O200DMM – BAB 02

Pertemuan yang sial

Kelopak mata Nadine yang tertutup rapat, mulai bergerak, seakan terganggu oleh cahaya matahari yang masuk dari sela jendela. Ketika wanita itu mulai membuka matanya perlahan, di ikuti oleh pergerakan April dan Dita.

“AYO KITA BERSENANG-SENANG!” sorak ketiga wanita cantik yang rupanya bangun secara bersamaan. Entahlah? Mungkin mereka sengaja bangun bersama agar terlihat kompak.

Karena tujuan utama mereka hanyalah berlibur, jadi ada baiknya mereka segera menyelesaikan liburan tersebut dan kembali ke rutinitas masing-masing di negara tempat kelahirannya.

“Aku tidak sabar melihat keindahan kota Chicago!” girang Dita mengenakan pakaian sedikit terbuka seperti orang Barat sembari memeluk tubuhnya sendiri. Sementara April mengenakan sebuah sweater rajut warna putih dan Nadine mengenakan jaket tebal warna hitam, dengan sebuah dalaman kain rajut hitam hingga ke leher dan celana jins. Rambut tergerai liar menambah kesan cantik untuk seorang Nadine Chysara.

“Aku juga akan menunjukkan foto-foto ku ke ibu panti dan anak-anak, mereka sangat ingin tahu, terutama kakak ku.” Ujar Nadine juga tak sabar mengunjungi tempat-tempat indah di kota asing yang saat ini ia pijak.

Ketika ketiga wanita tadi asik mengobrol sampai berada di lobi utama hotel. Tiba-tiba bahu kanan Nadine bertabrakan cukup keras hingga membuat tubuhnya oleng ke kanan. Berbeda dengan orang yang menabraknya, sosok pria berpawakan tinggi terus saja berjalan mendongakkan kepalanya seakan kehormatan ada di kepala sombong tersebut.

“Pria sombong dan... Aneh.” Terlihat ketidaksukaan Nadine kepada orang-orang seperti pria berwibawa tadi.

...***...

Bruak! pintu terbuka kasar, membuat dua orang pria yang ada di dalam ruangan khusus manager four season hotel sangat terkejut akan kehadiran manusia tidak sopan barusan.

Kedua pria tadi tersenyum lebar setelah tahu siapa tamu yang datang. Dia adalah Maxi, tanpa memperdulikan sekitar, Maxi mulai duduk dengan dua kaki terangkat ke atas meja tanpa sopan, sedangkan Zero (27th) selaku tangan kanannya hanya berdiri di samping bosnya duduk dan dua anak buah Maxi lainnya berada di sisi kanan dan kiri dua pria pemilik hotel saat ini.

“Saya sangat senang, seseorang seperti Anda mengunjungi hotel kami!” ujar salah satu pria berkacamata lebih tua dari Maxi dengan ramah membuka kedua tangannya menyambut sosok pria angkuh yang bahkan tidak memiliki kesopanan kepada orang yang lebih tua darinya.

Tak ingin berbelit-belit, Maxi cukup teliti memandangi seluruh ruangan di dalam sana, bahkan mata tajamnya sudah membuat dua pemilik hotel tadi seolah mengikuti perlombaan dimana Maxi adalah jurinya.

“Katakan. Apa yang kalian inginkan?” suara berat dan serak mulai mengalun. Dengan wajah gugup, sang manager hotel tadi berusaha bersikap tenang. Ternyata benar yang di katakan banyak orang-- Aura Maxi sungguh mencengkam, membuat lawan bicaranya serasa sesak dan gugup.

“Saya ingin bekerja sama dengan Crash'em Anda.” Hening beberapa saat. Ternyata ada juga orang yang berani meminta kerja sama dengan Crash'em miliknya. Maxi terseringai penuh ejekan setelah mendengarnya.

“Berapa yang akan kau keluarkan untukku hm?”

Crash'em merupakan club' terbesar di kota New York, banyak sekali pebisnis lainnya yang ingin bekerja sama dengan club' tersebut, namun itu sangat sulit menembus sang pemilik, seperti melewati ujian Militer. Maxi Ed Tommaso selaku pemilik club' tersebut, selalu menolak orang-orang yang hanya mengeluarkan uang receh untuk bisnisnya.

“Kami akan memberikan 500 juta perbulan, dan semuanya saya jamin bersih.” Sungguh percaya diri manajer hotel tadi. Dia tidak tahu, ada pebisnis lainnya yang pernah Maxi tolak hanya karena berani mengeluarkan 750 Juta perbulan. Banyangkan!

Rasanya Maxi ingin sekali menjitak kuat kepala dua pemilik hotel tadi yang tanpa malu mengatakan semua itu.

“Zero!”

“Iya tuan.”

“Beritahu mereka. Berapa harga yang harus kita terima.” Zero mengerti, segera menatap kedua pemilik hotel tadi dengan tegas.

“Kesepakatan kami sejak awal akan menerima 3 Miliar perminggu. Jika anda mau, Crash'em bersedia bekerja sama dengan kalian.” Jelas Zero. Cukup terkejut mendengar jumlah yang diminta sang Mafia itu. Atau... Banyak yang tidak mampu?

Tak bisa lagi menjawab ataupun bertanya, Maxi terseringai puas lalu berdiri malas ketika harus berdiskusi dengan pembisnis bodoh. Kaki berbalut sepatu mahal mulai berjalan ke arah jendela besar tanpa gorden. Merogoh saku celananya dan mulai menyedot sebuah cerutu bermerek. Tak peduli meski ada tanda <> sungguh, seenak jidat.

“Lupakan soal kerja sama. Katakan padaku, seorang wanita tinggal di lantai 15 dengan balkon menghadap ke arah kanan tepat di arah kamarku!”

Kedua Manager hotel tadi saling pandang, lalu menatap ke arah Maxi dengan wajah tak setuju. “Maaf tuan Maxi. Kami tidak bisa memberitahu karena itu adalah privasi tamu kami.” Oh, apakah sekarang dia pria pemilik hotel tadi marah? Itu salah besar.

Tanpa berkata, Zero sudah tahu keinginan tuannya. pria berkulit putih itu mulai menyuruh kedua anak buah Maxi untuk segera bertindak. Dan benar, dua pistol sudah berada tepat di kulit leher dua pria pemilik Four season hotel.

Tubuh kedua pria tua tadi mulai gemetar dan kedua tangan mereka terangkat menyerah. “Ka-kami akan mengatakan nya... To-tolong jangan bunuh ka-kami.”

“Fast!” balas Maxi hanya menoleh ke samping tanpa memutar tubuhnya.

Tak butuh waktu lama, salah satu Manager hotel tadi mulai mencari di komputer khususnya dan menemukan tamu tersebut hanya dalam kurun waktu 3 menit.

“Mereka wisatawan dari negara Indonesia, tiga wanita tinggal di kamar nomor 3451 di lantai 15.” Ucapnya cepat seperti di kejar hantu.

Maxi tersenyum tipis penuh arti. Dia mulai berbalik dan berjalan mendekati salah satu pria Manager yang masih duduk di hadapan komputer. Melihat dia dalam bahaya, pria tersebut langsung bersujud di kaki Maxi dan memohon pengampunan secepatnya.

Di saat pria itu masih memohon sambil menangis gemetar. Maxi mulai berjongkok membawa sebuah belati kecil di tangannya lalu menggores kulit pipi kiri sang manajer tadi. Terluka? Tentu saja, darah mulai merambat seperti air mata. Setelah melukai pipi pria tua tadi, Maxi mencengkam kera kemejanya hingga tercekik diantara kain kera tersebut.

“Lain kali jangan berbelit dengan ku.” Melepas kasar lalu pergi begitu saja, meninggalkan dua pria yang masih syok berat. Untung saja nyawa mereka masih utuh.

.

.

.

Seharian penuh tiga sekawan dari Indonesia itu menikmati momen indah bersama, karena masih ada tiga hari lagi untuk menghabiskan kebersamaan mereka, Nadine, April dan Dita setuju melanjutkan kesenangan mereka besok ketika menyadari bahwa langit mulai gelap.

“Kau juga lihat dua orang bercumbu tadi, itu sangat menjijikkan.” April bercerita kepada dua sahabatnya. Hal tersebut memang sudah wajar, tapi April benar. Itu sangat menjijikkan.

“Aku akan membeli Ayam Crispy dulu di luar. Kalian masuk saja oke.”

“Ya! Kami akan menunggumu dan kita akan mulai menonton film!” girang Dita tak sabar. Nadine mengacungkan jempolnya lalu berjalan memutar arah menuju kios ayam crispy yang sempat dia lirik.

Kebetulan kios tersebut tidak terlalu ramai, pesanan Nadine jadi lebih cepat. Saat dia mulai berbalik badan tiba-tiba seorang pria botak menabraknya, sehingga sebuah kotak kecil jatuh dari saku pria botak tadi. Nadine meraihnya mencoba memanggil pria yang sepertinya sangat sibuk sekali.

“Permisi! Anda menjatuhkan barang anda!” teriak Nadine mengangkat tangan kirinya yang tengah membawa kotak tadi sembari mencoba mengejar langkah pria itu. Betapa susahnya Nadine menerobos para pejalan kaki di sana, sampai ia berhenti di lorong gelap, dimana pria pemilik kotak tadi masuk ke dalam lorong tersebut.

Sedikit aneh, Nadine masih berada di depan lorong yang gelap dengan penerangan lampu putih tak terlalu banyak. Dia takut ketika harus menghampiri pria tadi di lorong tersebut, bahkan bulu kuduknya mulai berdiri meski pakaian Nadine cukup tertutup.

“Helo!” ia mencoba bersuara, mungkin ada seseorang yang datang atau menjawabnya.

Dengan langkah ragu Nadine masuk hingga ke dalam, namun dia berhenti saat melihat beberapa orang berada di belokan lorong. Sepertinya itu jalan buntu.

Karena diliputi rasa penasaran, Nadine dengan cepat bersembunyi di dinding belokan dan sedikit mengintip. pemandangan yang sungguh di luar pikiran wanita itu. Tangan Nadine mulai bergetar saat pria pemilik kotak tadi sudah di ikat di kursi sambil mendapat pukulan berkali-kali dari tongkat besi. Ya! Tongkat besi.

“Katakan, siapa yang menyuruhmu?” pria tampan berkulit putih dengan jas rapi memegang sebuah tongkat besi, sementara pria berkaos hitam lainnya hanya diam melihat pemandangan mengerikan tadi.

“Tidak mau menjawab?” satu pukulan mendarat keras di kepala botak yang malang tadi hingga darah muncrat kemana-mana. Nadine menutup mulutnya rapat-rapat sambil menahan tangisannya hingga matanya memerah, jantungnya berpacu cepat. Apakah dia baru saja melihat adegan penyiksaan?

“Se-seharusnya ak-aku tidak di sini.” Nafasnya tidak karuan, Nadine benar-benar ketakutan. Ia mencoba mundur dua langkah, membenturkan punggungnya ke sesuatu yang terasa keras yang di selimuti oleh kain? Dengan cepat Nadine berbalik kaget melihat adanya sosok pria tampan bermanik abu-abu, berpakaian rapi serba hitam.

“Apa yang kau lakukan?” suaranya begitu seram di telinga Nadine.

Wanita itu bertambah ngeri melihat tatapan tajam dan dingin dari seorang pria tampan misterius. Dari penampilannya Nadine sangat yakin bahwa pria di depannya adalah salah satu komplotan orang-orang jahat di sana.

Nafasnya berasa tercekat di kerongkongan.

“Ak-aku hanya ingin.. Mengembalikan b-barang.” Nadine mundur selangkah saat pria di depannya mulai mendekatinya dengan kedua alis berkerut. Ada perasaan puas dalam hati sang pria ketika melihat wajah Nadine, seolah dia mendapatkan target dengan mudah.

“Kau tahu. Seharusnya kita tidak bertemu.” Ucap pria itu sungguh membuat Nadine keringat dingin.

“Aku, aku mohon lepaskan aku. Ak-aku berjanji tidak akan memberitahu siapapun, I- I promise. Percayalah!” matanya berkaca-kaca, hidungnya juga memerah— Oh, sungguh. Nadine benar-benar ingin berlari dari sana sesegera mungkin. Hawa dingin di sana tidak bisa menutupi keringan Nadine yang terus bercucuran.

Pria bertubuh tegap dengan wajah tampan dan berkarisma itu yang ternyata adalah seorang Maxi Ed Tommaso, berjalan lebih dekat hingga Nadine mulai terjebak di tembok lorong. pria itu dapat mendengar degup jantung dari wanita malang tadi. Ia sedikit merendahkan kepalanya hingga sejajar di sisi kepala Nadine.

“Go.” Bisik Maxi. Perasaan takutnya mendorong Nadine untuk segera lari setelah mendorong jauh tubuh besar tadi darinya. Tidak peduli lagi dengan ayam crispy yang Nadine jatuhkan bersamaan dengan kotak tadi, karena yang terpenting adalah lari dari bahaya.

Maxi sendiri, terseringai licik melihat kepergian wanita penakut tadi.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

jgn Nadine yg takut .aku pun juga takut bila ada di posisi Nadine

2024-05-10

1

Femmy Femmy

Femmy Femmy

kok jahat sekali yah

2024-04-28

1

❄️ sin rui ❄️

❄️ sin rui ❄️

yg bener itu TERSERINGAI, ATAU MENYERINGAI?

2024-02-07

5

lihat semua
Episodes
1 O200DMM – BAB 01
2 O200DMM – BAB 02
3 O200DMM – BAB 03
4 O200DMM – BAB 04
5 O200DMM – BAB 05
6 O200DMM – BAB 06
7 O200DMM – BAB 07
8 O200DMM – BAB 08
9 O200DMM – BAB 09
10 O200DMM – BAB 10
11 O200DMM – BAB 11
12 O200DMM – BAB 12
13 O200DMM – BAB 13
14 O200DMM – BAB 14
15 O200DMM – BAB 15
16 O200DMM – BAB 16
17 O200DMM – BAB 17
18 O200DMM – BAB 18
19 O200DMM – BAB 19
20 O200DMM – BAB 20
21 O200DMM – BAB 21
22 O200DMM – BAB 22
23 O200DMM – BAB 23
24 O200DMM – BAB 24
25 O200DMM – BAB 25
26 O200DMM – BAB 26
27 O200DMM – BAB 27
28 O200DMM – BAB 28
29 O200DMM – BAB 29
30 O200DMM – BAB 30
31 O200DMM – BAB 31
32 O200DMM – BAB 32
33 O200DMM – BAB 33
34 O200DMM – BAB 34
35 O200DMM – BAB 35
36 O200DMM – BAB 36
37 O200DMM – BAB 37
38 O200DMM – BAB 38
39 O200DMM – BAB 39
40 O200DMM – BAB 40
41 O200DMM – BAB 41
42 O200DMM – BAB 42
43 O200DMM – BAB 43
44 O200DMM – BAB 44
45 O200DMM – BAB 45
46 O200DMM – BAB 46
47 O200DMM – BAB 47
48 O200DMM – BAB 48
49 O200DMM – BAB 49
50 O200DMM – BAB 50
51 O200DMM – BAB 51
52 O200DMM – BAB 52
53 O200DMM – BAB 53
54 O200DMM – BAB 54
55 O200DMM – BAB 55
56 O200DMM – BAB 56
57 O200DMM – BAB 57
58 O200DMM – BAB 58
59 O200DMM – BAB 59
60 O200DMM – BAB 60
61 O200DMM – BAB 61
62 O200DMM –BAB 62
63 O200DMM – BAB 63
64 O200DMM – BAB 64
65 O200DMM – BAB 65
66 O200DMM – BAB 66
67 O200DMM – BAB 67
68 O200DMM –BAB 68
69 O200DMM – BAB 69
70 O200DMM – BAB 70
71 O200DMM – BAB 71
72 O200DMM – BAB 72
73 O200DMM – BAB 73
74 O200DMM — BAB 74
75 O200DMM – BAB 75
76 O200DMM – BAB 76
77 O200DMM – BAB 77
78 O200DMM — BAB 78
79 O200DMM — BAB 79
80 O200DMM — BAB 80
81 O200DMM — BAB 81
82 O200DMM — BAB 82
83 O200DMM – BAB 83
84 O200DMM – BAB 84
85 O200DMM – BAB 85
86 O200DMM — BAB 86
87 O200DMM – BAB 87
88 O200DMM — BAB 88
89 O200DMM — BAB 89
90 O200DMM — BAB 90
91 O200DMM — BAB 91
92 O200DMM — BAB 92
93 O200DMM — BAB 93
94 O200DMM — BAB 94
95 O200DMM — BAB 95
96 O200DMM — BAB 96
97 O200DMM — BAB 97
98 O200DMM — BAB 98
99 O200DMM — BAB 99
100 O200DMM— BAB 100
101 O200DMM — BAB 101
102 O200DMM — BAB 102
103 O200DMM — BAB 103
104 O200DMM — BAB 104
105 O200DMM — BAB 105
106 O200DMM — BAB 106
107 O200DMM — BAB 107
108 O200DMM — BAB 108
109 O200DMM — BAB 109
110 O200DMM — BAB 110
111 O200DMM — BAB 111
112 O200DMM — BAB 112
113 O200DMM — BAB 113
114 O200DMM — BAB 114
115 O200DMM — BAB 115
116 O200DMM — BAB 116
117 O200DMM — BAB 117
118 O200DMM — BAB 118
119 O200DMM — BAB 119
120 O200DMM — BAB 120
121 O200DMM — BAB121
122 O200DMM — BAB 122
123 O200DMM — BAB 123
124 O200DMM — BAB 124
125 O200DMM — BAB 125
126 O200DMM — BAB 126
127 O200DMM — BAB 127
128 O200DMM — BAB 128
129 O200DMM — BAB 129
130 O200DMM — BAB 130
131 O200DMM — BAB 131
132 O200DMM — BAB 132
133 O200DMM — BAB 133
134 O200DMM — BAB 134
135 O200DMM — BAB 135
136 O200DMM — BAB 136
137 O200DMM — BAB 137
138 O200DMM — BAB 138
139 O200DMM — BAB 139
140 O200DMM — BAB 140
141 O200DMM — BAB 141
142 O200DMM — BAB 142
143 O200DMM —BAB 143
144 O200DMM — BAB 144
145 O200DMM — BAB 145
146 O200DMM — BAB 146
147 O200DMM — BAB 147
148 O200DMM — BAB 148
149 O200DMM — BAB 149
150 O200DMM — BAB 150
151 O200DMM — BAB 151
152 O200DMM — BAB 152
153 O200DMM — BAB 153
154 O200DMM — BAB 154
155 O200DMM — BAB 155
156 O200DMM — BAB 156
157 O200DMM — BAB 157
158 O200DMM — BAB 158
159 O200DMM — BAB 159
160 O200DMM — BAB 160
161 O200DMM — BAB 161
162 O20DMM — BAB 162
163 O200DMM — BAB 163
164 O200DMM — BAB 164
165 O200DMM — BAB 165
166 O200DMM — BAB 166
167 O200DMM — BAB 167
168 O200DMM — BAB 168
169 O200DMM — BAB 169
170 O200DMM — BAB 170
171 O200DMM — BAB 171
172 O200DMM — BAB 172
173 O200DMM — BAB 173
174 O200DMM — BAB 174
175 O200DMM — BAB 175
176 O200DMM — BAB 176
177 O200DMM — BAB 177
178 O200DMM — BAB 178
179 O200DMM — BAB 179
180 O200DMM — BAB 180
181 O200DMM — BAB 181
182 O200DMM — BAB 182
183 O200DMM — BAB 183
184 O200DMM — BAB 184
185 O200DMM —BAB 185
186 O20DMM — BAB 186
187 O20DMM — BAB 187
188 O20DMM — BAB 188
189 O20DMM — BAB 189
190 O20DMM — BAB 190
191 O20DMM — BAB 191
192 O20DMM — BAB 192
193 O20DMM — BAB 193
194 O20DMM — BAB 194
195 O20DMM — BAB 195
196 O200DMM — BAB 196
197 O200DMM — BAB 197
198 O200DMM — BAB 198
199 O200DMM — BAB 199
200 O200DMM — BAB 200
201 Info SEASON-2 O200DMM
Episodes

Updated 201 Episodes

1
O200DMM – BAB 01
2
O200DMM – BAB 02
3
O200DMM – BAB 03
4
O200DMM – BAB 04
5
O200DMM – BAB 05
6
O200DMM – BAB 06
7
O200DMM – BAB 07
8
O200DMM – BAB 08
9
O200DMM – BAB 09
10
O200DMM – BAB 10
11
O200DMM – BAB 11
12
O200DMM – BAB 12
13
O200DMM – BAB 13
14
O200DMM – BAB 14
15
O200DMM – BAB 15
16
O200DMM – BAB 16
17
O200DMM – BAB 17
18
O200DMM – BAB 18
19
O200DMM – BAB 19
20
O200DMM – BAB 20
21
O200DMM – BAB 21
22
O200DMM – BAB 22
23
O200DMM – BAB 23
24
O200DMM – BAB 24
25
O200DMM – BAB 25
26
O200DMM – BAB 26
27
O200DMM – BAB 27
28
O200DMM – BAB 28
29
O200DMM – BAB 29
30
O200DMM – BAB 30
31
O200DMM – BAB 31
32
O200DMM – BAB 32
33
O200DMM – BAB 33
34
O200DMM – BAB 34
35
O200DMM – BAB 35
36
O200DMM – BAB 36
37
O200DMM – BAB 37
38
O200DMM – BAB 38
39
O200DMM – BAB 39
40
O200DMM – BAB 40
41
O200DMM – BAB 41
42
O200DMM – BAB 42
43
O200DMM – BAB 43
44
O200DMM – BAB 44
45
O200DMM – BAB 45
46
O200DMM – BAB 46
47
O200DMM – BAB 47
48
O200DMM – BAB 48
49
O200DMM – BAB 49
50
O200DMM – BAB 50
51
O200DMM – BAB 51
52
O200DMM – BAB 52
53
O200DMM – BAB 53
54
O200DMM – BAB 54
55
O200DMM – BAB 55
56
O200DMM – BAB 56
57
O200DMM – BAB 57
58
O200DMM – BAB 58
59
O200DMM – BAB 59
60
O200DMM – BAB 60
61
O200DMM – BAB 61
62
O200DMM –BAB 62
63
O200DMM – BAB 63
64
O200DMM – BAB 64
65
O200DMM – BAB 65
66
O200DMM – BAB 66
67
O200DMM – BAB 67
68
O200DMM –BAB 68
69
O200DMM – BAB 69
70
O200DMM – BAB 70
71
O200DMM – BAB 71
72
O200DMM – BAB 72
73
O200DMM – BAB 73
74
O200DMM — BAB 74
75
O200DMM – BAB 75
76
O200DMM – BAB 76
77
O200DMM – BAB 77
78
O200DMM — BAB 78
79
O200DMM — BAB 79
80
O200DMM — BAB 80
81
O200DMM — BAB 81
82
O200DMM — BAB 82
83
O200DMM – BAB 83
84
O200DMM – BAB 84
85
O200DMM – BAB 85
86
O200DMM — BAB 86
87
O200DMM – BAB 87
88
O200DMM — BAB 88
89
O200DMM — BAB 89
90
O200DMM — BAB 90
91
O200DMM — BAB 91
92
O200DMM — BAB 92
93
O200DMM — BAB 93
94
O200DMM — BAB 94
95
O200DMM — BAB 95
96
O200DMM — BAB 96
97
O200DMM — BAB 97
98
O200DMM — BAB 98
99
O200DMM — BAB 99
100
O200DMM— BAB 100
101
O200DMM — BAB 101
102
O200DMM — BAB 102
103
O200DMM — BAB 103
104
O200DMM — BAB 104
105
O200DMM — BAB 105
106
O200DMM — BAB 106
107
O200DMM — BAB 107
108
O200DMM — BAB 108
109
O200DMM — BAB 109
110
O200DMM — BAB 110
111
O200DMM — BAB 111
112
O200DMM — BAB 112
113
O200DMM — BAB 113
114
O200DMM — BAB 114
115
O200DMM — BAB 115
116
O200DMM — BAB 116
117
O200DMM — BAB 117
118
O200DMM — BAB 118
119
O200DMM — BAB 119
120
O200DMM — BAB 120
121
O200DMM — BAB121
122
O200DMM — BAB 122
123
O200DMM — BAB 123
124
O200DMM — BAB 124
125
O200DMM — BAB 125
126
O200DMM — BAB 126
127
O200DMM — BAB 127
128
O200DMM — BAB 128
129
O200DMM — BAB 129
130
O200DMM — BAB 130
131
O200DMM — BAB 131
132
O200DMM — BAB 132
133
O200DMM — BAB 133
134
O200DMM — BAB 134
135
O200DMM — BAB 135
136
O200DMM — BAB 136
137
O200DMM — BAB 137
138
O200DMM — BAB 138
139
O200DMM — BAB 139
140
O200DMM — BAB 140
141
O200DMM — BAB 141
142
O200DMM — BAB 142
143
O200DMM —BAB 143
144
O200DMM — BAB 144
145
O200DMM — BAB 145
146
O200DMM — BAB 146
147
O200DMM — BAB 147
148
O200DMM — BAB 148
149
O200DMM — BAB 149
150
O200DMM — BAB 150
151
O200DMM — BAB 151
152
O200DMM — BAB 152
153
O200DMM — BAB 153
154
O200DMM — BAB 154
155
O200DMM — BAB 155
156
O200DMM — BAB 156
157
O200DMM — BAB 157
158
O200DMM — BAB 158
159
O200DMM — BAB 159
160
O200DMM — BAB 160
161
O200DMM — BAB 161
162
O20DMM — BAB 162
163
O200DMM — BAB 163
164
O200DMM — BAB 164
165
O200DMM — BAB 165
166
O200DMM — BAB 166
167
O200DMM — BAB 167
168
O200DMM — BAB 168
169
O200DMM — BAB 169
170
O200DMM — BAB 170
171
O200DMM — BAB 171
172
O200DMM — BAB 172
173
O200DMM — BAB 173
174
O200DMM — BAB 174
175
O200DMM — BAB 175
176
O200DMM — BAB 176
177
O200DMM — BAB 177
178
O200DMM — BAB 178
179
O200DMM — BAB 179
180
O200DMM — BAB 180
181
O200DMM — BAB 181
182
O200DMM — BAB 182
183
O200DMM — BAB 183
184
O200DMM — BAB 184
185
O200DMM —BAB 185
186
O20DMM — BAB 186
187
O20DMM — BAB 187
188
O20DMM — BAB 188
189
O20DMM — BAB 189
190
O20DMM — BAB 190
191
O20DMM — BAB 191
192
O20DMM — BAB 192
193
O20DMM — BAB 193
194
O20DMM — BAB 194
195
O20DMM — BAB 195
196
O200DMM — BAB 196
197
O200DMM — BAB 197
198
O200DMM — BAB 198
199
O200DMM — BAB 199
200
O200DMM — BAB 200
201
Info SEASON-2 O200DMM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!