Manda membuka matanya secara perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah Nanda yang dengan setia menggenggam erat tangannya.
"Bagaimana perasaan anda nona?" Tanya dokter Mira
"Jauh lebih tenang, mesti masih terasa pusing dan,,,, sakit" jawab Manda lirih
"Tidak apa-apa nona, itu sudah cukup bagus, kita lewati semua ini secara perlahan" ucap dokter Mira
"Baik dokter" ucap Manda
"Nona jangan putus semangat ya, nona harus kuat demi bayi nona" ucap dokter Mira
"Pasti dokter, terimakasih" ucap Manda
Setelah selesai terapi, Nanda mengajak Manda makan siang. Terapi berjalan sekitar 3 jam tapi rasanya sangat lama bagi Manda. Ditarik ke alam bawah sadarnya dan dipaksa berdamai dan terbiasa dengan traumanya.
"Nan" panggil Manda
"Hmm" Nanda menoleh sekilas lalu kembali fokus menyetir
"Kira-kira gue bisa sembuh ngga ya?" Tanya Manda
"Ya bisa Nda, cuma masalah waktu aja" jawab Nanda
"Tapi gue takut ngga bisa sembuh" ucap Manda
"Kenapa mikir gitu?" Tanya Nanda
"Habisnya gue ngga sembuh-sembuh" jawab Manda
"Baru juga terapi sekali" ucap Nanda
"Iya sama aja Nan, ngga ngaruh" ucap Manda
"Semua butuh proses, ngga ada yang instan didunia ini Nda" ucap Manda
"Iya gue juga tau,, tapi,,,,"
"Udah ngga usah mikir aneh-aneh, lo bisa sembuh kok, lo harus terus berpikir positif demi menjaga kandungan lo" ucap Nanda memotong ucapan Manda
Manda tidak bisa menjawab lagi, ia tau kalau Nanda tidak ingin terjadi sesuatu padanya ataupun pada kandungannya saat ia terus memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.
Sesuai jadwal, Manda melakukan terapi 1 minggu sekali karena mengingat kondisi Manda yang sedang hamil, tidak mau mengambil resiko untuk menekan Manda agar berdamai dengan traumanya karena itu bisa saja berpengaruh pada janinnya. Walaupun lama,, tapi Manda menjalaninya dengan santai, apalagi saat Nanda selalu menemaninya dan Amee selalu mensupportnya setelah Amee tau apa yang dialami sahabatnya itu.
Hari ini, Manda pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kandungannya yang sudah memasuki 4 bulan.
"Bayinya sehat, tidak cacat dan tidak kurang apapun" ucap dokter yang memeriksanya
"Kalau boleh tau, apa jenis kelaminnya dok?" Tanya Nanda
"Jenis kelaminnya masih belum diketahui, sepertinya bayinya mau main rahasia-rahasiaan" ucap dokter itu yang diakhiri kekehan
"Apapun jenis kelaminnya yang penting sehat" ucap Manda yang dibalas anggukan setuju oleh Nanda
"Bayinya sudah mulai aktif ya bu, sudah bisa diajak bicara" ucap dokter
Manda menatap bayinya dari layar monitor. Manda masih tidak percaya kalau dia bisa hamil dalam usia semuda ini. Apalagi ayah biologis bayinya yang tidak ia ketahui, ada rasa sakit dihatinya saat mengingat fakta itu.
Saat pulang dari rumah sakit, lagi dan lagi hujan deras turun yang mengakibatkan Manda ketakutan. Nanda membawa Manda duduk dipangkuannya, meminta Manda untuk memeluknya erat.
"Gue takut Nan" ucap Manda yang menyembunyikan wajahnya didada bidang milik Nanda
"Ada gue disini" ucap Nanda dengan tangan satu yang mengelus punggung Manda dan satunya lagi sibuk menyetir
"Kapan trauma ini hilang Nan, gue ngga bisa gini terus" ucap Manda yang susah payah menahan isakan tangisnya
"Sabar Nda, gue yakin lo akan sembuh secepatnya" ucap Nanda senantiasa menenangkannya
"Gue takut" ucap Manda semakin mengeratkan pelukannya
Melihat kondisi Manda yang memprihatinkan, Nanda berinisiatif untuk menyalakan musik radio dengan volume full sehingga Manda tidak bisa lagi mendengar suara derasnya hujan. Dan cara itu berhasil, tubuh Manda tidak lagi gemetar dan lama kelamaan Manda tertidur diatas pangkuan Nanda.
Keesokan harinya, kampus dihebohkan dengan kedatangan seorang CEO muda yang tampan tak manusiawi.
"Aku dengar dia masih kuliah semester 2, hanya saja dia sangat jenius dan itulah yang menyebabkan ayahnya mempercayainya untuk menjadi CEO" ucap salah satu mahasiswi
"Wah keren, aku ingin menjadi pacarnya, oh tidak, aku mau jadi istrinya" ucap yang lain menimpali
"Oh my god, so handsome" (ya tuhan, tampan sekali)
"Future husband" (calon suami)
"My love" (cintaku)
"Very handsome" (sangat tampan)
"I Love you" (aku mencintaimu)
Kira-kira begitulah teriakan kaum hawa saat melihat muka tampan rupawan sang CEO.
"Lihatlah mereka, seperti tidak pernah melihat orang tampan saja" ucap Amee
"Memangnya menurutmu,, dia tidak tampan?" Tanya Manda
"Aku akui kalau dia sangat tampan, tapi tuhan kita beda, dan ucapanku benar kok, kalau dia bukan satu-satunya orang tampan disini" jawab Amee
"Memangnya apa agamanya?" Tanya Manda
"Astaga kau ini,, lihatlah kalungnya" jawab Amee ketus
"Oh salib" gumam Manda
"Kenapa? Kau suka?" Tanya Amee
"Iya aku menyukainya" jawab Manda Santainya
"Really?" Tanya Amee terkejut dengan jawaban yang Manda berikan
"Suka, bukan cinta" ucap Manda yang menekankan kata suka dan cinta
"Oh aku kira kau juga mencintainya" ucap Amee
"Bukankah itu dilarang?" Tanya Manda dengan polosnya
"Allah tidak melarang kita untuk menyukai seseorang yang beda agama Manda, Allah hanya melarang kita tidak keluar dari agamanya hanya demi cinta" jawab Amee Yang dibalas anggukan polos oleh Manda
"Oh begitu, maaf, agamaku masih minim" ucap Manda
"Tidak apa, kau bisa belajar lebih dalam" ucap Amee
Manda mengangguk. Tak lama kemudian muncul pengumuman yang mengharuskan semua mahasiswa dan mahasiswi untuk berkumpul di aula. Manda dan Amee segera menuju aula kampus.
Dalam aula
"Aku dengar, CEO itu mau menyampaikan perihal festival minggu depan"
"Oh ya?"
"Iya"
Begitulah ucapan mahasiswi yang Manda dengar saat sampai di aula. Sesaat kemudian, semua orang terdiam saat kepala kampus dan CEO itu masuk ke dalam aula.
"Selamat siang semuanya" ucap pak Kevin selagi kepala kampus sekaligus dosen
"Siang pak" jawab mereka semua
"Hari ini kita kedatangan tamu spesial, silahkan tuan" ucap pak Kevin mempersilahkan sang CEO maju
"Siang semua, perkenalkan nama saya Arkan Alaxarryyan Pratama, CEO dari perusahaan Alaxarryyan's group. Tujuan saya kesini karena saya ingin menyampaikan kalau minggu depan akan ada festival taunan dikota kita, saya berharap kalian semua bisa ikut berpartisipasi dalam festival ini, mungkin ada yang mau ditanyakan?" ucap Arkan
"Maaf tuan, tema-nya apa?" Tanya Amee
"Tema-nya bebas, kalian yang menentukan" Jawab Arkan
"Bagaimana dengan mahasiswi yang hamil?" Tanya salah satu mahasiswi yang kebetulan lagi hamil juga
"Untuk hal itu saya bisa memakluminya dan tidak memaksa" jawab Arkan
"Tuan Arkan, apa anda masih single?" Tanya salah satu mahasiswi
"Saya tidak mau menjawab hal pribadi, kalau tidak ada yang ditanya lagi, saya permisi" ucap Arkan lalu pergi meninggalkan aula
Saat mau meninggalkan kampus itu, tiba-tiba hujan deras yang mengakibatkan Arkan harus menunggu dikampus. Sementara Manda, ia merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya. Manda terus berjalan sempoyongan mencari Nanda atau siapapun untuk dimintai pertolongan, namun nihil. Saat hendak menaiki tangga, Manda tidak bisa menahan bobot tubuhnya hingga dia hampir terjungkal ke belakang kalau saja tidak ada yang menahannya.
"Mama,,, papa,,, sakit" lirih Manda dengan mata terpejam
"Apa kau baik-baik saja nona?" Tanya orang yang menolong Manda menggunakan bahasa Indonesia karena Manda juga berbicara dengan bahasa itu
"T-tolong" lirih Manda
"Saya akan bawa anda ke ruang UKK (Unit Kesehatan Kampus), bertahanlah" ucap orang itu
Menggendong Manda ala-ala bridal style dan membawanya ke UKK. Ada yang bisa nebak yang nolongin Manda siapa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments