Wina belum bisa menerima keputusan dari David. Wina masih belum percaya kalau David begitu saja memutuskan hubungan yang sudah mereka jalani selama 10 tahun lamanya. Suka dan duka mereka lalui bersama. Bahkan Wina selalu ikut andil dalam masalah perusahaan yang di bangun oleh David. Karena orang tua Wina memiliki perusahaan yang sama dengan perusahaan David. Tanpa sepengetahuan David dan keluarganya, Wina pun memberanikan dirinya untuk pergi menyusul David ke Sydney.
Wina pun meminta ijin untuk beberapa hari tidak masuk kuliah dan bekerja. Wina terpaksa harus berbohong demi harus menyelesaikan masalahnya dengan David.
Perjalanan dari kota J ke Sydney memakan waktu 7 jam 7 menit. Di perjalanan, Wina terus saja menangis.
" Kamu punya masalah apa? saya perhatikan dari tadi kamu menangis terus! "tanya seorang pria yang berada di samping nya.
Wina terdiam sejenak. Air matanya masih saja membasahi pipinya. Pria yang duduk di sebelah nya menyodorkan sebuah sapu tangan.
" Pakailah, masih bersih kok, mungkin ini bisa membersihkan air mata mu yang dari tadi mengalir terus! " ucap pria itu pada Wina sambil memberikan sapu tangan miliknya.
Wina hanya menggelengkan kepalanya.
" Makasih! " ucap Wina sambil mengusap air matanya dengan kedua tangannya.
" Kamu jangan takut, saya bebas kok dari penyakit menular! "
Wina kembali menangis.
" Kamu lagi putus cinta ya? wanita kalau terus - terusan menangis, biasanya lagi putus cinta. Cinta itu jangan di tangisi, jangan mau bodoh karena cinta. Kalau dia uda ga sayang kamu lagi, ya uda lepasin aja, simple kan? gitu aja kok repot. Cari yang lain, pria bukan hanya dia saja di dunia ini! "
" Kamu bisa diam ga sih?"
" Ia... ia... ia.. saya diam sekarang. Tuh lihat, air mata kamu mengalir terus, sayang tahu air matanya ! Nihhh.... kamu seka air mata kamu! "
Mau tak mau Wina pun menerima sapu tangan pria itu. Lalu ia membersihkan wajahnya. Karena sedari tadi menangis, rongga hidungnya pun tersumbat, ia pun mengeluarkan cairan - cairan dari dalam rongga hidungnya.
" Astaga, banyak sekali ingus mu! kalau di kumpulkan mungkin sudah 1 liter, bener ga ? hahahaha....! " ledek pria itu.
Wina hanya diam saja.
" Ini sapu tangan mu, terimakasih! " Wina mengembalikan sapu tangan yang sudah di penuhi cairan lendir.
" Uhhhh, kamu jorok sekali! " ucap pria itu.
Tak terasa waktu pun berlalu. Wina tiba di bandara Kingsford Smith Sydney. Bandaranya cukup besar dan bersih. Wina mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi David. Lagi - lagi nomor nya tidak aktif.
Wina mencoba mendatangi kantor David. Dari bandara ke kantor nya hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Dengan sangat buru - buru, Wina pun segera pergi.
Perasaannya bercampur aduk. Ingin rasanya ia marah sekali pada David. Wina pun tiba di kantor yang sangat besar itu. Kantor dengan bangunan yang super megah. Wina langsung memasuki gedung itu. Ia langsung menemui David. Ia tak perduli dengan orang - orang yang berada di gedung itu.
Di depan ruangan David, Wina mencoba menahan air matanya. Perlahan ia membuka pintu itu, dan " kreeeeeekkkkk...." kedua mata Wina mencoba mencari dimana keberadaan David.
Diam - diam Wina masuk ke dalam ruangan yang sangat besar itu. Ia terus mencari keberadaan David.
" Masssss.... mas David! "
Tidak ada jawaban.
" Kemana mas David? " Wina kembali mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi David. Lagi - lagi nomor David tidak aktif.
" Kemana mas David? apa sebenarnya yang terjadi sama mas David? "
Tiba - tiba saja, Wina mendengar suara tawa. Ia mencari - cari dari mana datangnya suara tawa itu. Perlahan Wina mendekati sebuah ruangan. Ya, dari sanalah tawa itu berada.
