Sesampainya di restoran tempatku bekerja, aku langsung di sambut dengan tatapan sinis para seniorku. "Gita kamu dipanggil bapak Bagas" ujar Mita salah satu dari seniorku yang cukup baik denganku.
"iya kak" balasku kepada Mita yang terlihat sedang sibuk kesana kemari mengantar pesanan pelanggan.
Pikirku sudah kacau, pasti aku bakalan dipecat kali ini karena memang sering terlambat. Aku berjalan menuju ruangan Bapak Bagas dia adalah manager dari restoran tempatku bekerja saat ini.
Tok..tok..
Aku sambil merapikan bajuku yang tampak sedikit berantakan. Sambil menunggu Pak Bagas membuka pintu. Tapi tak ada jawaban, aku menarik nafas mencoba menenangkan diri dan mengetuk pintunya kembali.
"Masuk" ujar sang pemilik ruangan.
Aku membuka pintu ruangan tersebut, disana terlihat Pak Bagas yang tampak sibuk mengetik di komputernya. Aku terdiam tak berkata apa-apa. Firasatku buruk sekarang.
Menepuk meja dengan keras "Gita, saya kan sudah kasih kamu peringatan kenapa kamu malah makin menjadi-jadi sih" Protes Pak Bagas sambil menatapku dengan amarah.
Aku hanya menundukkan wajahku, rasanya sangat takut sekali didalam ruangan bak sarang macan ini. "maaf pak, tadi malam saya baru dapat kabar duka jadi paginya saya bangun kesiangan" ujarku menjelaskan kepada Pak Bagas, mungkin saja dengan alasanku ini beliau akan memaklumi.
" Karena kamu termasuk baik dalam melayani pelanggan, jadi saya percaya kamu tidak akan mengulanginya lagi. Sekali lagi kamu terlambat saya gak akan kasih kamu kesempatan"
"Makasih Pak" aku sangat lega dengan jawaban Pak Bagas. Aku segera berjalan keluar dari ruangan Pak Bagas.
"Tapi ada satu syarat" balasnya sambil berjalan kearah ku dan menghalangi pintu keluar.
Tubuh kami sangat dekat, seketika aku langsung mendorong tubuh Pak Bagas. " pak jangan begitu" ujarku sambil memegang knock pintu agar bisa langsung pergi meninggalkannya.
"Okay, kalau kamu menolak saya akan langsung memecat kamu Gita" ujarnya sambil mendudukan bokongnya di kursi.
Aku menarik nafas, melepaskan genggaman tanganku di knock pintu itu. Badanku mulai gemetar ketakutan karena terjebak disini dan pasti akan sulit untuk keluar. " apa mau Bapak" tanyaku kepada Pak Bagas yang sedang menyalakan rokoknya.
"Kamu jadi asistenku, gampang kerjaan kamu cuma melayani aku dan mengikuti semua kegiatanku" sambil tersenyum Bagas mengatakannya. Aku malah semakin merinding melihat senyumannya yang menurutku siap untuk menerkam mangsanya.
aku menggelengkan kepala "tidak Pak, maaf tidak bisa, kerjaan saya kan pelayan restoran bukan melayani Bapak"
"sudah-sudah, kamu pikirkan nanti saja. Saya tunggu jawaban kamu besok, cepat keluar sana" ujarnya sambil menujuk kearah pintu keluar.
Jantungku tiada hentinya berdetak dengan cepat karena saking takutnya dengan manager mesum itu. Ingin rasanya berhenti dari pekerjaan ini tapi aku masih bingung harus bekerja dimana lagi.
......................
Sore hari tiba, sepulang kerja aku memilih berjalan kaki untuk mengirit ongkos transportasi. Aku harus giat menabung untuk bisa pergi ke luar kota mendatangi ayah dan ibuku, walau mereka belum ditemukan aku masih yakin jika mereka akan selamat.
Mungkin hanya aku yang percaya keajaiban. hari mulai gelap terasa sangat lelah hari ini, tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan mobilnya di dekatku.
"Gita, ayo naik" ujar Denis sambil melambaikan tangannya.
"gak usah mas, aku jalan kaki aja sebentar lagi juga udah mau sampai"
Denis terlihat membuka pintu mobilnya dan berjalan dibelakangku. "kok mobilnya ditinggal" tanyaku kepada Denis yang tampak mengekor dibelakangku.
"aku mau nemenin kamu aja, kalau aja ada yang niat jahat sama kamu. pamali cewek jalan sendirian sore-sore seperti ini" ujarnya sambil mengejar langkahku untuk berjalan bersamaan disampingku.
"Gak usah gitu lah mas. Aku gak papa kok jalan sendirian. Itu udah keliatan kosan aku" sambil menunjuk kearah kosan.
"iya udah. Hati-hati aku liatin kamu dari sini sampai di kosan" ujarnya sambil menghentikan langkahnya.
Akupun juga berhenti berjalan. aku tersenyum kearah Denis. menurutku perhatian kecilnya itu yang mampu membuat seseorang pasti merasa disayang.
Sesampainya di kosan aku langsung merebahkan diriku dikasur ternyamanku. Hari ini pikiranku sangat kacau memikirkan pekerjaan, uang dan ayah ibu yang masih belum jelas informasinya.
Aku bingung harus mencari kemana mereka berdua. Sempat berfikir untuk ikut serta dalam pencarian tapi masalah biaya untuk datang kesana pun aku tidak bisa.
...----------------...
Dunia mimpi
Tahun 1999
air mataku menetes, yang membuatku terbangun dari tidurku. aku sangat terkejut saat mendapati tubuhku berada didalam ruang kelas, aku tertidur saat pelajaran dimulai. "Apalagi ini kenapa aku ada disini lagi sih" gumamku dalam hati.
Aku melihat sampul buku berwarna merah muda yang terletak di mejaku. Tertulis nama yang berbeda dengan namaku "Gita Lestari" , aku tersenyum melihat nama itu. Ku buka buku pelajaran tersebut aku sangat terkejut melihat tanggal yang tertera dibuku tersebut "12 september 1999" . seketika aku menoleh kekanan dan kekiri melihat murid-murid yang menurutku memang penampilannya sangat jadul.
jam istirahat tiba.. "Gita kok kamu diem aja sih" ujar salah satu siswi yang tak bisa aku pikirkan namanya.
"ngurusin hidup orang aja sih kamu, terserah Gita lah" balas Layla sambil menarik tanganku mengajakku keluar kelas.
saat hendak keluar kelas aku tidak sengaja menyenggol salah satu lelaki di depan pintu kelas.
"maaf gak sengaja" ucapku kepada lelaki tersebut, tapi Ia hanya terdiam dan mengacuhkanku.
aku masih menatapnya sampai Ia masuk kedalam kelas, "la sebentar, itu dia siapa" sambil menunjuk kearah kelas lelaki tersebut.
"yang mana Git, gak ada siapa-siapa" sambil menengok kearah kelas tersebut.
"udah masuk kelas la"
" orang udah masuk gimana mau tau siapa orangnya" Layla pergi meninggalkanku.
Aku yang masih penasaran mencoba masuk kedalam kelas tersebut. Didalam kelas yang lumayan sepi dia duduk sendiri sambil membaca buku, sepertinya buku novel. "Gita kamu mau masuk? " ucap salah satu murid kelas tersebut.
Aku mengguk pelan, Akupun digandeng masuk kelas oleh gadis tersebut.
"aku tau Git, kamu kesini mau liatin Daniel kan" ucapnya sambil berbisik ditelingaku.
aku menaikkan alisku menatapnya bingung, kenapa Ia berkata seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments