembari menggoda Edgard. Sungguh pela*ur yang nakal, itu yang ada di mata Edgard. Bra sudah terlepas dan mempertontonkan tubuh bagian depan Roseline. Rose buru-buru menutupnya dengan lengan dengan maksud menggoda, dia benar-benar berusaha menggoda Edgard tapi pria itu tidak bereaksi sama sekali. Itu karena anacondanya masih menyamar menjadi cumi-cumi.
Kini Rose melangkah mendekati Edgard sambil melenggangkan bokongnya. Satu tangannya masih menutupi dada sedangkan satu tangannya sibuk menarik resleting rok pendek yang dia kenakan hingga ke bawah. Tatapan mata Edgard masih tidak berpaling, rok yang dipakai oleh Roseline jatuh ke bawah dan kini yang terlihat hanya celana da*amnya yang berwarna merah.
"Apa ini sudah cukup, Sir?" tanya Roseline yang sudah berdiri di hadapannya saat ini.
"Aku tidak suka ada yang tersisa jadi lepaskan semuanya. kau hanya seorang pela*ur jadi bersikaplah seperti pela*ur. Bukankah kau sudah profesional? Jadi lakukan secara profesional!"
Lagi-lagi Roseline tersenyum, ah.. dia memang pela*ur dan dia tidak sakit hati sama sekali dengan perkataan Elgardo karena dia yang katakan nyata. Senyuman manis yang dia tunjukkan justru membuat Edgard gusar, dia sudah menghina Roseline tapi wanita itu masih saja bisa tersenyum. Edgard beranjak dari tempat duduk, Rose terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba tapi dalam waktu beberapa menit kemudian, tangan Elgard sudah berada di kepala bagian belakangnya karena Edgard sedang menjambak rambut bagian belakangnya sehingga wajah Roseline sedikit terangkat.
"Kau adalah pelacur yang aku bayar, jadi lepas sekarang!" perintahnya.
"Pasti aku lakukan!" tangan Roseline sudah berada di pakaiannya yang terakhir. Edgard mendorongnya lalu pria itu kembali duduk. Kini tatapan matanya tertuju pada Roseline, dia bagaikan sedang menunggu atraksi yang mendebarkan dan ketika pakaian terakhir Roseline jatuh ke lantai, Edgard tampak puas.
"Bagus, kemari!" perintah Edgard.
Rose yang sudah tanpa sehelai benang pun naik ke atas pangkuan Edgard. Dia mulai menggoda tanpa ragu, mencium pria itu bahkan menggoda menggunakan lidahnya. Tangan Rose pun tak tinggal diam namun Edgard tak bereaksi sama sekali.
"Baumu sungguh busuk!" Ucap Edgard. Rose menghentikan kegiatannya, apa Edgard tidak menyukai aroma tubuhnya?
"Maaf, jika kau tidak suka maka aku akan menggantinya," ucap Rose sambil menunduk.
"Menggantinya?" Edgard mengangkat dagu Roseline. Tatapan matanya benar-benar melihat Roseline dengan tatapan mencemooh.
"Tubuh seorang pela*ur, apa bisa dibersihkan? Bukankah tubuhmu sudah dinikmati oleh puluhan pria? Percayalah padaku, sekalipun kau menggunakan parfum paling mahal sekalipun, tubuhmu tetap busuk!"
Roseline diam, tak bereaksi. Dia memang kotor, sangat kotor dan apa yang dikatakan oleh Edgard sangat benar. Mau seberapa usahanya membersihkan tubuh dan menyemprotkan minyak wangi, tubuhnya yang kotor dan bau, tidak akan bersih.
"Kenapa tidak menjawab?" Elgard melepaskan dagu Roseline dengan sedikit dorongan.
"Semua yang kau katakan sangat benar, Tuan. Aku memang pel*ur yang sudah kotor jadi aku tidak akan membela diri!" ucap Roseline.
"Bagus jika kau sadar diri. Seorang pel*cur\, tetaplah pel*cur!"
"Aku memang pela*ur, sebab itu kau membeli aku jika tidak, maka aku tidak berada di sini!"
"Pela*ur yang sombong, heh?" lagi-lagi Edgard menghina dirinya tapi Rose hanya tersenyum seolah-olah dia sudah terbiasa.
"Keluar dan ambilkan minuman untukku!" perintah Edgard.
"Segera!" Roseline beranjak dari atas pangkuan Edgard lalu mengambil pakaiannya untuk dia pakai kembali.
"Siapa yang memerintahkan dirimu untuk memakai pakaian itu?" tanya Edgard.
"Apa?" Rose berpaling, menatap tuannya dengan tatapan tidak mengerti.
"Aku tidak memerintahkan dirimu untuk memakai baju itu lalu kenapa kau memakainya?"
"Tapi kau meminta aku mengambilkan minuman untukmu."
"Aku memerintahkan dirimu mengambil minuman, bukan memakai baju!" ucap Edgard.
Rose menunduk dan menggigit bibir, dia tahu apa maksudnya. Ini profesinya, tidak apa-apa. Hanya ada Aunty Gracia saja di luar sana, lagi pula tubuhnya sudah dilihat banyak orang. Edgard memperhatikan, dia ingin melihat apakah wanita itu berani keluar tanpa sehelai benang pun untuk mengambil minuman yang dia inginkan ataukah Roseline akan menolak.
"Apa kau ingin membuat aku menunggu?"
"Tidak, Tuan. Akan aku ambilkan," Roseline berjalan menuju pintu, pakaian yang tadi dia ambil sudah jatuh ke lantai. Rose berusaha menahan malu saat bertemu dengan Gracia. Wanita tua itu terkejut melihat penampilan Rose yang tak menggunakan apa pun. Rose hanya tersenyum saja. Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja dan dia akan terbiasa dengan semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Nana Niez
kok gt ya Edgar awas aja bucin,, potong aja ular cobranya
2024-12-11
0
⏤͟͟͞R•Dḕɛ 🌸
jahat banget so Edgar
2024-09-28
1
⏤͟͟͞R•Dḕɛ 🌸
sabar banget yaa Rose
2024-09-28
0