O200DMM – BAB 18

ANCAMAN YANG TERAKHIR KALINYA

“Gadis itu benar-benar membuat repot. Kenapa kakakmu selalu menyembunyikan hal besar dariku?” gerutu Miia yang saat ini mondar-mandir seakan dia merasa kerepotan akan kehadiran Nadine. Ina yang sedari tadi hanya duduk di ranjang ibunya dan terus menatap sang ibu dengan wajah malas.

“Bukankah Ibu sendiri yang meminta kak Maxi jauh darimu.” Seketika langkah Miia berhenti ketika rasa bersalahnya muncul. Putrinya benar, setelah kematian suaminya Charlotte Goulding-- Dia menyuruh Maxi untuk tidak memanggil sebutan ibu lagi, bahkan dia hanya diam ketika putranya itu mendapatkan pelajaran ekstrim dari Ericsson yang saat itu hanyalah sosok paman saja.

Miia mengatakan kepada anak-anaknya bahwa dia dan Ericsson adalah saudara tidak sedarah, tapi mereka sudah bagai saudara sejak kecil. Tapi mengingat masa lalu hanya membuat Miia selaku merasa bersalah akan hal-hal lainnya juga.

Ina masih mengamati sang ibu yang kini melamun sendu. Gadis itu berdiri menepuk pelan pundak ibunya sampai tersadar kembali. “Apa yang sedang Ibu pikirkan?” tanya Ina. Selalu seperti itu, saat Ina mencoba mengingatkan ibunya tentang masa lalu, entah kenapa Miia selalu melamun dengan tatapan sendu penuh salah.

“Ti-tidak ada. Istirahatlah di kamar mu.” Ujar Miia kembali tersenyum tipis menggosok punggung putrinya. Ina merasa heran namun itu sudah terbiasa baginya.

Saat gadis bernama Ina tadi sampai di kamarnya. Dia langsung menutup rapat serta mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk termasuk ibunya. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya, mencari-cari sesuatu yang dia telepon.

Wajah Ina seperti seorang pencuri yang terus melihat ke arah pintu lalu kembali ke jendela yang menghadap ke halaman luar. Senyuman mulai terukir ketika seseorang di balik ponsel mulai mengangkat teleponnya.

[“Ha-halo! Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Aku harap dia tidak membuatmu kerepotan, maaf.”] Ina terus tersenyum namun juga meneteskan air matanya hingga kini tangan kirinya menutupi mulutnya agar tidak bersuara tangis.

[“Dia selalu baik-baik saja. Saya akan menemaninya, jangan khawatir! ”] Ucap seseorang dari ponsel.

Ina masih menangis. [“Tolong tetaplah bersamanya. Aku akan datang sebisa mungkin meski itu seminggu sekali, aku akan membayar mu.”]

[“Saya mengerti, anda tidak perlu cemas! Dia semakin pintar setiap harinya! ”] Betapa bahagianya Ina setelah mendengar hal tersebut. Hatinya sangat lega ketika menyadari bahwa di sana dia baik-baik saja.

[“Bi-bisakah berikan ponselnya kepada nya?”] Tak berselang lama, akhirnya air mata mulai tumpah bak bendungan air yang bocor. Suara yang Ina rindukan juga dia takutkan.

Gadis itu tak bisa menahan kuasanya dan terus menangis, menjawab sedikit demi sedikit yang dia bisa. Hatinya sangat sakit ketika dia tidak bisa menemani seseorang yang saat ini dia ingin temani.

Sementara di kamar Miia sendiri. Wanita itu sedang berdiri di jendela besar dengan gorden yang terbuka. Air mata menetes membasahi pipinya, menemani lamunannya yang terus mengingat ke masa lalunya. Perasaan bersalah tidak akan bisa terhapus begitu saja sampai semuanya tuntas.

...***...

Nadine masih menutupi mulutnya, matanya melebar ketika dia mengintip ada seseorang bertubuh gagah yang baru saja melangkah masuk dengan mendobrak pintu. Karena tempat Arcade masih mati lampu, alhasil Nadine tidak bisa melihat jelas wajah pria tersebut, namun dia yakin itu pria yang saat ini harus dia hindari. Nadine sangat mengenal caranya berjalan yang santai penuh aura gelap nan mencengkram.

Jantungnya bertambah degupan, sebisa mungkin Nadine memegangi dadanya sambil menarik nafas panjang agar lebih tenang dan waspada.

Sedangkan Maxi sendiri masih mengamati keadaan sekitar yang sungguh gelap, suara ricuh yang enggan mau keluar tempat. Beberapa orang di sana menatap ke arah Maxi yang terlihat seperti seorang penjahat tengah mencari mangsa. Sampai salah satu pemuda berkulit coklat menghampirinya dengan gaya.

“Hey Bro. What are you doing here?” kesalahan besar. Pemuda tadi malah berjalan mendekat di samping Maxi, hingga pada akhirnya Maxi menampar sisi wajahnya sangat keras sehingga pemuda tadi teler dan pingsan. Tentu saja semuanya terkejut dan mulai hening seketika.

Maxi yang sudah lelah dan marah akan tindakan Nadine, kini dia bisa melampiaskan kemarahannya dengan membunuh banyak orang pun bisa.

Kedua mata Nadine melotot. Ketika semua orang mulai ketakutan akan kehadiran Maxi di sana, mereka memilih keluar tergesa-gesa, dan saat itulah Nadine tidak membuang kesempatan besar baginya.

Wanita itu perlahan berjalan ricuh bercampur dengan remaja-remaja tadi, sambil menunduk ketika dia berpapasan dengan Maxi yang masih mencoba menyorot ke depan. Jantung Nadine sudah berdebar saat dia melewati pria itu, untungnya ia selamat dan langsung berlari serta bersembunyi dari para remaja yang baru saja berhamburan keluar.

Nadine juga melihat adanya para penjaga Maxi di luar. Hingga pada akhirnya, Maxi menghentikan langkahnya ketika dia mulai menyadari akan sesuatu yang baru saja melewatinya. “Sial!” Maxi langsung berlari keluar dan mulai mengejar Nadine secepat mungkin, di susu oleh Zero dan anak buahnya yang lain.

Suara ketakutan Nadine mulai terdengar ketikan dia menyadari Maxi dan juga yang lainnya mengejarnya. Karena terlalu panik Nadine berbelok ke arah yang salah, dia malah masuk ke sebuah lorong sepi.

“NADINE!” DARR!! teriak Maxi membuat Nadine tersentak kaget dan mulai berhenti, serta mengangkat kedua tangannya ke langit-langit ketika dia mendengar suara tembakan dari pria gila itu.

Nafas Maxi sama memburunya dengan milik Nadine saat ini. Gadis itu masih tidak berbalik ke arahnya.

“Jika kamu lari maka aku pastikan akan ada banyak nyawa yang melayang karena mu.” Ancam Maxi, siap untuk membunuh berantai orang-orang yang sedang ricuh berjalan di pinggir jalan.

Maxi tahu, Nadine tidak suka melihat seseorang tersiksa, terbunuh ataupun tersakiti dan dengan ancaman seperti itu sukses membuat gadis bandel tadi mulai berbalik sambil menangis. Sudah berapa banyak dia menangis? Ia pikir kali ini keberhasilan berpihak padanya, nyatanya tidak.

Bahkan tak banyak orang yang lewat dari lorong tersebut ikut melihat adegan dag-dig-dug tersebut, namun mereka hanya diam karena takut ketika melihat senjata api yang ada di tangan Maxi serta beberapa anak buahnya yang berada di belakangnya.

Mata Maxi sudah sangat membara. Urat-urat di tangannya juga menonjol. Dia sangat marah sampai-sampai ia ingin sekali membunuh wanita yang saat ini berdiri di depannya. DARRR! Satu peluru berhasil mendarat di kulit seseorang.

“Arrgggghhhhhh.....” Teriak histeris seorang pria pejalan kaki yang kini pahanya terluka akibat tembakan dari Maxi. Nadine terkejut dan ikut menangis merasakan sakit yang ada, dia ingin menolong pria malang itu namun ia urungkan kembali ketika menyadari akan tatapan membunuh dari Maxi.

“Kenapa kamu melakukannya hikss?” sentak Nadine. Tidak ada jawaban, Maxi melangkah maju sehingga membuat Nadine selalu waspada.

Saat jarak mereka sudah dekat, pria itu langsung mencengkram erat lengan telanjang Nadine, menyodorkan pistol yang ia bawa tepat ke pelipis gadis yang pada saat itu langsung berteriak kaget sambil menangis sesenggukan.

“Kamu sudah menguji kesabaran ku penulis. Aku sudah muak dengan permainan mu.” Pria itu terus menekankan pistolnya ke pelipis Nadine yang masih ketakutan. Seperti pria gila, Maxi terlihat sangat menakutkan.

“ZERO!! Tunjukan kepadanya, bagaimana nasib orang-orang yang dia sayangi di sana.” Pinta Maxi. Nadine terkejut, dan Zero mulai melangkah mendekati kedua orang tadi, menunjukkan tab canggih yang khusus dan memperlihatkan sebuah pistol panjang mengarah di kakak Yunita, April, Dita, Ibu panti beserta anak-anak panti lainnya di masing-masing tempat. Dan pastinya para anak buah Maxi itu dalam keadaan bersembunyi.

Terpopuler

Comments

Firanty Ranty

Firanty Ranty

geram aku sama Nadine mikirin diri sendiri GK mikirin keselamatan orang lain.dh diksh tau alasan nya klu dia smpi kabur bkln JD incaran para mafia lainnya.iiih geram aku

2024-04-21

3

Galih Pratama Zhaqi

Galih Pratama Zhaqi

haissstttt km emng bandel, dah tau lg brhdpn sm siapa, nurut dikit ke trs gunakn kesempnt itu untk mnt bntuan agr kak yunita diksih pengobtan yg lbh baik biar bs sembuh, paling tdk km bisa manfaatin kekayaan maxi untuk bntu ank2 pnti . d km jg bisa nulis kisah km sndri ato kisah suamimu. thor pinjem palunya buat getok kepala Nadine biar gak keras mulu

2024-03-30

1

Zefanya Putri

Zefanya Putri

keras kepala mu membawa petaka buat orang lain nadine kamu pinter tapi bodoh

2024-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 O200DMM – BAB 01
2 O200DMM – BAB 02
3 O200DMM – BAB 03
4 O200DMM – BAB 04
5 O200DMM – BAB 05
6 O200DMM – BAB 06
7 O200DMM – BAB 07
8 O200DMM – BAB 08
9 O200DMM – BAB 09
10 O200DMM – BAB 10
11 O200DMM – BAB 11
12 O200DMM – BAB 12
13 O200DMM – BAB 13
14 O200DMM – BAB 14
15 O200DMM – BAB 15
16 O200DMM – BAB 16
17 O200DMM – BAB 17
18 O200DMM – BAB 18
19 O200DMM – BAB 19
20 O200DMM – BAB 20
21 O200DMM – BAB 21
22 O200DMM – BAB 22
23 O200DMM – BAB 23
24 O200DMM – BAB 24
25 O200DMM – BAB 25
26 O200DMM – BAB 26
27 O200DMM – BAB 27
28 O200DMM – BAB 28
29 O200DMM – BAB 29
30 O200DMM – BAB 30
31 O200DMM – BAB 31
32 O200DMM – BAB 32
33 O200DMM – BAB 33
34 O200DMM – BAB 34
35 O200DMM – BAB 35
36 O200DMM – BAB 36
37 O200DMM – BAB 37
38 O200DMM – BAB 38
39 O200DMM – BAB 39
40 O200DMM – BAB 40
41 O200DMM – BAB 41
42 O200DMM – BAB 42
43 O200DMM – BAB 43
44 O200DMM – BAB 44
45 O200DMM – BAB 45
46 O200DMM – BAB 46
47 O200DMM – BAB 47
48 O200DMM – BAB 48
49 O200DMM – BAB 49
50 O200DMM – BAB 50
51 O200DMM – BAB 51
52 O200DMM – BAB 52
53 O200DMM – BAB 53
54 O200DMM – BAB 54
55 O200DMM – BAB 55
56 O200DMM – BAB 56
57 O200DMM – BAB 57
58 O200DMM – BAB 58
59 O200DMM – BAB 59
60 O200DMM – BAB 60
61 O200DMM – BAB 61
62 O200DMM –BAB 62
63 O200DMM – BAB 63
64 O200DMM – BAB 64
65 O200DMM – BAB 65
66 O200DMM – BAB 66
67 O200DMM – BAB 67
68 O200DMM –BAB 68
69 O200DMM – BAB 69
70 O200DMM – BAB 70
71 O200DMM – BAB 71
72 O200DMM – BAB 72
73 O200DMM – BAB 73
74 O200DMM — BAB 74
75 O200DMM – BAB 75
76 O200DMM – BAB 76
77 O200DMM – BAB 77
78 O200DMM — BAB 78
79 O200DMM — BAB 79
80 O200DMM — BAB 80
81 O200DMM — BAB 81
82 O200DMM — BAB 82
83 O200DMM – BAB 83
84 O200DMM – BAB 84
85 O200DMM – BAB 85
86 O200DMM — BAB 86
87 O200DMM – BAB 87
88 O200DMM — BAB 88
89 O200DMM — BAB 89
90 O200DMM — BAB 90
91 O200DMM — BAB 91
92 O200DMM — BAB 92
93 O200DMM — BAB 93
94 O200DMM — BAB 94
95 O200DMM — BAB 95
96 O200DMM — BAB 96
97 O200DMM — BAB 97
98 O200DMM — BAB 98
99 O200DMM — BAB 99
100 O200DMM— BAB 100
101 O200DMM — BAB 101
102 O200DMM — BAB 102
103 O200DMM — BAB 103
104 O200DMM — BAB 104
105 O200DMM — BAB 105
106 O200DMM — BAB 106
107 O200DMM — BAB 107
108 O200DMM — BAB 108
109 O200DMM — BAB 109
110 O200DMM — BAB 110
111 O200DMM — BAB 111
112 O200DMM — BAB 112
113 O200DMM — BAB 113
114 O200DMM — BAB 114
115 O200DMM — BAB 115
116 O200DMM — BAB 116
117 O200DMM — BAB 117
118 O200DMM — BAB 118
119 O200DMM — BAB 119
120 O200DMM — BAB 120
121 O200DMM — BAB121
122 O200DMM — BAB 122
123 O200DMM — BAB 123
124 O200DMM — BAB 124
125 O200DMM — BAB 125
126 O200DMM — BAB 126
127 O200DMM — BAB 127
128 O200DMM — BAB 128
129 O200DMM — BAB 129
130 O200DMM — BAB 130
131 O200DMM — BAB 131
132 O200DMM — BAB 132
133 O200DMM — BAB 133
134 O200DMM — BAB 134
135 O200DMM — BAB 135
136 O200DMM — BAB 136
137 O200DMM — BAB 137
138 O200DMM — BAB 138
139 O200DMM — BAB 139
140 O200DMM — BAB 140
141 O200DMM — BAB 141
142 O200DMM — BAB 142
143 O200DMM —BAB 143
144 O200DMM — BAB 144
145 O200DMM — BAB 145
146 O200DMM — BAB 146
147 O200DMM — BAB 147
148 O200DMM — BAB 148
149 O200DMM — BAB 149
150 O200DMM — BAB 150
151 O200DMM — BAB 151
152 O200DMM — BAB 152
153 O200DMM — BAB 153
154 O200DMM — BAB 154
155 O200DMM — BAB 155
156 O200DMM — BAB 156
157 O200DMM — BAB 157
158 O200DMM — BAB 158
159 O200DMM — BAB 159
160 O200DMM — BAB 160
161 O200DMM — BAB 161
162 O20DMM — BAB 162
163 O200DMM — BAB 163
164 O200DMM — BAB 164
165 O200DMM — BAB 165
166 O200DMM — BAB 166
167 O200DMM — BAB 167
168 O200DMM — BAB 168
169 O200DMM — BAB 169
170 O200DMM — BAB 170
171 O200DMM — BAB 171
172 O200DMM — BAB 172
173 O200DMM — BAB 173
174 O200DMM — BAB 174
175 O200DMM — BAB 175
176 O200DMM — BAB 176
177 O200DMM — BAB 177
178 O200DMM — BAB 178
179 O200DMM — BAB 179
180 O200DMM — BAB 180
181 O200DMM — BAB 181
182 O200DMM — BAB 182
183 O200DMM — BAB 183
184 O200DMM — BAB 184
185 O200DMM —BAB 185
186 O20DMM — BAB 186
187 O20DMM — BAB 187
188 O20DMM — BAB 188
189 O20DMM — BAB 189
190 O20DMM — BAB 190
191 O20DMM — BAB 191
192 O20DMM — BAB 192
193 O20DMM — BAB 193
194 O20DMM — BAB 194
195 O20DMM — BAB 195
196 O200DMM — BAB 196
197 O200DMM — BAB 197
198 O200DMM — BAB 198
199 O200DMM — BAB 199
200 O200DMM — BAB 200
201 Info SEASON-2 O200DMM
Episodes

Updated 201 Episodes

1
O200DMM – BAB 01
2
O200DMM – BAB 02
3
O200DMM – BAB 03
4
O200DMM – BAB 04
5
O200DMM – BAB 05
6
O200DMM – BAB 06
7
O200DMM – BAB 07
8
O200DMM – BAB 08
9
O200DMM – BAB 09
10
O200DMM – BAB 10
11
O200DMM – BAB 11
12
O200DMM – BAB 12
13
O200DMM – BAB 13
14
O200DMM – BAB 14
15
O200DMM – BAB 15
16
O200DMM – BAB 16
17
O200DMM – BAB 17
18
O200DMM – BAB 18
19
O200DMM – BAB 19
20
O200DMM – BAB 20
21
O200DMM – BAB 21
22
O200DMM – BAB 22
23
O200DMM – BAB 23
24
O200DMM – BAB 24
25
O200DMM – BAB 25
26
O200DMM – BAB 26
27
O200DMM – BAB 27
28
O200DMM – BAB 28
29
O200DMM – BAB 29
30
O200DMM – BAB 30
31
O200DMM – BAB 31
32
O200DMM – BAB 32
33
O200DMM – BAB 33
34
O200DMM – BAB 34
35
O200DMM – BAB 35
36
O200DMM – BAB 36
37
O200DMM – BAB 37
38
O200DMM – BAB 38
39
O200DMM – BAB 39
40
O200DMM – BAB 40
41
O200DMM – BAB 41
42
O200DMM – BAB 42
43
O200DMM – BAB 43
44
O200DMM – BAB 44
45
O200DMM – BAB 45
46
O200DMM – BAB 46
47
O200DMM – BAB 47
48
O200DMM – BAB 48
49
O200DMM – BAB 49
50
O200DMM – BAB 50
51
O200DMM – BAB 51
52
O200DMM – BAB 52
53
O200DMM – BAB 53
54
O200DMM – BAB 54
55
O200DMM – BAB 55
56
O200DMM – BAB 56
57
O200DMM – BAB 57
58
O200DMM – BAB 58
59
O200DMM – BAB 59
60
O200DMM – BAB 60
61
O200DMM – BAB 61
62
O200DMM –BAB 62
63
O200DMM – BAB 63
64
O200DMM – BAB 64
65
O200DMM – BAB 65
66
O200DMM – BAB 66
67
O200DMM – BAB 67
68
O200DMM –BAB 68
69
O200DMM – BAB 69
70
O200DMM – BAB 70
71
O200DMM – BAB 71
72
O200DMM – BAB 72
73
O200DMM – BAB 73
74
O200DMM — BAB 74
75
O200DMM – BAB 75
76
O200DMM – BAB 76
77
O200DMM – BAB 77
78
O200DMM — BAB 78
79
O200DMM — BAB 79
80
O200DMM — BAB 80
81
O200DMM — BAB 81
82
O200DMM — BAB 82
83
O200DMM – BAB 83
84
O200DMM – BAB 84
85
O200DMM – BAB 85
86
O200DMM — BAB 86
87
O200DMM – BAB 87
88
O200DMM — BAB 88
89
O200DMM — BAB 89
90
O200DMM — BAB 90
91
O200DMM — BAB 91
92
O200DMM — BAB 92
93
O200DMM — BAB 93
94
O200DMM — BAB 94
95
O200DMM — BAB 95
96
O200DMM — BAB 96
97
O200DMM — BAB 97
98
O200DMM — BAB 98
99
O200DMM — BAB 99
100
O200DMM— BAB 100
101
O200DMM — BAB 101
102
O200DMM — BAB 102
103
O200DMM — BAB 103
104
O200DMM — BAB 104
105
O200DMM — BAB 105
106
O200DMM — BAB 106
107
O200DMM — BAB 107
108
O200DMM — BAB 108
109
O200DMM — BAB 109
110
O200DMM — BAB 110
111
O200DMM — BAB 111
112
O200DMM — BAB 112
113
O200DMM — BAB 113
114
O200DMM — BAB 114
115
O200DMM — BAB 115
116
O200DMM — BAB 116
117
O200DMM — BAB 117
118
O200DMM — BAB 118
119
O200DMM — BAB 119
120
O200DMM — BAB 120
121
O200DMM — BAB121
122
O200DMM — BAB 122
123
O200DMM — BAB 123
124
O200DMM — BAB 124
125
O200DMM — BAB 125
126
O200DMM — BAB 126
127
O200DMM — BAB 127
128
O200DMM — BAB 128
129
O200DMM — BAB 129
130
O200DMM — BAB 130
131
O200DMM — BAB 131
132
O200DMM — BAB 132
133
O200DMM — BAB 133
134
O200DMM — BAB 134
135
O200DMM — BAB 135
136
O200DMM — BAB 136
137
O200DMM — BAB 137
138
O200DMM — BAB 138
139
O200DMM — BAB 139
140
O200DMM — BAB 140
141
O200DMM — BAB 141
142
O200DMM — BAB 142
143
O200DMM —BAB 143
144
O200DMM — BAB 144
145
O200DMM — BAB 145
146
O200DMM — BAB 146
147
O200DMM — BAB 147
148
O200DMM — BAB 148
149
O200DMM — BAB 149
150
O200DMM — BAB 150
151
O200DMM — BAB 151
152
O200DMM — BAB 152
153
O200DMM — BAB 153
154
O200DMM — BAB 154
155
O200DMM — BAB 155
156
O200DMM — BAB 156
157
O200DMM — BAB 157
158
O200DMM — BAB 158
159
O200DMM — BAB 159
160
O200DMM — BAB 160
161
O200DMM — BAB 161
162
O20DMM — BAB 162
163
O200DMM — BAB 163
164
O200DMM — BAB 164
165
O200DMM — BAB 165
166
O200DMM — BAB 166
167
O200DMM — BAB 167
168
O200DMM — BAB 168
169
O200DMM — BAB 169
170
O200DMM — BAB 170
171
O200DMM — BAB 171
172
O200DMM — BAB 172
173
O200DMM — BAB 173
174
O200DMM — BAB 174
175
O200DMM — BAB 175
176
O200DMM — BAB 176
177
O200DMM — BAB 177
178
O200DMM — BAB 178
179
O200DMM — BAB 179
180
O200DMM — BAB 180
181
O200DMM — BAB 181
182
O200DMM — BAB 182
183
O200DMM — BAB 183
184
O200DMM — BAB 184
185
O200DMM —BAB 185
186
O20DMM — BAB 186
187
O20DMM — BAB 187
188
O20DMM — BAB 188
189
O20DMM — BAB 189
190
O20DMM — BAB 190
191
O20DMM — BAB 191
192
O20DMM — BAB 192
193
O20DMM — BAB 193
194
O20DMM — BAB 194
195
O20DMM — BAB 195
196
O200DMM — BAB 196
197
O200DMM — BAB 197
198
O200DMM — BAB 198
199
O200DMM — BAB 199
200
O200DMM — BAB 200
201
Info SEASON-2 O200DMM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!