Perlahan Wina membuka pintu itu. " kreeeeeekkkk.....! " pintu pun terbuka. Wina pun melihat sosok David sedang menerima telpon dari seseorang. Sepertinya pembicaraan mereka sangat serius, hingga David tidak mengetahui, kalau Wina berada dibelakangnya.
Wina hanya diam berdiri mematung. Ia mendengarkan semua pembicaraan David. Sepertinya orang yang di sebrang sana adalah seorang wanita. David sangat berhati - hati sekali dalam mengungkapkan kata - katanya. Air mata nya pun kembali membasahi pipinya. Dengan sabarnya Wina menunggu sampai David selesai berbicara. Sudah lebih 1 jam David bercerita. Dan akhirnya pembicaraan mereka pun selesai.
David kembali bekerja. Ia membuka laptopnya dan mulai mengetik kata demi kata.
" Nadine....! " ucap David pelan, ia tersenyum. David kembali mengingat pembicaraan mereka tadi sambil tersenyum.
" Siapa Nadine, mas? "
Mendengar nada suara dari arah belakang tubuhnya , David segera menoleh dan ia sangat terkejut melihat kalau Wina ada di ruangannya.
" Winaaaaaa???? "
" Kenapa? "
" Kamu? kamu kapan ada disini? kamu ngapain ke sini? "
Wina tersenyum manis pada David.
" Mas David kaget ya kalau aku ada disini? "
" Ya kaget lah, kenapa kamu ga bilang - bilang kalau kamu mau datang ke Sydney ? "
" Harus melapor dulu, gitu? "
" Ia dong sayang, kalau kamu kasih tahu, aku kan bisa jemput kamu di bandara. "
" Basi, mas! "
" Kok basi? "
Wina langsung duduk tanpa di suruh duduk oleh David. Wina adalah wanita yang gampang sekali menangis. Belum saja ke topik permasalahan, Wina sudah menangis terlebih dahulu.
" Wina, kamu kenapa? "
" Masih nanya aku kenapa? emang mas ga tahu, apa yang kemaren mas katakan? "
" Putus..., ya putus sama kamu! "
" Alasannya hanya karena mas David sibuk , terus mas David langsung main putusin aja, gitu? "
David hanya menganggukan kepalanya.
" Alasan mas itu ga jelas , alasan yang ga masuk akal, alasan yang dibuat - buat. Terus terang aja sama aku mas, kalau mas David uda bosan sama aku, ya kan? "
" Bukan gitu. Aku itu sayang banget sama kamu, kamu itu segalanya buat aku. "
" Terus kenapa main putus segala, di telpon juga ga aktif, di chat juga ga dibalas. Mau mas David itu apa ??? "
David terdiam. Lalu ia mendekati Wina.
" Win, kamu tahu kan kalau jarak kita itu tidak memungkinkan untuk selalu bisa bersama, apalagi sekarang kamu lagi sibuk nyusun kripsi mu, kamu perlu fokus karena kuliah mu, sebentar lagi kamu akan jadi dokter, kamu ga mau kan, kalau cita - cita kamu itu putus di tengah jalan? kamu fokus dulu dengan kuliah mu. Mas janji, kalau kamu lulus tahun ini, mas akan lamar kamu! "
" Harus putus ya?"
" Ia maaf, kalau mas kemaren bilang putus. Gimana kata - katanya ya? hhmmmm..... rehat aja dulu untuk sementara, gimana? pas kan? "
Wina kembali menangis.
" Jangan nangis dong, senyum! baiklah, kita ga jadi putus. Kita sambung lagi hubungan ini asal kamu ga nangis! "
Wina terus saja menangis.
" Kalau kamu nangis terus, ya uda kita putus! " ancam David.
Wina menghentikan tangisnya.
" Gitu dong, masa calon dokter cengeng, hahahaha....! "
" Jadi kita ga jadi putus? "
" Ga sayang, kita lanjut terus hubungan ini sampai kakek nenek, heheheh.....! "
Wina pun tersenyum.
" Mas, kenapa nomor kamu ga aktif lagi? "
" Oh ya, maaf ya, nomor aku lagi bermasalah. Sini ponsel mu! "
" Bohong, mas David bohong! "
" Astagaaa, bohong apa? "
" Mana mungkin nomor ponsel seorang David pengusaha kaya bisa bermasalah, yang ada nomor aku uda diblokir sama mas, ya kan? "
" Jangan fitnah, ga bagus! "
Wina dan David pun saling diam. David kembali mengerjakan tugasnya. Sementara Wina sangat kelelahan. Ia pun tertidur di ruangan David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments